Sidang musiman Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk pertama kalinya digelar di Wina dengan agenda utama senjata nuklir Rezim Zionis Israel.
Dewan Gubernur IAEA Senin (7/6) menggelar sidang musiman yang menfokuskan persenjataan nuklir Israel di tengah-tengah kegagalan Amerika Serikat (AS) untuk menghapus nama rezim ilegal ini dari statemen sidang revisi Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT).
Keistimewaan sidang Dewan Gubernur IAEA kali ini adalah pencantuman nuklir Israel dalam agenda mereka. Sebelumnya dewan gubernur juga menyatakan akan menggelar sidang selama beberapa hari membahas program nuklir Israel.
Sidang ini untuk pertama kalinya digelar Dewan Gubernur IAEA selama dua puluh tahun terakhir yang menyebutkan pembahasan nuklir Israel. Para diplomat Wina menilai hal ini sebagai perubahan besar di kancah politik.
Para pengamat menyebut pembahasan nuklir Israel di Dewan Gubernur IAEA menunjukkan komitmen badan ini untuk membumikan NPT dan juga disebabkan desakan negara-negara dalam konferensi kaji ulang NPT baru-baru ini. (IRIB/MF/RM/7/6/2010).Rezim zionis Israel mengancam bakal membunuh perdana menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Sebagaimana diberitakan IRNA, Mantan Wakil Kepala Staf Militer Gabungan Rezim Zionis Israel, Uzi Dayan menyatakan, "Jika Erdogan menembus Gaza dengan konvoi kapal Freedom Flotilla untuk mematahkan blokade, kami akan menenggelamkan kapalnya". Ia menambahkan, "Dengan tegas saya katakan, jika tim investigasi internasional ingin memaksakan opsinya kepada kami, maka kami pun akan menyeret Erdogan ke mahkamah internasional".
Mantan wakil kepala staf militer gabungan Israel itu menandaskan, "Jika posisi saya sebagai Shimon Peres (presiden rezim zionis), pasti saya akan menyadarkan Erdogan bahwa jika ia datang ke Gaza, nasibnya bakal seperti sembilan warga Turki dalam kapal pembebasan".
Uzi Dayan menilai kedatangan PM Turki ke Gaza bersama rombongan kapal Freedom Flotilla sama artinya dengan mengumumkan perang dengan Israel. Dia menambahkan, "Jika kami gagal menguasai kapal pembawa Erdogan, niscaya kami akan menenggelamkannya".(IRIB/8/6/2010).Anggota parlemen Jerman mengungkapkan bahwa jumlah sebenarnya dari korban tewas dalam serangan rezim zionis Israel terhadap kapal Mavi Marmara sebanyak 19 orang. Kantor berita Fars memberitakan, anggota parlemen Jerman Inge Hoeger menekankan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden serangan kapal Mavi Marmara sebanyak 19 orang dan klaim Israel bahwa jumlah itu hanya 10 orang adalah tidak benar.
Hoeger menegaskan, serangan angkatan laut Israel terhadap kapal Pembebasan merupakan agresi, perompakan, dan kejahatan sebagaimana blokade di Jalur Gaza yang bertentangan dengan hukum internasional dan seluruh piagam yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Selama ini rezim zionis Israel berusaha mengesankan bahwa korban tewas dalam perompakan kapal Mavi Marmara berjumlah lebih sedikit sehingga kalangan media-media Israel pun mengklaim hanya terdapat 9 aktifis kemanusiaan yang tewas dalam serangan tersebut.
Dalam serangan pasukan komando rezim zionis Israel 31 Mei lalu terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza di perairan internasional, minimal 20 aktifis kemanusiaan tewas sementara 60 lainnya mengalami cidera.(irib/8/6/2010)
Tel Aviv-Ankara Renggang, Mossad Rugi
Dinas Intelijen Rezim Zionis Israel (Mossad) akan kehilangan pangkalannya di dekat Iran.Seperti dilaporkan Kantor Berita Fars News, mingguan Inggris Sunday Times dalam laporannya menulis, ketegangan hubungan antara Turki dan Israel diperkirakan akan berbuntut pada hilangnya pusat informasi Mossad di wilayah Turki yang terletak tak jauh dari perbatasan Iran.
Sunday Times dalam laporannya merujuk pada kebrutalan Israel saat menyerang konvoi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza (Freedom Flotilla) menulis, "Apakah serangan ini akan menghancurkan kemampuan dinas intelijen Israel terhadap Iran?"
Di sisi lain komite pertahanan Israel menyatakan kehawatirannya yang mendalam atas renggangnya hubungan Tel Aviv dengan Ankara. Komite ini menandaskan, kemungkinan besar pemerintah Ankara akan menutup pangkalan Mossad yang bertugas mengumpulkan informasi dan data terkait Iran.
Sebuah sumber Israel kepada Sunday Times menyatakan, jika hal ini sampai terjadi maka Israel akan kehilangan sarana untuk mengumpulkan informasi terkait Iran. Pangkalan ini berdekatan dengan perbatasan Iran dan berada di wilayah Turki. (IRIB/MF/RM/7/6/2010).
0 comments to "Israel Bunuh Erdogan..benarkah..???..."