Home , , , , � Sambutan orang Indonesia antara Obama vs Ahmadinejad di Indonesia

Sambutan orang Indonesia antara Obama vs Ahmadinejad di Indonesia


Obama vs Ahmadinejad di Indonesia

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, tiba di Halim Perdana Kusuma, pukul 16.20 WIB, setelah sekitar lima jam terbang dari New Delhi, India.

Obama tiba di Jakarta dibawa oleh pesawat kepresidenan AS, Air Force One, didampingi Ibu Negara Michelle yang mengenakan blus merah maroon.

Obama disambut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti.

Mei 2006 lalu, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad juga berkunjung ke Indonesia.

Berikut ini sebagian foto perbandingan sambutan masyarakat Indonesia terhadap kunjungan dua presiden paling kontroversial tersebut.

Kini sekilas kita perhatikan sambutan masyarakat atas kunjungan Obama:

(irib/9/11/2010)

Haruskah Obama Disambut?!!

Presiden AS Barack Obama bertolak menuju Jakarta, hari Selasa, untuk kunjungan yang akan mendorong hubungan dagang dan keamanan AS dengan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia.

Reuters melaporkan bahwa kunjungan ke negara tempat ia empat tahun tinggal saat kanak-kanak itu dilakukan setelah dua kali ditunda karena "masalah di dalam negeri".

Pada bulan Maret, Obama berjuang menggolkan peraturan perawatan kesehatan dan penundaan terulang pada bulan Juni, saat ia menghadapi pembersihan kebocoran besar minyak BP.Bahkan kunjungan kali ini sebelumnya diragukan akibat keprihatinan mengenai abu vulkanik dari Gunung Merapi.

Indonesia adalah tujuan penting bagi Obama karena bermacam alasan pribadi dan strategis, kata beberapa pembantunya. Indonesia penting sebagai "sekutu" AS yang terus bangkit, bahkan sekalipun kegembiraan sehubungan dengan terpilihnya Obama telah pudar sejak ia menjadi presiden hampir dua tahun lalu.

"Kami memandang Indonesia sebagai persimpangan sangat banyak kepentingan utama Amerika, dan kami memandangnya sebagai mitra yang sangat penting bagi masa depan kepentingan Amerika di Asia dan dunia," kata Ben Rhodes, Wakil Penasehat Keamanan Nasional Obama Urusan Komunikasi Strategis.

Jakarta adalah persinggahan kedua dalam perjalanan 10-hari Obama ke empat negara Asia. Ia telah menghabiskan tiga hari di India. Di sana ia menekankan pengembangkan hubungan bisnis yang dapat mengarah kepada lapangan kerja AS. Belakangan ini, ia akan mengunjungi Korea Selatan, tempat ia menghadiri pertemuan puncak G20, serta Yokohama, Jepang, untuk pertemuan ekonomi Asia-Pasifik.

Kemitraan Menyeluruh

Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan menandatangani "Kemitraan Menyeluruh", yang mereka sepakati tahun lalu.
Kesepakatan tersebut mencakup masalah keamanan, ekonomi dan hubungan orang-per-orang, kata Jeffrey Bader, Penasehat Obama Urusan Asia.

Obama yang berencana kembali ke Indonesia pada 2011 untuk pertemuan puncak Asia, juga direncanakan membahas rencana bagi kunjungan Presiden Yudhoyono ke Amerika Serikat.

Amerika Serikat hanya mengekspor barang seharga 6 miliar dolar AS ke Indonesia setiap tahun, sehingga menjadikannya pasar terbesar ke-37 bagi Amerika, demikian keterangan dari Kamar Dagang AS.

Obama juga direncanakan memanfaatkan kunjungan singkatnya untuk merangkul negara Muslim itu. Ia dijadwalkan mengunjungi Masjid Istiqlal, salah satu masjid terbesar di dunia, dan memberikan pidato terbuka yang diperkirakan para pembantunya, akan menarik banyak orang.

Ibu Negara Michelle Obama, yang menyertai Obama ke India, juga ikut dalam kunjungan ke Indonesia sebelum kembali ke Amerika Serikat.

Dari Irak Hingga Nusantara

Kepercayaan pada Obama telah merosot di negara Muslim lain sejak ia berpidato di Kairo, Mesir, Juni 2009. Perang yang lama dilancarkan AS di negara Muslim -Afghanistan,Irak dan Pakistan- telah membuat Obama kehilangan dukungan di kalangan umat Muslim. Selain itu, AS masih terus mendukung Rezim Zionis Israel dan menelantarkan bangsa Palestina tertindas.

Bukan rahasia lagi, Obama hingga kini belum berhasil merealisasikan janji-janjinya selama kampanye. Dengan alasan menarik pasukan dari Irak, Obama malah mengembangkan strategi ekspansinya ke Paksitan. Obama sama sekali tidak menguntungkan dunia Islam. Sebelumnya, Barack Hussein Obama memang sempat diharapkan melakukan perubahan seperti yang dijanjikan dalam kampanyenya, khususnya terkait kebijakan AS atas dunia Islam. Apalagi nama Obama mempunyai embel-embel Islam. Namun pada faktanya, janji-janji Obama selama kampanye hanya sebatas pemanis kata-kata selama kampanye.
Irak, Afghanistan dan Pakistan terus menjadi sasaran serangan militer AS. Bahkan AS hingga kini masih terus mendukung Zionis Israel yang menjadi biang pendudukan di Palestina dan blokade atas Gaza. Lebih dari itu, Obama juga tidak menyikapi serius kasus pembakaran Al-Quran di AS yang tentunya menyakitkan hati ummat Islam sedunia, khususnya Indonesia yang disebut-sebut sebagai negara muslim terbesar di dunia.

Di nusantara, AS juga sudah menginjak-nginjak harag diri bangsa. AS melalui PT Freeport mengeruk sumber alam Indonesia. Tak diragukan lagi, apa yang dilakukan oleh Freeport selama ini adalah penjajahan dengan 3 kejahatan, yakni perpajakan, lingkungan dan penjarahan kekayaan alam Indonesia.
Amien Rais, Mantan Ketua MPR, pernah mengatakan, "Penghinaan ini jangan berlama-lama, penjarahan kekayaan alam Indonesia tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kita bukan budak, kita bukan pelayan, dan Freeport bukan majikan kita," Amien meminta Panitia Kerja (Panja) Freeport DPR RI segera melakukan investigasi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Freeport. Ditambahkan Amien, selama investigasi dan negosiasi, Freeport harus menutup operasinya sampai ditemukannya kesepakatan dengan pihak pemerintah Indonesia. "Semua harus diaudit, lingkungan, kemanusiaan dan perpajakannya," katanya.

Potensi tanah Papua memang tidak diragukan lagi. Dan sebagian besar saham Freeport Indonesia dimiliki oleh Freeport McMoran Copper & Gold Inc, dan sisanya dimiliki oleh raksasa pertambangan Inggris/Australia Rio Tinto; Rio Tinto sendiri hak 40% atas pemberdayaan Grasberg (laporan tahunan Freeport dapat diakses melalui www.fcx.com; situs Rio Tinto adalah www.riotinto.com).
Menurut penulusuran Lia Suntoso, peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, Papua merupakan daerah yang kini menjadi perebutan antara tiga kekuasaan. Yang satu adalah negara adidaya Amerika Serikat, dua lainnya Inggris dan Australia. Ini semua berawal dari keberadaan Freeport di Papua yang memulai operasi pada tahun 1967. Kini, gejolak politik di sana sudah bergerak terlalu jauh dari inti permasalahan sesungguhnya. Pelanggaran HAM, pencemaran lingkungan, dan korupsi yang merajalela di tanah Papua seringkali membuat kita lupa untuk mengkaji ulang apa sebenarnya yang membuat harga Papua begitu mahal bagi NKRI.

Di daerah yang begitu miskin, mungkin rakyat Papua sendiri tidak menyadari apa yang berada di bawah kaki mereka. Karena itu, sudah waktunya, ada atau tidaknya kekayaan alam yang tersembunyi, pemerintah kita melakukan survei untuk memperjelas kepentingan-kepentingan luar negeri, khususnya AS, yang dapat dikatakan tendensius seputar Papua, untuk mempertahankan aset negara, sesuai dengan versi asli UU Nomor 1 (1967).

Selama ini banyak kekayaan alam yang seharusnya dapat menjadi pemasukan negara dan dapat mensejahterakan rakyat diambil alih oleh pihak asing. Mereka cenderung mengeksploitasi sumber daya alam kita untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Sebelumnya, Freeport juga diduga menggali bahan baku uranium secara diam-diam sejak beberapa bulan lalu. Hal itu disampaikan oleh Yan Permenas Mandenas S.Sos, Ketua Fraksi Pikiran Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua. Ia menjelaskan, "Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama"

Anggota Komisi C DPR Papua itu menambahkan, Freeport telah mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan membohongi pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan pipa-pipa bawah tanah. "Ini namanya pencuri, PT Freeport sudah lakukan pencurian, karena diam-diam memproduksi Uranium yang tidak ada dalam kontrak kerja."

Selain masalah Freeport, AS juga berkepentingan dengan Indonesia untuk proyek Namru jilid II. Namru Jilid II adalah unit kesehatan angkatan laut Amerika di Indonesia yang selama di ini diduga beraktivitas sebagai spionase dengan kedok riset penyakit menular. Bahkan Namru jilid II yang juga kepanjangan CIA diduga sebagai pemasok dan pengembangan senjata biologi rahasia. Untuk itu, dinas kesehatan Indonesia sendiri dilarang mengakses Namru II itu. Hal inilah yang membuat Siti Fadilah ditendang dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan karena dia dianggap menentang program rahasia AS di nusantara.

Siti Fadilah bersuara lantang menolak proyek Naval Medical Research Unit 2 (Namru 2) yang dilakukan Angkatan Laut AS di Indonesia. Dia menegaskan keberadaan Namru 2 menggangu kedaulatan Indonesia. Siti yang dikutip Detik.Com, edisi Kamis 22 Oktober 2009 mengatakan, "Saya tidak akan rela kalau di wilayah yang berdaulat ini ada penelitian tapi ada militernya, tapi kok tidak jelas. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi."

Belum lagi, keluarga Obama yang pernah di Indonesia termasuk pihak yang mengkudeta Presiden Soekarno. Peneliti dan penulis asal AS, Wayne Madsen, mengungkapkan data terkait hubungan keluarga Presiden Barack Obama dengan Badan Intelijen AS (CIA). Madsen berhasil mendapatkan data-data yang menunjukkan bahwa CIA dan tokoh-tokoh badan ini mempunyai hubungan dekat dengan Obama berikut ibu dan ayahnya, bahkan hingga nenek dan kakeknya.

Berlandaskan laporan tersebut, pekerjaan Obama berhubungan dengan aktivitas spionase CIA. Ibu Obama yang bernama Stanley Ann Dunham diduga terlibat dengan kedeta dekade 60-an di Indonesia. Setelah kudeta itu, ia bekerja untuk sejumlah lembaga di bawah CIA. Di antara lembaga itu adalah Pusat Timur-Barat di Universitas Hawai, Badan Pengembangan Internasional AS dan Lembaga Freud.

Berdasarkan laporan tersebut, Ann Dunham pada tahun 1965 berkenalan dengan ayah tiri Obama, Lolo Soetoro, dan kemudian keduanya menikah. Pada tahun itu, Soetoro dipanggil ke Indonesia sebagai perwira militer dan asisten Jenderal Soeharto dan CIA yang berniat menjatuhkan Presiden Soekarno. Melihat kenyataan seperti ini, patutkah Obama disambut?!! (IRIB/Antara/AR/9/11/2010)

Protes di Jakarta: Obama Go Home!

Presiden AS Barack Obama tiba di Indonesia (9/11) disambut ratusan pengunjuk rasa yang berkumpul mengutuk kunjungannya.

Warga berkumpul di luar kedutaan besar AS di ibukota Indonesia, Jakarta selama empat hari berturut-turut dalam rangka menentang kunjungan Obama.

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan menyeru kepada pemerintah Indonesia untuk menegakkan martabat negara dan berhenti tunduk pada kebijakan luar negeri pemerintah AS.

"Pemerintah Indonesia tampaknya sudah mati karena selalu menunduk di hadapan kebijakan-kebijakan AS," kata salah satu demonstran kepada kantor berita Cina, Xinhua (9/11).

Para demonstran juga menyeru pemerintah untuk menolak Presiden AS yang disebut sebagai seorang "kolonialis baru," seraya menekankan bahwa mereka percaya rencana Obama untuk meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral akan merugikan Indonesia.

Obama, dalam tur Asianya selama 10 hari, meninggalkan New Delhi, India, menuju Jakarta.

Presiden AS juga menghadapi protes serupa di India, ketika ia mengumumkan bahwa transaksi perdagangan bilateral senilai 10 miliar dolar untuk meningkatkan perekonomian AS yang lesu dan menciptakan lebih dari 50.000 lapangan pekerjaan bagi warga Amerika.

Obama dikritik keras karena kunjungannya ke India yang telah menelan biaya 200 juta dolar perharinya di tengah kesulitan ekonomi negaranya saat ini.

Keputusan Obama untuk tinggal selama tiga hari di India juga dikecam banyak pihak. (IRIB/MZ/SL/9/11/2010)

Obama Tiba di Istana Merdeka

Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama tiba di Istana Merdeka pada Selasa (9/11) pukul 17.00 WIB. Istana Merdeka masih diguyur gerimis ketika Obama tiba. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut Obama di pintu barat Istana Merdeka.

Presiden Yudhoyono menyambut Obama ketika turun dari kendaraannya. Begitu turun dari kendaraan, Obama disambut upacara kenegaraan, lengkap dengan lagu kebangsaan kedua negara. Upacara itu tidak dilaksanakan di halaman Istana Merdeka karena alasan cuaca, melainka di bagian depan pintu utama Istana.

Obama mengenakan setelan jas berwarna gelap, dia didampingi oleh istrinya, Michelle Obama, yang mengenakan blazer berwarna merah tua. Presiden Yudhoyono didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono yang mengenakan kebaya biru.

Seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu II sudah berada di Istana Merdeka untuk ikut menyambut Obama. Akses wartawan terhadap lokasi pertemuan sangat terbatas, hanya wartawan tertentu saja yang bisa melihat langsung kedatangan Obama dari dekat. (IRIB/Republika/RM/9/11/2010)

Kunjungan Obama Dinilai Hanya Memanfaatkan Indonesia

Ketua Komisi 1 DPR RI Mahfudz Siddiq, Selasa (9/11) menilai kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, adalah dalam rangka memanfaatkan pengaruh Indonesia demi kepentingan Amerika.

IRNA mengutip laporan Viva News menyebutkan, Siddiq juga mengimbau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan sikap tegas Indonesia dalam pertemuannya dengan Obama serta menekankan kesamarataan posisi kedua negara.

Ditambahkannya, "Amerika Serikat berniat memanfaatkan pengaruh politik Indonesia demi kepentingannya, oleh karena itu para pejabat Indonesia dalam pertemuan dengan Obama harus menyampaikan dan mendukung kepentingan negara."

"Kunjungna Obama ke Indonesia dapat ditafsirkan sebatas kunjungan transit dan dipastikan bahwa poin-poin yang dimaksud Amerika bukan masalah-masalah determinan dan komprehensif. Meski demikian Yudhoyono harus tetap waspada dan tetap mengupayakan kepentingan Indonesia."

Ketua Komisi 1 DPR RI menjelaskan bahwa masalah Papua adalah masalah internal seraya menekankan, "Amerika tidak boleh campur tangan dalam hal ini dan para pejabat Indonesia harus menekankan status internal masalah Papua." (IRIB/MZ/SL/9/11/2010)

Akhirnya Rusia Terperangkap Permainan AS

Rusia setuju untuk melanjutkan serangan di Afghanistan meski pemerintah Kabul melakukan protes keras atas misi itu, kata Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen. Demikian dilaporkan Press TV hari ini (Kamis,4/11).

Selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Sekjen NATO juga menyerukan kepada musuh di era Perang Dingin itu untuk berbuat lebih banyak lagi guna membantu pasukan multinasional di Afghanistan dan menyediakan helikopter serta melatih pasukan asing pimpinan AS di negara itu.

AS dan Rusia diam-diam telah memperluas kerjasama mereka di Afghanistan dalam upaya untuk mengejar kepentingan bersama di negara itu. Tidak jelas kapan dan berapa banyak tentara Rusia telah dikerahkan ke kawasan. Namun para pengamat militer mengatakan, ratusan tentara Rusia telah berpartisipasi dalam perang melawan narkotika di Provinsi Nangarhar di dekat perbatasan Pakistan.

Sebuah pernyataan yang dirilis Kantor Kepresidenan Afghanistan menyatakan bahwa tidak ada organisasi atau lembaga yang berhak melakukan operasi militer di wilayah Afghanistan tanpa izin pemerintah Kabul. "Kabul mengutuk tindakan NATO ini dan menyatakan operasi sepihak tersebut jelas melanggar kedaulatan Afghanistan dan hukum internasional," kata sumber ini.

Rasmussen berada di Moskow untuk membuat persiapan akhir pertemuan puncak NATO-Rusia yang akan diselenggarakan di ibukota Portugal, Lisbon pada akhir November ini. (IRIB/RM/MF/4/11/2010)

Bush: Waterboarding Bukan Termasuk Penyiksaan!

Mantan presiden Amerika Serikat, George W. Bush dan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, mengaku bahwa Amerika Serikat telah menggunakan teknik penyiksaan waterboarding terhadap para tersangka teroris.

IRNA mengutip laporan Daily Telegraph menyebutkan, Bush juga mengklaim bahwa penggunaan cara penyiksaan seperti itu akan mencegah terjadinya serangan teror terhadap bandara Heatrow dan sebuah markas ekonomi dan dinansial London atau yang terkenal dengan Canary Wharf.

Dalam wawancaranya dengan televisi NBC memperingati perilisan buku memoarnya, Bush mengatakan, "Tiga orang diinterogasi dengan menggunakan teknik waterboarding dan saya meyakini bahwa keputusan tersebut telah menyelamatkan nyawa banyak orang."

Namun Bush menolak jika waterboarding dimasukkan dalam kategori penyiksaan. Menurutnya, waterboarding adalah cara "legal namun susah."

Daily Telegraph menambahkan, Bush mengaku ia telah menginstruksikan penggunaan cara waterboarding terhadap Khaled Sheikh Muhammad, salah satu gembong AlQaeda.

Di sisi lain, pemerintah Inggris menilai waterboarding sebagai salah satu cara penyiksaan dan ilegal.

Bush bersikeras bahwa penggunaan cara interogasi seperti itu telah menggagalkan serangan terhadap markas diplomatik di Amerika Serikat dan di luar negeri, serta di bandara Heatrow dan Canary Wharf di London.

Dalam wawancaranya dengan koran Times, Bush mengapresiasi rekannya Tony Blair dan menyebutnya "Winston Churchill moderen" yang memiliki pemikiran strategis dan bijak.

Bush dan Blair dituding oleh berbagai LSM dan organisasi anti perang internasional telah melakukan kejahatan perang di Irak dan Afghanistan.

Di bagian lain buku memoarnya, Bush menuturkan, "Saya menginstruksikan Pentagon untuk menyiapkan rencana penyerangan terhadap instalasi nuklir Iran."

Dikatakannya bahwa ia juga telah menyusun serangan rahasia terhadap instalasi nuklir Suriah, namun CIA memaksanya mengurungkan niat tersebut.(irib/9/11/2010)

McGovern: Bush Telah Mempermalukan AS

Tuntutan global untuk menyeret mantan Presiden AS George W. Bush ke Pengadilan Kejahatan Internasional adalah hal yang memalukan bagi AS, ujar mantan analis CIA.

Ray McGovern kepada Press TV kemarin (Jumat,5/11) mengatakan, George W. Bush mengakui bahwa secara pribadi memberi jawaban positif atas permintaan CIA untuk melakukan penyiksaan berupa waterboarding.

Menurut McGovern, Bush kini enggan ke luar negeri karena takut terhadap undang-undang pengadilan internasional, sebab pasca peristiwa 11 September, ia telah melakukan banyak kejahatan.

Dalam bukunya Decision Points, Bush mengakui bahwa ia memerintahkan waterboarding untuk memperoleh informasi dari para tersangka terorisme.

"Ini adalah sangat memalukan karena warga AS tidak mengadili pemimpinnya yang terlibat kejahatan," tegas McGovern.

Menurut keyakinan McGovern, kini situasi di AS sangat tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya di mana Presiden negara ini secara pribadi memerintahkan penyiksaan.

"Alasan Bush melakukan itu karena ia berpikir tidak ada pengadilan AS yang akan menentangnya," tegas McGovern.
Dalam bukunya itu, Bush merestui permintaan CIA untuk menyiksa tersangka serangan 11 September, Khalid Sheik Mohammed dengan waterboarding. Demikian dilaporkan The Washington Post.

Bush ketika menjustifikasi perintah ilegalnya itu, mengklaim bahwa Mohammed adalah tersangka teroris dan ia mengetahui rencana serangan berikutnya ke AS.

Presiden AS ke-43 ini juga mengatakan bahwa dirinya akan membuat keputusan yang sama jika menghadapi kasus serupa. (IRIB/RM/AR/6/11/2010)

Kunjungan Obama ke Asia untuk Ciptakan Lapangan Kerja di AS???!!!

Kunjungan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, selama 10 hari ke Asia dinilai sebagai upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Amerika.

Koran Indian Express edisi hari ini (6/11) menulis, Presiden Barack Obama dalam sidangnya di Gedung Putih menyatakan bahwa kunjungannya ke India dan tiga negara Asia lainnya adalah untuk menciptakan lapangan kerja bagi para pengangguran di Amerika.

Obama mengatakan, tujuan utama dari kunjungannya ini adalah merangkul perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di pasar negara-negara berkembang Asia untuk berpartisipasi menciptakan lapangan kerja di Amerika.

Sumber itu menyebutkan bahwa Obama akan memfokuskan perluasan hubungan dagang dengan India sekaligus menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak perekonomian Amerika.(IRIB/MZ/PH/6/11/2010)

Cina Kecam Kebijakan Finansial AS

Pemerintah Beijing mengecam keputusan Washington untuk menyuntikkan ratusan miliar dolar ke dalam sistem perbankan AS di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara.

Sebagaimana dilaporkan Press TV, Senin (8/11), Wakil Menteri Keuangan Cina, Zhu Guangyao mengatakan, Washington telah melalaikan tanggung jawabnya untuk mengembangkan perekonomian dunia.

"Keputusan Bank Sentral AS akan membawa fluktuasi yang lebih besar pada pasar dunia dan menyebabkan arus modal yang berlebihan ke pasar global," ujar Guangyao. Menurut Guangyao, AS belum sepenuhnya mempertimbangkan dampak penyuntikan dana besar-besaran terhadap stabilitas pasar keuangan dunia.

Pekan lalu, Bank Sentral AS mengumumkan rencana untuk menebus utang Pemerintah Federal minimal 600 miliar dolar hingga akhir Juni 2011. Langkah ini bertujuan untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak krisis finansial.

Para pendukung program tersebut meyakini bahwa melemahnya nilai tukar dolar di pasar dunia dapat membantu menciptakan kompetisi bagi barang-barang AS di luar negeri.

Hubungan antara Beijing dan Washington memburuk karena beberapa isu termasuk perdebatan nilai tukar mata uang dan penjualan senjata Pentagon ke Taiwan. (IRIB/RM/AR/9/11/2010)

Swedia Selidiki Aksi Spionase AS

Swedia telah melakukan investigasi terkait aktivitas intelijen ilegal yang dilakukan oleh Kedutaan Besar AS di Stockholm.

Kepala Kejaksaan Stockholm, Tomas Lindstrand telah memutuskan untuk memulai penyelidikan awal terkait aktivitas intelijen ilegal, demikian kata kantornya dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/11) seperti dilaporkan Press TV.

"Investigasi dilakukan menyangkut tindakan AS untuk melindungi misi dan personelnya di Stockholm," tambahnya.

Pernyataan itu dibuat dua hari setelah Menteri Kehakiman Swedia, Beatrice Ask menyatakan bahwa Kedutaan AS di Stockholm secara diam-diam telah memata-matai warga negaranya di ibukota sejak tahun 2000.

"Kami menyambut bahwa negara-negara yang memiliki risiko ancaman tinggi untuk berbuat sesuatu guna mengurangi risiko serangan, tapi tentu saja harus dilakukan dalam koridor hukum Swedia," tegas Ask.

Beberapa pakar hukum mengatakan jika pengawasan dilakukan di luar wewenangnya, maka itu merupakan pelanggaran terhadap undang-undang nasional Swedia.

TV-2 Denmark Jumat lalu juga melaporkan bahwa Kedutaan Besar AS di Kopenhagen melakukan kegiatan pengawasan rahasia di ibukota Denmark. AS membentuk satu unit untuk mengawasi sejumlah warga Denmark. Mereka bahkan mengikuti secara diam-diam sejumlah orang yang "mencurigakan" di dekat bangunan kedutaan besar itu.

Sebelumnya, saluran berita TV-2 Norwegia pekan lalu melaporkan bahwa Kedubes AS di Oslo telah mempekerjakan antara 15 hingga 20 orang, termasuk beberapa bekas polisi berpangkat tinggi untuk mengawasi warga lokal. Operasi itu merupakan bagian dari upaya untuk mencegah serangan terhadap kepentingan AS di negara itu, yang telah berlangsung sejak 2000, kata laporan tersebut. (IRIB/RM/AR/9/11/2010)

AS kembali Dikecam karena Kasus HAM

Jurubicara Koalisi Anti Perang menyatakan bahwa AS dan sekutunya memanfaatkan perang melawan teror sebagai pembenaran atas pelanggaran mereka terhadap hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia.

Chris Nineham kepada IRNA, Senin (8/11) mengatakan, perang yang dilancarkan AS dan sekutunya telah mengakibatkan pelanggaran HAM luas di seluruh dunia. Ditambahkannya, perang Washington melawan teror secara sistematis telah melanggar HAM di wilayah AS dan negara-negara lain.

"AS telah melanggar HAM di wilayahnya sendiri sejak tahun 2001 dengan dalih memberikan keamanan kepada warganya. Bukti-bukti menunjukkan bahwa Dinas Keamanan Nasional AS telah melakukan penyadapan terhadap percakapan telepon, jaringan internet dan email warga sejak serangan 11 September," tegasnya.

"Badan-badan intelijen AS juga telah menahan ribuan tersangka teroris dari seluruh dunia dan memindahkan mereka ke pusat-pusat penahanan rahasia," tukas Nineham. Ditegaskannya, Koalisi Anti Perang mendesak penarikan segera pasukan AS dari Afghanistan. (IRIB/RM/AR/8/11/2010)

0 comments to "Sambutan orang Indonesia antara Obama vs Ahmadinejad di Indonesia"

Leave a comment