Belum lama ini, media-media dunia, termasuk Indonesia, menyoroti pemberitaan keberadaan putri Osama Ben Laden di Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Tehran. Hari ini, sumber-sumber pemberitaan melaporkan tibanya Bakar, putra Osama Ben Laden di Damaskus dari Tehran. Koran Al-Sharq Al-Awsat, edisi hari ini (Rabu,6/1) mengklaim bahwa putra Osama Ben Laden ini berada di Iran sejak delapan tahun lalu. Menurut sumber itu, Bakar dapat meninggalkan Iran setelah adanya lobi intensif para pejabat Arab Saudi dengan pemerintah Republik Islam Iran.
Laporan itu juga mengutip Umar, putra lainnya Osama Ben Laden, mengatakan, "Saudaraku, Bakar, tiba di Damaskus pada tanggal 1 Januari. Setiba di ibukota Damaskus, Bakar mengusap air mata ibunya. Kita mendoakan saudara-saudara perempuan dan laki sejak berada Tehran." Umar menambahkan, "Kami mengucapkan terima kasih atas kebaikan pemerintah Iran. Kami juga siap membuktikan identitas saudara-saudara laki dan perempuan lainnya yang masih ada di Iran, kepada para pejabat Iran."
Keberadaan anak-anak Osama Ben Laden di Iran mengundang pertanyaan tersendiri. Bahkan media-media Arab Saudi belum lama ini menjadikan berita keberadaan anak-anak Osama Ben Laden di Iran sebagai berita utama. Pemberitaan itu sepertinya sederhana, akan tetapi sarat dengan teka-teki. As-Sharq Al-Awsat juga sempat melaporkan keberadaaan putri Osama Ben Laden bersama lima saudara lainnya yang menetap di Iran selama delapan tahun. Disebutkan pula, "Sejak serangan AS ke Afghanistan pada tahun 2001, mereka menjalani tahanan rumah."
Hal yang mengundang pertanyaan adalah isu ini dimunculkan setelah delapan tahun. Yang lebih menarik lagi, keberadaan enam anak Osama Ben Laden di Tehran diberitakan tanpa menyinggung faktor keberadaan mereka. Ini setidaknya menunjukkan adanya rencana khusus yang dirancang jauh hari dan diungkap setelah delapan tahun menetap di negara ini."
Menanggapi hal ini, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, "Kepada sejumlah politik Barat saya menasehati mereka supaya mengakhiri isu-isu yang setiap hari dimunculkan untuk dijadikan sebagai alat hegemoni terhadap dunia. Kita harus menyelesaikan akar berbagai masalah. Para pejabat AS dan Inggris harus menerima realita dunia ini. Campur tangan mereka sangat jelas bagi bangsa Iran. Untuk itu, kami tidak akan tertipu dengan propaganda media karena hal ini malah hanya membuang waktu saja. Kalian bisa perhatikan isu Neda Agha Soltan. Bagaimana BBC menciptakan isu bohong ini?! Media ini mengatur skenario bohong, yang hari ini terbukti kebohongannya."
Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Ramin Mehman Parast dalam wawancaranya terkait klaim Kedutaan Arab Saudi di Tehran yang menyebutkan keberadaan putri Osama Ben Laden di kedutaan ini, mengatakan, "Hingga kini, identitas pribadi ini belum terbukti bagi kami. Kedutaan Arab Saudi belum memberikan informasi terkait hal ini."
Sejumlah pengamat politik lokal Iran menyebutkan, kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Iran, khususnya pada hari Asyura, tidak terlepas dari campur tangan Arab Saudi. Republik Islam Iran yang merupakan sumber kekuatan Syiah dan demokrasi di kawasan menjadi momok tersendiri bagi Arab Saudi. Apalagi kekuatan Syiah dan demokrasi ini menjadi panutan bagi negara-negara di kawasan seperti Irak, Lebanon dan Suriah. Republik Islam Iran secara tegas menyikapi intervensi Arab Saudi terhadap Yaman. Arab Saudi yang kian terpojok di kawasan, berupaya mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin untuk menekan Iran dengan segala cara, termasuk membangun imej keberadaan anak-anak Osama Ben Laden yang dikesankan tertindas di Negeri Mullah.
(Irib dan berbagai sumber)
Home � Berita , Persatuan Islam , Teroris , Wahabi � Teka-Teki Keluarga Ben Laden di Tehran
Teka-Teki Keluarga Ben Laden di Tehran
Posted by cinta Islam on 3:54 PM // 0 comments
0 comments to "Teka-Teki Keluarga Ben Laden di Tehran"