Tanggal 28 Shafar tahun 11 Hijriah, Rasulullah Muhammad SAWW berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun. Nabi besar umat Islam ini dilahirkan 52 tahun sebelum dimulainya tahun Hijriah, di kota Mekah. Sejak kecil, Muhammad SAWW telah kehilangan ayah dan ibunya sehingga diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib, lalu oleh paman beliau, Abu Thalib. Sejak muda, Muhammad SAWW telah dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga dikenal dengan julukan Al-Amin. Pada usia ke-40, Muhammad SAWW ditunjuk Allah untuk menjadi utusannya dalam menyampaikan risalah tauhid, keadilan, dan kasih sayang kepada umat manusia. Setelah 23 tahun menyampaikan risalah Islam dan berhasil mendirikan pemerintahan Islam di Madinah, akhirnya Rasulullah wafat dan meninggalkan sebuah ajaran agung yang kini tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Ke Mana Peringatan Wafat Nabi?
Terinspirasi oleh beberapa siraman rohani malam ini, meski tidak bisa mewakili keutuhan materi aslinya. Ke mana peringatan wafat Nabi? Sebuah pengantar.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. 9: 128)
Beliau telah sampaikan risalahnya secara sempurna. Beliau utamakan umatnya. Beliau simpan derita dalam tubuhnya yang suci, demi rasa kasih sayang kepada orang-orang mukmin. Kasih sayang yang berasal dari Tuhannya, hingga tidak ingin umatnya tersesat tanpa petunjuk.
“Aku tinggalkan kepada kalian kitabullah dan keluargaku. أذكركم الله في أهل بيتي. Aku ingatkan kalian pada Ahlulbaitku!” Tiga kali beliau teriakkan pada haji perpisahan, didengar puluhan ribu orang, dan tercatat dalam kitab sahih. Ketika sampai Madinah pun beliau katakan, “Aku memilih bertemu Tuhanku…”
Nafas harum berhembus terakhir kalinya. Namun sedikit orang yang mengenang kapan dan bagaimana beliau mengakhiri kehidupan fana. Ketika orang memperingati wafatnya tokoh fulan, kiai fulan dan habib fulan; wafatnya penutup para nabi dan penghubung makhluk kepada Khalik nyaris terlupakan dan tak terdengar.
Kapan wafatnya sang rasul? Bagaimana wafatnya sang nabi? Terlebih lagi, ada apa dengan kita, umat Muhammad?
Mengapa jarang dikabarkan kepada kita bagaimana saat-saat terakhir kota Madinah? Dalih apalagi yang ingin diberikan? Apakah suka cita menyambut kelahiran menghapus duka cita melepas kematian? “Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 9: 82)
Atau karena ada peristiwa lain? Oh ya, kita teringat bagaimana perintah Nabi saw. untuk mengikuti komando di bawah pasukan Usamah ditolak mentah-mentah. Kita juga teringat keributan hingga Nabi perlu mengusir orang-orang dari rumah tempat turunnya wahyu.
Hingga akhirnya kita juga teringat nasib jasad suci nabi, yang hanya dikelilingi oleh keluarga dan segelintir sahabat setia pengikut keluarga nabi. Sedangkan yang masyhur disebut sahabat berkumpul debat memilih pengganti nabi. Ya, inilah jasad rasul, penutup para nabi. Kita kenang wafat beliau hari ini tanggal 28 Safar dari riwayat keluarga Nabi saw. Kita sampaikan duka cita kepada semesta alam.
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. 3: 144)
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/2010/02/13/ke-mana-peringatan-wafat-nabi/
Imam Hasan gugur Syahid
Tanggal 28 Shafar tahun 50 Hijriah, Imam Hasan a.s. cucu Rasulullah SAWW gugur syahid. Imam Hasan adalah putra dari Fathimah a.s., putri Rasulullah dan Imam Ali a.s. Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 3 Hijriah. Sejak lahir hingga usia tujuh tahun, Imam Hasan a.s. dibimbing langsung oleh kakek beliau, Rasulullah SAWW, untuk memahami makrifat Islam.
Pada usia 37 tahun, ayah beliau, yaitu Imam Ali a.s. gugur syahid dan Imam Hasan pun meneruskan tampuk kepemimpinan kaum muslimin yang semula diemban oleh Imam Ali. Dalam masa kepemimpinannya, Imam Hasan a.s. berusaha membentuk pasukan muslim yang tangguh untuk melawan pasukan Muawiyah yang sebelumnya juga telah melakukan perlawanan bersenjata terhadap Imam Ali a.s.
Peringatan Haul Rasulullah saw di Yayasan Al-Qo'im Kaltim
Foto : Wardiano sumber:http://www.alqoimkaltim.com/the-news/169-peringatan-haul-rasulullah-saw-di-yayasan-al-qoim-kaltim.html
Ustadz Sayyid Ahmad Syahab
Sabtu malam (14/02/10) bertempat di Husainiyah Yayasan Al-Qo’im Kaltim Jl. Pramuka VI No. 64 Samarinda pukul 20.00 wita telah dilangsungkan Peringatan Haul Manusia teragung kekasih Tuhan pencipta alam Rasulullah saw. Hadir dalam acara itu pengurus yayasan, ikhwan maupun akhwat dari pecinta Ahlul Bait kota Samarinda. Acara ini dipandu oleh Rudiansyah. Acara diawali dengan pembacaan surat Yasin yang dipimpin oleh Sayyid Alwy Al-jufry dirangkai dengan pembacaan Tahlil dipimpin oleh Sayyid Isa Baraqbah, dilanjutkan dengan Tausiyah disampaikan oleh Ketua Yayasan Al-Qo’im Kaltim Ustadz Sayyid Ahmad Syahab.
Dalam uraiannya Ustadz Ahmad Syahab menerangkan ; Pada tanggal 28 Shafar tepat pada tahun ke 11 Hijriyah Penghulu para Nabi menghadap kekasihnya setelah beliau mengalami kondisi yang yang amat berat karena sakit yang dialami oleh beliau. Syahidnya Rasulullah saw membuat putri beliau Sayyidah Fathimah as dan Ahlul Bait berduka yang teramat dalam. Itulah hari-hari di mana Sayyidah Fathimah as berduka disepanjang sisa umur beliau. Itulah hari di mana amirul Mukminin Ali Bin Abi Tholib kehilangan kekasihnya, saudaranya, mertuanya, gurunya, & Rasul yang selalu dibela dengan semua yang dimilikinya hingga beliau menghadap Tuhannya.
Lebih lanjut beliau Ustadz Ahmad Syahab menguraikan bahwa Rasulullah saw menduduki maqom ketiga dari maqom Ridho. Maqom ridho ada 3.
- Mukmin harus ridho pada ketentuan Allah.
- Allah Ridho kepada orang-orang mukmin yang mengikuti jalannya Rasulullah saw. Walaupun orang mukmin itu telah ridho pada ketentuan Allah namun belum tentu Allah Ridho kepada mereka.
- Allah meminta ke-Rdhioan hamba-Nya dengan memberikan sesuatu kepada hamba tersebut (Rasulullah saw) “dan kelak Tuhan-mu pasti memberikan karunianya kepadamu yang membuat engkau Ridho kepada-Nya (Q.S adh Dhuha : 5)
Menurut Sayyid Kamal Haidari para ulama tidak menemukan ayat yang sesuai yang merupakan pemberian Allah kepada Rasul-Nya yang membuatnya ridho kecuali ayat
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-kautsar, (QS. Al-Kautsar : 1)
Dalam riwayat dari fakhurrazi dalam kitab tafsir Al-kabir, Al-kautsar mempunyai 3 arti :
- Nama sungai yang melawati dibawah arsy Allah yang bermuara di Al-haudh Rasul saw
- Al-kautsar bermakna syafaat
- Al-kautsar bermakna Fathimah Az-zahro’ yang darinya anak keturunan Rasulullah saw tersebar diseluruh ala mini hingga sebelum yaumil qiyamah dan darinya lahir ulama-ulama besar seperti Al-baqir, As-Shodiq, Al-kadzim, Ar-Ridho alaihimus salam.
Lebih lanjut beliau Ustadz Ahmad Syahab menguraikan Kedudukan Rasulullah saw dalam pandangan Imam Ali as.
- Al-khotimu bima sabaq (menutup segala anugerah yang pernah Allah turunkan). Rasulullah saw adalah penutup kenabian dan kerasulan sekaligus penutup semua risalah yang pernah diturunkan Tuhan kepada umat manusia.
- Al-fatihu lima ghalak (membuka semua yang tertutup) harapan dan do’a harus melalui Rasul, jalan menuju Tuhan harus melalui Rasul, keselamatan harus melalui Rasul dsb
- Nasirul Al-haqqi bil Haqq (menerangkan kebenaran dengan cara yang benar). Beliau Rasulullah saw menerangkan kebenaran dengan cara yang digariskan oleh Tuhan tanpa menghitung atau memikirkan keuntungan pribadinya.
Lebih lanjut Ustadz Ahmad Syahab menguraikan detik-detik wafatnya Rasulullah saw. Ketika Nabi mengalami demam dan keadaannya begitu lemah Nabi tetap pergi ke masjid untuk memimpin salat berjamaah. Pada tanggal 26 Shafar beliau merasa kondisinya semakin membaik dan pergi ke masjid dengan dibantu Ali bin abi Tholib dan Abbas. Di sna beliau memimpin salah Zuhur berjamaah. Setelah itu beliau langsung menyampaikan khotbah. Dalam khotbahnya Nabi menyampaikan isyarat wafatnya beliau tidak lama lagi. Usai menyampaikan Khotbah Nabi menunaikan hak-hak kaum muslimin apabila diantara mereka Nabi pernah berhutang dan beliau juga menyampaikan hukuman Qishas atas beliau apabil beliau pernah berbuat kesalahan. Satu persatu Nabi menunaikan hutangnya hingga dinar beliau habis. Tiba ketika beliau menyampaikan qishas atas beliau tidak satupun yang menuntut beliau kecuali seseorang yang bernama Sawadah bin Qois menuntut Qishas atas Nabi. Sawadah meminta Nabi untuk membuka baju beliau. Tatkala Nabi sudah membuka baju dan terlihat dadanya Sawadah menubruk Nabi seraya berkata sambil menangis “Tidak ya Rasul, aku hanya ingin mencium dadamu untukyang terakhir kalinya dan doakan aku ya Rasul”. Kemudian nabi mendoakan Sawadah bin Qois.
Hari itu tanggal 28 Shafar tahun ke 11 Hijriyah tatkala kondisi beliau semakin lemah beliau memanggil sayyidah Fathimah as. Beliau memintanya duduk disamping beliau. Kemudian beliau membisikkan sesuatu ke telinganya yang menjadikannya mulai menangis, beliau kembali membisikkan sesuatu yang menjadikannya tersenyum. Setelah wafatnya Nabi, Aisyah bertanya kepada Sayyidah Fathimah as mengenai bisikan Nabi. Putri tercinta Nabi menjawab bahwa bisikan yang menjadikannya menangis karena beliau akan wafat, ketika bisikan Nabi yang menjadikannya tersenyum karena beliau mengkhabarkan bahwa tak lama lagi dialah yang menyusul kepergian beliau.
Lebih lanjut diceritakan pada tanggal itu juga beliau wafat dipangkuan Imam Ali as. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un.
Kemudian acara ditutup dengan do’a Ziarah kepada Rasulullah saw yang dipimpin oleh Sayyid Isa Baraqbah. sumber:http://www.alqoimkaltim.com/the-news/169-peringatan-haul-rasulullah-saw-di-yayasan-al-qoim-kaltim.html
0 comments to "28 Shafar"