Home , , � Isu ''Yaman sarang teroris'' dihembuskan sehingga Amerika kawa batajak di negara Yaman secara sukarela!!!

Isu ''Yaman sarang teroris'' dihembuskan sehingga Amerika kawa batajak di negara Yaman secara sukarela!!!

AS dan Tiga Negara Arab, Bentuk Markas Intelijen di Yaman

Koran Alquds Alarabi mengkonfirmasikan pembentukan sebuah pusat intelijensi Amerika Serikat di Yaman, dengan bantuan Mesir, Arab Saudi, dan Jordania, dengan alasan memberantas terorisme.

Menurut laporan Fars, sumber-sumber diplomatik Arab kepada koran trans-regional Alquds al-Arabi menyatakan, "Empat negara yaitu Mesir, Arab Saudi, Jordania, dan Amerika Serikat, membentuk Markas Tinggi Koordinasi Intelijen di dua kota di Yaman dalam rangka bekerjasama memberantas jaringan teroris AlQaeda. Pembentukan markas intelijen tersebut berdasarkan permintaan pemerintah Yaman.

Menyusul pemberitaan tersebut, volume kunjungan para pejabat markas intelijensi ke Yaman tersebut yang terdiri atas para tim ahli pemberantasan militansi dari Mesir semakin meningkat.

Dari sisi teknologi, fasilitas, dan sarana, serta tenaga-tenaga, markas intelijensi di Yaman tersebut mirip dengan dua pusat intelijensi yang dibentuk di Afghanistan. Dana operasi markas itu didukung oleh pemerintah Arab Saudi.

Namun sumber-sumber diplomatik Arab menyatakan bahwa markas tersebut tidak hanya fokus pada aktivitas intelijensi saja melainkan juga operasi rahasia di lapangan. Amerika Serikat mendukung penuh seluruh kebutuhan perlengkapan logistik mutakhir markas tersebut.

Masalah pencegahan pengiriman dua "paket bom dari Yaman menuju Amerika Serikat di bandara Inggris dan Uni Emirat Arab, menurut para pengamat merupakan alasan bagi kehadiran berlanjut Amerika Serikat di Yaman.

Washington Post terbitan kemarin (7/11) melaporkan menyatakan bahwa militer Amerika Serikat saat ini tengah menggulirkan program 155 juta dolar untuk operasi yang diklaim dalam rangka "menghadapi jaringan teroris AlQaeda" di Yaman. (IRIB/MZ/SL/8/11/2010)

PM Yaman Berang Sikapi Ulah Eropa dan AS

Perdana Menteri Yaman, Ali Mujawir menyikapi statemen terbaru sejumlah pejabat tinggi Eropa dan Amerika Serikat, seraya mengatakan, Yaman tidak akan pernah menjadi tempat persembunyian bagi teroris.

Kantor berita AFP melaporkan, Mujawir dalam konferensi pers mengkritik keputusan Jerman memberlakukan larangan terbang dari Yaman ke negara ini, seraya mengingatkan bahwa pengamanan di bandara Yaman sangat ketat.

Perdana Menteri Yaman kepada delegasi Uni Eropa, Komisi Eropa dan AS di Yaman, mengatakan, keputusan Jerman ini tidak bisa dibenarkan, sekaligus mencoreng wajah Yaman yang merupakan mitra utama masyarakat dunia menumpas terorisme.(irib/4/11/2010)

AS Bidik Selat Bab-el-Mandeb

Sekjen Partai Demokrasi Yaman, Saif al-Washli menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) berusaha menguasai kawasan strategis Selat Bab-el-Mandeb dengan menempatkan armada dan pasukannya di kawasan ini.

"AS menempatkan pasukannya di Yaman dan perairan negara ini serta wilayah sekitarnya demi meraih ambisinya dan meluaskan jajahannya," ungkap al-Washli kepada al-Alam dan dikutip Fars News Kamis (4/11).

Al-Washli mengatakan, Yaman memiliki posisi strategis karena jalur transportasi laut melewati Selat Bab-el-Mandeb. Selat tersebut adalah jalur lalu lalang kapal di kawasan dan termasuk wilayah Yaman. Selat ini berada di sebelah barat laut Jazirah Arabiya dan timur laut benua Afrika serta menghubungkan Laut Merah dengan Selat Aden.

Al-Washli menilai pemerintah Sanaa gagal di berbagai bidang khususnya keamanan. "Pemerintah Yaman tidak pernah memenuhi janjinya kepada rakyat dan negara di kawasan serta komunitas internasional," kata Sekjen Partai Demokrat Yaman.

Ia juga menuding pemeritah Sanaa memiliki hubungan dengan milisi al-Qaeda. "Al-Qaeda lebih dari 20 tahun merajalela di Yaman dan Sanaa adalah salah satu pendukung milisi radikal ini. Yaman juga mempersenjatai berbagai anasir al-Qaeda di dekade 80-an dan mengirimnya ke Afghanistan," tandas al-Washli.

Al-Washli mengatakan, tokoh utama teroris dan kelompok radikal mendapat dukungan penuh dari pemerintah Yaman dan malah sebagian dari mereka memegang posisi penting di negara ini termasuk Ali Muhsin al-Ahmar dan Abdul Majid az-Zandani.

Seraya mengisyaratkan bahwa pemerintah Sanaa memberikan kesempatan kepada kelompok radikal untuk berkembang, al-Washli menambahkan, anasir al-Qaeda kerap mengunjungi Yaman baik secara rahasia maupun terang-terangan dan berhasil mengembangkan pengaruhnya ke dinas keamanan Sanaa.

Al-Washli menekankan bahwa pemerintah Yaman bukanlah musuh al-Qaeda dan tidak pernah ambil bagian dalam perang anti-teroris. Yang dilakukan pemerintah Yaman menurut al-Washli adalah menarik simpati dan bantuan asing demi kepentingan mereka sendiri. (IRIB/Fars/MF/4/11/2010)

Al-Qaeda, Pintu Masuk Yaman

Ali Mujawar, Perdana Menteri Yaman baru-baru ini menyebut al-Qaeda sebagai kelompok binaan Barat, dan menyatakan bahwa Amerika Serikat berniat memanfaatkan kelompok ini untuk menguatkan posisinya di Yaman. Di negara yang sama, pesawat tanpa awak milik militer AS tak henti-hentinya berpatroli, menggempur dan melakukan aksi spionase di sejumlah kawasan. Semua hal itu plus bertambahnya jumlah tentara AS di Yaman dengan alasan sebagai bagian dari program pelatihan tentara setempat mengisyaratkan niat AS untuk menggelar pasukan dan membuka pangkalan militer di negara itu.

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates belum lama ini mengungkapkan keinginan negaranya untuk membantu meningkatkan kemampuan militer Yaman. AS juga mengumumkan akan meningkatkan bantuan militernya kepada Yaman sampai dua kali lipat untuk tahun 2011.

Menyebut Yaman sebagai markas kegiatan jaringan al-Qaeda dan propaganda besar-besaran akan bahaya kelompok teroris ini terhadap kepentingan AS adalah taktik bagi Washington untuk membuka satu lagi tempat bagi pijakan kakinya di kawasan. Beberapa waktu lalu menjelang berlangsungnya pemilu sela, AS membuat sensasi dengan mengumumkan adanya paket mencurigakan dari Yaman. Gedung Putih berharap bisa memanfaatkan isu itu untuk menekan Yaman sekaligus memperbarui tuduhan adanya aktivitas luas al-Qaeda di negara itu.

Tak dipungkiri bahwa al-Qaeda memang pernah menjadikan Yaman sebagai basis aktivitasnya. Fakta itulah yang lantas dimanfaatkan oleh pemerintah AS untuk menekan Sanaa sejak terjadinya serangan teror 11 September 2010, yang kata AS dilakukan oleh al-Qaeda. Padahal, banyak data yang justeru mengisyaratkan keterlibatan dinas rahasia rezim Zionis Israel Mossad dalam serangan teror yang menggemparkan dunia itu. AS memang berniat menjadikan tragedi itu sebagai alasan untuk menggelar kekuatan dan bahkan menduduki sejumlah negara, sehingga data-data akurat yang menafikan keterlibatan al-Qaeda tidak digubris. Kini, setelah Afghanistan diduduki sejak 2001, AS melirik Yaman yang secara geografis terletak di selatan jazirah Arabia. AS ingin menjejakkan kaki di sana.

Ambisi AS untuk menguasai negara-negara kawasan sudah bukan rahasia lagi. Para pengamat politik di kawasan juga menyadarinya. Mereka bahkan mengkhawatirkan tindakan lebih ekstrim dari AS yaitu menjadikan Yaman sebagai Afghanistan kedua, dengan modus dan motif yang sama. Kekhawatiran itu semakin besar jika menilik berbagai statemen yang dilontarkan para petinggi AS tentang keharusan pengawasan lalu lintas perairan internasional di Laut Merah dan selat strategis Bab el-Mandeb oleh AS sebagai negara dengan militer terkuat di dunia. Statemen tadi jika disandingkan dengan propaganda ancaman terorisme di Yaman menunjukkan niat AS untuk membuka pangkalan militer di negara Arab itu. Sampai saat ini, para petinggi Yaman masih menentang kehadiran militer AS di sana. Namun, sampai kapankah negeri yang dipimpin penguasa pro Barat itu akan memegang teguh sikapnya tersebut? (IRIB/AHF/SL/8/11/2010)

Mencurigakan!!

Amerika kembali membuat sensasi. Kali ini sensasi muncul dengan pemberitaan yang langsung disorot dunia tentang adanya paket mencurigakan di dua pesawat kargo yang terbang ke negara itu dari Yaman. Banyak media yang memilih bersikap hati-hati dalam menanggapinya. Sebagian kalangan pemerhati malah mencurigainya sebagai permainan baru Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan kepada Barack Obama selaku presiden dan kubu politiknya supaya bisa unjuk gigi sebelum digelarnya pemilu sela di negara itu. Pasalnya, kondisi Obama dan Partainya, Demokrat, saat ini benar-benar terpuruk, dan kekalahan telak dari pesaingnya, Partai Republik dalam pemilu sudah terpampang di depan mata. Kasus itu sendiri terjadi dan dipublikasikan secara besar-besaran hanya tiga hari sebelum berlangsungnya pemilu. Yang menarik, sebagai bumbunya, Obama muncul di layar televisi dan berpidato yang isinya menekankan tekad pemerintahannya untuk melawan al-Qaeda dan terorisme.

Seiring dengan itu, media massa di kawasan menyorot pidato Presiden AS dan menyimpulkan bahwa isu paket mencurigakan tersebut bakal dimanfaatkan Gedung Putih untuk mengirim tentara ke Yaman dan memperkuat posisinya di kawasan Timur Tengah. Yaman memang sudah lama diincar AS. Beberapa kali negara itu dinyatakan sebagai sarang al-Qaeda. Setelah peristiwa 11 September, dengan mengusung isu perang anti teror dan menuduh Yaman sebagai sarang teroris, AS memanfaatkan negara yang dipimpin Ali Abdullah Saleh itu untuk kepentingannya. Yamanpun mau tak mau menurut dan sejak itu hubungan kedua negara menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Sebenarnya, AS masih punya ambisi lain yaitu membuka pangkalan militer di Yaman, khususnya di pulau-pulau yang berada di Laut Merah. Dengan menggelar pasukan di sana, AS praktis memegang kendali lalu lintas di selat Bab el-Mandeb yang sangat strategis. Kerjasama Yaman dengan AS dalam program anti teror dimanfaatkan oleh Gedung Putih untuk memperkokoh pengaruhnya di sana.

Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa AS kerap menyibukkan opini dunia dengan pemberitaan seputar paket atau benda-benda mencurigakan untuk mengesankan bahaya terorisme yang selalu mengancam. Kisah yang terjadi kali ini juga punya banyak kemiripan dengan kisah-kisah paket mencurigakan sebelumnya. Hassan Mohammad Zeid, salah seorang politikus ternama Yaman menyebut cerita tentang paket mencurigakan di pesawat kargo tak lebih dari permainan AS untuk menyulut kembali sentimen anti Islam di Barat, terutama di AS. Dengan cara itu, Washington ingin menekan pemerintah San'aa untuk menerima apa saja yang didiktekan AS kepadanya.

Namun demikian, saat ini masih ada suara penentangan yang keluar dari parlemen. Para legislator Yaman menyatakan menentang segala bentuk campur tangan asing dalam urusan internal negara itu. Hal senada juga disampaikan Presiden Ali Abdullah Saleh menanggapi pernyataan resmi AS yang mengaku siap bekerjsama dengan Yaman untuk melawan ancaman al-Qaeda. (IRIB/AHF/SL/2/11/2010)

Mantan al-Qaeda Bocorkan Kiriman “Paket Mencurigakan”

Jaber al-Faifi

Televisi Aljazeera hari ini (2/11) melaporkan, "Seorang mantan anggota jaringan terorisme al-Qaeda, menginformasikan kepada para pejabat keamanan Arab Saudi tentang keberadaan "paket mencurigakan" yang dikirim ke Amerika."

Jaber al-Faifi, mantan anggota al-Qaeda, dua pekan lalu menyerahkan diri kepada aparat Arab Saudi dan membeberkan informasi penting kepada lembaga keamanan Riyadh yang berujung pada terungkapnya pengiriman "paket mencurigakan" ke Amerika Serikat.

Di lain pihak, kepolisian Yaman mempublikasikan foto-foto tersangka utama pengiriman paket tersebut. Tersangka bernama Ibrahim Hasan Asiri. Seorang pejabat militer Amerika Serikat mengatakan, "Aparat keamanan mencurigai Asiri karena ia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman soal bahan peledak."

Akhir pekan lalu, dua "paket mencurigakan" terungkap di Inggris dan Uni Emirat Arab sebelum sampai ke Amerika Serikat. Berbagai laporan menyebutkan bahwa pengiriman paket-paket berisi bahan peledak ke negara-negara Barat dari Yaman terus berlanjut. Jerman mengkonfirmasikan ditemukannya sebuah paket berisi bom. (IRIB/MZ/SL/2/11/2010)

Tags: , ,

0 comments to "Isu ''Yaman sarang teroris'' dihembuskan sehingga Amerika kawa batajak di negara Yaman secara sukarela!!!"

Leave a comment