Home , , , , � Suara rakyat bukan ditentukan oleh kekuatan dan harta

Suara rakyat bukan ditentukan oleh kekuatan dan harta

Dewan Pakar Kepemimpinan Sowan ke Rahbar



Sample ImageRahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menekankan bahwa pemerintahan Islam dan pengaruhnya yang besar di Dunia Islam telah mengancam kepentingan kaum arogan. Saat menerima dewan pimpinan dan anggota Dewan Pakar Kepemimpinan Iran Kamis hari ini (25/2), Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, eksistensi pemerintahan Islam dan pengaruhnya yang penuh b erkah dalam menyadarkan dan menggerakkan Dunia Islam telah mengancam kepentingan arogansi dunia dan membawa kaum zalim dan antagonis dunia untuk bersama-sama mengambil sikap permusuhan terhadap Republik Islam. Karena itu, semua pihak berkewajiban menjaga dan mengokohkan pemerintahan Islam ini dan pilar-pilarnya yang menyangganya.

Beliau menyebut masalah tauhid sebagai salah satu rukun utama pemerintahan Islam seraya menyatakan bahwa keadilan dan prinsip ‘kehormatan manusia, tuntutan dan kehendak rakyat' adalah prinsip yang tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam. Rahbar menegaskan, "Dengan pandangan Islam ini, peran dan partisipasi rakyat yang manifestasi nyatanya adalah keikutsertaan dalam pemilu, menjadi isu paling penting di tengah masyarakat dan di level nasional. Karena itu, pemilihan umum di Republik Islam Iran menemukan bentuknya yang nyata, bukan sebuah sandiwara atau


mengadopsi dari luar."

Berbeda dengan kondisi di rata-rata negara pengklaim demokrasi, dalam pemerintahan Islam perolehan suara rakyat bukan ditentukan oleh kekuatan dan harta. Rakyat dengan keputusannya menentukan sendiri pilihan mereka. Mungkin saja mereka salah dalam memilih, tapi yang jelas keputusan ada di tangan rakyat. "Semua harus tunduk di hadapan pilihan rakyat," ungkap beliau.

Kepada semua unsur revolusi Islam Rahbar mengingatkan kembali untuk secara transparan mengumumkan batas antara diri mereka dengan musuh. Beliau tidak menolak adanya perbedaan pendapat dalam masalah-masalah parsial, bahkan perbedaan seperti itu justeru mendorong negara ini ke arah kemajuan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut persaingan sehat, peningkatan gairah sosial, kekuatan negara yang lebih besar dan perubahan besar dalam manajemen negara sebagai berkat dari partisipasi rakyat dalam pemilihan umum di negara Islam ini. Beliau menambahkan, "Mereka yang tidak mau patuh kepada aturan dan menolak suara mayoritas serta mengubah kebanggaan bangsa akan partisipasi 40 juta pemilih dalam pemilu lalu menjadi titik lemah bagi negara ini, mereka secara praktis telah keluar dari bahtera keselamatan. Mereka tak lagi punya kelayakan untuk ikut bersaing dalam pemilu di bawah payung pemerintahan Islam."

Di awal pertemuan, Ketua Dewan Pakar Kepemimpinan Ayatollah Hashemi Rafsanjani menjelaskan sidang Dewan ini dengan atmosfirnya yang dipengaruhi oleh pawai megakolosal rakyat Iran tyanggal 30 Desember 2009 dan 11 Februari 2010. "Sidang ini berlangsung dalam suasana yang tenang dan penuh semangat," kata Rafsanjani.

Baca juga:

Pecah Belah, Lalu Kuasai

Rahbar: Musuh Terhina Karena 22 Bahman

Rahbar: Imperalisme dan Zionisme Gagal Pahami Revolusi Islam


Berita Foto: Pertemuan Rahbar dengan Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan



 Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menekankan bahwa pemerintahan Islam dan pengaruhnya yang besar di Dunia Islam telah mengancam kepentingan kaum arogan. Saat menerima dewan pimpinan dan anggota Dewan Pakar Kepemimpinan Iran Kamis hari ini (25/2), Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengatakan, eksistensi pemerintahan Islam dan pengaruhnya yang penuh b erkah dalam menyadarkan dan menggerakkan Dunia Islam telah mengancam kepentingan arogansi dunia dan membawa kaum zalim dan antagonis dunia untuk bersama-sama mengambil sikap permusuhan terhadap Republik Islam. Karena itu, semua pihak berkewajiban menjaga dan mengokohkan pemerintahan Islam ini dan pilar-pilarnya yang menyangganya.



0 comments to "Suara rakyat bukan ditentukan oleh kekuatan dan harta"

Leave a comment