Sebanyak enam bank Amerika Serikat di negara bagian Georgia, New Jersey, Ohio dan Wisconsin ditutup karena gulung tikar.
Press TV kemarin (Sabtu,18/9) melaporkan, dengan ditutupnya enam bank ini maka jumlah bank yang dinyatakan gulung tikar dan ditutup selama tahun 2010 mencapai 125 bank.
Memburuknya kondisi ekonomi dan bengkaknya utang bank-bank di AS merupakan pemicu utama kebangkrutan institusi finansial itu. sebanyak 140 bank di AS ditutup pada tahun 2009. (IRIB/PH/19/9/2010)
Popularitas Obama Semakin Merosot
Polling terbaru di Amerika Serikat menunjukan bahwa rakyat negara ini tidak mempercayai pemerintahan Obama.
Fox news kemarin (Sabtu,18/9) melaporkan, jajak pendapat terbaru di AS memperlihatkan anjloknya tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja Presiden negeri Paman Sam ini.
Berdasarkan polling ini, masalah terbesar yang dihadap AS setelah ekonomi adalah rendahnya kepercayaan rakyat terhadap kandidat pemilu. Meski demikian, mereka lebih memilih Partai Republik dari pada Demokrat.
Menurut jajak pendapat tersebut, 46 persen respondon memilih Partai Republik di wilayahnya, dan hanya 40 persen responden yang memilih Demokrat. Dilaporkan pula, popularitas Obama pekan lalu berada pada titik terendah.(IRIB/PH/19/9/2010)
Presiden Lebanon: Berunding dengan Israel? No Way!!!
Sumber-sumber pemberitaan Lebanon merilis laporan soal pertemuan hari Jumat (17/9) utusan khusus Presiden Barack Obama untuk Timur Tengah dengan Presiden Lebanon. George Mitchell dalam pertemuan itu meminta kepada Michel Sleiman untuk ikut hadir dalam perundingan damai atau melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel. Namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Lebanon. Demikian diberitakan kantor berita Mehr Sabtu hari ini (18/9) mengutip surat kabar Asharq Alawsat.
Disebutkan bahwa dalam pertemuan itu Mitchell menyerahkan sederet permintaan kepada Sleiman.
Sumber-sumber pemberitaan Lebanon merilis berita bahwa George Mitchell dalam pertemuan ini menekankan, "Kita tidak akan mencapai perdamaian total dan menyeluruh di Timur Tengah tanpa partisipasi Lebanon. Washington percaya Lebanon sebagai bagian utama perdamaian menyeluruh di kawasan. Sebuah perdamaian yang diinginkan oleh Obama dan termaktub dalam rencana perdamaian Arab."
Mitchell mengatakan, "Perdamaian antara Palestina-Israel, Suriah-Israel dan Lebanon-Israel serta normalisasi hubungan Israel dengan seluruh negara-negara tetangga termasuk solusi terciptanya perdamaian yang menyeluruh."
"Washington jelas-jelas tidak pernah setuju soal kehidupan para pengungsi Palestina di Lebanon. Washington tidak akan mendukung masalah ini," tandas Mitchell.
Sementara itu, sumber-sumber resmi Lebanon menyebut pernyataan Mitchel kepada Asharq Alawsat sebagai periode lanjutan dari perundingan ‘damai' Palestina-Israel yang sedang berlangsung saat ini. Namun partisipasi Lebanon dalam periode lanjutan itu ditolak total oleh Presiden Michel Sleiman.
Sumber-sumber ini menegaskan, sikap menolak Lebanon ini tetap berlanjut sekalipun Mitchel mengurangi permintaannya terkait masalah-masalah lainnya. Presiden Lebanon bahkan menegaskan bahwa negaranya tidak akan melangkahkan kakinya untuk memasuki jalur perundingan dengan Israel, kecuali masalah ini diikuti oleh seluruh negara Arab.
Sehari sebelum bertemu dengan Presiden Lebanon, George Mitchell juga sempat berkunjung ke Damaskus dan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar Assadguna membicarakan perundingan damai.(IRIB/SL/MZ/18/9/2010)
Terjadi perubahan mengejutkan di Turki. Pada tahun 2004 tercatat sekitar 73 persen warga Turki mendukung keanggotaan negara mereka di Uni Eropa. Namun berdasarkan data terbaru, jumlah tersebut turun drastis hanya kurang dari 38 persen.
Menurut laporan Aljazeera (18/9), meski pemerintah Turki telah menggulirkan upaya baru untuk segera mendapatkan keanggotaan Uni Eropa, namun di sisi lain warga negara ini justru menunjukkan keengganan.
Degradasi dukungan rakyat Turki atas keanggotaan negara ini di Uni Eropa terjadi di saat Turki mengalami pertumbuhan ekonomi yang memuaskan di samping eskalasi peran regionalnya.
Berbagai laporan menunjukkan bahwa Turki pada tahun 2003 hingga kini mampu meningkatkan sektor investasinya hingga 150 persen. Masalah ini membuat Turki tidak lagi membutuhkan keanggotaan di Uni Eropa, mengingat secara gradual negara ini telah mencapai independensi politik dan ekonominya.
Revisi Hubungan Diplomatik
Turki saat ini tengah memperkokoh hubungan diplomatik dan ekonominya dengan negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Eropa Timur, mengingat kawasan-kawasan tersebut tidak berada dalam pengaruh Uni Eropa. Pemerintah Perdana Menteri Turki, Recep Tayip Erdogan juga memprioritaskan politik independen dalam hubungan luar negeri.
Contoh paling nyata dalam hal ini adalah perluasan hubungan Turki dengan Republik Islam Iran yang mendapat kritik dan tekanan dari negara-negara Barat. Bahkan Turki kini berada satu jalur bersama Brazil dalam menentang resolusi sanksi anti-Iran dengan menandatangani Deklarasi Tehran.
Di sisi lain, keengganan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa adalah berlanjutnya penentangan negara-negara besar UE. Masalah keanggotaan Turki di Uni Eropa telah diupayakan pemerintah Ankara sejak tahun 2005 dan terganjal kevakuman dalam kurun waktu yang cukup lama. Mengingat berbagai perubahan kondisi di dalam negeri, Turki masih belum mendapatkan jawaban positif dari Uni Eropa. Hal inilah yang kemudian ikut melandasi keengganan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa. (IRIB/MZ/SL/18/9/2010)Menteri Luar Negeri Bahrain, Sheikh Khalid bin Ahmad Al Khalifa menggelar pertemuan rahasia dengan pejabat tinggi kelompok ekstrim Zionis di Washington, Amerika Serikat.
Kantor berita Fars news melaporkan, pertemuan ini berlangsung di saat Liga Arab mengeluarkan resolusi melarang para pejabat tinggi negara-negara Arab melakukan pertemuan dengan Zionis.
Pertemuan yang berlangsung di Washington ini dihadiri tokoh terkemuka Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC), Komisi Amerika-Israel menumpas pencemaran nama Yahudi dan tokoh terkemuka Yahudi lainnya.
Sumber berita berbahasa Ibrani melaporkan, Menlu Bahrain dalam pertemuan tersebut mengatakan, "Semua pihak mengetahui latar historis Israel di Timur Tengah dan akan terus eksis hingga selamanya. Jika realitas ini bisa diterima, maka tidak sulit mewujudkan perdamaian antara negara-negara kawasan dan Israel."
Sebelumnya, pejabat tinggi Bahrain ini mendesak para pemimpin Arab untuk berpartisipasi untuk memuluskan jalan perundingan damai di Timur Tengah melalui perundingan dan dialog dengan pejabat tinggi rezim Zionis Israel. (IRIB/PH/19/9/2010)
0 comments to "Bank-bank di AS Gulung Tikar..!!!"