Home , , � Kronologis Serangan tentara Israel ke kapal Mavi Marmara

Kronologis Serangan tentara Israel ke kapal Mavi Marmara



Inilah Nama 12 WNI di Mavi Marmara
Selasa, 1 Juni 2010 | 06:34 WITA/b.post

commondatastorage.googleapis.com
Kapal Mavi Marmara

JAKARTA, SELASA - Nasib 12 WNI yang tergabung dalam relawan kemanusiaan di Kapal Mavi Marmara hingga kini belum jelas. Situs berita Al Jazeera melaporkan, 16 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Sebanyak 12 WNI yang ada di kapal tersebut berasal dari tiga lembaga kemasyarakatan dan wartawan. Relawan Mer-C, Tina, yang dihubungi Kompas.com, Senin (31/5/2010), mengungkapkan bahwa komunikasi dengan empat relawan Mer-C yang berada di kapal tersebut juga terputus. "Mereka tidak bisa dikontak. Komunikasi kami terputus," katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Operasional Sahabat Al Aqsha Amirrulah Iman. "Kami putus kontak, bahkan dengan telepon satelit," katanya.

Berikut nama 12 WNI yang berada di Kapal Mavi Marmara:

Dari Mer-C:
1. Nur Fitri Moeslim Taher (Ketua Tim)
2. dr Arief Rachman
3. Abdillah Onim
4. Nur Ikhwan Abadi
5. Muhammad Yasin (Jurnalis TV One)

Dari Kispa:
1. H Ferry Nur (Ketua Kispa)
2. Muhendri Muchtar (Wakil Ketua Kispa)
3. Okvianto Baharudin
4. Hardjito Warno

Dari Sahabat Al Aqsha - Hidayatullah:
1. Dzikrullah Ramudya
2. Surya Fahrizal
3. Santi Soekanto

(KCM)

Israel Klaim Cuma Sembilan Tewas
Selasa, 1 Juni 2010 | 06:39 WITA/b.post

ap/kcm
Serang tentara Israel ke kapal Mavi Marmara.

JERUSALEM, SELASA - Militer Israel menyatakan, korban tewas dalam serangan angkatan laut negara itu terhadap konvoi kapal yang membawa bantuan ke Jalur Gaza, Senin pagi, hanya sembilan orang. Pernyataan itu merevisi sebuah pernyataan sebelumnya yang menyebutkan, korban tewas sebanyak 10 orang.

"Kami kini tahu sembilan orang tewas dalam operasi itu," kata militer Israel, dengan menambahkan bahwa jumlah korban sebelumnya berdasarkan atas "informasi yang salah".

Kekacauan dan sumber informasi terbatas seputar serangan mematikan itu telah mengarah pada laporan-laporan yang simpang-siur mengenai jumlah orang yang tewas dalam operasi menjelang fajar itu. Jumlah kematian yang dilaporkan berbeda-beda, dari sembilan hingga 19 orang.

Militer sebelumnya mengatakan, lebih dari 10 penumpang tewas selama operasi itu, sementara televisi Al-Jazeera dan televisi swasta Israel Saluran 10 menyebut jumlah kematian 19. Televisi Israel itu kemudian menurunkan angka kematian menjadi 10, sesuai denga jumlah yang diumumkan militer sebelumnya.

Sementara itu, cabang Gaza LSM Turki IHH, yang memiliki sebuah kapal penumpang berukuran besar dalam armada kapal yang mengangkut lebih dari 600 orang itu, mengatakan kepada AFP, pihaknya mengetahui ada 15 orang yang tewas, sebagian besar warga negara Turki.

Jumlah korban yang terluka diperkirakan antara 20 dan 30 penumpang, dan tujuh prajurit Israel, dua diantaranya disebut-sebut dalam kondisi serius. Belum ada pernyataan resmi mengenai para penumpang terluka yang kini dirawat di empat rumah sakit di Israel.

(kcm)

Gaza Protes, Istanbul Bergemuruh, Konsulat Israel Diduduki
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan Jihad Islam menyerukan seluruh warga khususnya Gaza berdemonstrasi di sepanjang pesisir Gaza dalam rangka mengecam serangan militer Zionis terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla.

Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, menyeru seluruh negara Arab untuk tidak menunggu lama dan segera mengutuk serangan tersebut serta mengusir para duta besar Israel dari negara mereka.

Reaksi tercepat ditunjukkan oleh warga Turki. Segera setelah berita serangan terhadap konvoi tersebut, ribuan pengunjuk rasa Turki menunjukkan kegeraman mereka dengan protes dan bergerak menuju konsulat Israel di Istanbul.

"Mampus Israel" menggema di jalan-jalan besar sekitar konsulat Israel. Dilaporkan pula bahwa Turki telah memanggil Duta Besar Israel untuk menyampaikan kecaman atas serangan tersebut.

Berdasarkan laporan terbaru, 20 aktivis yang ikut dalam konvoi Freedom Flotilla, gugur syahid. Tercatat lebih dari 700 aktivis berada di sembilan kapal Freedom Flotilla tersebut.(IRIB/MZ/RM/31/5/2010)

Demi Palestina, Erdogan Tinggalkan Amerika Latin

Menyusul serangan militer Rezim Zionis Israel ke arah kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Freedom Flotilla, Senin pagi (31/5), Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdoğan yang tengah melawat negara-negara Amerika Latin, memutuskan segera kembali ke Ankara.

Kantor berita IRNA mengutip sumber pemberitaan Turki melaporkan, Erdogan setiap saat mengontak Turki. Hari ini, setelah mengadakan pertemuan dengan para penasehatnya, Erdogan meninggalkan Amerika Latin menuju Ankara.

Sementara itu, Penjabat Perdana Menteri Turki, Bulent Aric, hari ini mengelar sidang darurat dengan Menteri Dalam Negeri, Besir Atalay dan Menteri Kehakiman, Sadullah Ergin serta sejumlah komandan militer Turki. Pertemuan ini membahas transformasi serangan rezim Zionis ke arah kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dan serangan bersamaan teroris PKK ke bandar militer negara ini.

Dilaporkan pula, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki, Mehmet İlker Başbuğ yang tengah berada di Mesir segera meninggalkan Kairo menuju Ankara.

Departemen Luar Negeri Turki beberapa jam lalu mengelar sidang darurat dan mengelarkan statemen mengecam rezim Zionis. Ketua Komisi Keamanan Nasional Parlemen Turki menegaskan, Turki harus akan membalas tindakan Israel ini. (IRIB/PH/MF/31/5/2010)

Habis Serang Konvoi Freedom Flotilla, Israel Mulai Khawatir

Menyusul serangan berdarah Rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan internasional untuk rakyat Gaza (freedom flotilla), rezim ini menyiagakan penuh pasukan keamanannya.

Seperti dilansir AFP mengutip juru bicara polisi Israel, menyusul serangan pada dini hari ini (Senin 31/5) terhadap kapal freedom flotilla, polisi Israel meningkatkan kewaspadaannya untuk menghadapi kemungkinan kerusuhan yang ditimbulkan warga Arab di Israel. (IRIB/MF/AHF/31/5/2010)

Mer-C Bantah Ada Anggotanya yang Meninggal

Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C), Sarbini Abdul Murad, menyatakan bantahannya ihwal kabar soal anggotanya yang meninggal usai terjadi penyerangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara. Menurutnya, kabar tersebut hanya isu belaka.

"Itu tidak benar, belum terbukti kebenarannya karena belum ada laporan resmi dari pihak kita yang ada disana," ujarnya kepada Republika Online di Markas Mer-C, kawasan Senen, Jakarta Pusat.

Sardini mengatakan, ia terakhir kali melakukan kontak dengan relawan yang ikut dalam kapal Armada Kebebasan pada pukul 12.00 WIB atau 07.00 waktu setempat. Saat itu, posisi mereka sedang menaikan jangkar. "Kontak terakhir Itu lewat sms," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kapal Mavi Marmara yang ditumpangi sekitar 800 relawan yang 12 orang di antaranya merupakan relawan kemanusian dari Indonesia, diserang Israel saat berada 60 km dari garis pantai. Kini, kapal itu dibawa pihak Israel ke sebuah pelabuhan di Ashdod. (IRIB/AR/1/6/2010)

RI keluarkan statement resmi anti Israel

Kementerian Luar Negeri Indonesia secara resmi mengeluarkan statemen anti-Israel menyusul serangan brutal atas konvoi kapal pengangkut bantuan yang bersandi Freedom Frotilla. Statemen yang dikutip Situs Resmi Deplu RI berisi sebagai berikut;

Pemerintah Indonesia mengutuk penyergapan dan aksi kekerasan Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang membawa misi bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza, Palestina, pada tanggal 31 Mei 2010 yang dikabarkan telah menimbulkan sejumlah korban jiwa dan cedera.
Menurut informasi dari Otoritas Palestina, sebanyak 16 orang telah dikonfirmasi tewas dalam penyergapan ini

Blokade Israel terhadap jalur Gaza secara sepihak sejak Januari 2009 telah melanggar hukum internasional dan telah menciptakan penderitaan yang sangat mendalam dikalangan rakyat Palestina yang tidak berdosa.
Aksi penyergapan Israel terhadap kapal Mavi Marmara hari ini juga ilegal karena dilakukan di perairan internasional.

Melalui aksi penyergapan dan kekerasan tersebut, Israel kembali telah menciptakan hambatan terhadap proses perdamaian di Timur Tengah yang kini memasuki tahapan penting berkaitan dengan diluncurkannya "proximity talks", sebagaimana di sampaikan oleh Presiden Mahmoud Abbas dalam kunjungannya ke Indonesia pada tanggal 29 Mei 2010.

Pemerintah Indonesia akan bekerjasama dengan masyarakat internasional guna memastikan agar Israel mempertanggung-jawabkan tindakannya sesuai dengan hukum internasional. Secara khusus, Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menunaikan kewajibannya sesuai dengan Piagam PBB, termasuk melalui investigasi atas insiden penyerangan Israel dimaksud guna memastikan pertanggungjawaban Israel.

Dari Pemerintah Turki, dipastikan ada 12 WNI dalam kapal tersebut.

Dari informasi terakhir, kapal tersebut sedang digiring ke pelabuhan Afhdod, sekitar 40 km di selatan Tel Aviv.

Pemerintah RI terus memastikan nasib warga negaranya yang diberitakan ikut dalam misi kemanusiaan termaksud.

Kementerian Luar Negeri, 31 Mei 2010

(IRIB/AR/1/6/2010)

Ketika Tiba Waktu Tidur Bagi Arab

Raja Abdullah dan Barack Obama

Serangan brutal pasukan rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Gaza merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan. Apa lagi peristiwa itu dilakukan dengan sepengetahuan masyarakat internasional. Namun di balik semua ini, tudingan lebih ditujukan kepada negara-negara Arab. Tampaknya dalam peristiwa ini, mereka lebih memilih tidur untuk lari dari kenyataan yang terjadi di depan mata mereka.

Rezim Zionis Israel Senin pagi dini hari (31/5) dalam sebuah operasi militer yang dilakukan oleh Komandan Angkatan Laut Zionis Israel atas perintah langsung Ehud Barak, Menteri Peperangan Israel melakukan aksi kejahatan baru.

Menyerang konvoi kapal yang membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Jalur Gaza yang diblokade dan membantai para aktivis perdamaian bukan aksi kejahatan yang mudah dilupakan oleh opini publik dunia dan lembaran sejarah. Para aktivis perdamaian ini dibantai karena dianggap berdosa membantu rakyat tertindas Palestina.

Detil kejahatan yang dilakukan pasukan Zionis Israel harus diketahui oleh opini publik dunia. Masyarakat internasional harus tahu betapa dahsyatnya kejahatan licik yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel.

Disebutkan bahwa Angkatan Laut Zionis Israel sejak beberapa hari lalu telah dikirim ke perairan Jalur Gaza untuk menyerbu konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Gaza. Dengan dasar ini mereka telah memperingatkan konvoi kapal Freedom Flotilla Gaza agar tidak merapat ke pantai Gaza dan kembali lewat jalur yang telah dilaluinya. Namun para aktivis perdamaian menolak peringatan ini. Bagi mereka tujuan yang ada di depan mereka lebih besar, membatalkan blokade Gaza. Mereka tetap melanjutkan perjalanannya menuju perairan Gaza.

Sumber-sumber terpercaya menyatakan bahwa pasukan Zionis Israel pada awalnya memanfaatkan bendera putih untuk menipu konvoi Freedom Flotilla Gaza. Hal itu dilakukan mereka agar diizinkan mendekati konvoi yang ada. Pada akhirnya setelah mendekati dan memasuki konvoi kapal, mereka berkesempatan untuk menerapkan rencana liciknya. Hingga saat ini diberitakan sekitar 20 orang syahid dan lebih dari 60 orang cedera.

Mengkaji kejahatan brutal ini menyingkap sebuah kenyataan pedih dan semua tudingan mengarah kepada negara-negara Arab. Karena sampai saat ini mereka masih belum juga mengeluarkan pernyataan atau menunjukkan reaksi.

Apakah para pendukung masalah Palestina dan pembatalan blokade Jalur Gaza harus berasal dari Eropa? Mengapa harus dari Eropa untuk mengirimkan pesannya kepada dunia bahwa mereka akan membatalkan blokade Gaza? Lalu mengapa pula usaha ini tidak dimulai dari negara-negara Arab? Ironisnya, negara-negara Arab kini justru menjadi penonton!!!

Apa yang menyebabkan masalah Palestina tidak diletakkan menjadi masalah paling penting negara-negara Arab? Mengapa tidak menghentikan pelbagai pertemuan dan konferensi simbolik yang tidak pernah ada hasilnya untuk bangsa Palestina? Pertemuan yang pada akhirnya berujung pada deklarasi mandul dan sebelum diumumkan harus dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada Washington, pendukung kepentingan Israel. Hal itu harus dilakukan agar jangan sampai ada poin-poinnya mampu menciptakan bahasa dan munculnya gerakan rakyat di negara-negara Arab terhadap rezim Zionis Israel.

Apakah pernah terlintas negara-negara Arab akan menggunakan senjata paling ampuh mereka yaitu minyak dalam perundingan-perundingannya dengan Barat?

Pertanyaan ini dan ribuan pertanyaan lainnya kini muncul di benak opini publik dunia yang tidak pernah ada jawabannya. Semua ingin memberikan jawaban logis atas semua pertanyaan ini kecuali...

Tampaknya bangsa-bangsa Arab harus menuntut kepala-kepala negaranya agar tidak lagi melanjutkan upaya berdamai dengan musuh nomor satu dunia Islam. Mereka harus bangkit mengakhiri kehinaan yang selama ini dipaksakan oleh rezim Zionis Israel.

Tapi tidak mudah membangunkan kepala-kepala negara Arab. Para pejabat yang sebenarnya tidak tidur tapi pura-pura tidur. Masalah ini membuat upaya membangunkan mereka menjadi mustahil.

Lalu apa yang harus dilakukan?(IRIB/SL/MF/31/5/2010)

Ketakutan, Kabinet Israel Panggil Pulang Netanyahu

Tel Aviv (IRIB News) - Sebagian besar anggota parlemen rezim Zionis Israel (Knesset) meminta agar Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel segera pulang dari Kanada ke Tel Aviv. Demikian diberitakan kantor berita al-Quds dari situs Palestina Today, Senin (31/5) hari ini.

Menyusul serangan pasukan Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Gaza, anggota parlemen rezim Zionis Israel meminta Netanyahu agar segera kembali ke Tel Aviv. Kondisi Palestina pendudukan pasca penyerangan konvoi kapal bantuan kemanusiaan menjadi semakin memburuk.

Berdasarkan laporan Televisi AlQuds serangan tersebut hingga kini telah mengggurkan 20 orang. Serangan itu terjadi pada Senin (31/5) pagi setelah Israel mengerahkan kapal perang dan mengancam akan menghentikan armada konvoi itu mencapai Gaza. (IRIB/SL/MZ/31/5/2010)

Jerusalem Post: Tentara Israel Mengaku Diserang Pakai Pisau!

Pasca penyerangan berdarah militer rezim Zionis terhadap konvoi kapal bantuan Freedom Flotilla Senin pagi (31/5/2010) tadi, media massa Zionis mengklaim, awak kapal ini menyerang tentara Zionis dengan kapak dan dan pisau.

Klaim ini mengemuka di saat tentara Israel menyatroni konvoi Freedom Flotilla dan menembakkan gas air mata ke arah awak kapal. Guna menjustifikasi kejahatan tersebut, koran Jerusalem Post mengutip radio rezim Zionis menyatakan bahwa para penumpang berniat melucuti senjata tentara Israel! (Anehhh...yang menyerang malah dikatakan diserang...anehhhh...)

Tel Aviv sendiri hingga kini belum merilis statemen resmi. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu hanya menyesalkan tewas dan cideranya sejumlah awak kapal Freedom Flotilla itu.

Televisi Aljazeera melaporkan, ratusan komando Israel dalam serangan tersebut menggunakan masker anti-gas. Serangan tentara rezim Zionis ke kapal Freedom Flotilla terjadi di perairan internasional, sekitar 65 kilometer pesisir Gaza. (IRIB/PH/MZ/31/5/2010)

0 comments to "Kronologis Serangan tentara Israel ke kapal Mavi Marmara"

Leave a comment