Home , � Banjarmasin Diurutan 16 Kota Terkorupsi di RI..!!! Nah iya am.....!!!

Banjarmasin Diurutan 16 Kota Terkorupsi di RI..!!! Nah iya am.....!!!


example2
Foto:net
Budaya malu korupsi harus ditanamkan dari anak-anak.
Pahlawan Ekonomi
Oleh: Pribakti B, Dokter RSUD Ulin Banjarmasin

ADA masanya kita tergila-gila pada para pahlawan. Mengganti nama jalan dengan nama pahlawan, baik itu pahlawan lama maupun pahlawan paling kontemporer.

Namun ada pula masanya kita melupakan semua itu. Buktinya lebih dari dua puluh tahun ini kita belum mempunyai nama pahlawan yang baru.

Nama jalan masih seperti dulu. Kita hidup dengan pahlawan lama. Pertanyaannya, apakah zaman telah berubah? Apakah kita memang tak memerlukan pahlawan lagi?
Pahlawan adalah tempat di mana hasrat, tujuan, cita-cita bersama digantungkan. Sosok pahlawan menjadi wujud konkrit keinginan bangsa. Sejumlah keinginan dan cita-cita itulah yang lebih dahulu muncul dalam kesadaran kolektif kita sebagai bangsa.

Pahlawan ditemukan, bukan diciptakan. Pada setiap pahlawan ada fokus dalam kehidupannya yang amat cocok sebagai gantungan keinginan kita bersama. Dengan demikian, pahlawan adalah pemersatu aspirasi suatu bangsa. Ia dibutuhkan sebagai simbol milik bersama. Kehidupannya menjadi mitos milik bersama. Dalam diri pahlawan itu kita semua melebur menjadi satu, melupakan semua pernik-pernik perbedaan yang mungkin ada.

Pada 1930-an, kaum intelektual berkumpul dalam Pujangga Baru, mereka bergantung pada mitos Majapahit, Sriwijaya dan tokoh Gajah Mada yang amat masyur. Salah seorang intelektualnya, Muhammad Yamin khusus menulis risalah tentang tokoh tersebut.

Mengapa nama seperti Diponegoro, Tengku Cik Di Tiro, Hasanuddin, belum muncul sebagai lambang ketika itu? Nama para pahlawan masa lampau itu baru muncul pada zaman revolusi. Kita waktu itu tengah melawan Belanda dengan kekuatan senjata dan nyawa sebagai taruhannya. Kita memerlukan pegangan, kekuatan untuk menghadapi kenyataan ini.

Nama para pahlawan yang dahulu pernah mempertaruhkan jiwanya menentang Belanda, hidup kembali senyata-nyatanya. Pada waktu itu juga orang melihat Bung Tomo, Walter Monginsidi, Jenderal Sudirman sebagai pahlawan kontemporer. Mitos keberanian mereka tekad baja, pengorbanan diri tanpa sisa. Mereka menjadi garam hidup perjuangan ketika itu.

Pada diri para tokoh itulah kita sebagai bangsa dipersatukan dalam tekad membela Tanah Air dengan keyakinan dan kekuatan rohani yang sama.

Kemerdekaan telah tercapai, Belanda telah pulang ke negerinya , parang dan bedil telah kita letakkan. Namun ada sesuatu yang membuat bangsa ini menginginkan sesuatu yang lain. Ancaman perpecahan bangsa yang telah memakan korban dirasakan amat mendesak. Segera diperlukan pahlawan baru, seorang pemersatu.

Pada 1959 muncullah Soekarno yang berani memaklumkan sebuah dekrit dan mengakhiri semua kecemasan yang merajalela ketika itu. pahlawan baru pun muncul. Pahlawan itu mengajak semuanya bersatu padu kembali dalam negara kebangsaan yang bernama Republik Indonesia.

Namun seperti peribahasa, tak ada gading yang tak retak. Kharisma pahlawan juga ada zamannya. Setelah tumbangnya Soekarno, muncul pahlawan baru demi kebenaran dan keadilan pada 1966. Aspirasi itu menemukan sosoknya pada tokoh 1966 yang kebanyakan kaum intelektual.

Tidak mengherankan kalau Sutan Syahrir muncul kembali sebagai figur yang cocok untuk menampung aspirasi itu. Dan masih banyak pahlawan zaman itu yang kini masih hidup. Namun masihkah mereka pahlawan untuk zaman kita kini?

Sudahkah kita berubah dan mencari gantungan aspirasi pada pahlawan jenis lain? Sudah jarang kita baca mitos kepahlawanan menentang dominasi bangsa asing atau mitos kepahlawanan tentang pemersatu bangsa ini. Yang sering kita baca adalah kisah sukses ekonomi di negara ini. Kisah pengusaha yang menjadi konglomerat, padahal dulunya cuma pedagang keliling.

Mitos perjalanan orang miskin yang menjadi kaya adalah topik berita yang sering kita baca saat sarapan pagi. Kisah sukses membangun ekonomi itulah yang kini sering dibicarakan. Barangkali kita memerlukan pahlawan ekonomi yang dapat mengubah wajah miskin bangsa ini menjadi sejajar dengan bangsa maju yang lain.

Benarkah itu pahlawan baru, mengingat pahlawan bukan diciptakan, tetapi ditemukan sesuai dengan aspirasi bangsa yang tengah berkobar?

Anda boleh menggembor-gemborkan pahlawan dengan pedang sekarang ini, tetapi penghormatan itu hanya beberapa detik dalam upacara syahdu, setelah itu orang kembali pada bagaimana menaikkan tingkat produksi, bagaimana menurunkan statistik kemiskinan.

Barangkali kita memang tengah mencari pahlawan baru yang dapat mengangkat bangsa ini agar sejajar dengan bangsa lain yang telah tinggal landas. Selamat Hari Pahlawan!

red: Dheny/Banjarmasinpost.co.id - Kamis, 11 November 2010

KJKS Teladan Kiblat Koperasi Syariah

example2
Foto:BANJARMASINPOSTGROUP/ASPIAN
Sejumlah pengurus koperasi asal Sungai Danau melakukan study banding ke KJKS Teladan Banjarmasin,Rabu (10/11).

BANJARMASIN - Kendati baru berusia sekitar 7 tahun, namun Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Teladan yang berdiri sejak Tahun 2003 lalu, seolah telah menjadi pusat sekaligus kiblat koperasi keuangan berbasis syariah di Kalsel.

Tak heran jika setiap tahunnya ratusan pengurus koperasi dari berbagai daerah di Kalsel melakukan study banding ke Kantor KJKS yang berada di Jalan Ratu Zaleha Komplek Ki Hajar Dewantara Banjarmasin.

Menurut, Ketua KJKS teladan, Drs H Gusti Mahfudz CP A, rata- rata tiap tahunnya ada sebanyak 350-an tamu dari berbagai daerah yang melakukan kunjungan sambil study banding ke KJKS Teladan.

"Ini merupakan bukti bahwa koperasi berbasis syariah bisa eksis dengan pengelolaan yang profesional. Terlebih KJKS Teladan sudah sering meraih berbagai penghargaan koperasi dari pemerintah," katanya saat menerima para pengurus KJKS Sungai Danau dan Lembaga Keuangan Mikro Pertanian,Rabu (10/11/2010).

(aspian/Banjarmasinpost.co.id - Rabu, 10 November 2010)


Banjarmasin Diurutan 16 Kota Terkorupsi di RI

example2
Foto:net
Budaya malu korupsi harus ditanamkan dari anak-anak.

JAKARTA - Transparency International Indonesia (TII) melansir Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2010 terhadap 50 kota, Selasa (9/11). Hasil survei menunjukkan, Denpasar berpredikat sebagai kota tebersih dengan IPK 6,71, Pekanbaru dan Cirebon berpredikat terkorup dengan IPK 3,61. Sedangkan Banjarmasin berada di posisi 16 bersih.

"IPK Indonesia adalah instrumen pengukuran tingkat korupsi di kota-kota Indonesia," kata Manajer Tata Kelola Ekonomi TII, Frenky Simanjuntak, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (9/11/2010).

Survei TII ini dilakukan dengan wawancara 9.237 responden pelaku bisnis, pada Mei-Oktober 2010. Rentang indeks antara 0 sampai dengan 10. IPK 0, dipersepsikan sangat korup dan IPK 10 dipersepsikan sangat bersih.

Kota dengan skor tertinggi mengindikasikan bahwa pelaku bisnis di kota tersebut menilai korupsi mulai menjadi hal yang kurang serius. Sebaliknya untuk kota yang mendapat IPK terendah menunjukkan korupsi masih lazim terjadi di sektor-sektor publik, sementara pemerintah daerah dan penegak hukum kurang serius dalam pemberantasan korupsi.

Hasil survei TII ini berbeda dengan hasil survei sektor publik oleh KPK dalam bentuk Indeks Integritas Nasional (IIN) 2010, yang respondennya adalah masyarakat yang menggunakan pelayanan publik. IIN menunjukkan, integritas pelayanan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Medan dinilai paling jeblok, yakni 4,54 dan 4,44.

Hasil ini menunjukkan, ternyata korupsi menjadi masalah penting bagi pelaku bisnis di Indonesia menjalankan usahanya. Survei IPK juga menujukkan bahwa bagi kalangan usaha, kepolisian, pajak, dan pengadilan, serta kejaksaan merupakan lembaga yang perlu diprioritaskan dalam pemberantasan korupsi.

Dengan hasil survei ini, TII mengimbau pemerintah daerah menggunakan IPK ini sebagai indikator kepercayaan pelaku bisnis terhadap transparansi dan akuntabilitas di daerahnya. TII juga mengimbau melakukan reformasi birokrasi dalam pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan usaha, serta bekerja lebih serius dalam usaha pencegahan maupun pemberantasan korupsi di daerahnya.

(sry)

IPK 50 kota di Indonesia 2010:
1. Denpasar, IPK 6,71
2. Tegal, IPK 6,26
3. Surakarta, IPK 6,00
4. Yogyakarta, IPK 5,81
5. Manokwari, IPK 5,81
6. Gorontalo, IPK 5,69
7. Tasikmalaya, IPK 5,68
8. Balikpapan, IPK 5,58
9. Kediri, IPK 5,56
10. Lhokseumawe, IPK 5,55
11. Sampit, IPK 5,55
12. Tenggarong, IPK 5,41
13. Mataram, IPK 5,39
14. Manado, IPK 5,35
15. Ambon, IPK 5,29
16. Banjarmasin, IPK 5,20
17. Kendari, IPK 5,20
18. Sibolga, IPK 5,15
19. Palu, IPK 5,10
20. Padang, IPK 5,07
21. Purwokerto, IPK 5,06
22. Bandung, IPK 5,04
23. Palangkaraya, IPK 5,03
24. Pematang Siantar, IPK 5,02
25. Semarang, IPK 5,00
26. Bandar Lampung, IPK 4,93
27. Kupang, IPK 4,89
28. Serang, IPK 4,87
29. Samarinda, IPK 4,85
30. Batam, IPK 4,73
31. Jember, IPK 4,71
32. Palembang, IPK 4,70
33. Banda Aceh, IPK 4,61
34. Padang Sidempuan, IPK 4,58
35. Tanjung Pinang, IPK 4,55
36. Pontianak, IPK 4,52
37. Mamuju, IPK 4,45
38. Jakarta, IPK 4,43
39. Ternate, IPK 4,42
40. Bengkulu, IPK 4,41
41. Jayapura, IPK 4,33
42. Sorong, IPK 4,26
43. Pangkal Pinang, IPK 4,19
44. Medan, IPK 4,17
45. Malang, IPK 4,15
46. Jambi, IPK 4,13
47. Makassar, IPK 3,97
48. Surabaya, IPK 3,94
49. Cirebon, IPK 3,61
50. Pekanbaru, IPK 3,61

Sumber: SURYA/Banjarmasinpost.co.id - Kamis, 11 November 2010/red: Didik Trio Marsidi

Tags: ,

0 comments to "Banjarmasin Diurutan 16 Kota Terkorupsi di RI..!!! Nah iya am.....!!!"

Leave a comment