Home , � Pidato Sekjen Gerakam Muqawama Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah mengguncang dunia..!!!!....

Pidato Sekjen Gerakam Muqawama Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah mengguncang dunia..!!!!....

Gempa Politik di Lebanon Pasca Pidato Nasrullah

Beirut, IRIB News--Pidato Sekjen Gerakam Muqawama Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah, Jumat malam (16/6) sedemikian berpengaruh hingga menimbulkan gempa politik di negara ini.

Bahkan pengaruh pidato Sayid Nasrullah melintasi batasan geografis Lebanon sampai ke PBB dan Dewan Keamanan PBB. Setiap orang yang mendengarkan pidato tenang Sayid Nasrullah Jumat malam itu merasa bahwa ungkapannya akan sangat mempengaruhi kondisi sosial dan keamanan di kawasan.

Salah satu bagian terpenting pidato Nasrullah adalah menyangkut keberadaan jaringan luas mata-mata Israel di tingkat menteri dan pejabat Lebanon. Bahkan mereka menurut Nasrullah lebih bahaya dari Cherbil Azzi dan Tareq al-Rabaa, dua mata-mata penting Zionis di perusahaan Alfa.

Nasrullah menekankan bahwa para mata-mata berbahaya itu adalah mereka yang dalam pemerintahan Fouad Siniora, mengambil keputusan menentang jaringan telekomunikasi muqawama pada 2008. Sekjen Hizbullah ini juga meminta pemerintah saat ini untuk mengusut siapa yang memaksa pemerintah Lebanon mengambil keputusan tersebut. Keputusan yang menyeret Lebanon ke jurang perang saudara. Ini dinilai penting sekali oleh Nasrullah mengingat pihak tersebut akan mengulangi lagi langkahnya jika terbuka peluang.


Masalah penting berikutnya yang ditekankan Nasrullah adalah pertanyaannya kepada perdana menteri dan menteri dalam negeri soal apakah pasukan kontra intelejen mengetahui kerjasama Azzi dengan Israel sebelum pihak militer menangkapnya atau tidak? Namun Sayid Hasan Nasrullah tidak mengharapkan jawabannya, karena menurutnya ia sudah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, tapi masyarakat belum siap mendengarnya.

Koran al-Akhbar mengutip keterangan sumber dekat dengan Hariri menyebutkan bahwa pasukan kontra intelejen mengetahui kerjasama Azzi dengan Israel namun militer Israel terlebih dahulu menangkap Azzi.

Koran terbitan Beirut itu menulis, sebelumnya skandal saksi rekayasa dalam kasus teror terhadap mantan perdana menteri Rafik Hariri mengakibatkan penangkapan empat jenderal Lebanon. Dan kini skandal penangkapan mata-mata Israel di perusahaan layanan jasa telepon genggam Lebanon kembali meruntuhkan seluruh pilar penyelidikan internasional atas teror Hariri. Karena menurut Nasrullah, komisi penyelidik internasional tersebut berniat mengeluarkan instruksi proses pengadilan pertama soal teror Hariri dengan mengandalkan kontak dan panggilan telepon. Oleh sebab itu pula mengapa pemerintah melarang identifikasi para mata-mata Israel.

Azzi ketika diinterogasi mengaku telah memberikan seluruh kode keamanan jaringan telepon selular kepada Israel. Tel Aviv pun dapat dengan mudah mengubah data-data dalam jaringan telepon itu dan menyerahkan informasi bohong kepada komisi internasional tersebut.

Yang lebih penting lagi, Nasrullah menjelaskan bahwa dalam perang yang dilancarkan sejak 1996 hingga 2006, Israel tidak pernah menghantam jaringan telekomunikasi Lebanon. Israel sangat membutuhkan jaringan tersebut. Komisi internasional penyelidikan teror Hariri mulai menyerang dan menekan Hizbullah setelah mengusut 30 ribu data panggilan telepon selular.

Ketika hendak menutup pidatonya, Nasrullah menyatakan, "Saat ini kami telah menyiapkan kasus yang dalam waktu dekat akan kami umumkan."

Diperkirakan jika sampai 28 hari lagi yaitu peringatan kemenangan perang 33 hari melawan Israel, baik pihak dalam atau luar negeri tidak menghentikan tekanannya terhadap Hizbullah, maka Nasrullah akan membeberkan skandal besar lainnya. (IRIB/MZ/SL/18/7/2010)


Nasrullah: Mata-Mata Israel Harus Mati

Beirut, Aktualpress--Sekjen gerakan muqawama Lebanon Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah menyatakan bahwa sektor telekomunikasi Lebanon telah disusupi Israel. Sayid Nasrullah juga mengharapkan hukuman berat kepada para mata-mata Israel itu mengingat meluasnya jaringan spionase Israel di Lebanon. Nasrullah meminta pemerintah para mata-mata itu dihukum mati.

"Negara telah terbobol dan Israel menguasai banyak informasi karena kontrolnya terhadap sektor telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir," kata Hizbullah.

Dalam sebulan terakhir, aparat kemanan Lebanon telah menangkap tiga tersangka mata-mata Israel yang bekerja di perusahaan telekomunikasi Lebanon. Dua di antaranya adalah Charbel Azzi dan Tareq al-Rabaa, pegawai perusahaan Alfa. Satu dari dua perusahaan layanan telepon genggam.

Sayid Nasrullah mengaitkan penangkapan mata-mata tersebut dengan penyelidikan pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafiq Hariri.

"Sebelum perang (tahun 2006), para mata-mata tersebut memberikan informasi kepada Israel dan berdasarkan informasi tersebut Israel membom bangunan, rumah, pabrik, dan lembaga-lembaga," jelas Nasrullah. "Banyak yang gugur syahid dan cedera. Para mata-mata tersebut adalah mitra kejahatan dan pembunuhan oleh Israel."

Hingga kini Lebanon telah memvonis mati dua mata-mata Israel. (Ap/MZ/SL/17/7/2010)




Ahmadinejad: Pasukan AS Dukung Serangan Bom di Iran

Presiden Mahmoud Ahmadinejad menuduh pasukan AS di Afghanistan dan Pakistan mendukung serangan-serangan bom seperti dua ledakan bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 28 orang di Iran tenggara.

Menyinggung serangan bom Kamis lalu di kota Zahedan, Ahmadinejad dalam rapat kabinet menuturkan, "Jika (Presiden AS Barack) Obama tidak tahu tindakan pasukan Amerika, maka kami menjelaskan kepadanya bahwa pasukan Amerika yang ditempatkan di Afghanistan dan Pakistan mendukung aksi semacam itu".

Pasukan NATO dan AS membantu "teroris" dengan perlengkapan dan dana untuk melancarkan serangan-serangan semacam itu di Iran, kata presiden Iran itu, seperti dikutip kantor berita IRNA.

"Meski (pasukan AS memberikan) dukungan ini, presiden AS mengirim pesan simpati," katanya.

Pemimpin Iran itu mengatakan, Islamabad juga dianggap bertanggung jawab atas serangan-serangan semacam itu.

"Kami adalah teman Pakistan dan kami juga berada di sisinya, namun pemerintah (Islamabad) juga harus bertanggung jawab," kata Ahmadinejad.

Kamis (15/7), dua penyerang bom bunuh diri meledakkan diri mereka di sebuah masjid di Zahedan, ibukota provinsi Sistan-Baluchestan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 28 orang dan mencederai ratusan.(irib/19/7/2010)

Revolusi Ancam AS

Christopher Bollyn, wartawan dan pengamat asal AS menyatakan, ketidakpuasan warga atas perang di Irak dan Afghanistan menimbulkan korban besar serta dana tinggi, pemecatan Jend. Stanley McCrystal dan kebocoran pipa minyak di Teluk Meksiko. Bollyn menilai akumulasi ketidakpuasan ini mengindikasikan revolusi baru tengah terbentuk di Amerika Serikat (AS).

"Di AS, revolusi tengah terbentuk. Berbagai indikasi yang menunjukkan semakin dekatnya revolusi tersebut saat ini terlihat nyata di AS. Di antaranya adalah kasus kebocoran minyak dan perang yang menelan biaya miliaran dolar di Irak dan Afghanistan," demikian tulis Bollyn di situs Rebelnews.

Warga juga mengeluhkan program stimulus ekonomi yang dicanangkan pemerintah Barack Obama yang menghabiskan biaya miliran dolar dan tingginya pajak. Namun yang mendorong secara pasti timbulnya revolusi di AS menurut Bollyn adalah kebohongan Gedung Putih dan sikap petinggi AS yang menyembunyikan realita peristiwa 11 September 2001.

Bollyn menyakini bahwa perilisan dokumen dan bukti terkait penemuan elektroda yang cukup kuat di tanah bekas bangunan pusat perdagangan WTC bukanlah akhir dari peristiwa 11 September, namun penemuan itu merupakan babak baru bagi sekelompok orang yang berniat merampas AS.

"Militer AS berperang di Afghanistan karena peristiwa 11 September, namun kami memiliki bukti yang kuat bahwa menara kembar WTC hancur disebabkan elektroda kuat dengan menggunakan teknologi nano," tegas Presiden Barack Obama.

Di akhir tulisannya, Bollyn menyatakan, masalah utama bukan karena kubu Republik atau Demokrat. Namun masalah sebenarnya adalah sekelompok orang yang mengendalikan Obama seperti yang terjadi pada Bush, Dick Cheney dan McCain. Kelompok ini juga menguasai media dan kongres. (IRIB/Fars/MF/PH/18/7/2010)

Revolusi Ancam AS

Washington, Aktualpress--Christopher Bollyn, wartawan dan pengamat asal AS menyatakan, ketidakpuasan warga atas perang di Irak dan Afghanistan menimbulkan korban besar serta dana tinggi, pemecatan Jend. Stanley McCrystal dan kebocoran pipa minyak di Teluk Meksiko. Bollyn menilai akumulasi ketidakpuasan ini mengindikasikan revolusi baru tengah terbentuk di Amerika Serikat (AS).

“Di AS, revolusi tengah terbentuk. Berbagai indikasi yang menunjukkan semakin dekatnya revolusi tersebut saat ini terlihat nyata di AS. Di antaranya adalah kasus kebocoran minyak dan perang yang menelan biaya miliaran dolar di Irak dan Afghanistan,” demikian tulis Bollyn di situs Rebelnews.

Warga juga mengeluhkan program stimulus ekonomi yang dicanangkan pemerintah Barack Obama yang menghabiskan biaya miliran dolar dan tingginya pajak. Namun yang mendorong secara pasti timbulnya revolusi di AS menurut Bollyn adalah kebohongan Gedung Putih dan sikap petinggi AS yang menyembunyikan realita peristiwa 11 September 2001.

Bollyn menyakini bahwa perilisan dokumen dan bukti terkait penemuan elektroda yang cukup kuat di tanah bekas bangunan pusat perdagangan WTC bukanlah akhir dari peristiwa 11 September, namun penemuan itu merupakan babak baru bagi sekelompok orang yang berniat merampas AS.

“Militer AS berperang di Afghanistan karena peristiwa 11 September, namun kami memiliki bukti yang kuat bahwa menara kembar WTC hancur disebabkan elektroda kuat dengan menggunakan teknologi nano,” tegas Presiden Barack Obama.

Di akhir tulisannya, Bollyn menyatakan, masalah utama bukan karena kubu Republik atau Demokrat. Namun masalah sebenarnya adalah sekelompok orang yang mengendalikan Obama seperti yang terjadi pada Bush, Dick Cheney dan McCain. Kelompok ini juga menguasai media dan kongres. (Ap/Fars/MF/PH/18/7/2010)


0 comments to "Pidato Sekjen Gerakam Muqawama Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah mengguncang dunia..!!!!...."

Leave a comment