Home , � Muhammadiyah Berduka, mantan wakil Presiden tiba duluan....

Muhammadiyah Berduka, mantan wakil Presiden tiba duluan....

Istri Din Meninggal, Muhammadiyah Berduka

Jenazah istri Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, Fira Bernata, sudah dibawa ke kediaman. Petang tadi, Istri Din dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Seperti diketahui, Fira Bernata meninggal sekitar pukul 11.00 WIB di RS JMC, Jakarta Selatan. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita sebelumnya. Fira baru masuk ke rumah sakit pagi tadi. Menurut diagnosa dokter, Fira meninggal karena serangan jantung.

Dilaporkan pula, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melayat ke kediaman Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin. JK dan Ny Mufidah Kalla mengucapkan duka atas meninggalnya Fira Bernata, istri Din Syamsuddin.

Pantauan VIVAnews, JK tiba di kediaman Din Syamsuddin, Pejaten Elok F2, kawasan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Kamis 29 Juli 2010, sekitar pukul 14.30 WIB. JK yang mengenakan kemeja biru dan Ny Mufidah Kalla tiba menggunakan mobil Lexus hitam dengan nomor polisi B 853 QW. Kedatangan JK ini di luar dugaan.

Karena saat ini, ada sejumlah Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang bersiap menunggu kedatangan Wakil Presiden. Tetapi, tak lama kemudian justru yang terlihat datang lebih awal adalah JK dan istri.(VIVA/IRIB/AR/30/7/2010)

Di Tehran, Din Syamsuddin: Persatuan Sunni-Syiah Untuk Kejayaan Islam

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan persatuan umat Islam, khususnya antara kaum Sunni dan Kaum Syiah, mutlak perlu sebagai prasyarat kejayaan umat agama itu. "Kejayaan umat Islam pada abad-abad pertengahan juga didukung persatuan dan peran serta kedua kelompok umat Islam tersebut," kata Din dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Din Syamsuddin mengikuti Konperensi Islam Sedunia yang sedang berlangsung di Teheran, 4-6 Mei. Konferensi dihadiri sekitar 400 ulama, baik dari kalangan Sunni maupun Syiah dari berbagai belahan dunia. Din yang berbicara pada sesi pertama bersama enam tokoh Islam lainnya menegaskan bahwa antara Sunni dan Syiah ada perbedaan tapi hanya pada wilayah cabang (furu'iyat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah).

Keduanya berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajat penghormatan terhadap Ali bin Abi Thalib. Oleh karena itu, kata dia, kedua kelompok harus terus melakukan dialog dan pendekatan. Seandai tidak dicapai titik temu maka perlu dikembangkan tasamuh atau toleransi. "Seluruh elemen umat Islam, dalam kemajemukannya, perlu menemukan 'kalimat sama' dalam merealisasikan misi kekhalifahan di
muka bumi," katanya.

Kemudian dalam menghadapi tantangan dewasa ini, kata Din, umat Islam perlu menemukan dalam dirinya "musuh bersama". "Dua hal ini, 'kalimatun sawa' (kalimat sama) dan 'aduwwun sawa' (musuh bersama) adalah faktor kemajuan umat," kata Din. "Musuh bersama" itu, kata Din, terdapat di dalam diri umat Islam yaitu kemiskinan dan keterbelakangan.

Menurut rencana, konferensi itu digelar selama tiga hari dengan tujuan menciptakan persatuan, solidaritas dunia Islam dan keseragaman visi para cendekiawan muslim serta mengesahkan piagam persatuan Islam. Selain itu, konferensi itu merupakan momentum untuk mendekatkan berbagai pandangan ilmiah dan budaya. Semua itu dikaji di konferensi ini dengan tujuan menyelesaikan berbagai masalah ummat Islam dan mengambil langkah yang tepat. (5/5/2008/irib)

0 comments to "Muhammadiyah Berduka, mantan wakil Presiden tiba duluan...."

Leave a comment