Home , � kelompok Zionis Anti-Defamation League dan sejumlah media milik sayap kanan Amerika Serikat segera beraksi dan menekan CNN untuk memecat & minta maaf!

kelompok Zionis Anti-Defamation League dan sejumlah media milik sayap kanan Amerika Serikat segera beraksi dan menekan CNN untuk memecat & minta maaf!

CNN Cabik-Cabik Prinsip Netral

Atlanta, Aktualpress--Pemecatan Pemred Timur Tengah CNN, Octavia Nasr, gara-gara ungkapannya atas wafatnya Allamah Fadlullah, marji' Syiah Lebanon, mengungkap peran lobi Zionis dalam media massa Amerika. Selain itu, pemecatan tersebut juga menjadi bukti nyata pelanggaran prinsip netral dan faktual dalam pemberitaan.

Interpress Service melaporkan, pasca ungkapan rasa hormat Nasr kepada Allamah Fadlullah serta pernyataannya di twitter, b

CNN mengklaim sebagai penjaga prinsip netral dan faktual dalam pemberitannya. Namun pemecatan Nasr dan standar ganda CNN bertentangan dengan prinsip tersebut.

Peter Hart, anggota kelompok Fairness & Accuracy in Reporting (FAIR) menyatakan, jika pekerjaan Nasr selama bertahun-tahun lemah, hal itu dapat dijadikan alasan pemecatannya, namun rapor kerjanya bukan sumber masalah. Keputusan para pejabat CNN tidak diambil berdasarkan politik logis dan bijak. Masalah utamanya adalah pernyataan Nasr menyinggung perasaan orang-orang yang besar. Disinilah letak kesalahan Nasr."

Nasr telah bekerja di CNN selama 20 tahun dan ia sangat jarang tampil secara langsung sebagai analis dalam diskusi terkait Timur Tengah. Dia tidak memiliki latar belakang anti-Israel atau pro-Palestina.

Selain itu banyak jurnalis Amerika yang mengungkapkan rasa hormatnya terhadap tokoh-tokoh dunia yang terkenal berdarah dingin termasuk Mao Zedong, Ariel Sharon, Shah Iran, atau bahkan kepada Kim il Sung. Namun ungkapan tersebut tidak membuat mereka kehilangan pekerjaan. (Ap/IRNA/MZ/SL/11/7/2010)

Fakta Ironis Kebebasan Berpendapat Barat

Pekan lalu, Octavia Nasr, redaktur senior CNN urusan Timur Tengah yang telah berkiprah sejak tahun 1990, secara sepihak diberhentikan gara-gara memuji almarhum Ayatullah Muhammad Hossein Fadhlullah, marji syiah Lebanon.

Nasr di jejaring sosial Twitter menulis, "Fadhlullah adalah tokoh senior Hizbullah Lebanon yang patut dihormati. Saya pun terpengaruh atas meninggalnya beliau." Kalimat pendek yang keluar dari nurani redaktur CNN ini, ternyata berbuah getir bagi Nasr sendiri. CNN sebagai media massa global yang mengaku mengusung kebebasan berpendapat, secara sepihak mencopot Nasr. Masalah ini menunjukkan sebuah realitas yang terpendam di jantung budaya Barat, bahwa kebebasan yang didengung-dengungkan selama ini hanya omong kosong belaka.

Belum reda pembungkaman yang dilakukan media massa Barat terhadap redakturnya sendiri, pemerintah Inggris menghapus catatan Duta Besar Inggris di Lebanon yang memuji Ayatollah Fadhlullah, setelah tercantum di situs Departemen Luar Negeri Inggris. Penghapusan itu dilakukan menyusul adanya tekanan dari Rezim Zionis Israel.

Televisi BBC menyebutkan bahwa catatan Dubes Inggris untuk Lebanon itu membuat Tel Aviv geram. Dalam catatannya, Dubes Inggris itu menulis, "Ayatollah Fadhlullah adalah sosok yang terhormat dan seorang politisi besar. Siapapun yang menemui Ayatollah Fadlullah, akan menikmati pertemuan tersebut. Saya pun termasuk orang menikmati pertemuan dengan Ayatollah Fadhlullah. Untuk itu, saya benar-benar kehilangan atas wafatnya beliau."

Kingsly Martin jurnalis terkemuka Inggris, dalam bukunya yang berjudul, 'The People Want to The Press' menulis, "Kebebasan pers sangat urgen dari sisi kebebasan informasi, kebebasan interpretasi dan kebebasan mengkritik. Namun di Inggris yang ada hanyalah kebohongan belaka. Di sini, kebebasan seperti orang kampung yang tinggal di hotel mewah!."

Di bagian lain bukunya, Martin menulis, metode yang dipakai kantor berita yang berada dalam naungan imperium media global terlalu sering menyelewengkan realitas sebenarnya dengan menampilkan berita setengah bohong dan memotong kutipan pidato seseorang demi membenamkan tujuannya..."

Sydney Mosel, jurnalis terkemuka Inggris lainnya menyinggung hegemoni media Inggris dalam bukunya "The Trusth about Journalism". Mosel menulis, setelah mengumpulkan sejumlah uang, saya bisa keluar dari belenggu hegemoni media massa global dengan menjadi penulis lepas.

Riset yang dilakukan asosiasi jurnalis Eropa pada tahun 2008 menyebutkan bahwa tidak ada kebebasan berpendapat di 20 negara Eropa. Di luar fakta itu, lebih dari 500 akademisi di universitas Israel baru-baru ini melayangkan surat protes ke Departemen Pendidikan Rezim Zionis Israel mengenai pembungkaman kebebasan berpendapat di universitas-universitas Israel.(IRIB/PH/10/7/2010)

0 comments to "kelompok Zionis Anti-Defamation League dan sejumlah media milik sayap kanan Amerika Serikat segera beraksi dan menekan CNN untuk memecat & minta maaf!"

Leave a comment