Home , , , , , , � Ungkap Tuntas Alasan Intervensi Barat di Iran

Ungkap Tuntas Alasan Intervensi Barat di Iran



Iran adalah sebuah negara besar dan berpengaruh di kawasan Timur Tengah dan ‎Teluk Persia. Adanya sistem republik Islam di Iran yang menginginkan ‎kemerdekaan, kebebasan dan menghadapi hegemoni kekuatan-kekuatan ‎imperialis sangat bertentangan dengan kepentingan negara-negara Barat. Itulah ‎mengapa negara-negara ini menilai Republik Islam Iran sebagai musuhnya dan ‎berusaha dengan segala cara agar Iran senantiasa menghadapi beragam masalah.‎

Satu dari masalah yang selama beberapa bulan ini yang mendapat perhatian ‎khusus pemerintah dan media Barat adalah kerusuhan pasca pemilu presiden ‎bulan Juni lalu. Pasca pemilu yang dihadiri jutaan rakyat Iran, sebagian kandidat ‎yang kalah dalam pemilu mengklaim telah terjadi kecurangan dalam pemilu. Sejak ‎saat itu, pemerintah dan media Barat menyambut baik terjadinya perselisihan itu ‎dan berusaha membuat masalah ini menjadi sangat komplek.‎

Barat dengan memanfaatkan pelbagai cara dan trik berusaha keras agar peristiwa ‎baru-baru ini yang terjadi di Iran dapat menguntungkan mereka. Para pejabat ‎negara-negara Barat, khususnya Amerika, Inggris dan Perancis mengeluarkan ‎sejumlah pernyataan dan melakukan wawancara untuk mengintervensi urusan ‎dalam negeri Iran dengan alasan membela hak asasi manusia dan demokrasi. ‎Intervensi ini tentu saja dengan tujuan memprovokasi sebagian anasir dalam negeri ‎yang tidak waspada agar tetap melanjutkan aksi protesnya.‎

Namun aksi protes ini perlahan-lahan padam, ketika Pemimpin Besar Revolusi ‎Islam Iran atau Rahbar Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei bersikap tegas. ‎Beliau meminta pihak-pihak yang mengklaim adanya kecurangan agar ‎mengadukannya lewat jalur hukum. Ternyata memang benar klaim kecurangan itu ‎hanya alasan saja, setelah aksi-aksi protes ini mulai berkembang menistakan ‎kepercayaan masyarakat dan negara serta melakukan perusakan harta milik ‎masyarakat dan pemerintah.‎

kasus jacko dan Neda...pengalihan opini publik internasional....
Hal ini dapat disaksikan dalam peristiwa 27 Desember lalu yang bertepatan dengan ‎hari Asyura. Hari di mana Imam Husein as, cucu Rasulullah saw dan para ‎sahabatnya dibantai oleh tentara Yazid. Pada hari itu sejumlah pengunjuk rasa ‎melakukan kerusuhan dan menistakan hari suci ini yang kontan memunculkan ‎kemarahan dan reaksi masyarakat.‎

Barack Obama, Presiden Amerika langsung mendukung aksi kerusuhan ini dan ‎mengecam pemerintah Iran dengan alasan mengontrol para perusuh. Para pejabat ‎Inggris, Perancis dan sebagian negara-negara Barat lainnya turut mendukung para ‎penista kesucian Islam di Iran. Namun beberapa hari kemudian jutaan warga Iran ‎melakukan pawai akbar mengutuk aksi para perusuh yang menistakan kesucian ‎agama dan negara. Berbeda dengan aksi kerusuhan yang diliput secara serius, ‎pawai akbar jutaan rakyat Iran tidak mendapat tempat di media-media Barat.‎

Para pejabat dan media Barat memang keterlaluan. Mereka begitu proaktif ‎menyoal demokrasi dan kondisi HAM di Iran, sementara di kebanyakan negara-‎negara Timur Tengah tidak menyelenggarakan demokrasi atau dilakukan dengan ‎banyak aturan. Sebenarnya mudah memahami standar ganda ini. Tidak lain ‎dikarenakan negara-negara ini sejalan dengan politik Barat. Kesesuaian ini yang ‎membuat Barat tidak banyak mengritik mereka. Sekaitan dengan ini, Fahmi ‎Huwaidi, penulis terkenal Mesir menulis, "Mengapa para pendukung demokrasi di ‎Barat menutup mata terhadap sejumlah negara Arab yang menumpas kelompok ‎oposisi. Ini contoh gamblang dari standar ganda para pendukung demokrasi."‎

Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton beberapa waktu lalu dalam ‎wawancaranya dengan CNN secara transparan mengakui intervensi negaranya ‎soal urusan dalam negeri Iran. Clinton mengatakan, "Kami telah berusaha banyak. ‎Tanpa meletakkan diri di antara pihak perusuh dan Republik Islam Iran, kami ‎mendukung secara luas para oposan." Clinton juga menegaskan bahwa Amerika ‎akan tetap melanjutkan dukungannya terhadap kelompok oposisi Iran.‎

Perang lunak adalah strategi utama Barat dalam melawan Republik Islam Iran ‎dalam kerusuhan pasca pemilu presiden dan media sebagai senjatanya. Negara-‎negara Barat dengan memanfaatkan segala media yang ada mulai dari radio, ‎televisi, jaringan berita, koran dan internet berusaha memprovokasi mereka yang ‎tidak puas dengan hasil pemilu. Jaringan televisi seperti CNN, Fox News, Euro ‎News, BBC dan Radio Persia Amerika benar-benar proaktif dalam masalah ini. ‎Sementara sejumlah media Arab seperti Alarabiya dan Aljazeera juga bergerak ‎mengiringi propaganda anti-Iran dari media Barat.‎

Beberapa bulan sebelum dilaksanakannya pemilu presiden di Iran, BBC ‎mengaktifkan tayangan berbahasa Persia, sekaligus juga menambah jam siaran ‎radio BBC berbahasa Persia. Dengan cara ini, Inggris lewat radio, televisi dan ‎situs-situs internet mampu memainkan peran intervensifnya dalam peristiwa pasca ‎pilpres. BBC tidak banyak meliputi peristiwa yang bertentangan dengan ‎kepentingan negara-negara Barat.‎

Sebaliknya segala kejadian terkait para pelaku kerusuhan diekspos dari waktu ke ‎waktu dan berusaha membesar-besarkannya. Mostafa Mohammad Najjar, Menteri ‎Dalam Negeri dalam wawancaranya sambil memberikan contoh mengatakan, "BBC ‎Persia memberikan arahan kepada para pelaku kerusuhan. Disebutkan, lakukan ‎demonstrasi dengan tenang, kini jumlah pengunjuk rasa semakin banyak. Artinya ‎bahaya tidak ada dan turunlah ke jalan-jalan."‎

Internet, sebagaimana diketahui dikontrol oleh pemerintah Amerika. Dengan ‎memanfaatkan situs-situs seperti Face Book, Twitter dan You Tube menjadi mesin ‎produksi berita-berita bohong soal kerusuhan Iran. Situs-situs ini juga memainkan ‎peran penghubung. Banyak berita bohong yang dipublikasikan situs-situs ini, ‎bahkan tanpa malu mereka merekayasa sejumlah foto guna membesarkan ‎peristiwa Iran. Upaya pihak keamanan mengontrol para perusuh disebut sebagai ‎aksi kekerasan.‎

Sekaitan dengan hal ini, Fahmi Huwaidi di surat kabar Asharq Al-Awsat menulis, ‎‎"Barat tidak cukup dengan beragam ancaman, tapi memanfaatkan media untuk ‎membangkitkan emosi rakyat Iran dan menggerakkan slogan-slogan yang sesuai ‎dengan keinginannya."‎

Mencermati semua ini, muncul pertanyaan apa sebenarnya tujuan negara-negara ‎Barat mengintervensi urusan dalam negeri Iran? Republik Islam Iran adalah ‎sebuah sistem yang mampu dan berhasil menunjukkan contoh berhasil dari ‎demokrasi agama di masa modern. Sebuah model yang sekarang menjadi ‎perhatian umat Islam seluruh dunia. Dari sini negara-negara Barat yang ‎mempropagandakan Liberal Demokrasi berusaha untuk menunjukkan buruk citra ‎Republik Islam Iran.‎

Berdasarkan hal ini, sebenarnya kebanyakan pendukung kelompok oposisi sudah ‎menerima tidak adanya kecurangan dalam pilpres Iran, namun media-media Barat ‎tetap ingin menyoroti masalah-masalah pasca pemilu. Negara-negara Barat yang ‎cemas akan sikap anti kezaliman Republik Islam Iran terus berusaha untuk ‎melemahkan Iran dan bila mampu menjatuhkannya. Hingga kini negara-negara ‎Barat dengan embargo ekonomi, kudeta, pemaksaan perang dan segala cara tidak ‎mampu meraih tujuan-tujuannya. Sekarang mereka menggantikan cara-cara kasar ‎itu dengan perang lunak dan media adalah senjatanya.‎

Republik Islam Iran sejak tahun 1979 hingga sekarang senantiasa mendukung ‎kaum tertindas di seluruh dunia, khususnya umat Islam. Membela bangsa tertindas ‎Palestina, Irak, Afganistan dan bangsa-bangsa lain yang tertindas di hadapan ‎kekuatan-kekuatan hegemoni seperti Amerika dan rezim Zionis Israel berhasil ‎mengubah konstelasi politik di Timur Tengah. Dari sini, dapat dimaklumi bila ‎negara-negara Barat dengan mendukung aksi-aksi kerusuhan temporal di Iran ‎berusaha untuk menekan Iran agar mengubah sikap anti-hegemoninya.‎

Tekanan itu dilakukan agar Iran mengubah politiknya di Timur Tengah. Selain itu, ‎media-media barat dengan mempublikasikan berita-berita bohong dan membesar-‎besarkan sebuah kejadian berusaha merusak citra para pejabat Iran dan yang lebih ‎penting, menciptakan friksi antara rakyat dan para pejabat. Khususnya mereka ‎begitu agresif ingin melemahkan posisi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau ‎Rahbar Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di sisi rakyat.‎

Ada sejumlah orang yang membayangkan gerakan ilegal dan merusak tempat-‎tempat umum serta menakuti-nakuti masyarakat dapat menyelesaikan pelbagai ‎masalah pasca pemilu. Namun mayoritas rakyat Iran lebih memilih mendukung ‎Republik Islam Iran demi terciptanya ketenangan dan keamanan. Kenyataan ini ‎menunjukkan kegagalan perang lunak Barat dan proyek Revolusi Berwarna yang ‎berhasil diterapkan di negara-negara seperti Ukraina dan Georgia.‎

Kini semakin banyak pakar yang mengakui bahwa masalah pasca pemilu sejatinya ‎segera selesai bila tidak dicampuri Barat dan tidak akan terjadi kejadian-kejadian ‎setelah itu. Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengisyaratkan soal konspirasi ‎musuh untuk melemahkan bangsa dan Revolusi Iran selama 6 bulan lalu. ‎Dikatakannya, "Skenario yang dibuat sangat luas dan komplek. Namun tampaknya ‎mereka belum tahu bahwa bangsa yang cintanya kepada Imam Husein as adalah ‎bangsa yang akan mengorbankan jiwanya untuk Imam-nya. Bangsa ini akan ‎menghancurkan segala kerja setan, materialistik dan kekuatan-kekuatan ‎hegemoni."‎ ( irib )berita terkait http://benaku0ut.blogspot.com/2009/09/energi-nuklir-iran-kekuatan-baru-di.html

0 comments to "Ungkap Tuntas Alasan Intervensi Barat di Iran"

Leave a comment