Home , � Barito Putera....Koin Prita tertinggal di Banjarmasin..???

Barito Putera....Koin Prita tertinggal di Banjarmasin..???




Spirit Prita Mulyasari

WARGA Kalsel boleh saja tak mengenal Prita Mulyasari (32). Namun spirit perempuan asal Tangerang itu, tengah merasuki berbagai kalangan di Banua.


Pencinta sepak bola, khususnya pendukung klub Barito Putera Banjarmasin dan juga Persiko Kotabaru, sedang berjuang mendesak Pemprov Kalsel untuk merenovasi Stadion 17 Mei Banjarmasin.

Stadion berkapasitas 15 ribu penonton tersebut, wajib direhab karena terkait erat dengan eksistensi Barito dan Persiko. Sekadar diketahui, kedua tim itu akan berlaga di kompetisi sepak bola Divisi Utama Liga Indonesia 2010/2011 yang dijadwalkan digulirkan pada September mendatang.

Barito dan Persiko mencapai kasta kedua di pentas sepak bola nasional (di bawah Liga Super Indonesia) itu, melalui perjuangan yang berat dan melelahkan.

Keduanya harus menyingkirkan sekitar 90-an klub divisi satu lain dari seluruh wilayah Indonesia sebelum menembus 12 besar, fase minimal untuk mendapatkan tiket promosi.

Setelah semua itu dilalui, Laskar Antasari (julukan Barito) dan Laskar Todak Saijaan (sebutan lain Persiko) dihadapkan pada permasalahan besar. Mereka terancam tidak bisa menjamu tim lawan di Banjarmasin karena stadion yang akan dipakai tidak memenuhi persyaratan venue untuk kompetisi Divisi Utama.

Syarat utama stadion yang bisa menggelar laga Divisi Utama seperti disampaikan PT Liga Indonesia adalah lapangan rata atau tidak bergelombang, rumputnya bagus dan tertata, drainase yang baik agar lapangan cepat kering saat hujan, punya lampu atau penerangan untuk menggelar pertandingan pada malam hari. Kemudian, ruang ganti pemain dan wasit dilengkapi AC. Memiliki ruang khusus untuk konferensi pers, serta toilet dan kamar mandi yang memadai.

Ironinya, kondisi terkini Stadion 17 Mei yang direnovasi pada 2007 untuk penyelenggaraan Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional (Pomnas) X itu justru sebaliknya.

Lapangannya bergelombang, rumputnya tidak merata, tak ada lampu penerangan untuk laga malam hari, drainase lapangan tidak bagus, ruang ganti pemain dan wasit tidak terawat dan tanpa AC, tak memiliki ruang konperensi pers, toilet dan kamar mandinya kotor dan kurang terpelihara.

Di tengah kekhawatiran Barito dan Persiko bakal meminjam stadion atau pindah homebase ke Kalteng bahkan Kaltim yang punya stadion yang memenuhi kriteria untuk menggelar laga Divisi Utama Liga Indonesia, muncullah di benak Norman Syah, koordinator Bartman (fans militan Barito Putera), ide pengumpulan koin Rp 1.000 untuk biaya renovasi Stadion 17 Mei.

Gagasan itu mendapat respons bagus dari berbagai kalangan. Bahkan HG Rusdi Effendi AR, tokoh pers dan olah raga di Bumi Lambung Mangkurat tak mau menunggu hingga Maret mendatang. Atas nama Banjarmasin Post Group (Banjarmasin Post, Metro Banjar, Serambi UmmaH, BPost Online dan BPOST Radio) yang dipimpinnya, dia menggelontorkan 5.000 keping seribuan atau berjumlah Rp 5.000.000.

Aksi Rusdi langsung diikuti Djumadri Masrun, Ketua KONI Banjarmasin yang menyumbang Rp 500 ribu dari kantor pribadi. Berikutnya pimpinan bank di Kalsel segera menyusul, seperti yang disampaikan Bramudija Hadinoto, pimpinan Bank Indonesia Banjarmasin.

Bagi warga Kalsel, rasanya tidak masalah menyumbang satu dua keping seribuan, seperti yang mereka lakukan saat mendukung Prita Mulyasari beberapa waktu lalu.

Jumlah koin yang terkumpul nanti mungkin tidak akan cukup untuk biaya renovasi, tapi semoga gerakan itu mengetuk dan menggugah hati pemerintah untuk mengambil sikap yang tepat.(*)b.post



Ayo nyumbang koin...!!!!!



0 comments to "Barito Putera....Koin Prita tertinggal di Banjarmasin..???"

Leave a comment