Home , � Ekspo 2010 Shanghai : Ahmadinejad Cium Tangan Ayah Syahid di Cina

Ekspo 2010 Shanghai : Ahmadinejad Cium Tangan Ayah Syahid di Cina

Davutoglu: Israel Tidak Punya Nyali Hadapi Fakta

Menlu Turki, Ahmet Davutoglu

Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, Michael B. Oren menyatakan bahwa negaranya menolak segala bentuk penyelidikan multinasional atas serangan militer Israel pekan lalu terhadap kapal bantuan kemanusiaan milik Turki, Mavi Marmara.

"Kami menolak ide pembentukan sebuah komisi internasional," katanya kepada Fox News (06/6). "Kami tengah berunding dengan pemerintahan Obama tentang penyelidikan oleh kami sendiri."

Ditambahkannya pula bahwa Israel memiliki hak dan tanggung jawab, berdasarkan demokrasi untuk menyelidiki segala bentuk aktivitas militer.

Pernyataan itu mengemuka setelah Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengajukan usulan pembentukan tim investigasi multinasional menyelidiki serangan militer Israel terhadap kapal Turki Mavi Marmara, yang berusaha menjebol blokade Gaza.

Menyikapi penentangan tersebut, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, menilainya sebagai bukti Israel bersalah. Dikatakannya, "Ankara menuntut pembentukan sebuah tim multinasional untuk menyelidiki kasus serangan militer Isrel terhadap kapal pengangkut bantuan kemanusiaan untuk Gaza."

"Israel tidak punya nyali untuk menghadapi kenyataan," tambahnya.

Ketika ditanya soal kemungkinan pemutusan secara penuh hubungan diplomatik Turki dengan Israel, Davutoglu menegaskan bahwa hal ini bergantung pada sikap rezim Zionis.

Di bagian lain, Davutoglu juga sangat menyayangkan penolakan Amerika Serikat atas pembentukan komisi multinasional tersebut pada sidang Dewan HAM di Jenewa. (IRIB/MZ/MF/7/6/2010)

Ahmadinejad Cium Tangan Ayah Syahid di Cina

Ekspo 2010 Shanghai, Cina yang dibuka sejak 1 Mei 2010 lalu masih tetap menjadi pameran yang paling banyak dikunjungi di dunia. Data terbaru menyebutkan bahwa hingga kini telah lebih dari 10 juta memadati gedung pameran. Sementara stand Republik Islam Iran di bagian negara-negara Asia telah menjamu ribuan pengunjung.

Sekitar 246 negara, lembaga dan organisasi internasional ikut dalam Ekspo 2010 Shanghai dan memamerkan produk-produk budaya, sains dan seninya. Memperkenalkan gaya dan bentuk arsitektur Iran-Islam mampu membuat stand dipenuhi para pengunjung.

Para penyelenggara stand Iran, tidak hanya menghiasnya dengan ornamen-ornamen yang mampu memperkenalkan budaya dan peradaban kuno Iran, tapi juga memamerkan penemuan-penemuan terbaru di bidang sains dan produk-produk budaya. Semua itu ditambah dengan gambar-gambar dan lukisan indah yang diletakkan di depan stand membuat setiap pengunjung langsung tertarik ingin mengetahui lebih banyak mengenai isi stand Iran.

Dari sekian puluh foto dan lukisan indah yang dipamerkan di bagian luar stand Iran, ada satu foto Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang paling menonjol. Dalam foto itu, Ahmadinejad tengah mencium tangan seorang ayah syahid ketika melakukan safari provinsinya. Setiap pengunjung yang berlalu-lalang saat menyaksikan foto ini, pasti berhenti beberapa saat untuk melihatnya dari dekat.

Foto ini membuktikan kesederhanaan Presiden Ahmadinejad yang sejatinya menjadi ciri khasnya yang paling menonjol, selain sikapnya yang rendah hati.

Para pengunjung yang berasal dari warga Cina saat menyaksikan foto Presiden Ahmadinejad langsung berbicara tentang sikap anti-hegemoni Presiden Republik Islam Iran ini. Warga Cina mengenal Ahmadinejad dari sikapnya berani melawan kekuatan-kekuatan besar dunia.

Seorang wanita muslim Cina saat ditanya oleh IRNA soal Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, "Ahmadinejad adalah presiden terbaik di tingkat negara-negara Islam." "Keberanian, semangat melawan kezaliman dan hidupnya yang sederhana membuat semua bangsa tertindas di dunia tertarik padanya,' tambahnya.(IRIB/SL/MF/7/6/2010)

Mendahului Dunia Islam, Venezuela Tindak Israel

Deputi Urusan Eropa Kementerian Luar Negeri Venezuela, Tamir Puras menyatakan bahwa harus ada tindakan melebihi pemutusan hubungan diplomasi dengan Israel, dan Venezuela berkomitmen untuk menyeret para pelaku pembantaian massal di perairan Mediterania itu ke pengadilan internasional.

Pemerintah Venezuela saat ini tengah membahas mekanisme efisien dalam rangka menyusun langkah-langkah melebihi pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

Tidak hanya itu, Venezuela akan mengidentifikasi produk-produk Zionis yang masuk ke setiap pelabuhan negara ini. Dan Karakas siap memberlakukan boikot terhadap rezim Zionis sebagai bagian dari pengucilan dan represi terhadap rezim Zionis Israel agar menghentikan kejahatannya terhadap bangsa Palestina.

Di lain pihak Raymundo Kabchi, analis politik internasional menyatakan, "Ketika muncul tuntutan penindakan tegas terhadap Israel atas aksi kriminalnya, Amerika Serikat dan Eropa memang tidak bisa diharap berbuat banyak, karena mereka yang menciptakan rezim rasialis Israel."

Kabchi mendefinisikan Zionisme dengan "kapitalisme neoliberal global". Adapun Amerika Serikat dan Eropa menjadi simbol dari sistem tersebut. Oleh karena itu, tidak mungkim mereka dituntut menunjukkan solidaritas terhadap bangsa Palestina.

Menyusul keputusan Venezuela untuk memboikot produk-produk Ziois itu, Dubes Palestina untuk Venezuela, Farid Sawan mengapresiasi keberanian dan solidaritas Presiden Hugo Chavez dalam membela bangsa tertindas dan gerakan Palestina.(IRIB/MZ/SL/7/6/2010)

Höger: Siapa Bilang Korban Flotilla Hanya Sembilan?

Inge Hoger (tengah) bersama dua rekan seperjalanannya di Mavi Marmara

Anggota Parlemen Jerman Inge Höger menekankan bahwa jumlah orang yang tewas dalam serangan militer Israel terhadap Freedom Flotilla di perairan internasional Senin lalu itu mencapai 19 orang bukan 10 atau sembilan orang.

Anggota parlemen dari kubu oposisi Jerman itu menjelaskan bahwa jumlah korban tewas dan cedera akibat serangan militer Israel itu banyak sekali namun pihak Israel berupaya mengurangi jumlah korban jiwa dalam serangan tersebut.
Pernyataan itu dikemukakan Sabtu sore (05/6/2010) oleh Höger dalam pidatonya pada sebuah acara di Berlin dalam rangka mengutuk serangan Israel terhadap Mavi Marmara. Höger menilai perompakan tersebut mirip dengan blokade Gaza yang melanggar hukum internasional dan piagam hak asasi manusia.

Saat serangan terjadi, Höger menyatakan menyaksikan semua peristiwa yang berlangsung. Menurutnya, para komando Israel bukan hanya membunuh dan mencederai para aktivis, melainkan juga bertingkah seperti para pencuri dan bajak laut dengan merampas barang pribadi para penumpang kapal Mavi Marmara.

Sementara di pihak lain, media massa dan para pejabat Israel mengklaim bahwa korban tewas dalam serangan komando Zionis ke kapal Mavi Marmara hanya sembilan orang. Angka tersebut kemudian diikuti berbagai media massa dunia.

Pemerintah Turki mengkonfirmasikan bahwa sembilan warganya gugur syahid dalam insiden di Mavi Marmara.(IRIB/MZ/SL/7/6/2010)

Situs Pentagon AS Masih Saja Kebobolan

Kepala Komando Cyber Departemen Pertahanan AS, Jend. Keith Alexander mengungkapkan, setiap harinya lebih dari 6 juta kali para peretas ilegal menembus jaringan Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Sebagaimana dikutip Press-TV, Jend. Keith Alexander meminta militer AS untuk waspada tergadao serangan cyber. Dia menyatakan, "Setiap jamnya, terdapat 250 ribu akses ilegal menembus situs Pentagon. Jumlah itu per harinya bisa mencapai 6 juta kali". Keterangan tersebut diungkap Keith dalam sebuah pertemuan di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang digelar Kamis lalu. Kepala Komando Cyber AS itu juga mengkhawatirkan terjadinya serangan internet terhadap situs-situs keamanan AS yang lain dan menyatakan, "Masalah penting yang terkait dengan keamanan nasional kini berada dalam ancaman bahaya". Dijelaskannya, "Serangan itu berasal dari teroris, kelompok-kelompok penjahat, dan peretas asing.(apakah zionis israel terorist nya...???!!!!...)

Kejahatan Bom Curah AS di Yaman Terbongkar

Amnesti Internasional (AI) kemarin (Senin, 7/6) membeberkan kejahatan perang AS di Yaman. Sekitar 55 warga Yaman tewas akibat serangan bom curah (cluster) militer AS pada Desember tahun lalu.

Sebelumnya, kementerian pertahanan Yaman menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu tanpa menyebut peran AS, dengan mengatakan antara 24 dan 30 gerilyawan tewas di tempat yang diduga kamp pelatihan Alqaeda itu.

Namun menurut AI, Februari lalu satu komisi parlemen Yaman telah melaporkan bahwa selain 14 yang diduga gerilyawan Alqaeda Yaman, 41 warga setempat, termasuk 14 wanita dan 21 anak, tewas dalam serangan itu. AI menyatakan pihaknya telah minta informasi mengenai serangan itu dari Pentagon, tapi belum menerima jawaban.

Hingga sekarang, AS dan Yaman belum menandatangani Konvensi mengenai Amunisi Curah, perjanjian yang dirancang untuk melarang secara komprehensif penggunaan senjata sadis itu yang akan mulai berlaku 1 Agustus 2010.

0 comments to "Ekspo 2010 Shanghai : Ahmadinejad Cium Tangan Ayah Syahid di Cina"

Leave a comment