Home , , � Kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon Dikecam AlQaeda?? Aneh ..tidak aneh!!!?? ( Sunni dan Syiah dipecah belah dan Zionis The Winner ..!!! )

Kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon Dikecam AlQaeda?? Aneh ..tidak aneh!!!?? ( Sunni dan Syiah dipecah belah dan Zionis The Winner ..!!! )

Sebuah kelompok yang menamakan diri Brigade Abdullah Izzam, afiliasi AlQaeda, merilis statemen berisi keterangan bahwa kunjungan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon merupakan penistaan nyata terhadap kaum muslim Sunni dan menilainya sebagai "tindakan berbahaya".

Situs CNN berbahasa Arab melaporkan, dalam laporan itu juga disebutkan "telah terbentuk gerakan segitiga yang terdiri atas Iran Persia, Suriah Alawi, dan Syiah Hizbullah di kawasan yang seluruhnya dalam rangka menistakan dan menghancurkan kaum Sunni."

Mereka mengklaim bahwa pada tahap awal, Iran akan menguasai Irak, kemudian Negeri Syam (Suriah), dan Teluk Persia, yang seluruhnya adalah upaya untuk merampas Negeri Haramain atau Arab Saudi.

Kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di kapal tanker milik Jepang di Selat Hormouz itu, sebelum kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon mengancam akan mengguncang negara tersebut dan melancarkan serangan yang "sulit dibayangkan" jika Ahmadinejad menginjakkan kakinya ke Lebanon.

Kelompok tersebut dikenal sebagai afiliasi jaringan teroris AlQaeda, yang memboyong nama Abdullah Izzam, seorang ruhaniwan Palestina. Izzam menentang AlQaeda dan bahkan orang kedua di AlQaeda, Aiman Zawahiri, menuding Izzam bekerjasama dengan Dinas Rahasia Amerika (CIA). (IRIB/MZ/18/10/2010)

Ahmadinejad: Sanksi Penjualan Bensin Adalah Harapan Kami

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, industri perminyakan Iran untuk saat ini menjadi sektor industri paling membanggakan bagi negara. "Para pekerja keras dan ahli Iran dengan penuh kesadaran dan ilmu pengetahuan mereka terus melangkah maju, dan setiap hari berupaya menggapai perkembangan baru bagi bangsa," tambah Ahmadinejad.

Hal itu dikemukakan kemarin sore (16/10) dalam sebuah acara mengapresiasi 30 ahli yang telah bekerja keras dalam program "gerak cepat" produksi bensin di dalam negeri.

Ahmadinejad mengatakan, "Negara-negara yang berbicara dengan kita (Iran) secara tidak sopan, kembali merujuk dan menyatakan permohonannya kepada kita."

"Iran telah selama 100 tahun beraktivitas di sektor industri perminyakan dan kini telah mencapai swasembada produksi bensin. Mungkin saja berita ini tampak sederhana, namun jika diperhatikan pada upaya yang telah dilakukan, maka akan dirasakan pentingnya kabar gembira ini."

Lebih lanjut Ahmadinejad mengemukakan, "Kaum imperialis telah menguasai ekonomi, teknologi, dan sektor perindustrian dunia selama kurang lebih 100 tahun. Mereka mendikte pemikiran imperialis mereka kepada bangsa-bangsa dunia dengan mengatasnamakan ilmu pengetahuan. Dengan cara seperti itu mereka menghadang setiap negara yang hendak mengandalkan kemampuannya sendiri."

"Mereka (imperialis) mengesankan bahwa produksi dan penjualan bensin adalah masalah yang sangat sensitif dan bahkan menggunakannya sebagai ancaman terhadap bangsa Iran. Mereka mengira dengan ancaman tersebut dapat menaklukkan bangsa Iran."

Menurut Ahmadinejad, pematahan hegemoni "setan" tersebut adalah karya besar dan menjadi jalan pembuka bagi pemutusan rangkaian rencana yang bertujuan menjegal segala bentuk pemikiran dan amal bangsa Iran.

Seraya mengolok kebijakan Barat, Ahmadinejad menuturkan, "Mereka tidak mengetahui bahwa dunia telah berubah. Dan bahwa mereka telah melakukan kekeliruan besar dalam berinteraksi dengan bangsa Iran. Mereka lupa akan sejarah bangsa ini dan di sisi lain aksi-aksi mereka justru kian membangkitkan tekad bangsa besar Iran."

"Seandainya mereka membuka mata dan memperhatikan medan, mereka tidak akan melakukan kekeliruan tersebut. Saya telah berulang kali menyatakan bahwa sanksi penjualan bensin adalah harapan kami (Iran)." (IRIB/MZ/17/10/2010)

Lawatan Ahmadinejad ke Lebanon dan Sebuah Peti Mati Buat Israel

Rezim Zionis Israel terbentuk tahun 1948 sebagai rezim haram dan buatan. Zionis Israel selama ini mengklaim memiliki kekuatan militer dan dukungan Barat sekaligus memperkenalkan Palestina pendudukan sebagai rumah aman bagi para Yahudi sedunia.

Sejak perang tahun 1973 dengan sebagian negara-negara Arab, rezim ini hampir saja musnah, tapi dengan bantuan militer Amerika, negara-negara Arab harus menerima kekalahannya. Hingga tahun 1979, masa kemenangan Revolusi Islam Iran, rezim Zionis Israel berhasil mengisolasi dan meminggirkan seluruh negara-negara pendukung Palestina.

Kekuatan Zionis Israel semakin meningkat di dunia, sehingga pernyataan-pernyataan para pemimpin rezim Zionis Israel menjadi sangat menentukan. Tekanan Golda Meir, Menachen Begin, Ariel Sharon dan lain-lain mampu menjadikan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB menjadi sekadar arsip lembaga internasional ini. Dengan tekanan Barat, khususnya AS dan kepatuhan PBB, negara-negara Arab, kecuali Suriah terpaksa memilih di antara dua jalan; menandatangani perjanjian perdamaian dengan Zionis Israel atau memilih diam.

Dalam kerangka seperti ini, Palestina pendudukan yang dalam kamus politik internasional dikenal sebagai pangkalan bom atom dan gudang senjata pembunuh massal harus menerima kondisi terburuk.

Tapi pesan penuh makna kemenangan Revolusi Islam Iran dan penekanan Imam Khomeini ra bahwa ‘Israel harus musnah' membuat perjuangan lewat jalur organisasi yang telah lelah di bawah tekanan politik harus menyerahkannya kepada perjuangan rakyat. Peralihan ini membuat muqawama rakyat Palestina mendapat nafas baru yang tak kenal lelah melawan rezim penjajah tanah airnya.

Zionis Israel yang sebelum ini berhasil menaklukkan negara-negara Arab dan menyanyikan lagu-lagu tentang perluasan tanah air yang dijanjikan, mulai tampak limbung menghadapi gerakan massa. Bangkitnya Intifada dan dimulainya muqawama di tengah-tengah masyarakat mampu merenggut paksa tidur rezim Zionis pasca perdamaian. Tiba-tiba saja mereka menyaksikan telah berada dalam kondisi terburuk yang belum pernah dibayangkan selama ini.

Pasca perundingan perdamaian Kamp David dan semakin jelasnya dampak dari perundingan ini, warga Palestina yang mengungsi di Lebanon, Yordania, Tepi Barat Sungai Jordan dan Gaza mulai sadar. Warga Palestina menyadari bahwa untuk membebaskan Palestina dari lingkaran transaksi politik, mereka harus terjun langsung ke medan tempur.

Demi tujuan membebaskan al-Quds telah terwujud solidaritas terwujud di Beirut, Damaskus dan Tehran. Ketiga negara ini melihat pentingnya mengakhiri pendudukan rezim Zionis Israel di Lebanon. Kaburnya pasukan Israel dari sejumlah kawasan Lebanon yang diduduki sebelumnya merupakan petanda pertama kemenangan perjuangan rakyat. Mereka berhasil membuktikan kepada seluruh dunia bahwa perjuangan rakyat mampu mengalahkan pasukan Zionis Israel.

Di sisi lain, militer Zionis Israel setiap harinya berhadapan dengan muqawama Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza. Untuk mengakhiri perjuangan rakyat Palestina, mereka bahkan menembak langsung warga Palestina dengan tank dan merudal dari helikopter. Pembantaian yang dilakukan Zionis Israel ternyata tidak mampu membuat mereka bertahan di daerah ini dan untuk kedua kalinya mereka harus mundur dari daerah pendudukannya.

Rezim Zionis Israel berusaha keras untuk menutupi kekalahan dan dampak negatifnya di kancah dunia internasional. Untuk itu mereka memanfaatkan peluang jalur perundingan damai, menciptakan perselisihan antarkelompok-kelompok muqawama Palestina dan memperluas proyek permukiman zionis. Hal ini harus dilakukan untuk memberikan rasa percaya diri kepada para zionis yang mulai ketakutan. Namun dua serangan brutal militer Zionis Israel ke Lebanon dan Jalur Gaza justru membuat kekuatan militer rezim ini keropos dan hancur dari dalam.

Rezim Zionis Israel sebelumnya mengaku sebagai kekuatan tak terkalahkan di Timur Tengah. Mereka memaksa sekelompok negara-negar Arab menerima kekalahan. Tapi dengan asumsi pasti menang di perang Lebanon dan Gaza, karena dibantu oleh peralatan perang Amerika, ternyata hasilnya sungguh di luar dugaan. Tangisan tentara dan perwira militer Zionis Israel ditambah wajah-wajah penuh ketakutan tentara yang selamat untuk pertama kali direkam oleh jaringan media internasional.

Para pakar militer dan politik menekankan bahwa saat ini rezim Zionis Israel tidak memiliki kekuatan untuk menjamin keamanan yang dijanjikannya selama ini di Palestina pendudukan. Belum lagi dengan menyaksikan betapa Amerika sendiri masih dililit krisis ekonomi, perang Irak dan Afghanistan. Rezim penjajah ini tengah menyaksikan saat-saat kehancurannya dan muqawama rakyat Palestina semakin kuat.

Kenyataan yang terjadi Kamis sore (14/10) di Bint Jbeil, Lebanon ribuan warga mendengarkan pesan Revolusi Islam Iran dari lisan Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Republik Islam Iran. Pesan Ahmadinejad mengulangi ucapan Imam Khomeini ra bahwa ‘Israel harus lenyap dari muka bumi' dan ‘Israel bakal musnah'. Pesan ini menunjukkan betapa rezim Zionis Israel selain dari sisi militer telah kalah, di kancah politik dan masyarakat Timur Tengah juga tidak lagi mampu mengaku-aku dirinya.

Pada saat yang sama, media-media Barat setelah menayangkan secara langsung pidato Ahmadinejad yang menyebut Israel bakal musnah, segera menayangkan wajah-wajah militer Zionis Israel yang kuyu. Pertanyaannya, apakah peti mati Zionis Israel telah dipersiapkan? (IRIB/SL/MF/17/10/2010)

Ahmadinejad Ungkap Prasyarat Iran Berunding dengan Barat

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menjelaskan empat prasyarat Tehran untuk berunding dengan kelompok 5+1.

Kantor berita IRNA melaporkan, Ahmadinejad dalam pidatonya di Ardebil, menyatakan bahwa salah satu prasyarat Tehran untuk berunding dengan negara-negara Barat adalah komitmen semua pihak terhadap ketentuan IAEA. "Apakah kalian mematuhi ketentuan IAEA atau tidak?" Tanya Ahmadinejad kepada Barat.

"Apa tujuan kalian (Barat) berunding dengan Iran demi bekerjasama dan bersahabat, ataukah sebaliknya memusuhi Tehran?" tutur Ahmadinejad menambahkan prasyarat perundingan.

Di tengah sambutan meriah warga Ardebil, Ahmadinejad menegaskan, "Perundingan harus mengikuti kaidah logika dan ketentuan undang-undang, jika terdesak, kalian bikin keributan dan mengeluarkan resolusi."

Menyinggung prasyarat keempat berunding dengan Iran, Ahmadinejad menuturkan, "Bagaimana sikap kalian mengenai bom nuklir rezim Zionis Israel?"

Tiga bulan lalu, Presiden Iran dalam konferensi pers di awal musim panas, mengemukakan prasyarat Tehran berunding dengan kelompok 5+1.

Kepada para pemimpin negara-negara Barat, Ahmadinejad mengatakan, "Tidak masalah kalian diam menghadapi rentetan pertanyaan kami. Tapi, sikap tersebut bermakna bahwa kalian tidak mematuhi ketentuan IAEA. Kalian juga mendukung bom nuklir rezim Zionis Israel dan tidak mengikuti logika dalam perundingan.Tujuan kalianpun tidak bersahabat."

Ahmadinejad menekankan bahwa perundingan harus digelar berdasarkan prinsip keadilan dan rasa saling menghormati.(IRIB/PH/RM/17/10/2010)

Ahmadinead: Segera, Mereka Akan Meminta Maaf Kepada Iran

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, "Akan tiba saatnya, kaum imperialis akan mendatangi Iran dan selain meminta maaf mereka juga akan mengharapkan terjalinnya hubungan dengan Tehran."

IRNA melaporkan, hal itu dikemukakan Ahmadinejad kemarin sore (17/10/2010) dalam pidatonya di Propinsi Ardebil. Berbicara di depan para keluarga syuhada dan pahlawan Iran, Ahmadinejad menyinggung kunjungan terbarunya ke Lebanon dan mengatakan, "Meski berbagai ancaman dilontarkan sebelum kunjungan tersebut, namun terbukti mereka tidak mampu melakukan apapun."

Terkait kunjungannya ke wilayah Bent Jbail di Lebanon Selatan, Ahmadinejad mengatakan, "Kawasan tersebut selama bertahun-tahun diduduki rezim Zionis Israel. Kawasan itu pula yang menjadi faktor penggerak massa melawan musuh yang tidak mengenal kata risih dalam melakukan kejahatan apapun. Selama semangat perjuangan terjaga, maka tidak akan ada kekalahan."

Di bagian lain pernyatannya, Ahmadinejad menegaskan, "Musuh mengatakan bahwa Iran yang saat ini telah memiliki teknologi nuklir seharusnya tidak mengganggu aksi mereka (Barat) dalam menduduki Irak dan Afghanistan." Mereka menyatakan akan memberikan semua yang diiinginkan Iran termasuk nuklir dan teknologi asal Tehran bungkam.

Lebih lanjut Ahmadinejad menjelaskan, "Apakah kita mampu memperoleh kepentingan kita dengan menyaksikan saudara-saudari dan rekan-rekan kita di dunia terlindas oleh ‘sepatu imperialis'?"

"Kami tidak bisa diam dan mereka geram kepada kita karena pengaruh besar kita (Iran) di dunia," tegas Ahmadinejad.

Menurut Ahmadinejad, kaum imperialis menginginkan dunia selalu dalam kegelapan, namun berkat pertolongan Allah Swt, mereka sendiri tengah meluncur menuju kehancuran dan tidak ada yang dapat mereka lakukan.

"Apa yang dilakukan kaum imperialis saat ini adalah karena ketidakmampuan. Mereka sendiri sadar tidak ada yang dapat mereka lakukan, namun mereka mengesankan situasi seolah-olah mereka mampu melakukan segala hal."

Menyinggung kebingungan Barat dalam berinteraksi dengan Tehran, Presiden Iran ini menekankan, "Perimbangan dunia telah berubah." (IRIB/MZ/18/10/2010)

Nasrullah: Ahmadinejad Lakukan Kunjungan Bersejarah

Sekjen Gerakan Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah dan Ketua Gerakan Kebebasan Patriotik, Michel Aoun mengatakan bahwa lawatan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon sebagai kunjungan bersejarah.

Pernyataan itu dikeluarkan kemarin (Sabtu,16/10) selama pembicaraan mereka seputar perkembangan politik di Lebanon, Timur Tengah dan kunjungan Presiden Iran.

Kedua pemimpin itu membahas perkembangan nasional dan regional terbaru dan menyatakan kesuksesan kunjungan Ahmadinejad.

Pada Jumat lalu, Hizbullah dan Gerakan Amal mengucapkan terimakasih kepada Ahmadinejad atas kunjungannya ke Lebanon dan menyebutnya sebagai tanda ikatan yang erat antara kedua negara. (IRIB/RM/SL/17/10/2010)

Ahmadinejad Tuntut Keadilan dalam Perundingan Nuklir

Setelah Uni Eropa mengumumkan waktu bagi putaran baru perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan perundingan harus didasarkan pada prinsip keadilan.

Ahmadinejad dalam pidatonya di tengah warga Provinsi Ardebil, barat laut Iran, pada hari Ahad (17/10), menegaskan, Republik Islam Iran sebelumnya telah menyatakan kesiapan untuk berunding terkait program energi nuklirnya.

"Perundingan dengan Iran adalah pilihan terbaik bagi Anda (Barat). Anda sudah tidak punya pilihan lain," tegasnya.

Ahmadinejad menekankan bahwa perundingan harus digelar berdasarkan prinsip keadilan dan rasa saling menghormati.

"Mereka mengira dapat melemahkan bangsa Iran melalui sanksi dan ancaman, tapi Iran telah menunjukkan integritas, konvergensi dan kekuatan," tegasnya. (IRIB/RM/SL/17/10/2010)

0 comments to "Kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon Dikecam AlQaeda?? Aneh ..tidak aneh!!!?? ( Sunni dan Syiah dipecah belah dan Zionis The Winner ..!!! )"

Leave a comment