Home , , � Pasdaranphobia

Pasdaranphobia

Nasrullah: "Israel Sadar Mereka Akan Menghadapi Bencana Besar"

Sayyid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah menyatakan: "Adalah hak muqawama untuk menggunakan setiap senjata demi menghadapi politik tebar ketakutan dan kekhawatiran Amerika Serikat dan Israel.

Menurut laporan IRNA, Sekjen Hizbullah Sabtu malam (1/5) di hadapan para pendukung muqawama di selatan Beirut menegaskan: "Muqawama tidak perlu membenarkan atau menepis isu rudal scud."

Menyinggung isu rudal scud yang dikemukakan sebuah koran regional dan bersandarkan pada pernyataan Presiden Israel Shimon Perez terkait isu tersebut serta pembesar-besarannya oleh Israel dan Amerika Serikat, Sayyid Nasrullah menambahkan: " Kalian yang mengklaim bahwa Suriah mengirim rudal scud ke Hizbullah, apa bukti kalian?
Padahal kalian tidak punya bukti, bahkan Suriah pun membantah berita tersebut."

Menyikapi kemungkinan meletusnya perang dalam waktu dekat, Sayyid Nasrullah menandaskan: "Jika kekuatan adidaya mempunyai program dan rencana politik besar untuk wilayah, maka ada kemungkinan akan meletus perang. Namun hingga kini tidak ada indikasi tentang adanya program besar tersebut."

Sekjen Hizbullah ini menjelaskan, "Menggunakan semua jenis senjata, adalah hak legal, etis dan manusiawi kami, karena senjata kami untuk membela rakyat yang terancam oleh rezim Zionis Israel. Jika diperlukan, kami akan merealisasikan hak tersebut dan tidak lengah dalam menjalankannya.

Di bagian lain pidatonya, Sayyid Nasrullah melontarkan pertanyaan apakah rudal scud dapat menghancurkan Israel?

"Sepuluh atau 20 rudal scud tidak akan menghancurkan Israel, akan tetapi kebijakan rezim Zionis adalah berpura-pura tertindas dan membolehkan dirinya melakukan kejahatan apa saja di Gaza dengan alasan bahwa roket yang ditembakkan dari Gaza mengancam Israel .

Nasrullah menambahkan: "Israel tengah berusaha mengetahui apa saja yang dimiliki Iran, Suriah, Hizbullah, dan Hamas, karena mereka merasa tengah tergelincir menuju kehancuran. Kemudian dengan kelicikan dan tipu daya, rezim Zionis berusaha mengesankan kepada dunia sebagai pihak yang tertindas. Oleh karena itu mereka (Zionis) merasa berhak tetap menduduki wilayah Palestina."

Ditujukan kepada para pejabat Israel, Sekjen Hizbullah menegaskan, "Gonjang-ganjing dan kontroversi tentang rudal scud yang kalian sulut berdampak kontraproduktif karena justru membuat takut sebagian besar warga Israel dan menebar ketakutan di Tel Aviv dan Bir al-Sab' di Palestina pendudukan. Bahkan warga Zionis menyadari adanya keseimbangan kekuatan, jika perang terjadi, Israel menghadapi banyak masalah dan bencana.(IRIB/MZ/2/5/2010)

Ahmadinejad Kritik IAEA, 60 Tahun Bekerja Belum Juga Berhasil

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyebut produksi dan penimbunan senjata nuklir sebagai ancaman terbesar keamanan dunia.

Menurut laporan IRNA, Ahmadinejad sebelum bertolak ke New York untuk menghadiri konferensi peninjauan kembali Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) Ahad (2/5) manambahkan, 40 tahun sebelumnya sebuah perjanjian yang diberi nama NPT sepakat menyerahkan tiga tugas penting kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Seraya menyebutkan tugas pertama IAEA adalah melucuti senjata nuklir di dunia, Ahmadinejad menandaskan, berdasarkan kewajiban ini, mereka yang memiliki senjata pemusah massal harus segera dilucuti sehingga sumber acaman dapat dihilangkan.

Presiden Iran mengingatkan bahwa tugas kedua IAEA adalah mencegah tersebarnya senjata pemusnah massal di dunia. Ia mengatakan, selain melucuti senjata nuklir, IAEA juga berkewajiban mencegas setiap negara untuk membuat senjata atom atau melakukan uji coba senjata jenis ini.

Selanjutnya Ahmadinejad menyebut membantu setiap negara untuk memanfaatkan energi nuklir adalah tugas ketiga IAEA. "Sangat disayangkan IAEA selama 40 tahun menjalankan tugasnya belum juga berhasil," tandas Ahmadinejad. Menurutnya selama 60 tahun terakhir ancaman senjata atom sangat mempengaruhi hubungan internasional.

Ahmadinejad manambahkan, tidak hanya perlucutan senjata yang gagal dilaksanakan, namun produksi senjata pemusnah massal ini malah kian meningkat dan menyebar. Di sisi lain mereka yang berupaya memanfaatkan nuklir untuk kepentingan damai malah tidak diberi kesempatan untuk menegakkan haknya.(IRIB/MZ/2/5/2010)

Emirat Gagal, Giliran Kuwait Gulirkan Isu Pasdaranphobia

Fars-Ramezan Sharif, Kepala Humas Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan, "Klaim terbongkarnya jaringan spionase di Kuwait merupakan lanjutan dari proyek Pasdaranphobia."

Kepala Humas Pasdaran menekankan, musuh begitu khawatir akan bertambahnya simpati masyarakat Timur Tengah atas Revolusi Islam dan Pasdaran seraya mengatakan, "Klaim terbongkarnya jaringan mata-mata di Kuwait merupakan lanjutan dari proyek Pasdaranphobi."

Kepada Fars, Ramezan Sharif menyinggung klaim terbongkarnya jaringan spionase milik Pasdaran di Kuwait dan menambahkan, "Sejak awal tahun ini, media-media rezim Zionis Israel dan antek-anteknya di Timur Tengah mencari obyek palsu demi menutup-nutupi simpati masyarakat negara-negara tetangga kepada Revolusi Islam."

Ramezan Sharif kemudian menyontohkan tema-tema palsu yang diisukan seperti masalah pencucian uang di Bahrain, pernyataan sejumlah pejabat Uni Emirat Arab dan kini isu tentang terbongkarnya jaringan spionase milik Pasdaran di Kuwait. "Semua tahu betapa Pasdaran sebagai pelindung Revolusi Islam berada di garis terdepan dalam melindungi kepentingan nasional dan kekuatan Pasdaran membuat musuh mencari celah untuk mencegah berkembangnya simpati kepada Revolusi Islam dan Pasdaran dengan menyebarkan isu-isu bohong," tambah Sharif.

Kepala Humas Pasdaran menegaskan, "Seluruh hasil polling menunjukkan seberapa besar simpati masyarakat Timur Tengah kepada Revolusi Islam Iran, sebesar itu pula simpati mereka kepada Pasdaran." Ditambahkannya, "Para pemuda, khususnya Palestina, Lebanon dan negara-negara Timur Tengah lainnya simpati dengan model perjuangan dan pembebasan Pasdaran dan indikasinya dapat disaksikan pada kecenderungan para pemuda untuk bergabung dengan Hamas dan Hizbullah."

Di Balik Lawatan Ahmadinejad ke New York dan Kekhawatiran Barat

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, melawat New York dengan membawa usulan penting untuk revisi Traktat Non-Proliferasi (NPT). Adapun bahwa Iran hadir dalam konferensi peninjauan ulang NPT pada level tinggi, membuktikan komitmen Teheran terhadap perjanjian ini dan upayanya untuk menyuseskan sidang New York.

Cukup beralasan jika partisipasi Presiden Iran pada sidang revisi NPT, sangat mengkhawatirkan pihak-pihak yang dalam beberapa tahun terakhir mengerahkan semua daya yang mereka miliki untuk memperlemah NPT ini sambil melontarkan dukungan penuh terhadap traktat tersebut. Dikhawatirkan Ahmadinejad akan mengungkap siapa sebenarnya pihak yang berupaya memperlemah NPT dengan menjelaskan perspektif pokok bangsa Iran terkait penggunaan energi nuklir. Hal itu tampak jelas dalam berbagai statemen para pendukung Zionis di instansi politik luar negeri dan parlemen Amerika dalam beberapa hari terakhir.

Sebuah pernyataan yang dirilis oleh sekelompok pendukung Zionis di parlemen AS pada Jumat (30/4), secara jelas menyatakan bahwa presiden Iran tidak boleh diberi ijin masuk ke AS karena Ahmadinejad akan mengubah sidang revisi NPT menjadi ajang baru untuk menyerang Israel.

Rezim teror ini dengan bantuan Barat pengklaim sebagai pihak yang mengkhawatirkan liferasi senjata nuklir, bukan hanya menolak menandatangani NPT, melainkan juga membangun gudang-gudang senjata nuklir yang menurut media massa Amerika telah melampaui jumlah yang dimiliki Inggris. Dengan kata lain, Barat dan yang paling utama adalah Perancis dan Amerika Serikat harus dituntut sebagai pelanggar NPT terbesar karena telah membantu Israel.

Dalam pasal pertama NPT disebutkan, "Setiap negara pemilik senjata nuklir, menghindari relokasi segala bentuk senjata nuklir, atau perangkat peledak atom lain, serta memberi, mengontrol langsung atau tidak langsung senjata nuklir atau perangkat peledak nuklir kepada pihak lain, dan dalam kondisi apapun, tidak membantu, mendorong, dan mengiming-imingi satu negara pun yang tidak memiliki senjata nuklir, untuk menggapai senjata nuklir atau perangkat peledak nuklir lain."

Masalah ini, termasuk di antara masalah yang Barat tidak ingin memaparkannya di kancah internasional.

Wajar jika Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, yang dicap sebagai pion Israel karena berbagai kebijakannya, dalam sebuah statemen mereaksi partisipasi Ahmadinejad dalam sidang revisi NPT menyatakan, "Jika presiden Iran hendak mengemukakan topik untuk mengubah alur konferensi, maka ia tidak akan disambut (AS dan Israel)."

Kekhawatirannya tampak jelas dalam ucapannya, "Saya tidak mengerti mengapa Ahmadinejad datang ke New York?

Pertanyaan Clinton itu akan terjawab secara akurat dalam beberapa hari mendatang.

Namun tidak diragukan lagi bahwa sidang ini secara spesifik akan memperjelas posisinya terkait tiga pilar dasar Trakat Non-Proliferasi (NPT). Tiga pilar yang hendak diabaikan oleh sejumlah negara Barat khususnya Amerika dan Perancis demi kepentingan dan tujuan ilegal mereka.

Non-proliferasi, perlucutan senjata, dan penggunaan energi nuklir damai, merupakan tiga pilar utama dalam NPT dan Iran berupaya mewujudkan keseimbangan antarketiga pilar tersebut dengan usulan-usulan yang dibawa oleh Ahmadinejad.

Diharapkan para waktil Iran dalam konferensi tersebut selain membahas tiga pilar poros itu juga mengemukakan isu-isu terkait lain termasuk globalisasi NPT, perwujudan Timur Tengah bebas senjata nuklir, dan jaminan keamanan untuk negara non-pemilik senjata nuklir.

Indikasi yang ada menunjukkan bahwa elemen terpenting yang diacu Iran dan 118 anggota Gerakan Non-Blok adalah program sistematis perlucutan senjata nuklir dunia.

Namun apa yang diacu Barat khususnya Amerika dalam sidang ini dan mengapa mengapa mereka mengkhawatirkan partisipasi tingkat tinggi Iran dalam sidang tersebut?

Analisa kinerja dan perluasan kemampuan senjata nuklir selama ini menunjukkan bahwa Barat berupaya memonopoli sektor nuklir.

Ide-ide seperti pembentukan kelompok terdiri dari negara pemilik senjata nuklir dan pencegahan pengayaan uranium, dan larangan keluar sebagai anggota NPT, merupakan di antara langkah ielgal Barat dalam memonopoli sektor nuklir dunia.(IRIB/MZ/3/5/2010)

0 comments to "Pasdaranphobia"

Leave a comment