Amien Rais Sabtu (18/9), menanggapi kasus penusukan pendeta HKBP, Pondok Timur Indah, Ciketing, Bekasi, dan mengatakan, "Jika komunitas Kristen meminta umat Islam untuk menghormati mereka, maka mereka juga seharusnya menghormati umat Islam."
Ketika ditanya apakah penusukan pendeta HKBP itu ada hubungan dengan provokasi pendeta Terry Jones yang berencana membakar al-Quran pada peringatan 11 September, Amien Rais dengan tegas mengatakan, "Itu tidak ada hubungannya dan kasus penusukan itu berbeda. " Ia menambahkan, "Masalahnya, saudara-saudara kristiani itu membangun gereja mentereng di tengah ummat Islam yang ekonomi mereka relatif rendah. Itu sebenarnya tidak pas dengan cita rasa manusia yang beradab dan beragama. Lebih dari itu, gereja itu dibangun di tengah lingkungan yang di sana hanya beberapa gelintir pemeluk agama Kristen. Hal itulah yang kadang menimbulkan reaksi yang kebablasan."
Amien Rais juga meminta konsep "Lakum dinukum wa liya dien atau kalian dengan agama kalian dan aku dengan agamaku," dapat diterapkan secara proporsional. Dikatakannya, "Jadi, kita akan menghormati mereka baik yang beragama Kristen, Hindu dan Budha, tapi pada saat yang sama, mereka juga harus menghormati kita."
Di akhir wawancara, Amien Rais menyatakan, "Jika etika saling menghormati itu dapat dilakukan dengan jujur, kehidupan beragama akan terlaksana dengan baik." (IRIB/AR/MZ/18/9/2010)
Amien Rais Ingatkan Umat Kristiani Soal Islamphobia
Amien Rais mensyukuri pembatalan al-Quran yang rencananya akan dilakuakn secara demonstratif di AS dalam rangka memperingati serangan 11 September. Amien Rais ketika dihubungi IRIB, Sabtu (18/9) menyatakan, "Terry Jones itu adalah pendeta komunitas kecil Kristen di AS yang ingin terkenal dengan cara mau membakar al-Quran secara demonstratif."
Lebih lanjut Amien Rais menjelaskan adanya gerakan Islamophobia di balik peristiwa itu. Dikatakannya pula, "Setelah rencana pembakaran al-Quran itu dicuatkan, ummat Islam tersinggung dan marah. Meski gagal, tapi ketersinggungan atas rencana itu tidak hilang begitu saja. Yang sangat disayangkan lagi, Presiden AS, Obama tidak langsung menyikapi rencana pembakaran al-Quran itu. Apa yang dilakukan oleh Obama hanya sebatas singgungan-singgungan, bukan tindakan tegas."
"Saya marah dan tersinggung berat atas rencana pembakaran al-Quran itu, " tegas Amien Rais.
Amien Rais dalam wawancaranya juga mengatakan, ummat Islam tidak seharusnya terprovokasi atas rencana pembakaran al-Quran itu. Dijelaskannya, "Tidak terprovokasi bukan berarti bungkam. Akan tetapi pada saat yang sama, ummat Islam tidak boleh membakari gereja-gereja dan mengamuki setiap kristiani. Ini adalah langkah yang tidak benar. Kita cukup menghubungi para tokoh Kristen supaya menyikapi dan mengecam rencana pembakaran al-Quran yang digalang Terry Jones."
Dalam wawancara dengan IRIB, Amien Rais juga menegaskan adanya elite di negara-negara Eropa dan AS yang anti Islam. Selain itu, Amien Rais juga mengingatkan kalangan kristiani supaya mewaspadai tindakan-tindakan islamophobia yang bisa menjauhkan dari kehidupan bertoleransi antaragama.
Ketika ditanya apakah rencana rencana pembakaran al-Quran itu berhubungan dengan skenario Zionis Israel, Amien Rais menjawab, "Ada kemungkinan bahwa skenario itu dirancang oleh Zionis Israel, tapi itu hanya sebatas dugaan saja. Jadi, kita hanya bisa menilai berdasarkan lahiriah saja seperti yang disinggung hadis Rasulullah Saw; "Kami hanya menghukumi sesuatu berdasarkan lahiriah. Untuk itu, adanya skenario Zionis Israel di balik al-Quran itu bisa benar dan bisa salah."
Lebih lanjut Amien Rais menjelaskan, "Tanpa harus mengaitkan dengan Zionis Israel, kami sudah bisa menilai bahwa tindakan Terry Jones itu bertentangan dengan kerukunan beragama dan kehidupan saling menghormati keyakinan lainnya."(IRIB/AR/MZ/18/9/2010)"Membakar kitab suci sah-sah saja di AS. Akan tetapi kalau uang USD yg dibakar, Anda akan kena pasal Title 18, Section 333 of the United States Code yang mengancam pelaku dengan denda maksimal USD 100 atau kurungan maksimal 6 bulan.
Membakar Dolar Ditindak, Al-Quran?!!
Terpampang sebuah status di Facebook (FB) yang menyinggung keanehan Barat dalam menyikapi pembakaran dan penyobekan Al-Quran di AS yang terjadi baru0baru ini. Status FB itu bertuliskan, "Membakar kitab suci sah-sah saja di AS. Akan tetapi kalau uang USD yg dibakar, Anda akan kena pasal Title 18, Section 333 of the United States Code yang mengancam pelaku dengan denda maksimal USD 100 atau kurungan maksimal 6 bulan. Dan penegak atas hukum ini adalah Secret Service."
Jika memang benar demikian, dolar itu lebih mulia di banding Al-Quran. Tidak salah bila Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei di depan para pejabat Iran dan dubes negara-negara Islam, hari Jumat (10/9) yang juga bertepatan dengan Hari Raya Iedul Fitri mengatakan, "Anggapan yang menyatakan bahwa para musuh bersahabat dengan sebagain muslim dan tidak bersahabat dengan sebagian muslim lainnya, adalah keliru besar. Sebab mereka melawan ajaran utama Islam yang menghendaki perlawanan terhadap para arogan." Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei juga menyatakan bahwa membentuk front persatuan ummat Islam adalah satu-satunya jalan menghadapi para musuh Islam.
Keputusan Pendeta AS, Terry Jones, untuk membakar kitab suci Al-Quran menuai kritik dan kecaman luas. Dove World Outreach Center, gereja non-denominasi di Gainesville, Florida, belum lama ini mengumumkan akan menggelar acara pembakaran Al-Qur'an di properti gerejanya yang rencananya akan dilakukan pada peringatan ulang tahun serangan 11 September untuk memperingatkan warga Amerika tentang bahaya Islam.
Bukan hal yang penting bahwa apakah Terry Jones, pendeta gereja di AS menangguhkan rencana pembakaran Al-Quran atau tidak? Akan tetapi upaya itu berhasil memprovokasi kalangan ekstrim di AS yang akhirnya melakukan penyobekan Al-Quran dekat kawasan bekas gedung kembar WTC yang menjadi saksi Peristiwa 11 September. Sekelompok orang lainnya juga berani melakukan penyobekan Al-Quran depan Gedung Putih. Penyobekan Al-Quran itu dilakukan di depan turis-turis yang tengah berjalan-jalan di sekitar Gedung Putih. Selain itu, acara pembakaran Alquran juga terjadi di dua gereja negara bagian Tennesse.
Aksi penyobekan dan penistaan Al-Quran itu tentunya membuktikan bahwa Barat bukan pendukung kebebasan berpikir dan berpendapat. Slogan itu hanya sebatas wacana semata. Sebelumnya, Presiden AS. Barack Obama di hadapan ratusan juta warga AS dan dunia menjelakan penghormatan pada Al-Quran dan ajaran-ajaran mulia kitab suci itu. Dikatakannya, "Islam bukan penyebab Peristiwa 11 September. Pelaku serangan itu adalah segelintir kelompok teroris yang menyimpang dari agama ini."
Sebelumnya, Deputi Kebudayaan Departemen Budaya dan Hubungan Islam di Iran, Mohsen Pak-Ayin, meminta AS supaya mengambil langkah tegas dalam menyikapi sikap radikal pendeta AS yang menyerukan pembakaran al-Quran pada tanggal 11 September. Dikatakannya, "Jika tidak ingin berhadapan dengan umat Islam di dunia, AS harus menindak keras pendeta yang bersikap frontal itu terhadap Islam dan al-Quran."
Pak-Ayin menyatakan bahwa langkah pendeta AS itu tidak mempunyai akar dalam ajaran Kristen yang tentunya tidak akan didukung oleh para penganut agama ini di seluruh dunia." Dikatakannya, "Pemikiran Kristen Zionis yang didukung oleh Tel Aviv, harus ditentang karena pemikiran ini berupaya menciptakan perselisihan antara pengikut Kristen dan Islam."
Pak-Ayin juga mengingatkan bahaya pemikiran Kristen Zionis dan meminta lembaga-lembaga pendukung perdamaian internasional temasuk Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mengecam langkah pendeta yang menyerukan pembakaran al-Quran pada tanggal 11 September. Peristiwa 11 September digunakan kelompok Kristen Zionis Israel untuk memancing amarah umat Islam sedunia.
Dalam kesempatan itu, Pak-Ayin mengungkap tujuan-tujuan di balik gerakan Kristem Zionis. Dikatakannya, "Kristen Zionis adalah kelompok minoritas di Kristen yang juga menekankan adanya perang suci di akhir zaman. Selain itu, kelompok ini juga mendukung penuh program Bush yang menginvasi Irak demi kepentingan Zionis Israel."
Pak Ayin juga menekankan pentingnya penghormatan atas agama lain, dan mengatakan, "Gerakan radikal yang digagas Kristen Zionis digulirkan saat dunia membutuhkan ketenangan dan keamanan. Untuk itu, gerekan semacam ini harus dikecam dan dihadapi secara serius, bukan malah dibiarkan."
Menurut rencana, Umat Islam besok, Jumat (17/9) secara serentak akan turun ke jalan-jalan untuk menyatakan kebencian dan kemarahannya atas penistaan kitab suci al-Quran.
Pemimpin Besar Republik Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, kepada umat Islam, baru-baru ini merilis statemen terkait penistaaan atas al-Quran. Statemen Rahbar itu bahkan dijadikan sebagai dokumen resmi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Belum lama, pendeta "sinting" Terry Jones, menyerukan pembakaran al-Quran. Bukan hal yang penting bahwa apakah Terry Jones, pendeta gereja di AS menangguhkan rencana pembakaran al-Quran atau tidak? Akan tetapi upaya itu berhasil memprovokasi kalangan ekstrim di AS yang akhirnya melakukan penyobekan al-Quran dekat kawasan bekas gedung kembar WTC yang menjadi saksi serangan 11 September. Sekelompok orang lainnya juga berani melakukan penyobekan al-Quran di depan Gedung Putih. Aksi sinting tersebut dilakukan di depan turis-turis yang tengah berjalan-jalan di sekitar Gedung Putih. Selain itu, acara pembakaran al-Quran juga terjadi di dua gereja negara bagian Tennessee. Mengingat pentingnya isu pembakaran al-Quran, kantor Rahbar melayangkan surat kepada seluruh seksi televisi dan radio berbahasa asing IRIB, termasuk Radio Bahasa Indonesia, untuk mewancarai tokoh nasional yang kemudian akan dijadikan sebagai komitmen terbuka dan pertimbangan kebijakan Republik Islam Iran dalam menyikapi penyobekan dan pembakaran al-Quran di AS. Berdasarkan keputusan meja redaksi Situs Radio Bahasa Indonesia, Bapak Amien Rais dipilih sebagai tokoh yang tepat dalam menanggapi isu kontroversial berkaitan penyobekan dan pembakaran al-Quran. Selengkapnya, anda bisa menyimak wawancara detail melalui file suara berikut ini; |
Last Updated ( Saturday, 18 September 2010 15:48 ) |
0 comments to "Wawancara Lengkap Amien Rais Soal Pembakaran Al-Quran"