Home , , , , � Konferensi Perlucutan Senjata...koq di Teheran bukan di Israel...??!!

Konferensi Perlucutan Senjata...koq di Teheran bukan di Israel...??!!

Konferensi Perlucutan Senjata di Tehran; Upaya Baru Menghidupkan Kembali Harapan Indah Umat Manusia

Tehran tanggal 17-18 April akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Internasional Perlucutan Senjata. Bagi umat manusia yang mengkhawatirkan perang dan konflik bersenjata rasa-rasanya hanya di alam mimpi mengharapkan perlucutan senjata, khususnya senjata non-konvensional seperti senjata nuklir dan kimia.

Sejumlah traktat yang menyebutkan soal perlucutan senjata seperti Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) sejatinya menjadi perjanjian yang sangat diharapkan umat manusia. Karena di bawah naungan traktat ini manusia dapat hidup tanpa perang, ketegangan dan bahkan ketakutan. Namun ternyata itu tidak terjadi di alam nyata!

Prinsip perjanjian NPT sejatinya sebuah transaksi internasional. Berdasarkan traktat ini, negara-negara yang memiliki senjata nuklir harus berusaha untuk mengeyampingkan senjata-senjata ini dan melucutinya. Sementara negara-negara yang tidak memilikinya tidak boleh berusaha mencapai teknologinya, apa lagi sampai memproduksinya.

Berdasarkan butir pertama NPT, negara-negara yang memiliki senjata nuklir (pada waktu itu Amerika, Uni Soviet dan Inggris yang tercatat memiliki senjata nuklir) berjanji bukan hanya tidak mempersenjatai negara-negara lain dengan senjata nuklir, tapi sesuai dengan butir ini dan butir-butir yang lain, perlucutan senjata telah diterima sebagai satu prinsip perjanjian ini dan mereka harus melaksanakannya.

Para pencetus traktat NPT, sebagaimana telah disebutkan dalam pembukaan NPT, punya keyakinan bahwa bila terjadi perang nuklir, kerusakan luar biasa akan menimpa umat manusia. Oleh karenanya, mereka harus berusaha keras untuk mencegah bahayanya terjadi perang semacam ini dan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan manusia. Semua dilakukan dengan keyakinan bahwa perluasan senjata nuklir akan meningkatkan bahaya perang nuklir. Untuk itu, harus ada hukum yang mengatur dan mengawasi aktivitas nuklir di dunia.

Berangkat dari pemikiran yang semacam ini dan sesuai dengan isi resolusi Majelis Umum PBB yang menuntut adanya kesepakatan mencegah perluasan senjata nuklir, negara-negara pemilik senjata nuklir berjanji untuk melaksanakan seluruh aktivitas nuklirnya di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasioanal (IAEA). Selain itu, sesuai dengan butir pertama hingga ketiga NPT dan butir-butir pelengkapnya, negara-negara ini berjanji untuk tidak melakukan alih segala bentuk teknologi dan bahan-bahan khusus pemecah atom kepada negara-negara yang belum memilikinya, baik negara anggota atau tidak. Telah diprediksikan juga mengenai upaya memiliki energi nuklir untuk tujuan-tujuan damai yang menjadi fokus utama IAEA.

Usia NPT hampir mendekati 40 tahun. Selama ini pula kekuatan-kekuatan utama nuklir dunia, khususnya Amerika, bukan hanya tidak mengambil langkah-langkah menuju upaya perlucutan senjata nuklir, tapi malah memproduksi generasi baru senjata pemusnah massal ini. Tidak cukup itu, tapi Amerika juga memberikan senjata-senjata nuklirnya kepada rezim Zionis Israel yang tentu saja mengancam perdamaian dan keamanan internasional. Kekuatan-kekuatan utama nuklir dunia seperti yang disebut Mohammad ElBaradei, mantan Dirjen IAEA di hari-hari terakhir masa jabatannya, "Akibat tidak adanya komitmen total terhadap NPT, kini dunia tidak lagi mempercayainya."

Apa yang terjadi saat ini adalah hilangnya kepercayaan 188 anggota NPT. Ban Ki-moon, Sekjen PBB dalam pesannya di depan wakil-wakil anggota NPT secara transparan menyatakan situasi yang meliputi NPT adalah ketidakpercayaan. Ada rasa ketidakpercayaan antara negara-negara sedang berkembang dan negara-negara maju anggota NPT, khususnya Amerika yang berusaha menjegal lewat jalur politik upaya negara-negara sedang berkembang untuk mengakses energi nuklir untuk tujuan-tujuan damai. Energi nuklir yang kini menjadi variabel vital bagi pertumbuhan ekonomi. Satu hal yang ditekankan NPT sebagai hak legal setiap negara.

Bukan hanya Sekjen PBB dan para pemimpin dunia yang realistis, tapi kebanyakan politisi Amerika juga menyebut standar ganda Amerika menjadi kendala utama munculnya ketidakpercayaan ini.

Sikap Amerika yang memberikan teknologi dan senjata nuklir kepada rezim Zionis Israel yang tidak menjadi anggota NPT dan tidak diawasi oleh IAEA, secara praktis menjadi pemicu penyebaran senjata nuklir dan seluruh senjata non-konvensional.

Kini dunia sangat berharap dari Konferensi Perlucutan Senjata yang ditukangi oleh Iran. Negara yang dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan hegemoni dan imperialis. Konferensi ini diharapkan dapat mewujudkan harapan umat manusia yang sebelum ini hanya dapat dinikmatinya dalam mimpi. Sebuah dunia yang bersih dari senjata pemusnah massal!
(irib Indonesia)

0 comments to "Konferensi Perlucutan Senjata...koq di Teheran bukan di Israel...??!!"

Leave a comment