Home , , , � Uni Eropa dan Terorisme ( Korea Selatan dan Amerika Dituding Pemicu Perang)

Uni Eropa dan Terorisme ( Korea Selatan dan Amerika Dituding Pemicu Perang)

Setelah pengadilan federal Amerika Serikat (AS) pada bulan Juli lalu meminta revisi soal penyebutan teroris bagi kelompok Mujahedin-e-Khalq (MKO), kini giliran parlemen Eropa mengajukan permintaan serupa kepada Departemen Luar Negeri AS. Parlemen Eropa meminta Deplu AS mencoret MKO dari daftar teroris.

Resolusi yang dirilis oleh anggota parlemen Eropa pada hari Kamis (25/11) meminta Ketua Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton melakukan lobi dengan pemerintah Barack Obama terkait masalah MKO. Kelompok MKO sejak tahun 2002 tercantum dalam list hitam Uni Eropa sebagai kelompok teroris, namun tujuh tahun kemudian MKO dicoret dari daftar hitam teroris.

Pemerintah AS saat itu (tahun 1997) mencatumkan MKO dalam daftar kelompok teroris. Dukungan AS dan Eropa terhadap kelompok teroris yang beroperasi di Republik Islam Iran bukan hal baru. Namun setelah 30 tahun kemenangan Revolusi Islam di Iran, dukungan AS dan Eropa terhadap kelompok teroris memasuki dimensi baru dan kian transparan. Fenomena ini menunjukkan antusias Barat untuk terus mendukung terorisme padahal isu terorisme telah mendunia.

Dengan bersenjatakan kebijakan dualisme dalam menyikapi fenomena terorisme, Barat ingin menyebar aksi-aksi brutal teror ke seluruh dunia. MKO yang terlibat dalam sejumlah aksi sadis pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran, di awal dekade 80-an memindahkan pusatkan ke Paris, dan kemudian ke Irak. Tahun 1986, MKO mendapat izin dari Diktator Irak, Saddam Hussein untuk membuat pangkalan di Baghdad Utara. Di era perang Irak-Iran, MKO juga memiliki andil besar dalam membantu Saddam memerangi Tehran.

MKO mendapat dukungan dari AS dan parlemen Eropa meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjamin keamanan para penghuni kamp Ashraf di Irak yang dihuni oleh anggota MKO. Berbagai bukti dukungan AS dan Eropa yang mengucurkan dana bagi operasi yang digelar MKO sangat banyak dan semuanya terbukti kebenarannya. Militer AS dan NATO di Afghanistan serta Pakistan mendanai serta mendidik sejumlah teroris yang akan beroperasi di Iran.

Realita yang ada dan perilisan resolusi dari Uni Eropa ini menunjukkan bahwa tidak terdapat konvensi internasional yang mampu mengakhiri dukungan Barat terhadap kelompok teroris. Yang pasti, tindakan brutal ini memiliki latar belakang dan hal itu adalah kebencian kekuatan arogan dunia terhadap Republik Islam Iran. Namun demikian, pengalaman membuktikan bahwa standar ganda Barat terkait berbagai isu seperti Hak Asasi Manusia (HAM) dan terorisme malah membuat Barat menghadapi kesulitan baik ditingkat regional maupun internasional. Selain itu, kebencian berbagai bangsa dunia terhadap mereka pun kian meningkat tajam. (IRIB/MF/26/11/2010)

Wow!!! Negara Miskin Meningkat Dua Kali Lipat

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan jumlah negara miskin dalam 40 tahun terakhir ini meningkat dua kali lipat. Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB dalam laporan tahunannya menyebutkan 49 negara di dunia dinyatakan miskin. Sedangkan jumlah penghuni bumi yang miskin mencapai 421 juta warga pada tahun 2007.

Laporan itu menjelaskan bahwa program pengentasan kemiskinan dalam 30 tahun terakhir ini menghadapi kegagalan total, bahkan kondisi itu kian parah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sekjen Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB, Supachai Panitchpakdi menyatakan, "Kondisi di negara-negara miskin kian parah, bahkan ketergantungan negara-negara itu pada negara pengimpor bahan makanan kian bertambah." Dikatakannya pula, "Dana impor bahan makanan di negara-negara miskin pada tahun 2002 mencapai 9 milyar dolar AS. Nilai itu melonjak drastis pada tahun 2008 yang menembus angka 23 milyar dolar AS."

Lebih lanjut, Panitchpakdi menjelaskan, "Negara-negara miskin di dunia berkembang pesat dalam aktivitas perniagaan, tapi mereka lebih banyak beraktivitas di bidang minyak, gas dan bahan-bahan pokok. Negara -negara itu hingga kini belum dapat memanfaatkan laju ekonomi di dunia, bahkan mereka sangat tergantung pada bahan-bahan pokok."(irib/26/11/2010)

AS-Korsel Bersiap Gelar Latihan di Laut Kuning

Ribuan tentara AS dan Korea Selatan mulai besok (Ahad,28/11) akan memulai latihan militer bersama di kawasan krisis, Semenanjung Korea. IRNA melaporkan, latihan itu digelar di tengah peringatan keras Korea Utara kepada AS dan Korea Selatan.

Korut menyatakan bahwa latihan itu akan meningkatkan instabilitas dan ketegangan serta mendorong kawasan ke arah perang. Pyongyang geram atas latihan tersebut dan negara yang bersekutu dengan Cina ini juga menyatakan kecewa terhadap latihan gabungan yang akan bertempat di dekat wilayahnya.

"Keadaan di Semenanjung Korea menuju pada terjadinya perang akibat rencana gegabah pihak-pihak pemicu ketegangan untuk menggelar latihan perang yang menargetkan Korut," tulis kantor berita KCNA dalam laporannya pada hari Jumat.

Latihan militer AS dan Korsel di perairan Laut Kuning juga telah membangkitkan kekhawatiran di tengah para politikus dan media Cina.

Kapal induk bertenaga nuklir, USS George Washington yang memuat 6.000 pelaut dan 75 pesawat jet tempur telah dipersiapkan untuk latihan tersebut. Latihan itu akan berjalan hingga Rabu dan sekitar 10 kapal perang dikerahkan ke kawasan. (IRIB/RM/27/11/2010)

Korea Selatan dan Amerika Dituding Pemicu Perang

foto

SEOUL - Korea Utara mengatakan bahwa tetangganya Korea Selatan dan Amerika Serikat telah memanas-manasi adanya perang di Semenanjung Korea. Pasalnya, kedua negara itu telah gembar-gembor dengan rencana mereka melakukan latihan militer besar-besaran.

"Situasi di Semenanjung Korea sudah mendekati ke ambang perang karena rencana nekat dari elemen-elemen pemicu- yaitu tahap latihan perang yang ditargetkan untuk perang melawan (Utara)," kata agen resmi Kantor Berita Korea Utara KCNA, yang dilansir Jum'at ini.

Korea Utara Siap Musnahkan Korea Selatan

Korea Utara Jumat (26/11/2010) mengatakan pihaknya siap untuk memusnahkan kubu pertahanan Korea Selatan jika kedaulatannya dilanggar, meski hanya sejengkal.

Tensi konflik dua Korea ini semakin meningkat setelah Korea Utara menyerang Korea Selatan awal pekan ini.

"Kami akan tunjukkan satu contoh tegas dan tanpa ampun kepada provokator pelanggar martabat dan kedaulatan," kata Komite untuk Reunifikasi Damai Tanah Air Korea Utara dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi KCNA (Korea Central News Agency).

Korea Utara setelah melakukan serangan artileri terhadap Korea Selatan pekan ini Jumat memperingatkan di media resminya bahwa rencana pelatihan angkatan laut Amerika Serikat-Korea Selatan membawa semenanjung makin dekat ke arah perang.

Rezim komunis garis keras itu Selasa menembakkan meriam dan roketnya ke pulau Korea Selatan Yeongpyeong, menewaskan empat orang dan mencederai 18 lainnya, serta membakar sejumlah gedung dan hutan.

Pyongyang mengklaim bahwa tembakan-tembakan itu adalah balasan setelah Korea Selatan menggelar latihan militer.

Kapal induk Amerika Serikat USS George Washington Jumat menuju ke semenanjung Korea tempat AS dan Korea Selatan berencana menggelar latihan angkatan laut selama empat hari di Laut Kuning mulai Minggu.

Sumber : Tempo/Kompas/Red : Enoz Trapfosi/alqoimkaltim

Putin Kritik Kebijakan Energi Uni Eropa

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan, kebijakan energi Uni Eropa akan menghambat investasi dan mencegah Gazprom membuat terobosan ke pasar Eropa.

Raksasa perusahaan gas Rusia, Gazprom yang baru-baru ini mengakuisisi saham dalam sistem pipa gas Lithuania, kini tengah dipaksa untuk menjualnya, mengikuti perubahan terbaru dalam Piagam Energi Uni Eropa.

Ini adalah tindakan politik, pendekatan semacam ini tidak dapat diterima dalam dunia bisnis dan legislasi undang-undang ditujukan untuk merampok, ujar Putin dalam sebuah forum ekonomi di Berlin pada hari Jumat (26/11) sebagaimana dilaporkan Press TV.

"Komisi Eropa setidaknya melakukan konsultasi dengan Rusia sebagai pemasok energi terbesar," tegasnya. (IRIB/RM/27/11/2010)

Tags: , , ,

0 comments to "Uni Eropa dan Terorisme ( Korea Selatan dan Amerika Dituding Pemicu Perang)"

Leave a comment