Sebelumnya, sekelompok aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) mengecam kebijakan pemerintah Bahrain yang menangkapi warga Syiah dan para pendukung HAM di negara ini. Pertengahan bulan Agustus, pemerintah Bahrain menankapi warga Syiah dan para pembela HAM dengan tudingan melakukan aktivitas teroris dan anti-pemerintah. Menurut data yang ada, 250 aktivis Syiah ditahan di penjara.
Beberapa waktu lalu, aparat Bahrain menahan dan menyiksa dua aktivis oposisi yang dituding mengirimkan foto aksi kekerasan pemerintah terhadap para aktivis Syiah kepada kantor berita asing. Kedua aktivis itu adalah Hussein al-Dirazi dan Muhammad Mushaimea.
Mushaimea didakwa selama tinggal di London, ia telah membuat kesepakatan dengan kantor berita asing untuk memberikan kepada mereka foto-foto yang mencoreng citra Bahrain di luar negeri. Foto-foto tersebut dikirim oleh al-Dirazi dari Bahrain.
Kedua aktivis tersebut dilarang memiliki pengacara dan menolak tuduhan tersebut. Keduanya mengakui tuduhan itu karena mendapat penyiksaan.
Menurut keterangan Markas Hak Asasi Manusia Bahrain (BCHR), dua aktivis itu juga dipaksa berdiri selama berjam-jam, dan tidak boleh tidur selama berhari-hari.Sejak pertengahan Agustus lalu, pemerintah Bahrain melancarkan represi terhadap para aktivis oposisi menjelang pemilu parlemen negara ini. Meski ditekan, masyarakat Syiah di Bahrain berhasil memperoleh suara mayoritas di pemilu parlemen. Kelompok Syiah Bahrain, Islamic National Accord Association (INAA), berhasil memenangkan 18 dari 40 kursi dalam pemilu parlemen yang digelar pada tanggal 23 Oktober. (IRIB/PressTV/AR/29/10/2010)
Saeed al-Shahabi, seorang tokoh senior kelompok oposisi Bahrain mengecam kebijakan diskriminatif pemerintah terhadap mayoritas penduduk Syiah negara itu dan menuntut referendum konstitusi. "Apa yand diserukan, sejak 70 hingga 80 tahun terakhir, adalah hidup damai dan harmonis di bawah naungan undang-undang," kata al-Shahabi yang juga seorang aktivis perdamaian di lembaga Gerakan Kebebasan Islam Bahrain yang berbasis di London.
Dalam wawancaranya dengan Press TV (5/9), ia menyerukan diakhirinya "nasionalisasi politik Bahrain" dan "korupsi dari keluarga kelompok berkuasa."
Pada hari Sabtu (4/9) Jaksa Bahrain mengumumkan bahwa pemerintah akan memungut biaya lebih dari 20 pemimpin kelompok oposisi Syiah dengan berkomplot untuk menggulingkan pemerintah monarki Bahrain.
Sekitar 200 pengunjuk rasa anti-pemerintah ditahan di Bahrain sejak rangkaian penangkapan dimulai di negara ini pada bulan Agustus lalu.
"Kami menginginkan sebuah konstitusi yang disusun oleh rakyat, untuk rakyat, dan disetujui oleh rakyat dalam referendum," kata al-Shahabi.
Pihak oposisi menolak untuk mengakui konstitusi 2002 dan telah menyerukan boikot pemilihan parlemen 23 Oktober mendatang.
Mayoritas warga Bahrain yang bermazhab Syiah telah lama mengeluhkan politik diskriminatif oleh pemerintah yang didominasi kelompok Sunni, dalam mendapatkan pekerjaan dan pelayanan jasa.
Berbagai kelompok HAM telah menyatakan keprihatinan tentang situasi tersebut dan mendesak pemerintah Bahrain untuk menyelidiki tuduhan oleh beberapa aktivis oposisi bahwa mereka telah disiksa dalam tahanan sementara.(irib/7/9/2010)
0 comments to "Negara Bahrain : Wahabimania atau Syi'ahphobia>>>mengakui tuduhan karena mendapat penyiksaan!!!"