Home , , , � Kudeta Terselubung di Istana Raja Arab Saudi

Kudeta Terselubung di Istana Raja Arab Saudi

Kairo Bahas Kudeta Terselubung di Istana Raja Arab Saudi

Menyusul semakin kritisnya kondisi Raja Abdullah, Raja Arab Saudi dan masih sakitnya Pangeran Mahkota negara ini, baru-baru diselenggarakan pertemuan penting di Kairo yang mengkaji semakin memuncaknya persaingan politik para pangeran Arab Saudi untuk merebut kekuasaan. Demikian diberitakan Fars Senin hari ini (29/11) mengutip surat kabar al-Wathan cetakan Amerika.

Baru-baru ini Kairo menjadi tempat seminar penting dan istimewa dengan tema "Masa Depan Konflik Politik Para Pewaris Kekuasaan Arab Saudi". Dalam seminar tersebut hadir para pakar politik untuk mengkaji konflik politik yang tengah terjadi di antara para pangeran Arab Saudi.

Seminar dilakukan di saat Raja Abdullah sakit kritis, namun penanganan sakitnya di Amerika punya dua tujuan penting untuk berobat sekaligus membenahi persoalan suksesi. Terlebih lagi dengan menyaksikan kondisi Pangeran Mahkota, Sultan bin Abdul Aziz yang tidak lebih baik dari dirinya.

Dalam seminar ini, para dosen Mesir termasuk Sheikh Usman al-Azhari mewakili ulama Universitas al-Azhar dan para pakar politik dari negara-negara Arab.

Para peserta seminar berhasil mencapai hasil-hasil yang luar biasa, termasuk sejumlah informasi yang menyebutkan adanya konflik terselubung antara para pangeran Arab Saudi guna meraih kekuasaan. Sementara tidak boleh dilupakan bahwa ternyata Amerika dan rezim Zionis Israel berada di balik konflik ini. Karena Arab Saudi adalah negara penting bagi kedua pihak ini dan menjadi sekutu strategis pertama mereka untuk melawan para pejuang muqawama di Timur Tengah.

Kajian yang dilakukan sampai pada satu kesimpulan bahwa konflik di antara para pewaris kekuasaan Arab Saudi ini ada dua kelompok besar; pertama, antara anak-anak Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Arab Saudi dan kedua di antara cucu-cucunya. Di tingkat anak-anak Abdul Aziz, terjadi perebutan kekuasaan antara klan al-Sudairi sendiri seperti persaingan antara Nayef bin Abdul Aziz, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi yang didukung oleh kelompok Wahabi dan di sisi lain ada Salman bin Abdul Aziz, Gubernur Riyadh dan Sultan bin Abdul Aziz, Pangeran Mahkota dan Menteri Pertahanan yang lagi sakit dan menjadi orang dekat CIA dan Barat.

Sementara pertikaian di kalangan cucu Abdul Aziz dimulai dari Khalid bin Sultan yang praktis menjalanan aktivitas Departeman Pertahanan Arab Saudi. Ia sama seperti ayahnya juga terlibat banyak skandal korupsi. Selain itu, Mutaib bin Abdullah, anak Raja Abdullah yang diangkat oleh ayahnya sebagai Komandan Pasukan Garda Nasional.

Di pihak lain, Bandar bin Sultan yang sempat diasingkan dengan tuduhan ingin melakukan kudeta setahun lalu kini telah kembali ke Arab Saudi. Para pakar politik melihat adanya hubungan antara kembalinya Bandar bin Sultan dan kepergian Raja Abdullah ke Amerika untuk berobat.

Hasil dari seminar Kairo menegaskan betapa Amerika dan Zionis Israel berharap suksesi di negara ini berjalan secara damai, sekalipun mereka lebih berharap Bandar bin Sultan yang dianggap bagian dari mereka untuk berkuasa, atau setidak-tidaknya tokoh yang dapat menjamin kepentingan Washington.

Yang menarik, para peserta seminar mendesak penyelamatan tempat-tempat suci Islam dari kekuasaan keluarga Al Saud, Wahabi dan memintanya diawasi oleh umat Islam. (IRIB/SL/MF/29/11/2010)

Al-Zuba’i: List al-Iraqiya Siap Kobarkan Perang di Kawasan

Abdul Salam al-Zuba'i, mantan deputi Perdana Menteri Irak mengatakan, List al-Iraqiya yang didukung Arab Saudi dibentuk dari kumpulan para penghianat Irak dan bertujuan mengobarkan perang di kawasan.

Al-Zuba'i menyerang kubu pimpinan Iyad Allawi ini dan menyebutnya sebagai kelompok bikinan Arab Saudi. Kubu ini berupaya mengembalikan kepemimpinan anggota Partai Baath yang bergelimang darah warga sipil Irak. Demikian dilaporkan IRNA mengutip situs An-Nahrain.net Ahad (28/11).

Ia mengatakan, dalam waktu dekat nama-nama pemimpin kelompok ini yang memiliki hubungan dengan pihak asing dan terlibat penjualan senjata akan segera diungkap. Al-Zuba'i menambahkan, kami akan mengumumkan nama-nama yang membantu pihak asing menjajah Irak dan menghancurkan negara ini serta merusak persatuan nasional.

Dalam wawancaranya dengan televisi as-Salam dan radio Suara Irak, al-Zuba'i menekankan, sejumlah pemimpin dan anggota List al-Iraqiya dengan berbagai cara berusaha menyulut perang di kawasan dan membantu kepentingan asing. Ia menegaskan, List al-Iraqiya adalah kubu Saudi dan mendapat bantuan finansial dan dukungan penuh dari Riyadh. Hal ini didukung oleh pernyataan Saleh al-Mustalik yang menyebut tujuan List al-Iraqiya adalah menghadapi Iran.

Al-Zuba'i menandaskan, sikap List al-Iraqiya mendukung empat orang yang dilindungi Partai Baath menimbulkan berbagai pertanyaan. Ia juga menepis kecil kemungkinan pencalonan al-Mustalik sebagai kandidat menteri luar negeri. "Hal ini tidak masuk akal dan Saleh al-Mustalik adalah pelanggar hukum," ungkap al-Zuba'i.

Ia juga menegaskan List al-Iraqiya adalah kubu politik yang gagal dan menimbulkan berbagai tragedi di Irak. (IRIB/IRNA/MF/28/11/2010)

Ini Dia Hadiah Istimewa Ikhwanul Muslimin kepada Israel

Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie mengatakan, jika kelompok ini menang dalam pemilu parlemen hari ini, maka hubungan Kairo dengan Tel Aviv akan diputus.

Koran al-Quds al-Arabi cetakan London dalam edisinya hari ini (Ahad,28/11) mengutip keterangan Mohammed Badie, menulis, "Ikhwanul Muslimin tidak senang atas hubungan inkonstitusional Mesir dan rezim Zionis Israel. Para pemimpin negara itu mengetahui dengan baik bahwa jika kelompok oposisi ini meraih kekuasaan, maka mayoritas kebijakan Kairo akan berubah dan pemutusan hubungan dengan Israel akan menjadi prioritas perubahan itu."

Seraya menyinggung kerugian Mesir atas hubungan tersebut, Badie menuturkan, "Kita tidak bisa mengabaikan bangsa Palestina dan menutup wilayah Mesir bagi mereka, tapi mengizinkan Zionis memasuki negara ini dengan mudah."

Berbicara tentang pemilu presiden mendatang Mesir, Badie menandaskan, hak rakyat Mesir untuk menentukan pemimpinnya tanpa ada kecurangan, tekanan dan aksi kekerasan. (IRIB/RM/28/11/2010)

Dunia Kecam Keputusan Referendum Perlemen Zionis

Liga Arab dan Rusia dalam pernyataan terpisah mengecam keputusan perlemen rezim zionis Israel (Knesset) tentang penyelenggaraan referendum soal perlu tidaknya penarikan mundur pasukan Israel dari wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan dan Baitul Maqdis.

Wakil Sekjen Liga Arab Ahmad bin Hili, Rabu (24/11) dalam keterangan persnya menilai bahwa langkah rezim zionis itu merupakan pelanggaran nyata keputusan dan resolusi PBB. "Keputusan ini akan menjadi hambatan baru bagi upaya penyelesaian tanpa kekerasan isu-isu yang dipersengketakan dan semakin memperburuk situasi di kawasan", tegas Ahmad bin Hili.

Senada dengan Liga Arab, departemen luar negeri Rusia menilai rencana referendum rezim zionis Israel soal Dataran Tinggi Golan tidak bisa dibenarkan. Lewat pernyataan resminya, Deplu Rusia menegaskan bahwa Israel tidak berhak menghendaki penentuan nasib Dataran Tinggi Golan.

Dalam pernyataan Deplu Rusia itu dinyatakan, "Di masa lalu pun masyarakat internasional telah mengutuk pendudukan dan penguasaan rezim zionis Israel atas Dataran Tinggi Golan melalui pengesahan Resolusi 478 dan 497 Dewan Keamanan PBB dan sejumlah resolusi lain yang terkait dengan Majelis Umum PBB".

Parlemen Israel (Knesset), Senin lalu mengesahkan sebuah rancangan undang-undang yang menghendaki dilakukannya referendum sebelum penarikan pasukan rezim zionis dari Dataran Tinggi Golan dan Baitul Maqdis Timur.

Rezim zionis Israel menduduki kawasan subur Dataran Tinggi Golan milik Suriah pada tahun 1967 dan memasukkannya sebagai bagian dari wilayah Israel.(irib/25/11/2010)

0 comments to "Kudeta Terselubung di Istana Raja Arab Saudi"

Leave a comment