Tanggal 5 Azar yang bertepatan dengan 26 November, Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan instruksi monumental dalam rangka membentuk Basij atau Pasukan Relawan yang berbasis pada kekuatan sipil. Basij berhasil tampil sepanjang perjalanan revolusi Islam Iran. Terlebih dalam menghadapi musuh Islam.
Pada tanggal 5 Azar 1358, tepatnya 31 tahun yang lalu, Imam Khomeini mengatakan, "Negara dengan jumlah 20 juta pemuda, harus memiliki 20 juta pasukan." Pernyataan itu sekaligus menegaskan pembentukan kekuatan Basij yang hingga kini masih bertahan kokoh. Satu tahun belum berlalu sejak keluarnya instruksi Imam Khomeini ra itu, Rezim Baath yang dikendalikan oleh Saddam Hussein, menyerang Iran, yang kemudian perang itu berlangsung hingga delapan tahun. Perang itu tercatat sebagai perang terlama di dunia.
Saddam pada awalnya berpikir dapat menundukkan Iran dengan mudah. Akan tetapi dugaan itu meleset. Meski Revolusi Islam saat itu sangat belia, tapi para pemuda revolusioner dan kekuatan Basij yang dibangun oleh Imam Khomeini mampu menghadapi serangan para musuh.
Tak dapat dipungkiri, peran Basij dalam perang Irak-Iran yang juga diistilahkan dengan Perang Pertahanan Suci, mampu menunjukkan kekuatannya dalam membela tanah air. Padahal Iran saat itu mempunyai fasilitas dan kemampuan yang sangat terbatas. Akan tetapi keberanian dan keimanan yang dikoordinasi Imam Khomeini melalui Basij, mampu menahan ketamakan arogansi dunia yang bersembunyi di balik rezim diktator bengis Saddam Hussein.
Basij tidak hanya berperan saat perang. Keikhlasan dan keimanan Basij juga terbukti pasca perang atau era pembangunan. Pasca perang, kekuatan Basij tersebar dalam berbagai bidang seperti sains dan teknologi, budaya dan seni. Menurut Imam Khomeini ra, Basij adalah pohon yang baik, sekolah kecintaan dan ideologi para saksi dan pahlawan tanpa nama.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, dalam pernyataannya menegaskan, "Basij harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang ditegaskan Imam Khomeini ra." Dikatakannya pula, Basij dalam sejarah Revolusi Islam bukan semata-mata berperan sebagai instansi militer, tapi juga tampil menjadi ideologi budaya dan sumber nilai-nilai mulia.
Hari Kamis yang bersamaan dengan Hari Raya Ghadir Khum, Ayatollah Al-Udzma di hadapan 110 ribu anggota Basij di Provinsi Tehran menyinggung peran Basij di tengah masyarakat saat ini. Dikatakannya, "Kini, kekuatan besar sipil Basij di Iran adalah sebuah hakekat agung yang tak dapat diingkari dan tak ada tandingannya. Basij telah mempunyai kekuatan yang teratur dan terkoordinasi dengan tujuan yang jelas." Menurut Rahbar, langkah besar dapat terealisasi di segala medan dengan spirit, keikhlasan, keimanan, keberanian, kekuatan dan inovasi Basij. (IRIB/AR/MF/26/11/2010)Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut kelompok relawan Basij sebagai sebuah realita yang besar dan tak bisa dipungkiri.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Fars, Ayatullah Khamenei, Kamis (25/11) bertepatan dengan Hari Raya Ghadir dan menjelang Hari Basiji, di tengah ribuan relawan Basij kota Tehran, memaparkan peran Basij di tengah masyarakat sekarang. Dikatakannya, kini kelompok relawan Basij merupakan sebuah organisasi yang rapi, penuh perencanaan dan punya tujuan.
Seraya menyinggung partisipasi Bajis di berbagai bidang militer, sains, budaya dan seni, Rahbar menandaskan, "Dengan mental Basiji, keikhlasan, keimanan, keberanian, kekuatan dan kreativitas, kita mampu menjalankan tugas-tugas besar di segala medan."
Berbicara tentang perlawanan bangsa Iran sepanjang 30 tahun menghadapi konspirasi musuh, Rahbar menegaskan, sepanjang tahun itu bangsa Iran kini lebih kuat dan musuh menjadi lebih lemah.
Menyinggung pentingnya memelihara kesiapan Basij dalam menghadapi konspirasi musuh, Rahbar menuturkan, "Persiapan itu harus selalu dijaga berlandaskan pada kearifan, keikhlasan dan mental Basiji sebagai kunci kemenangan bangsa Iran."
Pada bagian lain pidatonya, Rahbar memaparkan keutamaan-keutamaan Hari Raya Ghadir. Dikatakannya, Ghadir bukan hanya masalah Syiah, tapi berhubungan dengan umat Islam dan bahkan seluruh manusia.
"Islam menginginkan terlaksananya hukum-hukum Allah Swt di tengah masyarakat dan hal ini tidak mungkin terwujud tanpa kehendak Tuhan," ujarnya. (IRIB/RM/MF/25/11/2010)Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (24/10) pagi dalam pertemuan dengan ribuan relawan Basiji provinsi Qom menyebut kearifan para relawan Basiji sebagai dalil yang kuat dan logis akan kematangan dan kemajuan yang dicapai bangsa Iran yang kebal menghadapi berbagai macam tipu daya.
Seraya menjelaskan bahwa kearifan, ketulusan dan tindakan di saat tepat adalah tiga unsur utama yang menjadi acuan dalam gerakan Basij, beliau mengatakan, "Propaganda luas yang dilancarkan musuh dengan maksud untuk memutarbalikkan fakta kemajuan yang dicapai Iran yang Islami ini menunjukkan bahwa mereka ketinggalan dalam mengikuti gerakan bangsa dan pejabat negara Iran dalam gerak majunya dengan langkah besar dan cepat. Dan berbeda dengan yang dimaukan musuh, gerakan ini tak akan pernah terhenti. Masa depan bangsa Iran nampak cerah dengan kemajuan yang terus menerus dicapai."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan bahwa salah satu keberhasilan yang dicapai Basij adalah peningkatan kemampuan dan kearifannya dalam menghadapi berbagai tipu daya dan konspirasi yang terprogram rapi, termasuk diantara fitnah yang terjadi tahun lalu pasca pemilu presiden. Beliau menambahkan, "Ketika fitnah terjadi banyak orang yang melakukan kesalahan walaupun ada sebagian besar dari mereka setelah beberapa waktu kembali ke jalan yang sebenarnya dan memperbaiki diri. Namun demikian, gerakan agung Basij yang teguh mempertahankan kearifannya tidak melakukan kesalahan dan tetap berada di jalan yang lurus."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa tolok ukur dalam mengenal kebenaran bukan karena faktor ketokohan seseorang. "Terkadang, figur-figur ternama salah dalam menentukan jalan. Karena itu dalam menentukan kebenaran dan kebatilan kearifanlah yang harus dimanfaatkan bukan ketokohan," imbau beliau.
Mengenai kebijakan luar negeri, Rahbar mengatakan, "Ada suara-suara di sela-sela propaganda asing dan pernyataan para pemicu fitnah yang menyebutkan bahwa Iran sudah tak punya lagi harga diri dan kehormatan di mata dunia. Padahal, justeru kehormatan Republik Islam Iran di mata bangsa-bangsa dunia hari ini bukannya berkurang bahkan semakin meningkat."
Beliau menandaskan, "Gerak langkah bangsa Iran di jalan Islam dan al-Qur'an tidak akan pernah terhenti dan gerakan ini sangat berpengaruh di dunia Islam dan kebangkitan bangsa-bangsa Muslim." (IRIB/AHF/MF/24/11/2010)Pada tanggal 5 Azar 1358 yang bertepatan dengan 26 November 1979, lembaga sipil yang bernama Basij Mustadzafin atau Pasukan Relawan Republik Islam Iran, dibentuk atas instruksi Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra. Lembaga ini dibentuk dengan tujuan mengoptimalkan kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai problema pasca revolusi Islam Iran, khususnya perlawanan terhadap intimidasi militer musuh. Imam Khomeini ra dalam instruksinya yang memerintahkan pembentukan Lembaga Basii Mustadhafin, mengatakan, " Negara yang mempunyai 20 juta pemuda, harus mempunyai 20 juta pasukan siaga. Negara seperti ini akan terjaga." Dengan demikian, lembaga ini dibentuk berfungsi sebagai peran vital dalam menjaga Revolusi Islam Iran dan memajukan bangsa ini.
Imam Khomeini ra dan penerusnya, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei atau Rahbar senantiasa menaruh perhatian khusus pada Basij, bahkan dalam kondisi-kondisi tertentu, menekankan pentingnya Basij dalam Republik Islam Iran. Imam Khomeini menyebut Basij sebagai generasi unggul. Dikatakannya, "Pembentukan Basij dalam pemerintah Islam Iran benar-benar merupakan keberkahan dan kemurahan Allah Swt yang dipersembahkan kepada bangsa mulia dan revolusioner Iran." Penerusnya, Rahbar menyebut Basij sebagai salah satu tanda kebesaran Tuhan dan menilainya sebagai hal yang luar biasa. Beliau dalam pidato terbarunya mengatakan, "Basij adalah kunci kegigihan, kelanggengan dan kemulian bangsa." Dalam mendefenisikan lembaga ini, Rahbar mengatakan, "Basij dapat diartikan sebagai pribadi atau kelompok yang siap memenuhi kebutuhan-kebutuhan revolusi di setiap waktu dan bentuk. Inilah yang disebut dengan Basij."
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, menyebut pembentukan Basij sebagai inovasi besar Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra. Dikatakannya, "Seni apresiasi dan inovasi Imam Khomeini ra adalah membentuk motivasi suci dan rasa tanggung jawab bangsa dalam bentuk lembaga." Mengapa lembaga berbasis rakyat ini mempunyai posisi luar biasa di Republik Islam Iran? Jawaban dari pertanyaan itu dapat ditemukan pada penjelasan Rahbar dalam berbagai pidatonya.
Rahbar mengatakan, "Karakter yang membedakan revolusi Islam Iran dalam sejarah seluruh revolusi di dunia adalah lembaga yang bernama Basij." Rahbar senantiasa menekankan bahwa Revolusi Islam Iran adalah sebuah fenomena luar biasa. Pada saat yang sama, beliau juga menyebut Basij sebagai fenomena luar biasa. Ayatollah Khamenei menyebut status sipil sebagai sisi kesamaan revolusi Islam dan Basij. Dikatakannya, "Basij adalah pasukan agung bangsa Iran." Beliau menambahkan, "Basij merupakan komponen pilihan sebuah negara. Kemauan, keinginan, dan harapan kami adalah meluasnya komunitas ini."
Kini, jutaan warga komitmen dan peduli Iran yang bergabung dalam Pasukan Relawan Basij, menunjukkan kegigihan mereka dalam mempertahankan nilai-nilai revolusi Islam Iran. Mereka adalah masyarakat beriman dan bergelora yang berperan penting dalam berbagai perkembangan di Iran dengan bergabung dalam keanggotaan Basij. Ayatollah Al-Udzma Ali Khamenei menjelaskan, " Basij adalah sebuah komunitas generasi muda terideal dan terefektif yang siap berkorban untuk mewujudkan harapan tinggi bangsa ini."
Tak diragukan lagi, peran pemuda dalam Basij tak dapat dipungkiri, bahkan dapat dikatakan sebagai organ vital lembaga ini. Rahbar menuturkan, "Hal yang menyenangkan, berbagai kalangan masyarakat menyambut panggilan Basij ini. Mereka berada di segala penjuru Iran. Orang desa, kota, mahasiswa, buruh, petani dan lain-lain, bersedia memenuhi seruan Basij." Pernyataan Rahbar itu menyinggung pembentukan Basij di kantor, instansi, dan berbagai lembaga. Dengan demikian, Basij dapat dipahami sebagai lembaga yang murni berbasis rakyat dari berbagai lapisan.
Salah satu ciri khas Basij yang seringkali disinggung adalah keikhlasan dan kepahlawanan tanpa nama. Mereka berjuang untuk Allah dan tak berharap pamrih dari seseorang. Terkait kelikhlasan Basij, Imam Khomeini berkata, " Basij adalah pasukan yang berjuang secara ikhlas untuk Allah." Rahbar juga menandaskan, "Masyarakat senantiasa membutuhkan komunitas terbaik dan paling beriman di setiap kancah yang bersedia terlibat di semua medan dan tidak berharap pamrih. Bahkan nama dan tanda bukanlah hal yang penting bagi komunitas ini. Ini sangatlah penting." Dikatakannya pula, "Basij tidak terikat dengan uang, jabatan, kedudukan dan instruksi dari atas."
Nilai-nilai Basij adalah Islam dan revolusi. Menurut Rahbar, karakteristik Basij sepadan dengan ciri-ciri khas yang dimiliki Revolusi Islam Iran. Dikatakannya, " Basij sama seperti revolusi yang dipenuhi dengan makrifat dan perangai Islam." Pada dasarnya, Basij dikenal sebagai lembaga yang dibentuk berlandaskan pandangan Islam. Pemikiran Islam dan ilahi mendorong Basij melakukan perlawanan terbaik dengan fasilitas terbatas dalam pertahanan suci selama 8 tahun di bawah agresi rezim Saddam Husein. Mereka juga berhasil menciptakan semangat pengorbanan. Imam Khomeini ra dalam menyifati para mujahid dan pahlawan atau syuhada, berkata, "Basij adalah sekolah cinta dan tempat para syuhada yang mengumandangkan kesaksian dan kedewasaan." Terkait hal ini, Ayatollah Al-Udzma Ali Khamenei mengatakan, "Percayalah, jika tidak ada peran Basij dalm perang 8 tahun, maka Iran hari ini mempunyai nasib lain, yakni negara ini dikuasai musuh."
Secara umum, Basij menilai langkah mempertahankan hasil revolusi atau Republik Islam Iran sebagai salah satu tanggung jawabnya. Ayatollah Al-Udzma Ali Khamenei yang juga penerus Imam Khomeini ra, dalam salah satu pidatonya mengatakan, "Selama Basij eksis, pemerintah Islam Iran tidak terancam oleh musuh. Ini adalah pondasi utama. Dalam berbagai bidang, Basij juga menunjukkan keefektifannnya." Imam Khomeini dalam salah satu pesannya menulis, "Jika seruan pemikiran Basij yang menenangkan, dikumandangkan di sebuah negara, musuh dan kaum arogan akan menjauh." Untuk itu, pasukan moqawamah Basij selalu menjadi unsure utama dalam melawan arogansi musuh. Para musuh pun khawatir akan meluasnya gerakan semacam ini.
Yang jelas, Basij tidak hanya berperan di bidang militer, tapi juga katifi di bidang-bidang lainnya seperti budaya, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan. Semua itu dilakukan Basij untuk melayani masyarakat. Rahbar mengatakan, "Perang bukan semata-mata kandungan Basij. Akan tetapi Basij ada di semua aspek kehidupan. Saat pembangunan dibutuhkan negara ini, Basij berada di posisi terdepan. Saat giliran memberikan pelayanan dan bantuan, Basij juga terdepan. Bahkan ketika riset detail diperlukan, Basij juga menempatkan diri di barisan pertama." Seraya menyinggung peran Basij dalam kemajuan sains dan teknologi Iran, Rahbar mengatakan, "Basij harus terdepan di bidang sains dan teknologi. Kalian harus cepat mengoptimalkan di bidang sains, teknologi dan inovasi di berbagai horizon yang belum terungkap."
Kesimpulannya, Basij dapat disebuta sebagai kekuatan rakyat dan efektif di kancah yang dapat berpengaruh penting dalam perimbangan sosial, budaya, politik dan militer Iran.(irib/5/12/2009)
Beberapa hari ini, bila kita membuka jendela informasi melalui media massa Barat maupun nasional tentang Iran, dalam hitungan detik muncul deretan terma yang diulang-ulang dan tengah ditancapkan ke dalam ubun-ubun pikiran kita, di antaranya terma Basij.
Sontak, Basij menjadi nama yang membumbung tinggi dengan stempel pejoratif "Basij Thugs", Basij si penjahat kejam. Lalu, konstruk Pengetahuan apa yang dimiliki oleh media Barat ketika menulis "Basij Thugs" bahwa Basij memang "Thugs"? Seluruh konsep tentang "Basij Thugs" versi Barat memiliki akar kemiripan dengan terma "Chetnik Serbia" atau "teroris Palestina".
Edward Saeed pernah mengendus adanya ruh orientalisme dalam urat nadi Barat, demikian pula dengan media mereka. Penggunaan istilah terorisme Palestina membenarkan dugaan Saeed. Bahkan untuk kasus ini, George Orwell menyebut adanya "kebencian 2 menit". Media Barat telah memutus koneksi dari setiap pikiran rasional dan membangun opini yang mendekontruksi fakta sebenarnya.
Lalu siapa sebenarnya Basij ini. Basij adalah organisasi paramiliter yang didirikan oleh Ayatullah Khomeini. Basij disubordinasikan kepada "Pasdaran" (tentara Garda Revolusi Islam, pasukan elit militer yang sangat kuat dan independen dari angkatan bersenjata Iran.
Dahulu, Basij digunakan dalam berbagai operasi militer selama perang Iran-Irak. Sekarang, Basij menjadi kekuatan pembantu dalam situasi-situasi darurat, dari mulai penanganan bencana hingga pengendalian hura-hara. Karena itu, keberadaan mereka tidak diinginkan lawan-lawan Republik Islam Iran.
Saat ini Basij beranggotakan sekitar 7 juta orang dari pelajar, mahasiswa, pekerja karyawan swasta hingga pegawai pemerintah. Keanggotannya bersifat sukarela. Berbeda dengan kacamata negatif media barat mengenai Basij, mayoritas rakyat Iran menyebut Basij sebagai anak bangsa yang berbakti. Perlu bukti, tanyalah warga Iran di pedesaan, apa yang dilakukan para mahasiswa Basiji saat liburan musim panas. Setiap tahun, Hamid Haghfarast, koordinator Hijrat, mengkoordinasi ribuan mahasiswa basij terjun ke desa, di saat para mahasiswa lainnya asyik berlibur.
Rasanya terlalu naif menuding Basij sebagai gerombolan sangar dan kejam. Di balik rumor yang dikembangkan berbagai media massa Barat terkait Iran, faktanya AS telah mengucurkan jutaan dolar untuk mengobok-obok Iran (PH/irib/24/6/2009)
0 comments to "Mengenang Instruksi Monumental Imam Khomeini ra"