Home , � IAEA sebagai lembaga ‘satelit' Amerika untuk mengontrol negara-negara dunia.

IAEA sebagai lembaga ‘satelit' Amerika untuk mengontrol negara-negara dunia.

Peneliti Indonesia: IAEA, ‘Satelit’ Amerika

Hendrajit, peneliti dari Global Future Institute (GFI) Indonesia menilai Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai lembaga ‘satelit' Amerika untuk mengontrol negara-negara dunia.

"Yukiya Amano dalam salah satu artikelnya sebelum terpilih sebagai Sekjen IAEA, menegaskan perlunya komitmen ‘penyelamatan ‘ dari anggota NPT, sehingga inspektur IAEA bisa memverifikasi bahan-bahan nuklir seluruh anggotanya. Inilah pintu masuk bagi Amerika yang selalu mempersoalkan plutonium sebagai dalih yang akan selewengkan oleh negara-negara lain menjadi bom nuklir," tutur penulis Tangan-tangan Amerika.

Amerika dan beberapa negara Eropa menggunakan IAEA untuk mengganyang negara-negara yang tidak patuh dan menentang hegemoni Amerika seperti Iran dan Korea Utara.

Sebelumnya, Ketua Badan Energi Atom Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi menuding Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano subjektif dalam menyikapi kasus nuklir Iran.

Richard Mason, baru-baru ini mengkritik laporan terbaru Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukia Amano, dan menilainya sarat pengaruh Barat.
Pengamat politik dan mantan anggota parlemen Selandia Baru ini menilai Amano yang menggantikan posisi ElBaradei, telah dijadikan alat oleh negara-negara Barat. Kepatuhan Amano atas instruksi Barat itu sangat mengancam independensi IAEA.(IRIB/PH/MF/28/10/2010)

Lavrov: Rusia Siap Iringi IAEA

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengkonfirmasikan dukungan Moskow terhadap kebijakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Hal ini disampaikan Lavrov saat bertemu dengan Sekjen IAEA, Yukio Amano Selasa (26/10) di Moskow seperti dilaporkan IRNA.

"Rusia siap mendukung kebijakan IAEA dan tetap komitmen bekerjasama dengan lembaga atom dunia ini," ungkap Lavrov. Dalam kesempatan tersebut Lavrov mengharapkan IAEA mampu memberikan kesempatan kepada seluruh negara untuk memanfaatkan energi nuklir demi kepentingan damai serta mencegah penyebaran senjata pemusnah massal.

Yukiya Amano selama di Moskow bertemu dengan sejumlah petinggi Rusia dan membicarakan berbagai isu dunia serta aktivitas negara ini di bidang energi nuklir. Amano kemarin juga bertemu dengan Perdana Menteri Vladimir Putin membicarakan masalah kerjasama bilateral. Putin menegaskan kepada Amano kesiapan negaranya bekerjasama penuh dengan IAEA. "Rusia siap berpartisipasi mengamankan instalasi nuklir di negara-negara lain," tegas Putin. (IRIB/IRNA/MF/SL/26/10/2010)

Rosatom akan Latih Staf Junior IAEA

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan Perusahaan Energi Atom Rusia (Rosatom), Senin (25/10) menandatangani kesepakatan kerjasama bilateral. Sesuai kesepakatan itu, Rusia akan melatih para staf junior untuk bekerja di IAEA.

IRNA melaporkan dari Moskow, kesepakatan itu ditandatangani oleh Dirjen IAEA, Yukiya Amano dan Kepala Rosatom, Sergei Kiriyenko di ibukota Rusia.

Pada kesempatan itu, Kiriyenko mengatakan, Rosatom akan melatih para staf junior untuk bekerja di IAEA dan mereka juga dapat beraktivitas dalam program-program di bawah pengawasan lembaga dunia itu.

Amano hari ini tiba di Moskow untuk menghadiri sebuah konferensi internasional energi. Dalam kerangka kunjungan itu, Amano dijadwalkan bertemu beberapa pejabat Rusia. (IRIB/RM/PH/25/10/2010)

Salehi Tuding Amano Tidak Netral

Ketua Badan Energi Atom Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi menuding Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano tidak netral dalam menyikapi kasus nuklir Iran.

Salehi saat menjawab tudingan sebuah kelompok anti-Revolusi Iran terkait keberadaan reaktor nuklir rahasia di 120 km barat Tehran menandaskan, tudingan terbaru itu adalah sikap kurang ajar dan sebaiknya kelompok anti-Revolusi itu memberikan keterangan yang transparan soal pengoperasian reaktor nuklir baru di Iran.

Dalam wawancaranya dengan mingguan Jerman Spiegel, Salehi menandaskan, Iran tidak dapat menerima setiap kedatangan tim investigasi IAEA hanya dikarenakan tudingan yang tak berdasar itu. Ia menegaskan, Yukiya Amano harus waspada agar kredibilitasnya tidak tercoreng gara-gara sikapnya yang mendukung satu pihak atau kubu politik tertentu.

Menjawab pertanyaan apakah reaksi terbaru Tehran terhadap kinerja IAEA itu adalah ancaman Iran untuk menghentikan kerjasamanya dengan lembaga atom dunia ini, Salehi mengatakan, Iran tidak mengancam siapapun. "Sejatinya sikap Iran ini adalah peringatan yang bersahabat sekaligus serius kepada Amano dan hal ini jangan sampai ditafsirkan memiliki muatan politik," ungkap Salehi. (IRIB/Spiegel/MF/MZ/29/9/2010)

Kasus Nuklir Israel di IAEA Masuki Babak Baru

Wakil Tetap Republik Islam Iran di Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Ali Asghar Soltanieh mengabarkan soal dimulainya babak baru penanganan kasus nuklir rezim zionis Israel di IAEA.

Soltanieh dalam wawancara dengan kantor berita Mehr, menyatakan, "Berkat usaha sejumlah negara di IAEA, babak baru penanganan kasus nuklir rezim zionis telah dimulai".

Sebelumnya, Kamis 23 September 2010, sejumlah negara Arab dalam sidang umum IAEA ke-54 di Wina, Austria, menyerahkan draft resolusi yang berisi tuntutan untuk memaksa Rezim Zionis Israel menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), namun lobi AS dan Zionis mengganjal pengesahan draft tersebut.

Hingga kini Israel menolak bergabung dengan (NPT) meski diperkirakan memiliki sekitar 200 hingga 400 hulu ledak nuklir. Israel merupakan satu-satunya rezim pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.(irib/29/9/2010)


Tags: ,

0 comments to "IAEA sebagai lembaga ‘satelit' Amerika untuk mengontrol negara-negara dunia."

Leave a comment