Home , , � Pesantren Islam yang mempelajari semua sektor kehidupan , baik tekhnologi hingga kehidupan bermasyarakat dan permasalahannya

Pesantren Islam yang mempelajari semua sektor kehidupan , baik tekhnologi hingga kehidupan bermasyarakat dan permasalahannya

Pesantren Islam yang mempelajari semua sektor kehidupan , baik tekhnologi hingga kehidupan bermasyarakat dan permasalahannya sehingga tidak berkesan kolot dan ekstrim

Di Qom, Rahbar Puji Ayatollah Mizbah Yazdi

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, menilai Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini ra yang berpusat di kota Qom, sebagai instansi yang baik, sempurna dan komprehensif. Dikatakannya, "Lembaga ini dari sisi ketulusan dan ilmiah, dapat menjadi tauladan bagi lembaga-lembaga lainnya."

Rahbar, hari Senin (25/10/2010), dalam pertemuannya dengan pimpinan, pengurus dan anggota Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini, mengapresiasi upaya mendalam yang dilakukan lembaga ini. Dalam kesempatan itu, Rahbar juga memuji kemuliaan, keikhlasan dan ketakwaan Ayatollah Mohammad Taqi Misbah Yazdi yang mampu mengelola lembaga ini dengan baik. Dikatakannya, "Kesempurnaan-kesempurnaan ini telah menambah keberkahan ilahi." Rahbar menambahkan, "Layanan dan upaya-upaya lembaga ini sudah seharusnya disampaikan secara benar."

Dalam pertemuan itu, Ayatollah Misbah Yazdi selaku pimpinan Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini ra secara singkat menyampaikan aktivitas-aktivitas lembaga yang dikelolanya. Selain Ayatollah Misbah, Wakil Direktur Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini ra, Hojjatul Islam Rajabi dalam pertemuan itu juga menyampaikan program dan aktivitas lembaga ini di berbagai bidang.

Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini didirikan 15 tahun lalu di bawah bimbingan Ayatollah Misbah Yazdi. Lembaga ini memiliki perpustakaan besar yang juga dijadikan sebagai pusat riset para pelajar agama dan mahasiswa. Berdasarkan laporan tersebut, perpusatakan di lembaga ini mempunyai 60 ribu buku berbahasa Persia dan Arab, serta 20 ribu buku berbahasa Inggris. (IRIB/IRNA/AR/26/10/2010)

Rahbar: di Hauzah Dilarang Kolot

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut pengetahuan sebagai asas utama hauzah ilmiah. "Asas utama hauzah ilmiah adalah keilmuan, oleh karena itu hauzah harus komitmen dengan asas ini," ungkap Rahbar.

Hal ini dinyatakan Rahbar Ahad malam (24/10/2010) dalam pertemuannya dengan para guru, tokoh dan pelajar Hauzah Ilmiah Qom. Rahbar menilai sikap terbuka hauzah dalam menerima pertanyaan termasuk bagian komitmen lembaga pendidikan ini untuk mempertahankan identitas keilmuannya. Beliau menambahkan, ilmu akan memunculkan pertanyaan dan lembaga-lembaga yang berorientasi keilmuan termasuk hauzah harus berlapang dada serta bersedia menerima isu dan pertanyaan.

Seraya mengisyaratkan diskusi ilmiah yang marak sepanjang sejarah hauzah, Rahbar mengingatkan, tradisi ini harus kian ditingkatkan di berbagai cabang keilmuan hauzah. Menurut beliau, melarang pertanyaan berarti memutus pengetahuan. "Seni bertanya dan cara penyampaian masalah serta metodologi baru tidak menjadi soal meski pertanyaan yang diajukan salah, namun yang penting adalah hal ini harus dihadapi secara ilmiah," demikian tandas Rahbar.

Rahbar menyebut, kebebasan berfikir sebagai salah satu tradisi lain yang marak di hauzah dan hal ini harus dipertahankan serta ditingkatkan. "Kebebasan berfikir dan berkreasi adalah inti keilmuan dan reaksioner di bidang keilmuan tidak dibenarkan. Menyikapi isu tidak adanya kebebasan berpendapat dan kritik di hauzah ilmiah, Rahbar menyebutnya sekedar tudingan. "Kebebasan berfikir marak di hauzah dan wacana ini malah semakin berkembang," kata Rahbar. Namun demikian Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menekankan kebebasan berfikir harus diperkokoh di berbagai fase dan ketika terjadi kontra antara satu pendapat dan wacana keilmuan maka nilai-nilai mulia hauzah harus dikedepankan.

Dalam kesempatan tersebut Rahbar mengisyaratkan permusuhan arogan dunia khususnya Amerika Serikat (AS) dan Rezim Zionis Israel terhadap penyebaran agama dan nilai-nilai religius. Beliau menambahkan, aksi-aksi seperti penyebaran karikatur yang menghina Rasulullah, pembakaran Kitab Suci al-Qur'an dan tindakan brutal kanal-kanal televisi Zionis mengindikasikan permusuhan dalam mereka terhadap Islam. "Hal-hal seperti ini jangan dianggap remeh," tegas Rahbar. (IRIB/MF/SL/25/10/2010)

Rahbar: Basij Jangan Ekstrim!

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Ahad (25/10) menyatakan bahwa banyak pihak yang keliru pada peristiwa fitnah pasca pemilu presiden kesepuluh. Rahbar menambahkan, "Banyak pula yang membenahi kekeliruannya. Akan tetapi Gerakan Relawan Iran atau Basij dengan berlindung di balik bendera hati nurani, tidak melakukan kekeliruan dan mampu bertahan di jalan kebenaran."

Rahbar di hadapan ribuan anggota Basij di Provinsi Qom menyebut tiga unsur, yakni hati nurani, ikhlas dan amal sebagai gerakan Basij. Dikatakannya, "Basij adalah salah satu tanda kekuatan ilahi yang konsepnya digagas dan diaplikasikan oleh seorang hamba yang saleh dan tokoh kontemporer yang luar biasa, Imam Khomeini ra. Setelah berlalunya 30 tahun, pohon mulia Basij kian kokoh bagi revolusi dan bangsa Iran."

Lebih lanjut Rahbar menegaskan, "Salah satu keberhasilan Basij adalah meningkatnya kemampuan dan hati nurani dalam menghadapi rumitnya konspirasi musuh. Itu terbukti dalam peristiwa fitnah pasca pemilu presiden kesepuluh."

Dalam kesempatan itu, Rahbar juga menyebutkan perkataan Imam Khomeini yang menegaskan, "Jika saya berpisah dari Islam, masyarakat akan berpaling dariku." Rahbar menjelaskan, "Dari perkataan Imam Khomeini itu terbukti bahwa standar kebenaran adalah Islam. Dengan hati nurani, masyarakat harus menghadapi konspirasi musuh." Rahbar mengingatkan, "Jauh dari ekstrim kanan dan kiri dalam bersikap adalah salah satu hal yang penting dalam gerakan Basij. Sebab, tidak bersikap sama sekali adalah hal yang membahayakan, sedangkan bersikap ekstrim juga membahayakan."

Rahbar kepada Basij menasehati bahwa melawan hawa nafsu adalah jihad terbesar. Ketika menyinggung mekanisme analisa yang benar dalam memahami berbagai peristiwa, Rahbar mengatakan, "Salah satu cara memahami berbagai masalah dengan benar adalah mengetahui musuh dan programnya." Menurut Rahbar, salah satu program utama musuh dalam koridor perang urat syaraf adalah membalikkan fakta sebenarnya yang terjadi di negara ini.

Lebih lanjut Rahbar mengatakan, "Sebelum pelaksanaan pemilu, sejumlah pihak yang melewati ujiannya pada peristiwa fitnah tahun lalu, menyebut tahun 2009 sebagai tahun yang sulit dan rumit dari sisi ekonomi. Akan tetapi semua menyaksikannya bahwa 2009 bukanlah tahun yang demikian." Rahbar juga menyinggung upaya musuh yang kian kencang melakukan propaganda miring anti-Iran. Dikatakannya, " Propaganda dalam beberapa tahun terakhir ini kian gencar, karena para pejabat dan pemerintah menyuarakan slogan revolusioner dengan corak yang lebih kental dan serius. Garis Imam Khomeini, Revousi Islam dan khidmat kepada masyarakat kian mengakar."

"Dalam beberapa tahun terakhir ini, para pejabat benar-benar mencerminkan diri sebagai bagian dari masyarakat. Masyarakat juga merasakan hal ini. Masalah ini tentunya bukan yang menyenangkan bagi musuh, " tegas Rahbar.

Rahbar menandaskan, "Sejumlah pefitnah juga menyatakan bahwa Iran hina di dunia. Akan tetapi pada faktanya, Iran kian mempunyai harga diri di hadapan semua bangsa dunia. Harga diri Iran bukan berkurang, tapi malah bertambah." Rahbar dalam pidatonya juag mencontohkan sambutan rakyat Lebanon kepada Presiden Republik Islam Iran. (IRIB/Farsnews/AR/25/10/2010)

Kota Qom Menjamu Sang Mentari Wilayah

Rahbar

Dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran, Rahbar atau Pemimpin Revolusi Islam berada di urutan teratas kepemimpinan negara. Kepemimpinan dalam sistem pemerintahan ini memiliki hubungan yang erat dengan rakyat. Keakraban itu nampak jelas dalam setiap kunjungan Rahbar ke berbagai penjuru negeri atau dalam pertemuan dengan berbagai lapisan masyarakat. Rahbar, Ayatollah al-Udzma Khamenei secara berkala melakukan kunjungan ke berbagai pelosok. Kali ini kota yang beliau kunjungi adalah Qom, kota suci yang menjadi pusat gerakan perjuangan Revolusi Islam. Rahbar dalam pidatonya menyebut kota ini sebagai tempat kelahiran revolusi dan dari kota inilah Imam Khomeini memulai perjuangannya. Selama berada di Qom, Pemimpin Besar Revolusi Islam melakukan pertemuan dengan para ulama, pelajar agama, masyarakat dan relawan basiji.

Dalam setiap pertemuan, materi yang disampaikan oleh Rahbar sejalan dengan kondisi audiennya. Namun satu hal yang selalu beliau tekankan adalah posisi Qom sebagai kota yang penting karena keberadaan makam suci Hazrat Fatimah Masumah dan anak keturunan para Imam Ahlul Bait atau yang dikenal dalam bahasa Farsi dengan sebutan Imam Zadeh. Makam Hz Masumah adalah tempat ziarah yang selalu ramai dikunjungi para pencinta Ahlul Bait dari berbagai kota bahkan negara. Tak hanya itu, Qom juga merupakan pusat keilmuan agama dengan keberadaan hauzah ilmiah di sana. Dalam kaitan ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Hauzah ilmiah dan pusat kajian Islam terbesar di dunia ada di kota ini. Tidak ada satupun hauzah yang sebesar hauzah ilmiah Qom. Disinilah kutub ziarah dan spiritualitas. Di sini ada makam suci Hz Ma'sumah yang megah."

Warga kota Qom dalam setiap momen Revolusi Islam yang urgen selalu tampil solid dengan memainkan peran penting. Dalam pidatonya di komplek makam suci Hazrat Masumah, Rahbar menjelaskan dua periode penting yang melibatkan warga Qom yaitu peristiwa tahun 1963 dan kedua peristiwa tahun 1978. Karena itulah beliau menyebut Qom sebagai tempat kelahiran Revolusi Islam dan kota yang paling reliji. Keistimewaan itulah yang melekat pada kota Qom dan membuatnya menjadi poros perjuangan Islam, apalagi dengan keberadaan para ulama di kota itu.

Pada pertemuan dengan ulama dan pelajar agama, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Para ulama Syiah selalu berada di tengah gelanggang transformasi sosial dan politik. Karena itu mereka punya pengaruh kuat yang tidak dimiliki oleh para tokoh agama manapun di dunia, baik dari kelompok Islam maupun non Islam."

Hauzah ilmiah dan ulama memang selalu menjadi pembela pemerintahan Islam, sebab pemerintahan ini berkeinginan untuk menerapkan hukum Islam secara penuh di Iran. Rahbar menyatakan bahwa interaksi antara hauzah ilmiah dan pemerintahan Islam adalah ‘dukungan seiring dengan nasehat' dan ‘pembelaan yang dibarengi dengan perbaikan'. Seperti yang beliau tegaskan, "Secara pemikiran dan keilmuan, pemerintahan Islam memerlukan para ulama dan hauzah ilmiah, dan merasa tenang dengan adanya dukungan dari mereka." Beliau menambahkan, "Dengan esensi dan identitas keagamaannya, Republik Islam memerlukan pemaparan teori di berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, manajemen, pendidikan dan berbagai bidang lainnya yang berkenaan dengan pengelolaan negara. Dan ini adalah tanggung jawab para ulama yakni mereka yang mengenal Islam dengan baik dan pakar dalam masalah keislaman."

Di sisi lain, ulama yang berwawasan luas dan peduli akan kemajuan Islam, tak akan pernah menutup mata dari perkembangan di negara Islam ini. Mengenai masalah tersebut, Rahbar mengatakan, "Tidak ada seorang pun ulama yang tak punya kepedulian terhadap pemerintahan yang berdiri di atas landasan agama Islam dan bergerak dengan semangat keislaman."

Dalam pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan independensi hauzah ilmiah sebagai pusat keilmuan agama. Meski demikian beliau menggarisbawahi, "Independensi ini jangan diartikan sebagai tidak adanya dukungan hauzah kepada pemerintahan atau bantuan pemerintah kepada hauzah. Sebab, memang ada sejumlah pihak yang menginginkan terputusnya hubungan baik antara hauzah dan pemerintahan Islam. Namun kerjasama dan dukungan bukan berarti kebergantungan." Beliau menambahkan, "Pemerintahan Islam dan hauzah ilmiah yang ada di dalamnya adalah dua arus besar yang saling terikat dan tersambung di banyak sisi dan dimensinya. Dengan kata lain, keduanya mempunyai arah perjalanan yang sama."

Pemimpin Besar Revolusi Islam yang juga seorang ulama besar menekankan keharusan untuk melakukan perombakan yang positif dalam upaya meremajakan hauzah sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga diharapkan hauzah bisa menjawab pertanyaan dan isu-isu keagamaan yang merebak di tengah masyarakat khususnya generasi muda. Untuk itu, beliau menyinggung pentingnya pelajaran filsafat di hauzah ilmiah seraya mengimbau untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada ilmu-ilmu logika, filsafat, kalam dan juga tafsir al-Qur'an. Dalam imbauannya, beliau juga menekankan soal keharusan untuk melakukan penyucian jiwa atau tahdzibul nafs serta menjaga tata krama dan etika seperti penghormatan kepada guru yang sudah menjadi tradisi di hauzah.

Di antara masalah yang disinggung oleh Rahbar dalam pidatonya adalah perkembangan yang mencolok di hauzah perempuan. Beliau menyambut baik perkembangan itu secara menyinggung sikap Barat yang merendahkan kaum perempuan. Beliau menyebut partisipasi ribuan perempuan di lingkungan hauzah sebagai fenomena yang agung dan membawa berkah seraya mengatakan, "Mencetak ulama, peneliti, faqih dan filosof dari kalangan hawa di hauzah ilmiah dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke dunia sebagai kaum cendekia akan menjadi kebanggaan besar bagi revolusi dan Iran di dunia, sama halnya dengan kebanggaan yang dipersembahkan oleh para ilmuan kampus."

Selain masalah hauzah dan keilmuan agama, dalam kunjungan ke kota Qom, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengangkat pula isu-isu dan perkembangan politik. Di depan warga Qom beliau menjelaskan dua agenda penting musuh dalam propagandanya dan mengatakan, "Agama' dan ‘loyalitas rakyat' adalah dua unsur yang menjadi sasaran serangan arogansi dunia terhadap Iran."

Artinya, arogansi dunia menjadikan dua hal itu yang merupakan titik pilar kokoh revolusi sebagai sasaran serangan. Musuh berusaha melemahkan dua pilar tersebut. Rahbar menegaskan, "[Musuh] sadar, jika tidak mengandung esensi keagamaan, revolusi ini tak akan punya kekuatan resistensi yang hebat. Sebab agamalah yang melarang pengikutnya menyerah kepada kezaliman dan sebaliknya malah mendorong mereka untuk melawan kaum zalim. Agama pula yang menawarkan keadilan, kebebasan, spiritualitas dan kemajuan kepada kehidupan umat manusia. Inilah keistimewaan agama. Jadi, sistem yang dibangun di atas landasan agama mustahil menyerah kepada tekanan dan intimidasi musuh, kaum arogan dan kalangan ambisius."

Tujuan kedua dari propaganda gencar musuh adalah melemahkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahan yang Islami dan revolusioner ini. Sejak pertama kali berdiri, Republik Islam selalu didukung oleh rakyat. Mengenai hal ini Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Kerakyatan berarti revolusi ini didukung oleh rakyat yang setia. Pemerintahan Islam didukung secara penuh oleh rakyat. Selama ini begitulah yang terjadi. Jika tidak ada peran serta rakyat, jika antara rakyat dan sistem negara ada jurang pemisah, pasti negara ini tak akan mampu resisten di hadapan musuh."

Beliau menjelaskan pula upaya musuh untuk melemahkan dukungan dan loyalitas rakyat kepada pemerintahan Islam seraya mengatakan, "Terkait upaya menggoyahkan loyalitas rakyat kepada sistem pemerintahan Islam, mereka sudah melakukan banyak hal. Mereka menyebar isu untuk membuat rakyat berburuk sangka terhadap para pejabat negara termasuk para pemimpin tiga lembaga negara. Mereka menebar buruk sangka." Namun demikian, tambah beliau, upaya yang dilakukan musuh selama 32 tahun ini akan selalu membentur kegagalan. Rahbar juga mengingat program musuh lainnya yang terkait teori agama minus politik dan agama minus ulama.(irib/25/10/2010)

0 comments to "Pesantren Islam yang mempelajari semua sektor kehidupan , baik tekhnologi hingga kehidupan bermasyarakat dan permasalahannya"

Leave a comment