Tehran-IRIB News-Surat Republik Islam Iran tentang program pertukaran bahan bakar nuklir yang disusun berdasarkan Deklarasi Tehran, telah diserahkan kepada Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano.
Surat itu diserahkan oleh wakil kedua Iran di IAEA didampingi oleh wakil dari Brazil dan Turki Senin (24/5) kepada Amano di kediamannya.
Berikut ini teks lengkap surat tersebut:
Yang Terhormat Bapak Amano
Dirjen Badan Energi Atom Internasional
Yang terhormat,
Republik Islam Iran sebagai anggota aktif Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam melaksanakan tugasnya dan juga perjanjian NPT, selalu menunjukkan kerjasama luas dengan sebaik-baiknya dalam berinteraksi dengan IAEA. Kerjasama dan interaksi luas dengan IAEA membuktikan pentingnya lembaga internasional ini dan juga perhatian terhadap pentingnya perjanjian yang tersebut. Secara mutual, selain hak-hak yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar IAEA untuk masing-masing anggota dan juga hak yang telah disebutkan dalam pasal empat NPT di satu sisi, serta tugas-tugas IAEA sesuai anggaran dasarnya dalam memberikan pelayanan kepada negara-negara anggotanya di sisi lain, Republik Islam Iran juga berharap dapat menikmati bantuan dan fasilitas terkait tanpa diskriminasi apapun.
Masalah jaminan bahan bakar untuk reaktor nuklir riset Tehran sepenuhnya termasuk di antara tugas-tugas IAEA dan tanggung jawab IAEA dalam hal ini sangat transparan dan jelas. Namun sayangnya, setelah sekitar satu tahun berlalu sejak surat resmi Republik Islam Iran (tertanggal 2 Juni 2009) kepada IAEA untuk mendapatkan bahan bakar nuklir untuk reaktor tersebut di atas yang digunakan untuk memproduksi obat dan memberikan layanan kesehatan kepada sekitar satu juta orang, bukan hanya bahan bakar tidak diterima, bahkan proses yang telah ditempuh gagal akibat persyaratan tidak logis dari pihak seberang.
Sekarang saya memanfaatkan kesempatan ini untuk menyatakan bahwa dalam sidang trilateral yang dihadiri Presiden Iran dan Brazil serta Perdana Menteri Turki, yang kedua negara saat ini menjadi anggota Dewan Gubernur IAEA, telah dilakukan perundingan nuklir konstruktif dan hasilnya adalah perilisan "Deklarasi Kolektif Iran, Turki, dan Brazil" pada tanggal 17 Mei 2010, yang naskahnya saya lampirkan dan secara resmi saya serahkan kepada Anda.
Republik Islam Iran menyampaikan persetujuannya terhadap kandungan deklarasi kolektif dan setiap butir yang saling terkait di dalamnya. Demi pelaksanaan deklarasi kolektif tersebut, dengan ini dan sesuai dengan butir keenam deklarasi tersebut, Republik Islam Iran secara tertulis dan resmi menyatakan persetujuannya terhadap isi deklarasi khususnya atas lima butir pertama kepada IAEA.
Lima butir tersebut adalah:
1- Kami menekankan komitmen terhadap Traktat Non-Proliferasi Nuklir dan mengingatkan kembali seluruh poin yang terkait dan hak seluruh anggota termasuk Republik Islam Iran dalam penggunaan damai, tanpa diskriminasi untuk perluasan riset, produksi, dan penggunaan energi nuklir (juga daur bahan bakar nuklir termasuk aktivitas pengayaan uranium).
2- Kami menyatakan keyakinan kuat kami bahwa saat ini tercapai peluang untuk mulai memajukan proses dalam atmosfer positif, konstruktif, dan tidak kontradiktif, sampai terbimbing pada tahap interaksi dan kerjasama.
3- Kami percaya bahwa pertukaran bahan bekar nuklir merupakan pondasi untuk memulai kerjasama di berbagai sektor khususnya kerjasama nuklir sipil termasuk pembangunan reaktor nuklir dan reaktor-reaktor riset.
4- Berdasarkan poin ini, pertukaran bahan bakar nuklir merupakan langkah konstruktif, progresif, dan titik awal untuk kerjasama antarbangsa. Langkah seperti ini harus diarahkan dengan interaksi positif dan kerjasama di sektor program nuklir sipil, serta menghindari segala bentuk kontradiksi baik dari sisi manajemen, aksi, atau bahkan statemen ancaman yang merusak hak dan komitmen nuklir Iran di bawah NPT, dan itu harus diganti dengan kerjasama nuklir.
5- Berdasarkan poin-poin itu, demi memudahkan kerjasama nuklir tersebut di atas, Republik Islam Iran menyetujui penyerahan 1.200 kilogram uranium yang telah diperkaya di tingkat rendah (LEU) kepada Turki. LEU tersebut berstatus milik Iran di tangan Turki. Iran dan IAEA dapat mengawasi penjagaan yang aman terhadap bahan LEU tersebut di Turki.
Kami berharap berdasarkan butir keenam deklarasi itu, IAEA menginformasikan deklarasi tersebut kepada kelompok Wina (Amerika Serikat, Rusia, Perancis, dan IAEA) serta merefleksikan jawaban positif kelompok Wina kepada kami. Langkah seperti ini, berdasarkan deklarasi tersebut merupakan awal perundingan untuk penjelasan perincian lebih luas pertukaran bahan bakar melalui kontrak kesepakatan tertulis dan juga tahapan yang dituntut antara Iran dan kelompok Wina.
Kami menunggu jawaban Anda sesegera mungkin.
Terimalah salam terhangat saya.
Ali Akbar Salehi
Wakil Presiden dan Ketua Badan Energi Atom Iran
(IRIB/MZ/SL/24/5/2010)
0 comments to "Teks Lengkap Surat Iran Kepada IAEA Soal Deklarasi Tehran"