BANJARMASIN- Saat memarkir kelotok di bawah Jembatan Pasar Lama, Husni (34) dan temannya tiba-tiba dikejutkan sebuah benda berukuran sangat besar jatuh ke sungai Martapura, Minggu (12/12/2010) sekitar pukul 10.15 Wita.

Husni dan temannya terperangah. Ternyata benda yang jatuh itu seorang perempuan. "Perempuan itu melompat dari atas jembatan Pasar Lama, tak jauh dari tempat saya memakir kelotok," ujar Husni.

Perempuan yang nekat meloncat dari Jembatan Pasar Lama itu tidak kuat melawan arus. Tanpa berpikir lagi Husni menghidupkan mesin kelotok dan langsung mengejarnya.

"Saya lihat perempuan itu terbawa arus sungai Martapura. Dia terseret arus kira-kira 10 meter," ujar Husni.

Tanpa kesulitan, Husni berhasil mengejar perempuan yang hanyut tersebut. "Saya pun langsung berenang dan menghampirinya, kemudian menaikkannya ke kelotok," ujarnya.

Ternyata perempuan yang berhasil diselamatkan Husni itu masih remaja. Oleh Husni, anak baru gede (ABG) itu dibawa ke Pos Polisi (Pospol) Pasar Lama.

Ketika ditemui di Pospol Pasar Lama, ABG itu diketahui bernama Siti Maysarah, warga Jalan Zahri Saleh RT 11 Kecamatan Sei Jingah, Banjarmasin Utara.

Wajah May --panggilan Maysarah-- pucat pasi dan kedinginan. Tidak banyak kalimat keluar dari mulutnya, sehingga pihak kepolisian tidak bisa mengorek keterangan.

Saat polisi yang bertugas Pospol mau membawa ke Polsek Banjarmasin Tengah, May, yang masih mengenakan kaus merah dan celana jeans hitam basah, berontak.

Polisi kemudian melacak orangtua May dari handphone yang berada di dalam tas May. Tanpa membutuhkan waktu lama, orangtua May dapat dihubungi. Saat itu juga orangtua May diminta datang ke Pospol Pasar Lama.

Sebelum orangtua May datang ke Pospol Pasar Lama, petugas dari Polsek Banjarmasin Tengah melarikan May ke RS Bhayangkara. Kondisi fisik May semakin melemah.

Sekitar satu jam kemudian, orangtua May, M Wirjani (62) dan Muryati (32), tiba di rumah RS Bhayangkara. "Anak saya nggak apa kan pak," tanya Muryati kepada petugas kepolisian.

Petugas kepolisian langsung mengantar orangtua May ke ruangan di mana May dirawat. Sekitar setengah jam kemudian, orangtua May keluar ruangan dan menceritakan apa yang menyebabkan putrinya itu nekat terjun dari Jembatan Pasar Lama.

"Tidak ada masalah serius. Anak saya (May) hanya terpukul hatinya, setelah dimarahi kakaknya," ujar Muryati.

Kemarahan itu, katanya, dipicu ulah May yang pulang ke rumah larut malam.

"Sepeda motor kakaknya dipakai May dan May semalaman kada bulik. Ini membuat kakak marah. Kami pun menasihati agar dia tidak lagi keluar malam," ujar Muryani.

Rupanya, May tidak terima dan akhirnya melakukan aksi bunuh diri itu. "Masalah kakanakan saja. Inya tak terima dimarahi. Itu saja," ujarnya.

(qq)