BANJARMASINPOST.CO.ID, JOHANNESBURG - Jimmy Jump, penyusup di pertandingan final Piala Dunia 2010, rupanya memang doyan melakukan aksi nekat. Pria asal Spanyol itu sudah beberapa kali merusak suasana acara-acara penting.
Jimmy yang bernama lengkap Jaume Marquet Cot ditangkap petugas keamanan di Stadion Soccer City sebelum kick off final Piala Dunia 2010 antara Belanda dan Spanyol. Pria kelahiran Sabadell, Katalunya, Spanyol itu, hampir berhasil memakaikan topi merah di atas trofi Piala Dunia. Namun, petugas keamanan berhasil menghalau dan membekuknya.
Ini bukan pertama kalinya Jimmy melakukan aksi nekat seperti itu. Sebelumnya, pria 36 tahun itu tiba-tiba nongol di panggung dalam acara Eurovision Song Contest di Oslo, Norwegia, pada akhir Mei 2010. Ia naik panggung tepat ketika kontingen Spanyol unjuk kebolehan.
Tahun lalu, Jimmy juga nekat masuk ke lapangan tanah liat di Perancis Terbuka dalam pertandingan final tenis putra antara Roger Federer dan Robin Soderling. Jimmy tampak membawa Barcelona sebelum ditangkap petugas keamanan.
Pada final Piala Eropa 2004 antara Yunani dan Portugal, si kepala pelontos ini juga membawa bendera Barcelona dan melemparkannya ke kapten Portugal, Luis Figo. Figo adalah mantan pemain Barca yang kemudian pindah ke Real Madrid. Aksi serupa juga dilakukannya pada duel La Liga antara Madrid dan Barca pada November 2005. Juga pada duel Liga Champions antara Villarreal dan Arsenal pada 2006, final Liga Champions 2007 antara AC Milan dan Liverpool, serta semifinal Euro 2008 antara Jerman dan Turki.
(kcm/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 12 Juli 2010 )
BANJARMASINPOST.CO.ID, JOHANNESBURG - Sebanyak lima kartu kuning dikeluarkan wasit Howard Webb pada babak pertama final Piala Dunia antara Belanda dan Spanyol , Minggu (11/7/2010). Namun, pertandingan keras itu cuma ditutup dengan skor imbang 0-0 saat turun minum.
Spanyol patut menyesal atas hasil itu. Setidaknya, selama 15 menit pertama, mereka mengendalikan permainan dan menciptakan sejumlah peluang gol.
Pada menit kelima, Spanyol menciptakan peluang emas melalui Sergio Ramos. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan Xavi tepat ke tengah gawang, yang sayangnya berhasil digagalkan Maarten Stekelenburg.
Belanda sempat membalas ancaman itu dengan sebuah tembakan akurat yang dilepaskan Dirk Kuyt dari luar kotak penalti. Namun, tembakan itu begitu lemah sehingga mudah diantisipasi Iker Casillas.
Pada menit ke-11, Ramos kembali membahayakan gawang Belanda. Dari sektor kiri pertahanan Belanda, ia mengirim bola ke tengah gawang. Namun, bola berhasil diblok John Heitinga.
Semenit berselang, David Villa menguasai umpan Xabi Alonson di sisi kiri dalam kotak penalti dan melepaskan tembakan yang juga melenceng dari sasaran.
Tak mau terus tertekan, Belanda mencoba bergerak maju pada menit ke-15. Selain agresif dalam merebut bola, mereka juga lugas dalam melakukan serangan ketika berhasil menguasainya.
Sayang, meski mampu mengurangi dominasi Spanyol, Belanda masih kerap melakukan kesalahan umpan sehingga usaha mereka kerap patah di tengah jalan.
Di tengah kesulitan itu, Belanda mendapat tendangan bebas, menyusul pelanggaran Carles Puyol kepada Arjen Robben. Wesley Sneijder yang dipercaya mengeksekusi hadiah mengirim tendangan langsung ke gawang Casillas. Namun, Casillas berhasil mengamankan bola.
Meski gagal, ancaman itu semakin melambungkan kepercayaan diri Belanda. Mengandalkan permainan sayap, mereka mencoba menembus benteng Spanyol.
Spanyol yang sempat solid dalam melakukan pressing di menit-menit awal agak kerepotan, terutama menghadapi pergerakan Arjen Robben di sisi kiri pertahanan mereka.
Untungnya, koordinasi permainan Belanda kurang kompak. Robben beberapa terlihat kesulitan menemukan rekan untuk diumpan. Bola pun kerap hilang akibat jatuh di kaki lawan atau direbut mereka.
Belanda yang tak mau tertekan berusaha melakukan pressing kepada Spanyol. Usaha ini cukup efektif meredakan alur serangan Spanyol yang menggelora di menit-menit awal.
Pertandingan kemudian berlangsung alot dan nyaris tanpa peluang berarti. Aksi perebutan bola pun berlangsung semakin panas dan keras. Pelanggaran demi pelanggaran berujung kartu kuning semakin sering terjadi.
Situasi terus berlangsung tanpa solusi, sampai pada menit ke-37, Belanda mendapat hadiah sepak pojok. Sneijder yang melakukan eksekusi mengirim bola kepada Mark van Bommel yang meneruskannya kepada Joris Mathijsen di tengah kotak penalti Spanyol.
Sayang, Joris Mathijsen yang berada dalam posisi nyaris tak terkawal gagal menjangkau bola sehingga keluar lapangan.
Spanyol membalas ancaman itu melalui Pedro Rodriguez pada menit ke-38. Namun, tendangannya dari luar kotak penalti juga meleset dari sasaran.
Memasuki lima menit terakhir, pertandingan berjalan semakin cepat dan ketat. Kedua kubu sama-sama mulai lebih terbuka. Aksi saling serang pun terjadi. Namun, skor 0-0 tak berubah sampai peluit turun minum berbunyi.
Selama babak pertama, Spanyol menguasai bola sebanyak 56 persen dan menciptakan satu tembakan akurat dari empat usaha. Bandingkan dengan Belanda yang melepaskan tiga tembakan akurat dari tiga percobaan. (*)
BANJARMASINPOST.CO.ID, JOHANNESBURG - Kesebelasan nasional Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 Afrika Selatan setelah mengalahkan Belanda 1-0 pada babak final Piala Dunia, Minggu (11/7/2010). Kemenangan Spanyol ditentukan oleh gol Andres Iniesta pada menit ke-116.
Spanyol pantas berlega hati atas hasil itu. Mendominasi pertandingan sejak awal, mereka terus mengalami kesulitan mencetak gol.
Pada menit kelima, Spanyol menciptakan peluang emas melalui Sergio Ramos. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan Xavi tepat ke tengah gawang, yang sayangnya berhasil digagalkan Maarten Stekelenburg.
Belanda sempat membalas ancaman itu dengan sebuah tembakan akurat yang dilepaskan Dirk Kuyt dari luar kotak penalti. Namun, tembakan itu begitu lemah sehingga mudah diantisipasi Iker Casillas.
Pada menit ke-11, Ramos kembali membahayakan gawang Belanda. Dari sektor kiri pertahanan Belanda, ia mengirim bola ke tengah gawang. Namun, bola berhasil diblok John Heitinga.
Semenit berselang, David Villa menguasai umpan Xabi Alonson di sisi kiri dalam kotak penalti dan melepaskan tembakan yang juga melenceng dari sasaran.
Tak mau terus tertekan, Belanda mencoba bergerak maju pada menit ke-15. Selain agresif dalam merebut bola, mereka juga lugas dalam melakukan serangan ketika berhasil menguasainya.
Sayang, meski mampu mengurangi dominasi Spanyol, Belanda masih kerap melakukan kesalahan umpan sehingga usaha mereka kerap patah di tengah jalan.
Di tengah kesulitan itu, Belanda mendapat tendangan bebas, menyusul pelanggaran Carles Puyol kepada Arjen Robben. Wesley Sneijder yang dipercaya mengeksekusi hadiah mengirim tendangan langsung ke gawang Casillas. Namun, Casillas berhasil mengamankan bola.
Meski gagal, ancaman itu semakin melambungkan kepercayaan diri Belanda. Mengandalkan permainan sayap, mereka mencoba menembus benteng Spanyol.
Spanyol yang sempat solid dalam melakukan pressing di menit-menit awal agak kerepotan, terutama menghadapi pergerakan Arjen Robben di sisi kiri pertahanan mereka.
Untungnya, koordinasi permainan Belanda kurang kompak. Robben beberapa terlihat kesulitan menemukan rekan untuk diumpan. Bola pun kerap hilang akibat jatuh di kaki lawan atau direbut mereka.
Belanda yang tak mau tertekan berusaha melakukan pressing kepada Spanyol. Usaha ini cukup efektif meredakan alur serangan Spanyol yang menggelora di menit-menit awal.
Pertandingan kemudian berlangsung alot dan nyaris tanpa peluang berarti. Aksi perebutan bola pun berlangsung semakin panas dan keras. Pelanggaran demi pelanggaran berujung kartu kuning semakin sering terjadi.
Situasi terus berlangsung tanpa solusi, sampai pada menit ke-37, Belanda mendapat hadiah sepak pojok. Sneijder yang melakukan eksekusi mengirim bola kepada Mark van Bommel yang meneruskannya kepada Joris Mathijsen di tengah kotak penalti Spanyol.
Sayang, Joris Mathijsen yang berada dalam posisi nyaris tak terkawal gagal menjangkau bola sehingga keluar lapangan.
Spanyol membalas ancaman itu melalui Pedro Rodriguez pada menit ke-38. Namun, tendangannya dari luar kotak penalti juga meleset dari sasaran.
Menjelang akhir babak pertama, Robben melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti ke sudut kiri bawah gawang Spanyol. Namun, bola berhasil ditepis Casillas. Itu merupakan peluang terakhir di babak pertama.
Pada menit ke-48, Spanyol berhasil membahayakan gawang Belanda. Ancaman bermula dari sepak pojok Xavi ke kotak penalti, yang ditanduk Puyol. Bola kemudian bergulir ke dekat Joan Capdevilla.
Namun, Capdevilla yang berdiri nyaris tanpa kawalan gagal menjangkau bola sehingga bola keluar lapangan.
Belanda membalas ancaman itu dengan tembakan jarak jauh Arjen Robben pada menit ke-52. Sayang, tembakannya melenceng dari sasaran.
Setelah itu, tak ada serangan berbahaya sampai pada menit ke-62, Robben berhasil menjangkau umpan terobosan Sneijder, menggiringnya sendirian sampai berhadapan dengan Casillas, sebelum melepaskan tendangan, yang sayangnya mengenai kaki Casilla sehingga bola keluar lapangan.
Spanyol baru bisa membalas ancaman itu pada menit ke-68 melalui David Villa. Memanfaatkan bola yang lepas dari kontrol John Heitinga, ia melepaskan tembakan dari depan mulut gawang, yang sayangnya masih bisa diblok oleh Heitinga.
Belanda belum menciptakan ancaman ketika pada menit ke-77, Sergio Ramos berhasil menanduk bola sepak pojok Xavi dari tengah kotak penalti, tetapi bola meluncur ke atas mistar gawang.
Selanjutnya, Spanyol tampak kembali memainkan penguasaan bola dan perlahan mendominasi permainan Belanda. Namun, Belanda dengan tenanga meredamnya dan pada menit ke-82, mereka menyelipkan serangan balik yang dipimpin Robben.
Saat itu, ia sendirian mencoba mengejar umpan Robin van Persie. Setelah berebut bola dengan Puyol, Robben berhasil menguasai bola. Namun, belum sempat melepaskan tembakan, Casillas keburu merangsek mengamankan bola.
Walau gagal, serangan itu memacu kembali semangat Belanda. Kedua kubu pun kembali saling rebut bola dan bertukar serangan. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, tak ada gol tercipta dan babak tambahan pun terpaksa dimainkan.
Dua menit babak tambahan berjalan, Spanyol memberikan tekanan yang berujung jatuhnya Fabregas di kotak penalti. Namun, Howard Webb menyatakan tak ada pelanggaran.
Memendam kecewa, Spanyol melanjutkan tekanan mereka sampai pada menit ke-95, Fabregas melepaskan tembakan akurat, yang masih bisa diblok Stekelenburg.
Belanda membalas ancaman itu dengan sebuah serangan balik yang dipimpin Arjen Robben. Namun, bek Spanyol berhasil membuang bola keluar lapangan.
Belanda belum menciptakan ancaman baru ketika Spanyol kembali menggebrak melalui Andres Iniesta pada menit ke-99. Ia masuk kotak penalti, tetapi belum sempat melepaskan tembakan, Van Bronckhorst berhasil menyontek bola.
Tak mau kehilangan momen, Spanyol melanjutkan tekanan mereka yang berujung tembakan Jesus Navas, yang melenceng ke sisi kiri gawang Belanda.
Meski gagal, Spanyol tak menurunkan intensitas serangannya. Nyaris tak terancam, mereka menciptakan sejumlah ancaman yang tak membuahkan gol samppai akhir babak tambahan pertama.
Di awal babak tambahan kedua, Belanda kembali dipaksa bertahan. Belum sempat bangkit, mereka terkena bencana kartu kuning kedua John Heitinga akibat melanggar Andres Iniesta pada menit ke-110.
Meski begitu, Belanda masih berusaha memberi perlawanan. Sayang, belum menciptakan ancaman berarti, mereka malah kecolongan gol Iniesta pada menit ke-116. Memanfaatkan umpan terobosan Cesc Fabregas, ia mengirim bola masuk dari tengah kotak penalti ke sudut kanan bawah gawang Stekelenburg.
Susunan pemain:
Belanda: Maarten Stekelenburg; Gregory van der Wiel, John Heitinga, Joris Mathijsen, Giovanni van Bronckhorst (Edson Braafheid 104); Dirk Kuyt (Eljero Elia 70), Mark van Bommel, Wesley Sneijder, Nigel de Jong (Rafael Van der Vaart 98), Arjen Robben; Robin van Persie
Spanyol: Iker Casillas; Sergio Ramos, Gerard Pique, Carles Puyol, Joan Capdevila; Xabi Alonso (Cesc Fabregas), Xavi, Andres Iniesta, Sergio Busquets; Pedro (Jesus Navas 60), David Villa (Fernando Torres 106)
BANJARMASINPOST.CO.ID, JOHANNESBURG - Hadiah besar menanti tim Spanyol setelah mereka merajai sepak bola dunia. Kemenangan 1-0 atas Belanda di final Piala Dunia 2010 setidaknya membuat Spanyol berhak menerima hadiah uang sebesar 30 juta dollar AS (Rp 271 Miliar) dari FIFA.
Iker Casillas cs juga berhak mendapatkan bonus uang dari Federasi Sepak Bola Spanyol atau RFEF. Masing-masing pemain akan menerima bonus 600.000 euro (hampir Rp 7 miliar). Bonus ini lebih banyak dibandingkan ketika "Matador" meraih gelar juara Piala Eropa dua tahun silam. Saat itu, Spanyol "hanya" menerima 350.000 euro (Rp 4 miliar).
Sementara itu, Belanda sebagai runner up berhak mendapatkan hadiah uang sebesar 24 juta dollar AS (Rp 216 miliar). Adapun Jerman di peringkat ketiga digelontor 20 juta dollar AS (Rp 180 miliar). Uruguay di tempat keempat dianugerahi bonus 18 juta dollar AS (Rp 172 miliar).
Tim-tim lain yang meramaikan turnamen ini juga tak lepas dari "tali asih" FIFA. Brasil, Ghana, Paraguay, dan Argentina berhak mengantungi 18 juta dollar atau (Rp 162 miliar) karena lolos ke perempat final. Tim yang lolos ke babak 16 besar seperti Inggris dan Portugal diberi kucuran dana 9 juta dollar AS (Rp 81 miliar). Tim yang hanya mampu bertahan di pernyisihan grup seperti Perancis dan Italia mendapatkan 8 juta dollar AS (Rp 72 miliar). (AP/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 12 Juli 2010 )
BANJARMASINPOST.CO.ID, JOHANNESBURG - Spanyol berhasil menyempurnakan raihan gelar Euro 2008 dengan gelar juara Piala Dunia 2010, setelah di partai final mengalahkan Belanda dengan skor 1-0, setelah tendangan Andres Iniesta menjebol jala Tim Oranye di babak kedua masa perpanjangan waktu.
Hasil ini menjadikan para suporter Spanyol berpesta luar biasa, baik di luar stadion Soccer City, di fanfest maupun restoran yang menayangkan siaran langsung partai final piala dunia 2010 tersebut.
Beraneka ragam pelampiasan para suporter tim Matador untuk merayakan keberhasilan Andres Iniesta dkk tersebut. Di arena nonton bareng Montecasino, dua orang suporter wanita asal Spanyol plus satu asal Thailand pendukung La Furia Roja langsung melepas jaket dan kaos dalam mereka.
Tak ayal, ketiga wanita tersebut menjadi pusat perhatian karena mereka tampil polos di bagian atas, dan hanya menyisakan rok mini.
Ketiga wanita tersebut berjoged ria di tengah arena fanfest, sehingga membuat suasana makin riuh rendah oleh teriakan histeris para penonton.
Trio cewek yang sepertinya terpengaruh minuman keras tersebut seolah makin bersemangat begitu mendapat teriakan luar biasa dari para penonton di sekitarnya. Lebih dari 15 menit mereka beraksi, sebelum akhirnya petugas keamanan membubarkan aksi berani ketiga wanita seksi tersebut.
"Kami hanya ingin melepaskan kegembiraan, karena ini sejarah bagi negara kami, dan ini bentuk ekpresi yang luar biasa, kami salut pada perjuangan para prajurit luar biasa Spanyol," tutur Michelle Diaz, seorang yang menari telanjang dada tersebut.
Sayang, pesta kemenangan Spanyol harus ternoda setelah kedua belah pihak suporter saling mengejek. Tak pelak, perang botol minuman keras pun terjadi di beberapa bar dan cafe. Tercatat lima orang luka-luka di kepala akibat perang lempar botol tersebut.
Saling lempar botol terjadi setelah wasit Howard Webb meniup peluit panjang, dan para pendukung Spanyol mulai mengejek suporter Belanda. Suporter Belana yang sudah dalam posisi mabuk pun mulai melempari barisan Spanish dengan botol kosong. Akibatnya, pecahan kaca berserakan di mana-mana. Beruntun petugas keamanan fanfest Montecasino bertinfak cepat, menangkap enam orang yang dianggap provokator.
(tribunnews/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 12 Juli 2010 )
Tabel di bawah ini mencantumkan daftar pencetak gol dalam turnamen akbar ini, diurut berdasarkan jumlah terbanyak. Selain itu, kita dapat mengetahui seberapa efisien semua pencetak gol, karena akan tercantum juga total menit masing-masing pemain di atas lapangan. Dari situ, angka MPG (menit per gol) akan diketahui.
Update Terakhir: Minggu, 11 Juli 2010 - 03:30 WIB
Pos. | Nama | Negara | Gol (Pen.) | Menit | MPG |
1 | Thomas Müller | JER | 5 (0) | 473' | 94.6 |
2 | David Villa | SPA | 5 (0) | 529' | 105.8 |
3 | Wesley Sneijder* | BLD | 5 (0) | 532' | 106.4 |
4 | Diego Forlán | URU | 5 (1) | 654' | 130.8 |
5 | Gonzalo Higuain | ARG | 4 (0) | 341' | 85.3 |
6 | Robert Vittek | SLW | 4 (1) | 343' | 85.8 |
7 | Miroslav Klose | JER | 4 (0) | 357' | 89.3 |
8 | Landon Donovan | AS | 3 (1) | 390' | 130 |
9 | Luis Fabiano | BRA | 3 (0) | 418' | 139.3 |
10 | Luis Suárez | URU | 3 (0) | 452' | 150.7 |
11 | Asamoah Gyan | GHA | 3 (2) | 501' | 167 |
12 | Brett Holman | AUS | 2 (0) | 136' | 68 |
13 | Elano | BRA | 2 (0) | 140' | 70 |
14 | Javier Hernández | MEK | 2 (0) | 169' | 84.5 |
15 | Kalu Uche | NGA | 2 (0) | 195' | 97.5 |
16 | Arjen Robben | BLD | 2 (0) | 267' | 133.5 |
17 | Samuel Eto'o | KAM | 2 (1) | 270' | 135 |
18 | Tiago | POR | 2 (0) | 298' | 149 |
19 | Carlos Tevez | ARG | 2 (0) | 324' | 162 |
20 | Robinho | BRA | 2 (0) | 354' | 177 |
21 | Chung-Yong Lee | KRS | 2 (0) | 359' | 179.5 |
22 | Jung-Soo Lee | KRS | 2 (0) | 360' | 180 |
23 | Keisuke Honda | JPN | 2 (0) | 390' | 195 |
24 | Lukas Podolski | JER | 2 (0) | 531' | 265.5 |
25 | Martín Palermo | ARG | 1 (0) | 10' | 10 |
26 | Kamil Kopunek | SLW | 1 (0) | 22' | 22 |
27 | Fabio Quagliarella | ITA | 1 (0) | 44' | 44 |
28 | Klaas Jan Huntelaar | BLD | 1 (0) | 48' | 48 |
29 | Romaric | PGD | 1 (0) | 98' | 98 |
30 | Shinji Okazaki | JPN | 1 (0) | 105' | 105 |
31 | Cuauhtémoc Blanco | MEK | 1 (0) | 112' | 112 |
32 | Marko Pantelic | SER | 1 (0) | 113' | 113 |
33 | Liedson | POR | 1 (0) | 121' | 121 |
Dimitris Salpigidis | YUN | 1 (0) | 121' | 121 | |
34 | Sulley Ali Muntari | GHA | 1 (0) | 134' | 134 |
35 | Hugo Almeida | POR | 1 (0) | 135' | 135 |
36 | Mark González | CIL | 1 (0) | 137' | 137 |
37 | Rodrigo Carvajal | CIL | 1 (0) | 142' | 142 |
38 | Tim Cahill | AUS | 1 (0) | 146' | 146 |
39 | Florent Malouda | PRA | 1 (0) | 149' | 149 |
40 | Antonio Di Natale | ITA | 1 (0) | 152' | 152 |
41 | Marcell Jansen | JER | 1 (0) | 154' | 154 |
42 | Salomon Kalou | PGD | 1 (0) | 160' | 160 |
43 | Jermain Defoe | ING | 1 (0) | 173' | 173 |
Zlatan Ljubijankic | SVN | 1 (0) | 173' | 173 | |
44 | Jon Dahl Tomasson | DEN | 1 (0) | 176' | 176 |
45 | Matthew Upson | ING | 1 (0) | 180' | 180 |
46 | Didier Drogba | PGD | 1 (0) | 204' | 204 |
47 | Cacau | JER | 1 (0) | 205' | 205 |
48 | Gelson Fernandes | SWI | 1 (0) | 212' | 212 |
49 | Simão | POR | 1 (0) | 217' | 217 |
50 | Vasilis Torosidis | YUN | 1 (0) | 235' | 235 |
51 | Nicklas Bendtner | DEN | 1 (0) | 242' | 242 |
52 | Milan Jovanovic | SER | 1 (0) | 245' | 245 |
53 | Yakubu Aiyegbeni | NGA | 1 (1) | 250' | 250 |
54 | Valter Birsa | SVN | 1 (0) | 261' | 261 |
55 | Siphiwe Tshabalala | AFS | 1 (0) | 270' | 270 |
Bongani Khumalo | AFS | 1 (0) | 270' | 270 | |
Katlego Mphela | AFS | 1 (0) | 270' | 270 | |
Robert Koren | SVN | 1 (0) | 270' | 270 | |
Winston Reid | SEL | 1 (0) | 270' | 270 | |
Shane Smeltz | SEL | 1 (0) | 270' | 270 | |
Daniele De Rossi | ITA | 1 (0) | 270' | 270 | |
Vincenzo Iaquinta | ITA | 1 (1) | 270' | 270 | |
Dennis Rommedahl | DEN | 1 (0) | 270' | 270 | |
Yun Nam Ji | KRU | 1 (0) | 270' | 270 | |
Yaya Touré | PGD | 1 (0) | 270' | 270 | |
56 | Raúl Meireles | POR | 1 (0) | 329' | 329 |
57 | Chu-Young Park | KRS | 1 (0) | 347' | 347 |
58 | Ji-Sung Park | KRS | 1 (0) | 360' | 360 |
Steven Gerrard | ING | 1 (0) | 360' | 360 | |
Rafa Márquez | MEK | 1 (0) | 360' | 360 | |
Jean Beausejour | CIL | 1 (0) | 360' | 360 | |
Cristiano Ronaldo | POR | 1 (0) | 360' | 360 | |
Gabriel Heinze | ARG | 1 (0) | 360' | 360 | |
59 | Yasuhito Endo | JPN | 1 (0) | 389' | 389 |
60 | Michael Bradley | AS | 1 (0) | 390' | 390 |
Clint Dempsey | AS | 1 (0) | 390' | 390 | |
Antolín Alcaraz | PAR | 1 (0) | 390' | 390 | |
61 | Alvaro Pereira | URU | 1 (0) | 409' | 409 |
62 | Enrique Vera | PAR | 1 (0) | 414' | 414 |
63 | Andrés Iniesta | SPA | 1 (0) | 437' | 437 |
64 | Maicon | BRA | 1 (0) | 450' | 450 |
Juan | BRA | 1 (0) | 450' | 450 | |
Martín Demichelis | ARG | 1 (0) | 450' | 450 | |
65 | Kevin-Prince Boateng | GHA | 1 (0) | 464' | 464 |
66 | Robin Van Persie | BLD | 1 (0) | 479' | 479 |
67 | Cristian Riveros | PAR | 1 (0) | 480' | 480 |
68 | Dirk Kuyt | BLD | 1 (0) | 516' | 516 |
69 | Edinson Cavani | URU | 1 (0) | 523' | 523 |
70 | Carles Puyol | SPA | 1 (0) | 534' | 534 |
71 | Giovanni van Bronckhorst | BLD | 1 (0) | 540' | 540 |
72 | Mesut Özil | JER | 1 (0) | 586' | 586 |
73 | Sami Khedira | JER | 1 (0) | 608' | 608 |
74 | Arne Friedrich | JER | 1 (0) | 630' | 630 |
75 | Maxi Pereira | URU | 1 (0) | 660' | 660 |
Gol Bunuh Diri:
Daniel Agger - DEN
Chu-Young Park - KRS
* Gol pertama Belanda 2-1 Brasil awalnya dihitung sebagai gol bunuh diri Felipe Melo. Kemudian pada 3 Juli, kelompok Studi Teknis FIFA memutuskan gol tersebut dicetak oleh Wesley Sneijder.
0 comments to "Spanyol Juara Dunia! Adakah yang masih ingat dengan Gaza diwaktu mereka bersenang-senang..adakah Piala Dunia itu untuk Kemerdekaan Gaza / Palestina???"