Ayatullah Sayid Ali Khamenei berkisah: Negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB) pernah dipandang sebagai kutub kekuatan yang disegani dan berperan aktif di kancah internasional. Sayangnya, kini reputasi GNB semakin memudar. Pencetus gerakan ini tiga atau empat orang saja dan yang paling berjasa adalah Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ahmad Soekarno.
Ada baiknya jika saya ceritakan kenangan saya di sini. Tahun 1353 Hijri Syamsi (1974 Masehi), saya ditempatkan di sel bersama satu atau dua orang lainnya. Sel tersebut hanya seluas 2,20 meter dan lebar 1,80 meter. Suatu malam, di saat saya mengerjakan salat Magrib, sel kami ketambahan satu penghuni baru. Tahanan tersebut adalah seorang komunis yang ekstrim. Ketika melihat saya sedang menunaikan salat, ia memahami bahwa saya seorang dari kelompok agamis. Sejak itu, ia menjauh dari saya. Meski berulangkali saya mencoba untuk mendekatinya, namun ia selalu menghindar.
Ketika saya memahami sikapnya tersebut, saya menyampaikan satu ungkapan yang membuatnya berubah total. Saya katakan, bahwa Ahmad Soekarno pada saat Konferensi Bandung, Indonesia, mengatakan, “Yang mengumpulkan kita di tempat ini bukanlah kesamaan ideologi ataupun ras, namun yang mengumpulkan kita di tempat ini adalah persamaan kebutuhan yang kita miliki.”
Kemudian saya katakan bahwa antara saya dan Anda saat ini ada kesamaan kebutuhan. Kita sama-sama berada dalam satu sel, penjaga di luar sel mengamati gerak-gerik kita. Algojo menunggu Anda dan saya untuk disiksa dan diinterogasi. Saya menambahkan, ideologi kita berbeda, namun kebutuhan kita sama. Saya menegaskan, di saat persamaan kebutuhan di pentas dunia mempunyai dampak yang besar, maka di penjara sekecil ini pengaruhnya harus lebih besar. Setelah itu, kami dapat menjalin persahabatan. Sebenarnya Ahmad Soekarnolah yang berjasa menjadikan kami sahabat. Saat ini demikian. Negara-negara Islam memiliki kebutuhan yang sama. Mereka menjadi sasaran dan keserakahan musuh, padahal mereka memiliki fasilitas dan saran yang sangat besar.
Sumber:Khamenei.ir Gambar: rusya.wordpress.com, petisikotbah.wordpress.com Catatan: Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga.
Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab. (Wikipedia) sumber/posted on22 Mei 2010 by Ali Reza
Apakah Kalian Takut kepada Amerika?
Ayatullah Ali Khamenei becerita: Saya bersama Hashemi Rafsanjani dan seorang lainnya bergerak dari Tehran menuju kota Qom untuk menghadap Imam Khomeini guna menanyakan perihal apa yang harus kita perbuat terhadap para mata-mata yang ditangkap dari kedutaan besar Amerika Serikat. Apakah mereka tetap kita tahan atau kita bebaskan saja. Apalagi pemerintahan sementara saat itu terus menyebarkan pernyataan-pernyataan miring terkait para tahanan tersebut.
Ketika kami sampai di Qom dan menghadap Imam Khomeini, teman-teman menjelaskan keadaan yang sebenarnya dan menambahkan bahwa sejumlah media memberikan tanggapan yang beragam, dan Amerika Serikat juga tak ketinggalan melakukan propaganda, begitu juga pejabat pemerintah memberikan pernyataan yang lain. Setelah berpikir sejenak, Imam Khomeini kemudian bertanya, “Apakah kalian takut kepada Amerika?” Kami menjawab, “Tidak.” Imam melanjutkan dengan mengatakan bahwa tahan saja mata-mata tersebut.
Begitulah, orang akan melihat betapa Imam Khomeini tidak dibuat gentar oleh kedigdayaan lahir dan imperium yang memiliki segalanya. Keberanian dan ketidakgentaran menghadapi kekuatan materi pada diri beliau bersumber dari kepribadian besar dan kearifan beliau. Keberanian yang penuh perhitungan berbeda dengan keberanian yang membabi buta. Contohnya, seorang anak kecil tidak takut pada orang yang kuat dan juga tidak takut terhadap hewan buas. Orang yang kuat juga tidak mengenal rasa takut. Hanya saja manusia terkadang melakukan kesalahan dan tidak menyadari kekuatan yang sebenarnya.
Sumber: Khamenei.ir Catatan: Cerita singkat Ayatullah Ali Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Sekretariat Dewan Penentu Kebijakan Negara pada 17 April 1999
Pertengahan Maret 2010, situs voa-islam menurunkan artikel tentang penampakan wajah Yesus yang hangus di wajan babi. Isinya tentu saja berusaha menyangkal peristiwa itu dengan analisis panjang-lebar, yang intinya enggak mungkin itu “mukjizat” Yesus. Padahal mereka lupa, fenomena seperti itu juga banyak ditemukan dalam Islam. Inilah yang disebut sebagai pareidolia.
Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus acak dan samar-samar (biasanya gambar atau suara) dan dianggap signifikan. Ia mempersepsikan apa yang sedang kita alami dengan apa yang pernah kita alami sebelumnya.
Begini, manusia adalah makhluk yang menggunakan otak untuk menginterpretasikan sesuatu. Kita dapat dengan mudah mengenali benda-benda yang terdapat di sekitar kita. Sehingga ketika kita melihat sesuatu yang samar-samar, otak kita bekerja dan berusaha keras mencari arti yang mungkin tersembunyi. Bila kita melihat gambar semut di televisi dalam waktu yang cukup lama, kita bahkan dapat melihat hal yang kita bayangkan. [indotik.net]
Devil?
Contoh yang paling sering ditemui adalah gambar binatang di awan, wajah di bulan, gambar kelinci di bulan, mendengar pesan tersembunyi dari sebuah suara, bentuk “seksual” pada buah atau penampakan hantu. Termasuk di dalamnya adalah pareidolia dalam hal agama yang biasanya disebut sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Di sini, pihak kontra akan menganggapnya sebagai peingkaran mukjizat Tuhan.
Yoism.org adalah salah situs yang menurut saya paling skeptis tentang persepsi penggambaran agama dalam fenomena alam. Di situs itu kita bisa melihat berbagai macam “mukjizat” yang disindirnya, mulai dari penampakan Yesus, menangisnya patung Bunda Maria, sampai tulisan Allah di awan.
Penggambaran agama dalam fenomena alam yang kadang disebut sebagai simulacrum, bisa dijelaskan dari tiga sudut. Pertama karena yang tadi disebut sebagai pareidolia, yakni persepsi keliru atas apa yang diteorikan ke dalam pikiran manusia mengenai penerimaan bentuk, khususnya wajah. Kedua, memang karena pengaruh agama itu sendiri. Ketiga, karena penerimaan kultur [Wikipedia].
Kalau mau melihat contoh “penampakan” dari sisi Kristiani bisa kunjungi What Would Jesus See, dan yang mau melihat dari sisi Islam bisa kunjungi IslamCan.com. Setelah ini, penilaian ada di tangan Anda.
Catatan: Judul di atas tidak hendak mendikotomikan dua istilah yang ada, namun sebatas pilihan untuk menilai. Karena dari sisi tauhid af’ali, sudah jelas bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini (baik-buruk) tidak mungkin terlepas dari kuasa Tuhan.
Muslim Amerika telah memberikan kontribusi kepada Amerika Serikat sebagai dokter, guru, pengacara, apoteker, penulis, cendikia, pegawai negeri, dan penulis. Daftar itu bertambah: ratu kecantikan. Kecuali Anda hidup di zaman batu, Anda mungkin pernah mendengar cerita Cinderella media Miss Michigan Rima Fakih, yang diyakini sebagai muslim Arab-Amerika pertama pemenang Miss USA.
Ada dua tipe muslim di dunia menurut dikotomi ini. Di satu sisi kita berharap muslim yang berpendidikan, yang membawa panji-panji yang lebih inklusif dan ramah, dan sisi lain terdapat kelompok konservatif yang terbelakang. Tentu kalian tahu, mereka adalah orang yang masih meyakini hijab dan salat lima kali sehari. Terakhir kali saya periksa, dua hal itu masih menjadi prinsip dasar Islam, dan tidak ada yang namanya “konservatif” atau “liberal” muslim.
Dua istilah di atas dilemparkan para pseudo-intelektual yang berusaha membenarkan penyimpangan mereka dari ajaran Islam. Kita harus melupakan pesan yang menyatakan amar makruf nahi mungkar membuat seseorang menjadi “konservatif yang terbelakang” yang menolak berasimilasi ke dalam masyarakat Amerika.
Masalahnya bukan sekedar Miss USA 2010. Sangat mudah untuk mengabaikannya karena mengambil bagian dangkal seperti kontes kecantikan dan bertindak dengan cara yang mengesampingkan rasa hormat dan harga diri. Namun, dorongan harus terus diberikan kepada kita untuk mengingatkan masyarakat kita sendiri bahwa kontes kecantikan bukanlah jalan keluar yang dapat diterima untuk setiap wanita yang mengikutinya. Islam menentang menjadikan wanita sebagai objek dan menuntut pendukungnya untuk menunjukkan rasa hormat kepada wanita karena kepatutan intelektual dan tatakramanya.
Sebaliknya, banyak orang yang merasa bangga dengan fakta bahwa “salah satu dari kita” memenangi kontes yang didasari tentang bagaimana sekelompok pria berusia lanjut menilai gaun malam dan penampilannya di atas panggung. Kenapa tidak ada yang membunyikan peringatan akan rusaknya rasa moral dan mau ke arah mana umat kita? Di mana suara-suara Islam berbicara?
Dalam waktu yang sangat lama, kita yang di Barat merasa puas dan menutup mata terhadap isu semacam itu. Konsep amar makruf nahi mungkar telah menjadi politik, dan banyak pemimpin agama dan masyarakat enggan angkat bicara, membiarkan umat menuju kerusakan moral. yang semakin meningkat. Umat kita menjadi terkenal karena pemuda muslim menghadiri acara seperti pesta yang menurut kultur lain diterima.
Konsep bercampurnya gender dan pembatasannya menjadi asing, dan mereka yang berusaha mempertahankan perspektif Islam dicap dan dilabeli sebagai ekstrimis. Sayangnya, pusat keislaman kita juga terjerembab kepada liberalisme ini dan menjadi tempat berkembang biak pencampuran gender di kalangan pemuda. Faktanya adalah, pemuda Syiah hari ini berpacaran, menjalin hubungan, dan terlibat dalam perilaku menjijikan. Dalam situasi seperti ini, mengejutkan untuk menghasilkan kontestan ratu kecantikan. Umat telah menurun dan menjadi apatis.
Pertama dan paling penting, kita harus menjelaskan kepada mereka yang mendukung degradasi kaum wanita bahwa mereka berada di sisi ketidakadilan dan pembusukkan moral. Langkah kedua adalah memastikan hal ini tidak terjadi lagi. Sejauh mana kita melindungi wanita kita dari mengikuti kontes kecantikan sebagai teladan? Apakah umat kita dapat dibagi untuk mendidik para pemuda (perempuan dan laki-laki) untuk merangkul kemegahan teladan perempuan paling agung—Fatimah Az-Zahra?
Jika masa lalu merupakan indikasi di masa depan, kita tidak mungkin pergi terlalu jauh. Meski demikian, Nabi dan Ahlulbaitnya, beserta sahabat terhormat ra. telah mengajari kita bahwa mengikuti Islam yang benar adalah kunci untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Hanya dengan menjalankan ajaran Nabi, Quran, dan Ahlulbait, kita akan menjadi hamba Allah dan pengikuti Islam sejati.
Terlepas dari hukum mengenai musik (baik untuk main atau mendengarkan), pada dasarnya saya tidak terlalu suka dengan musik punk. Terlalu “berisik” dan tidak easy-listening. Tapi lebih dari satu dekade terakhir, khususnya di Amerika Serikat, muncul apa yang disebut sebagai punk muslim (saya tidak yakin apakah ini istilah yang mirip dengan Christian hardcore).
Michael Muhammad Knight adalah orang pertama yang membukukan pengalamannya ke dalam judul The Taqwacores. Novel yang terbit tahun 2003 ini berkisah tentang para rocker punk yang hidup bersama menjalankan agama Islam. Knight menulis bukunya pada usia 19 tahun, setelah masuk Islam dan belajar di Pakistan selama setahun.
Bukunya berkisah tentang sebuah rumah muslim punk di Buffalo, New York, berisikan “burqa-wearing riot girls, mohawked Sufis, straightedge Sunnis, Shia skinheads, Indonesian skaters, Sudanese rude boys, gay Muslims, drunk Muslims, and feminists.”
Buku Knight secara tidak langsung menginspirasi lahirnya berbagai kelompok musik beraliran taqwacore. Kenapa bisa begitu? Kalau kita lihat, kebanyakan pemusik yang terlibat adalah warga imigran. Mereka yang datang ke Amerika terbentur dengan kultur berbeda meskipun keluarga mereka masih mempraktikkan nilai agama. Band pertama yang beraliran taqwacore adalah The Kominas. “Kominas” berarti “bastard” atau “haramzada” (anak haram). Lagu pertamanya berjudul “Sharia Law in the USA”.
Michael Muhammad Knight sendiri dikucilkan oleh orang-orang Muslim dan non-Muslim karena pandangannya terhadap Islam, yang terkesan mendesakralisasi agama. Anak-anak taqwacore memang jauh dari kesan seorang Muslim yang “bertakwa” karena gaya hidupnya sama seperti anak punk lain, meskipun konon selama perjalanan tur mereka tetap melaksanakan salat lima waktu.
“Saya mendapat (celaan) dari banyak orang,” kata Knight. “Saya mendapati orang-orang neo-konservatif berkomentar di blog mereka, ‘Oh ini hebat, anak ini menantang Islam. Anak ini membenci Islam, ia mencoba merusak segalanya.’ Saya tidak sedang merusak Islam. Saya sedang berusaha agar Islam menjadi mungkin dalam kehidupan saya.”
Novel Knight akhirnya dijadikan film dengan judul Taqwacore. Cuplikannya bisa dilihat di situs tersebut, karena kita akan beralih ke musik punk Islam yang ternyata sudah masuk ke Indonesia. Namanya band-nya Punk Moslem. Anak-anak punk yang selama ini identik dengan brutal dan tidak mengenal agama seolah ingin diislamkan.
Punk Muslim mencoba jalankan perintah seperti, “sampaikanlah walau cuma satu ayat”, “saling ingat mengingatkanlah kalian dalam kebaikan”, atau ribuan perintah-perintah yang lain, dan kami ini baru satu, dua atau tiga saja yang bisa kami kerjakan. Kami mengkhususkan untuk menyampaikan kepada diri kami sendiri dan merangkul kawan-kawan punk yang terlanjur ngepunk.
Para anggota Punk Muslim ini mengaku sangat nyaman dengan kehidupan punk yang sekarang mereka jalani. Mereka merasa punya harapan untuk menatap masa depan yang lebih baik. Kehidupan punk yang bebas dan tak bertuhan kini sudah tinggal sejarah. Selain nongkrong dan bermusik mereka kini punya kegiatan baru, yakni mengaji bersama setiap malam Jumat.
Salam buat @zaki, terimakasih atas masukkannya, semoga Anda dan orang yang Anda sayangi selalu berada dalam kebaikan. Salam kenal dari team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com, terimakasih atas kunjungannya
salam. Brade...
ralat.
bukan punk moslem, tapi Punk Muslim....
Punk Muslim tidak merujuk pada Taqwacore. dan Pendirian Punk muslim tidak di ilhami oleh Taqwacore.
zaki - punk muslim
Salam buat @zaki, terimakasih atas masukkannya, semoga Anda dan orang yang Anda sayangi selalu berada dalam kebaikan. Salam kenal dari team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com, terimakasih atas kunjungannya