Home , � Pengantin Banjar..kesurupan...!!!???....

Pengantin Banjar..kesurupan...!!!???....

Pengantin Diarak, Penggiring Pun Kesurupan
Minggu, 13 Juni 2010 | 19:17 WITA/b.post

KHAIRIL RAHIM, SH
Penganten Bausung di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Dengan berbalut pakaian khas Banjar, sepasang mempelai pengantin tampak anggun dan megah berjalan beiringan keluar dari rumah. Tidak jauh dari sana rombongan penari yang berdiri di depan pintu lalu datang menghampiri.

Tidak berapa lama kedua mempelai langsung dijemput sang penari. Masing-masing pengantin kemudian langsung dinaikan ke atas pundak salah satu penari.

Dengan cara diusung (dipikul) kedua mempelai lalu diarak sambil diiringi tetabuhan gamelan khas Banjar dan sejumlah penari yang sejak tadi siap menggiring mereka. Keduanya lalu diusung berjalan menuju rumah sang mempelai pria.

Upacara penyambutan kedatangan sang mempelai pun terasa unik dengan disambut dengan kuda gipang raden perbaya lalu kedua mempelai juga diberi pantun nasehat oleh seorang dayang.

Setelah puas diarak, kedua raja sehari itu kemudian disambut keluarga mempelai pria. Kemudian keduanya lalu disandingkan di pelaminan.

Itulah sekilas pelaksanaan resepsi perkawinan salah satu warga di Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel. Resepsi tersebut diberi nama pengantin (penganten bausung/ bausung ginggung/baunggsung) yang jadi tradisi khusus warga pahuluan (pedalaman) pada resepsi pernikahan.

Di beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan tradisi mengusung pengantin sudah menjadi bagian prosesi perkawinan yang masih bertahan hingga saat ini.

Tradisi turun temurun tersebut terus dikembangkan masyarakat pahuluan khususnya warga Hulu Sungai Tengah. Hampir disetiap acara pernikahan Bausung Ginggung jadi agenda utama resepsi perkawinan.

Tokoh masyarakat Haruyan, Masdulhak mengatakan pelaksanaan baungsung ini sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan sejak lama dan tetap dilaksanakan sampai kapanpun. "Tujuannya jelas agar para generasi muda lebih mengenal kebudayaan daerah," kata Masdulhak.

Dulhak mengaku tidak tahu, sejak kapan upacara tersebut mulai dilaksanakan. Yang jelas, ini sudah menjadi tradisi dan berlangsung turun-temurun.

"Bausung ginggang ini ibaratnya seperti tolak bala. Kalau tidak melakukan, biasanya pasangan pengantin akan banyak godaan dan rintangan," sebut Dulhak.

Dalam Bausung Gingang ini diakhiri dengan dipertemukan pasangan pengantin. Keduanya, diminta untuk bersalaman dan berjalan beriringan sambil didoakan oleh tokoh kampung.

Semua itu, mirip dengan prosesi ijab dan kabul dalam sebuah pernikahan. "Tapi tradisi ini bukan ijab dan kabul, ini hanya upacara tradisi saja," terang Dulhak.

Ditambahkan saat pelaksanaan pengungsungan beberapa orang yang menjadi penggiring mempelai biasanya ada yang kesurupan. Diterangkan Dulhak mereka dimasuki oleh roh halus yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang awam dan itu terjadi hanya pada orang-orang yang ada garis keturunan atau tutus sang pengantin. (KHAIRIL RAHIM/b.post)

0 comments to "Pengantin Banjar..kesurupan...!!!???...."

Leave a comment