Home , , � Negara Islam Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin

Negara Islam Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin



Iran Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin,

Iran berhasil menjadi negara pengekspor bensin. Berita kemampuan Iran itu tentunya langsung menjadi sorotan utama dunia. Direktur Internasional Perusahaan Minyak Nasional Republik Islam Iran, Ali Asghar Arshi, menyinggung pelaksanaan proyek produksi bensin di komplek-komplek petrokimia, dan menyatakan bahwa Iran tidak lagi membutuhkan impor bensin dari luar negeri, bahkan akan mengekspornya. Dikatakannya pula, "Untuk pertama kali, Iran akan mengekspor muatan bensin pertama untuk dipasarkan di pasar-pasar dunia." Arshi menjelaskan, Iran dalam waktu dekat ini akan mengirimkan empat muatan bensin ke pasar dunia.

Lebih lanjut Arshi mengatakan, Iran resmi menjadi negara pengekspor bensin. Ketika menjelaskan pengiriman muatan bensin ke pasar dunia, Arshi mengatakan, "Iran akan menjual produksi bensin sesuai dengan harga pasar dunia." Kemampuan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin tentunya mengejutkan semua pihak. Apalagi Iran saat ini mendapat tekanan lebih serius dari Barat menyusul resolusi baru anti Iran yang diputuskan DK PBB.

Kantor Berita AFP melaporkan, "Iran belum lama ini mengumumkan bahwa negaranya tidak lagi mengimpor bensin. Tidak lama setelah itu, Iran kini mengumumkan akan mengekspor bensin dan menawarkan produksinya ke pasar dunia." Sumber itu juga mengakui bahwa kejutan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin itu terjadi saat Iran diembargo sejumlah negara Barat , khususnya AS.

Blomberg juga melaporkan kemandirian Iran dalam mengekspor bensin. Disebutkannya, kemampuan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin telah menjadikan negara ini sebagai salah satu pengekspor bensin di dunia. Hal itu dilakukan oleh Iran untuk menghadapi sanksi AS dan sejumlah negara Barat atas negara ini.

Kantor Berita Reuters dan Xinhua melaporkan, Menteri Perminyakan Iran Sayid Masoud Mir Kazemi pada awal September mengatakan, "Produksi bensin negara perhari meningkat menjadi 66,5 juta liter perhari dari 44 juta liter perhari." Dalam statemannya, Mir Kazemi juga menyatakan bahwa Iran akan mengekspor bensin dalam waktu dekat. Sebulan kemudian, Iran mengumumkan akan mengirim muatan bensin untuk dijual di pasar dunia, bahkan harga bensin itu akan dijual dengan harga pasar dunia.

Tak diragukan lagi, kemandirian Iran dalam memproduksi bensin menjadi pukulan berat bagi AS yang terus bersikeras menekan Iran. Bahkan media-media dunia berupaya mengesankan bahwa sanksi terbaru Iran membuat negara ini terseok-seok. Akan tetapi fakta berbicara lain, Iran malah mampu memproduksi bensin bahkan mengekspor. Itupun terjadi saat AS dan Barat menjatuhkan sanksi. Inilah hasil kegigihan bangsa Iran dalam menghadapi arogansi dunia. (irib/30/9/2010)

Ahmadinejad dan kontroversi Bensin..Impor terus atau ekspor???

Bagi Presiden Iran, tahun 1389 Hs menjadi momentum yang tepat untuk merombak struktur ekonomi negeri Persia ini. Ahmadinejad acapkali menyuarakan urgensi reformasi ekonomi Iran. Tidak tanggung-tanggung, doktor transportasi jebolan Universitas Elm va Sanat Tehran ini menggulirkan ide kontroversial, subsidi terarah, hadafmand kardan-e yaraneh.

Pria bersahaja putra tukang besi ini gregetan menyaksikan besarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk mendanai impor bensin dari negara lain. Belum lagi, negeri para Mullah ini, terus-menerus digencet embargo ekonomi Gedung Putih, termasuk larangan ekspor bensin bagi perusahaan-perusahaan AS ke Iran.

Produksi bensin dalam negeri Iran hingga kini belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan bensin di negeri kaya minyak ini. Pasalnya, perang delapan tahun yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran memporak-porandakan instalasi minyak dan produk olahannya. Belum lagi, lonjakan kuantitas mobil-mobil pribadi yang berseliweran memadati ruas-ruas jalan Tehran terus-menerus menguras gelontoran bensin dari pom-pom bensin yang buka 24 jam. Prosentasi kepemilikan mobil di Tehran terbilang fantastis. Konon, satu dari sembilan warga Iran di Tehran memiliki satu buah mobil.Terang saja, kemacetan kian membengkak menghantui kota metropolitan ini.

Lima tahun lalu, bensin adalah komoditas yang lebih murah dari sebotol kecil air mineral. Semenjak Ahmadinejad menjabat sebagai presiden Iran, mantan walikota Tehran ini menerapkan kebijakan kontroversial dengan menaikan harga bensin dari 80 toman menjadi 100 toman (sekitar 1.000 rupiah).

Tidak hanya itu, dua tahun kemudian, Ahmadinejad malah menaikan harga dasar bensin menjadi 400 toman. Meski harga bensin dinaikan, namun setiap warga Iran yang memenuhi syarat diberi jatah subsidi bensin sebesar 100 liter perbulan dalam kartu bensin masing-masing.

Sebagai kompensasi kenaikan harga bensin, pria brewok kurus ini mengalokasikan dana subsidi untuk perbaikan infrastruktur dan jaring pengaman sosial di Iran, terutama di daerah.

Di Tehran utara, wilayah papan atas Iran, kebijakan Ahmadinejad memicu protes dari kalangan menengah ke atas. Imbasnya, pada pilpres 2009 silam, perolehan suara Ahmadinejad di Tehran kota, terutama Tehran Utara kalah tipis dari pesaing utamanya Mousavi. Namun, perolehan suara mantan Walikota Ardabil di Tehran besar, terutama di wilayah menengah ke bawah jauh mengalahkan mantan perdana menteri Iran itu.

Putra keluarga pandai besi ini senantiasa mendapat sambutan hangat rakyat dalam setiap safari provinsinya. Bagi orang daerah, naiknya Ahmadinejad adalah durian runtuh yang ditunggu-tunggu. Lima tahun menjabat sebagai presiden, Ahmadinejad telah menyulap desa-desa Iran. Selama lima tahun, pria yang membuat politisi Gedung Putih mencak-mencak ini, memfokuskan pembangunan di daerah-daerah, terutama perbaikan fasilitas umum, hingga ke desa-desa terpencil. Bagi Ahmadinejad, Iran bukan hanya untuk Tehran, Iran untuk seluruh bangsa Iran.

Lebih dari separuh bulan pertama tahun baru Iran dilalui. Penerapan program subsidi terarah makin bergulir kencang. Koran Donya Eghtesad dalam editorialnya baru-baru ini menyoroti penerapan subsidi terarah di Iran. Harian ekonomi berbahasa Farsi terbesar di Iran ini menyebut penyesuaian harga menjadi harga riil merupakan salah satu agenda utama reformasi Iran. Harga riil komoditas yang dimaksud adalah titik equilibrium, pertemuan antara supplay dan demand. Hingga kini, parlemen dan pemerintah masih membahas penerapan penuh program itu.Pemerintahan Ahmadinejad bertekad menjalankan penuh program subsidi terarah ini.

Saat menumpang metro membelah jantung kota Tehran, tidak sengaja saya mendengarkan percakapan warga Iran yang datang dari daerah tentang Ahmadinejad, Ou, mardom az jins mardom ast, dia adalah rakyat dari kalangan jelata.

Sejatinya, pembangunan, bagaimanapun adalah keberpihakan. Lalu, apa yang sedang diperjuangkan dan yang sedang dibela oleh Ahmadinejad? Bagi jutaan warga Iran di pelosok negara ini, Ahmadinejad adalah hero bagi mereka.

Di tengah pro kontra mengenai penerapan penuh program subsidi terarah, Ahmadinejad tetap optimis, penerapan penuh subsidi terarah adalah terobosan besar bagi Iran yang akan membawa negara ini mengulang masa keemasan dinasti Persia. Mungkinkan Ahmadinejad akan senasib dengan Deng Xiaoping, program ekonominya dikecam sekolompok orang pada masa hidupnya, dan dipuja setelah menutup hayatnya.

Seperti merekahnya Sabzi, hijaunya rumput dan membuncahnya harapan yang sesekali diselipi kecemasan kecil, Iran terus membangun dengan caranya sendiri di tengah himpitan sanksi negara-negara arogan global. Jika Elvis Presley masih hidup, barangkali ia akan menghibur Ahmadinejad dengan mengatakan, It's Now or Never, Tomorrow will be too late.

http://indonesian.irib.ir/index.php/...nomi-iran.html

BIDANG ANTARIKSA

Para ilmuwan Iran tahun lalu, telah mengirim satelit nasional Omid ke ruang angkasa lewat roket peluncur Safir 2. Keberhasilan para ilmuwan Iran ini tentu saja membuat takjub seluruh dunia. Karena pembuatan dan peluncuran satelit membutuhkan teknologi maju dipelbagai bidang. Di peringatan Sepuluh Kemenangan Revolusi tahun ini, Iran mengirimkan roket Kavoshgar 3 ke angkasa dengan sebuah kapsul yang berisikan sejumlah mahkluk hidup. Acara yang dihadiri Presiden Ahmadinejad rencananya menjadi pendahuluan bagi Iran sebelum mengirim manusia ke ruang angkasa.



Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Safir_(rocket)

Roket Kavoshgar 3 bukan satu-satunya keberhasilan para ilmuwan Iran di bidang teknologi antariksa, tapi berbarengan dengan itu Iran juga memamerkan tiga satelit dan sebuah motor pembawa satelit. Motor pembawa satelit bernama Simorgh merupakan capaian baru yang lebih modern dari roket safir 2. Roket pembawa satelit ini mampu membawa satelit seberat 100 kilogram di ketinggian 500 kilometer.

Sumber : http://uskowioniran.blogspot.com/201...voshgar-3.html

Satelit Tolou termasuk satelit buatan ilmuwan Iran yang diresmikan oleh Presiden Ahmadinejad. Tugas asli satelit ini untuk mengambil gambar bumi dan mengirimkannya ke stasiun bumi. Gambar ini akan dimanfaatkan terkait pemetaan, penelitian kerusakan sumber-sumber bumi, ilmu pertanian dan perhutanan, menyaksikan ketebalan awan dan penyebaran populasi.



Satelit Mesbah 2 adalah satelit lainnya yang dipamerkan di Sepuluh Kemenangan Fajr. Mesbah 2 adalah satelit komunikasi yang akan menyimpan dan menemukan informasi. Mahasiswa Iran juga tidak mau kalah dari para seniornya dan mereka ikut membuat sebuah satelit bernama Navid yang mampu memfoto bumi dengan presisi yang sangat akurat.

0 comments to "Negara Islam Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin"

Leave a comment