
Tidak seperti dugaan sebagian kalangan yang menganggap bahwa demo peringatan Hari Jadi Revolusi akan dimanfaatkan oleh rakyat yang kecewa untuk melampiaskan amarahnya terhadap pemerintah. Namun mayoritas rakyat Iran justru menunjukkan loyalitas dan komitmennnya untuk menyatakan “yes” terhadap pemerintah Islam. Jutaan rakyat Iran dengan penuh antusias turun jalan guna merayakan hari kemenangan Revolusi Islam ke-31, Kamis, 11 Februari 2010. Tua-muda, pria-wanita, bahkan anak-anak yang masih mungil dan lucu serta bayi-bayi yang mengemaskan turut serta dalam acara ini. Kehadiran generasi muda dan remaja putra-putri yang ganteng dan cantik menepis dugaan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa generasi ke-3 Revolusi tidak peduli dengan agenda Revolusi dan terdapat gape yang cukup besar antara generasi tua dan muda. Pemerintah menamakan hari jadi Revolusi kali ini dengan hari persatuan dan basirah. Hadirnya jutaan rakyat Iran yang secara serempak meneriakkan yel-yel "mark bar Amrika", "mark bar Israel", "mark bar dziddi wilayat faqih" (mampus Amerika, mampus Israel,mampus anti Wilayatul Faqih) merupakan jawaban tegas terhadap prediksi pelbagai kalangan yang memperkirakan bahwa demo 22 Bahman (Hari Jadi Revolusi dalam penanggalan Iran) kali akan dimanfaatkan oleh oposisi dan pihak yang kalah dalam pemilu untuk meneriakkan yel-yel anti pemerintah. Bahkan ada yang memperkirakan bahwa di sekitar tugu Ozodi akan didominasi oleh warna hijau, sebagai symbol pihak yang kalah dalam pemilu beberapa waktu yang lalu. Tidak adanya dominasi warna tertentu dan tugu Ozodi bak pelanggi yang dihiasi dengan aneka warna kembali menjungkirbalikkan predeksi yang kurang tajam tersebut. Bahkan tidak adanya pergolakan dan tindakan anarkis berarti dalam demo tersebut kembali membuat musuh-musuh Iran harus menunda tertawa mereka dan mereka terpaksa harus menghapus senyum dari wajah mereka untuk kesekian kalinya. 
Yang menarik, kehadiran jutaan rakyat Iran yang melakukan demo mendukung pemerintah, utamanya di ibukota Teheran, ditanggapi dingin dan tidak diekspos oleh media massa Barat secara obyektif. Media massa seperti al Arabiyah yang jelas-jelas anti Iran melaporkan bahwa demo kali ini hanya dihadiri oleh ribuan massa, itupun karena digerakkan dan dipaksa oleh pemerintah. Mereka yang hadir dan berunjuk rasa di Teheran sebenarnya didatangkan dari pelbagai daerah dan pegawai negeri dipaksa untuk turun ke jalan dan mendukung pemerintah, sebab bila tidak maka mereka akan mendapatkan sangsi dari kantor tempat mereka bekerja, demikian bualan pelbagai media yang tidak fair untuk mengakui dukungan kuat rakyat terhadap Revolusi.Yang lebih lucu ada media yang memberitakan begini: Rakyat Teheran itu umumnya lapar sehingga dengan sedikit rangsangan dan iming-iming maka mereka akan mudah diajak turun ke jalan, demikian laporan mereka. Alhasil, musuh-musuh Iran yang notabene adalah musuh-musuh Islam, alih-alih-alih mengakui kehadiran lautan manusia yang mengelukan pemimpin idolanya, mereka justru mencari-cari alasan untuk menyimpangkan realita dari pembaca dan pendengar berita mereka atau mengengalihkan perhatian rakyat dunia serta membentuk opini internasional yang menyesatkan. Misalnya, salah satu media Barat mengangkat orasi Presiden Ahmadinejad di tengah kerumunan pengunjuk rasa yang mengumumkan bahwa Iran telah memulai pengayaan uranium sampai 20 % demi kebutuhan riset ilmiah dan hal ini diketahui oleh badan atom dunia, bahkan sebenarnya Iran mampu memperkaya lebih daripada itu. Namun Iran tidak akan melakukannya, karena tidak memerlukan hal itu. Lalu dari pernyataan Presiden yang terkenal hidup sederhana tersebut, media Barat menyimpulkan bahwa Iran sedang berencana kuat membuat senjata nuklir. Sementara itu, di kota suci Qom yang terkenal sebagai kota santri ribuan penduduk pun turun ke jalan dan menyatakan dukungannya terhadap pemerintah dan presiden terpilih. Ulama-ulama besar yang biasa disebut Maraji' (ulama yang mencapai jenjang ijtihad dan berhak megeluarkan fatwa) seperti Ayatullah Makarim Syirazi, Ayatullah Nuri Hamidani dan Ayatullah Jawadi Amuli pun ikut turun je jalan. Tampak juga tokoh penting di pentas politik kontemporer Iran, yaitu DR. Ali Larijani yang menjabat sebagai ketua majelis Syura Islami (semacam DPR) Iran dan sekaligus sebagai wakil majelis dari daerah pemilihan Qom. Sekitar pukul 11. 30 para pendemo mengakhiri unjuk rasanya di Haram Sayidah Fatimah Maksumah, makam suci yang dikeramatkan oleh kaum Muslimin di Iran. Di makam yang memiliki daya tarik seni arsitektur luar biasa dan yang membuat betah para peziarah inilah DR. Ali Larijani menyampaikan orasinya. Dalam orasinya tersebut, Ali Larijani menyatakan bahwa sampai sekarang musuh-musuh Iran belum mengenal dengan baik apa revolusi Islam itu dan siapa sebenarnya rakyat Iran! Kerena kebodohan mereka tersebut, mereka membuat kesalahan fatal dan mendatangkan jalan buntu buat diri mereka sendiri, seperti yang mereka alami di Irak dan Lebanon, tegas Larijani. Kedua negara tersebut telah mencium aroma angin pagi Revolusi Islam Iran dan berusaha meneladaninya, sambungnya. Padahal, para petinggi Amerika dan mantan negera Uni Soviet telah mengakui kesalahan mereka saat mendukung Irak untuk menyerang Iran. Namun lagi-lagi mereka tidak mengambil pelajaran dan mengulangi kebodohan mereka, kritik tajam Larijani. Berkenaan dengan kehadiran rakyat pada peringatan hari kemenangan Revolusi, Larijani menyatakan bahwa kehadiran jutaan rakyat Iran yang pro-Revolusi memberikan tamparan keras kepada Obama yang pada peristiwa huru-hara yang bertepatan dengan Hari Asyura, ia dengan tegas mendukung segelintir orang yang melakukan tindakan anarkis dan merusak pelbagai fasilitas umum di hari saat mayoritas kaum Muslimin Iran berkabung atas syahidnya Cucunda Nabi saw, Husain bin Ali. Obama menyatakan, kami mengecam tindakan kekerasan terhadap pendudukuk kota Iran. Maka siapa yang dimaksud dengan penduduk Iran oleh Obama? Jutaan orang yang berdemo dan menentang tindakan anarkis pada peristiwa hari Asyura, apakah bukan penduduk Iran?! Jutaan rakyat Iran yang mengecam penodaan hari Asyura dan meneriakkan yel-yel "mark bar munafik" (mampus munafik), apakah tidak dianggap sebagai penduduk Iran?! Apakah segelintir orang yang anti Revolusi dan tidak menggunakan cara yang etis untuk menyampaikan aspirasi mereka mampu mengalahkan dan menenggelamkan jutaan rakyat Iran lainnya?! Bukankah demokrasi itu berarti menghormati suara mayoritas?! Mayoritas rakyat Iran telah menentukan jalannya sendiri, tidak ke Barat dan tidak ke Timut—sebagaimana kata Imam Khomaini: La syharqiyyah wa la gharbiyyah—tapi jumhiriyyah islamiyyah (Republik Islam). Maka biarkanlah mayoritas kaum Muslimin Iran membentuk pemerintahannya dan jangan pernah mengusik mereka kalau memang Anda menghormati demokrasi. Jangan pernah turut campur dalam urusan dalam negeri mereka. Tekanan Amerika dengan memanfaatan isu nuklir sejatinya hanyalah alasan yang mereka ciptakan dan tujuan utamanya adalah menghentikan laju kemajuan Iran di bidang sains dan tehnologi. Amerika telah mengesahkkan anggaran 50 juta Dolar untuk mengerem dan menghentikan laju kemajuan Iran, sebagamana dinyatakan oleh Menlu mereka, tandas Larijani. Karena itu, mereka yang masih berbulan madu dengan Obama dan menganggap Amerika telah berubah sebagaimana disuarakan dengan nyaring oleh Obama harus segera mengakhiri bulan madu mereka dan menarik kembali anggapan mereka, kata Larijani. Diakhir orasinya, Larijani menjelaskan peran penting wali fakih. Peran Wali fakih begitu penting dalam kaitannya dengan maslahat Iran dan keamanannya. Adalah salah besar anggapan sebagian kalangan yang menilai bahwa wali fakih adalah diktator. Justru wali faqih-lah yang mencegah diktatorisme manusia seperti Bani Shadar, presiden pertama Iran yang berkhianat.Wali fakih adalah manusia yang menjadi manifestasi keadilan dalam maknanya yang ideal. Jika keadilan tercabut darinya, maka kedudukannya pun akan hilang. Jangankan untuk berbuat fisq (kefasikan atau dosa besar), sekadar melihat wanita yang bukan muhrim saja pantang bagi seorang wali fakih untuk melakukannya. Jangankan untuk hidup berfoya-foya dan bergelimangan harta, seorang wali fakih harus mencermikan hidup yang paling zuhud dan paling bersahaja. Ini terbukti, ketika Fidel Castro berkunjung ke rumah Imam Khomaini di Jamaran. Fidel Castro termenggung dan tercengang saat memandangi tempat tinggal Imam yang sangat dan amat sederhana. Mungkin dalam hatinya ia berujar, wah Imam Khomaini gaya hidupnya lebih "komunis" daripada orang komunis manapun. Dan gaya zuhud seperti ini pun diteruskan oleh pengganti beliau, Sayid Ali Khamene'i. Kezuhudan dan kesederhanaan hidupnya sudah menjadi buah bibir dan rahasia umum rakyat Iran.Sebab kalau tidak, pasti muusuh-musuh wali fakih akan membidiknya dan mengobralnya ke mana-mana. Maka, orang yang tercerahkan spiritualnya seperti ini apakah mungkin akan melakukan tindakan diktator? Orang yang telah berhasil "mengalahkan" hawa nafsu dan dirinya sendiri seperti ini apakah mungkin akan mengejar materi dunia yang hina? Wali fakih-lah yang mengantarkan Iran ke era nuklir seperti saat ini. Wali fakih-lah yang mencegah hegemoni Amerikan di Irak dan Afganistan. Wali fakih-lah yang menginspirasi kemenangan historis perang 33 hari di Lebanon dan 22 hari di Gaza, Palestina, lanjut Larijani. Adalah benar bahwa pelbagai kemajuan yang dicapai Iran di pelbagai bidang ilmu pengetahuan telah membuat musuh-musuhnya kebakaran jenggot alias naik pitam dan sebagaimana kata Al Qur'an, qul mutu bi ghaidzikum, katakanlah, matilah kalian dengan kemarahan kalian! Iran kini telah menjadi kekuatan besar di kawasan. Pelbagai embargo tidak pernah mengendurkan semangat rakyat Iran untuk meneruskan kemajuan yang telah mereka capai, bahkan pelbagai embargo tersebut justru mereka kelola menjadi tantangan untuk semakin kreatif. Akhir-akhir ini Iran berhasil untuk pertama kalinya meluncurkan pesawat angkasa yang membawa binatang seperti kura-kura dll untuk sebuah uji coba ilmiah. Karuan saja, Barat meradang dan seperti biasa bahwa mereka mempersoalkan kemajuan Iran itu dan menganggapnya ancaman bagi keamanan kawasan. Mereka katakan, bahwa Iran berusaha mengembangkan kemampuan militernya dan mengirim pesawat mata-mata. Bangsa Iran selalu tidak pernah gentar menghadapi ancaman dan gertak sambal yang keras pedas dari musuh-muushnya. Rakyat Iran selalu belajar dari Imam Khomaini yang menyatakan bahwa bila kalian mengancam kami dengan embargo ekonomi maka ketahuilah bahwa jutaan rakyat kami terbiasa puasa dan bila kalian menakut-nakuti kami dengan serangan militer maka ketahuilah bahwa jutaan pemuda kami rindu untuk gugur sebagai syahid. Larijani di akhir kalimatnya menegaskan, bila Obama berpuluh-puluh kali mengancam akan memberlakukan embargo maka ketahuilah bahwa kami akan semakin mempercepat proses pengembangan nuklir sipil kami . Sedangkan Presiden Ahmadinejad dalam konferensi Press baru-baru ini saat saat ditanya kemungkinan embargo berat yang dijatuhkan negara-negara Adidaya terkait kasus nuklir, dengan enteng ia menjawab: reaksi kami tidak seperti dahulu, yang menasehati mereka. Namun kami akan memberikan balasan yang setimpal, tegasnnya dengan mantap. Dan kami akan buat mereka menyesal. Kami yakin embargo terhadap Iran justru merugikan pihak mereka, lanjutnya. Iran hari ini bukan hanya tidak lemah bahkan jauh lebih kuat daripada masa lalu, tandasnya. |
0 comments to "Di balik Peringatan 31 Revolusi Islam"