PESTA demokrasi di tingkat Kalsel telah usai. Meski pemenangnya belum ditentukan secara resmi oleh KPU setempat, tapi berdasarkan penghitungan cepat (quick count) dan real count oleh KPU dan PMII Kalsel, semua memenangkan pasangan Dua Rudy (Rudy Ariffin dan Rudy Resnawan).
Perolehan suara sementara pasangan Dua Rudy jauh mengungguli empat pasangan lainnya. Hingga Kamis (3/6), pasangan Dua Rudy memperoleh suara sementara di atas 46 persen, sementara pesaing terberatnya hanya sekitar 22 persen.
Meski penghitungan belum final, kemungkinan besar angkanya tak bakal jauh dari kisaran itu. Pasalnya, tiga daerah dengan jumlah suara terbanyak, Banjarmasin, Banjarbaru dan Banjar, dikuasai pasangan Dua Rudy.
Berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas, kemenangan Dua Rudy sebetulnya telah bisa diramalkan sebetulnya. Bahkan, LSI Deny JA berani memastikan kemenangan pasangan itu sebelum pencoblosan digelar. Dua kali survei yang digelar lembaga ini, pasangan Dua Rudy meraup suara di atas 40 persen. Perhitungan itu, tak jauh beda dengan quick count yang dilakukan beberapa lembaga usai pencoblosan.
Sementara itu, pesaing terberat Dua Rudy yang sebelumnya sempat memberi perlawanan ketat saat kampanye, pasangan Zairullah Ashar dan Habib Aboebakar (ZA) tak berkutik. Pasangan itu hanya mampu unggul di tiga dari 13 kabupaten/kota yang ada di Kalsel.
Kejutan justru terjadi di Kota Banjarmasin. Jago incumbent, pasangan HA Yudhi Wahyuni dan Haryanto yang selama ini diunggulkan berbagai lembaga survey justru kalah telak.
Berdasarkan quick count yang dilakukan berbagai lembaga hingga Rabu (2/6) malam, pasangan Muhidin-Irwan Anshari meraup suara di atas 45 persen, sementara jago incumbent memperoleh suara kurang dari 30 persen.
Pada Pemilukada Kota Banjarmasin tahun ini diwarnai aroma money politics yang cukup kental. Meski sulit dibuktikan secara hukum, sejumlah pemilih di kota ini mengaku mendapat suntikan dana antara Rp 25 ribu hingga Rp 250 ribu per suara.
Pemilukada lain yang juga seru terjadi di Kota Banjarbaru. Hingga Rabu (2/6) malam belum ada satu pasangan pun yang memperoleh suara lebih dari 30 persen. Berdasarkan penghitungan suara yang telah dilakukan, kemungkinan besar dilakukan dalam dua putaran.
Secara umum, pelaksanaan pesta demokrasi di Kalsel berjalan relatif aman. Hampir tak ditemui riak yang bisa menimbulkan gejolak sosial yang bisa meluas. Ketidakpuasan yang muncul dari beberapa pihak merupakan hal yang sangat wajar dalam pesta demokrasi yang melibatkan sekitar tiga juta pemilih itu.
Rakyat telah menentukan pilihannya. Baik atau buruk, pemenangnya merupakan pilihan rakyat terbanyak. Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam sebuah permainan. Konsekuensi yang terjadi selama lima tahun ke depan, harus ditanggung bersama sebagai bentuk kedewasaan dalam berdemokrasi. Masyarakat tinggal menunggu kiprah para pemimpin yang terpilih itu.
Sementara bagi yang terpilih, harus bisa mempertanggungjawabkan segala ucapan dan tindakan selama masa kampanye. Banyak kata dan janji manis telah diucapkan saat kampanye. Bahkan, tak segan-segan sang calon menggunakan simbol agama demi memenangkan pemilihan. Kini saatnya sang pemenang memenuhi janjinya kepada rakyat dan Sang Penciptanya.
Ada satu pelajaran politik yang menarik dari Jepang. Perdana Menteri Jepang yang terpilih beberapa bulan lalu, Yukio Hatoyama menyampaikan pengunduran dirinya, pada Rabu (2/6), di Tokyo, tepat pada saat rakyat Kalsel melakukan pencoblosan.
Hatoyama mundur hanya karena ‘merasa gagal’ memenuhi janji kampanyenya. Janji itu adalah memindahkan pangkalan Marinir AS, Marine Air Station Futenma, di lepas pantai selatan Pulau Okinawa. Hatoyama tercatat sebagai Perdana Menteri Jepang keempat yang mengundurkan diri dalam empat tahun terakhir.
Nah, pemenang pemilukada di tingkat provinsi, dua kota, dan empat kabupaten lain di daerah ini, bisa belajar banyak dari mundurnya PM Jepang itu. Mundur bukan merupakan hal tercela, jika memang merasa gagal memenuhi janji kepada rakyat, lebih baik mundur secara terhormat. (*b.post,google image & facebook photos searching by banjarkuumaibungasnya.blogspot.com)
0 comments to "Urang Banjar mesti belajar dengan sikap pemenang Pemilukada negara Jepang"