Home , , , � Kesamaan Visi Bagi Dunia Islam, Sholat Jum'at solusinya

Kesamaan Visi Bagi Dunia Islam, Sholat Jum'at solusinya














Manuskrip Kuno Qur’an Tertua Ditemukan di Cina

Sebuah manuskrip kuno al-Quran ditemukan kota Dong Xian, Provinsi Gansu, Cina utara. Kantor berita Suriah,SANA melaporkan, manuskrip kuno ini merupakan al-Quran tertua yang terbit pada abad 11M.

Petugas Warisan Budaya Provinsi Gansu menyatakan bahwa Quran setebal 536 halaman ini ditulis di atas kertas Samarqand. Berdasarkan dokumen yang ada, manuskrip al-Quran ini dibawa dari kota Samarqand, Uzbekistan ke Cina pada Abad 14M.

Manuskrip tua ini disebut-sebut sebagai manuskrip al-Quran tertua yang ditemukan hingga kini, karena para arkeolog menyatakan bahwa manuskrip tua berasal dari abad 8-13 M. Bahkan berdasarkan penelitian terhadap kaligrafi dan dekorasi manuskrip ini, ada sejumlah pakar yang menyatakan bahwa manuskrip tersebut berasal dari abad 9M.(IRIB/PH/MF/23/12/2010)

Shalat Angkat Manusia Menembus Ruang Tanpa Batas

Shalat Angkat Manusia Menembus Ruang Tanpa Batas

Kalangan agamis berkeyakinan bahwa hanya Allah yang pantas dipuji dan disembah. Menurut mereka, Allah Swt melimpahkan kemuliaan dan ketenteraman kepada para hambanya. Dari satu ayat ke ayat lain dalam al-Quran, manusia selalu diajak menyembah Allah Swt. Bertasbih dapat mengangkat manusia menembus ruang tanpa batas dan membuka horizon yang lebih tinggi. Shalat merupakan menifestasi terindah penghambaan manusia kepada Allah Swt. Dalam surat al-‘Araf ayat 205 dan 206 disebutkan, "Dan sebuah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka men-tasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud."

Dalam kesempatan kali ini, kami akan membawakan kisah kerinduaan perempuan suci Sayidah Maryam akan ibadah kepada Allah Swt. Sayidah Maryam, ibu Nabi Isa as, menyadari bahwa umurnya tidak lagi berlanjut lama. Sayidah Maryam menyibukkan dirinya beribadah kepada Allah Swt, yang disaksikan malaikat maut. Tiba saatnya, beliau meninggalkan dunia menuju kehidupan abadi. Malaikat pencabut nyawa dengan hormat, meminta izin kepada Sayidah Maryam untuk mencabut nyawanya.

Sayidah Maryam, Hidup Untuk Shalat

Sayidah Maryam adalah sosok perempuan suci dan mulia. Beliau mempunyai derajat luar biasa di hadapan Allah Swt, hingga pada tahap kenikmatan surga akan dikirimkan oleh Allah Swt saat diinginkannnya. Dalam sejarah disebutkan, para malaikat saat memberikan kabar gembira kepada Sayidah Maryam, mengatakan, "Kamu dipilih oleh Allah Swt untuk melahirkan seorang anak suci dan ilahi." Surat Ali Imran ayat 42 menyebutkan, "Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukulah bersama orang-orang yang ruku."

Sayidah Maryam dalam menjawab permohonan malaikat maut untuk mencabut nyawanya, meminta kesempatan untuk diizinkan bersujud kepada Allah Swt sebelum dicabut nyawanya. Melalui permintaan tersebut, Sayidah Maryam menunjukkan penghambaan dirinya di penghujung umurnya. Malaikat pencabut nyawa pun mengabulkan permintaannya. Sayidah Maryam pun bersujud merendah di hadapan Allah Swt. Saat itu pula, perempuan suci itu dicabut nyawanya dan berserah diri kepada Allah Swt.

Nabi Isa as di samping Ibunya memanggil-manggilnya, tapi tidak ada sahutan yang keluar dari mulut suci ibunya. Nabi Isa as dirudung duka yang luar biasa atas kepergian ibunya. Beliau sangat mencintai ibunya yang juga pembelanya. Nabi Isa as yang dapat menghidupkan orang-orang yang mati atas izin Allah Swt, kembali memanggil ibunya. Sayidah Maryam dengan izin Allah Swt, dapat kembali hidup. Nabi Isa as dalam kondisi meneteskan air mata karena diliputi rasa sedih, bertanya kepada ibunya, "Apakah engkau tidak ingin kembali ke dunia ini?" Sayidah Maryam merasa iba melihat putranya yang terus meneteskan air mata, dan berkata, "Ya, aku ingin kembali ke dunia ini untuk shalat di malam yang sangat dingin pada musim dingin dan puasa di hari yang sangat panas pada musim panas."

Saat itu, Sayidah Maryam memandang putranya dan berkata, "Anakku, dunia ini sangat menakutkan." Nabi Isa as menyaksikan kerinduan Ibunya untuk bertemu dengan Allah Swt. Meski diliputi rasa duka, Nabi Isa pun harus merelakan kepergian ibunya yang sudah merindukan kekasihnya, Allah Swt. Sayidah Maryam kembali menutup matanya dan meninggalkan dunia yang kelam ini untuk selamanya.

Shalat Obat di Kala Sulit

Masyarakat saat ini dihadapkan pada berbagai kendala sosial seperti krisis mental dan berbagai kejahatan. Tekanan jiwa dan krisis sosial adalah di antara fenomena menonjol di dunia modern ini. Sebuah riset mengenai aksi bunuh diri di AS menunjukkan bahwa 72 persen kasus bunuh diri terjadi karena stres, 13 persen karena candu alkoholik, delapan persen karena penyakit-penyakit jiwa dan tujuh persen karena berbagai masalah lainnya. Selain itu, fenomena buruk yang menimpa kalangan manula baik laki-laki maupun perempuan adalah keterkucilan sosial."

Para psikolog menyampaikan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan. Akan tetapi para psikolog agamis mempunyai pandangan dan cara tersendiri dalam menyembuhkan penyakit ini. Menurut para psikolog agamis, shalat sangat membantu mengurangi kendala kejiwaan. Selain itu, shalat dapat menumbuhkan harapan dan semangat hidup manusia. Kalangan manula yang agamis, berkomitmen melakukan shalat. Pandangan dunia spritual merekalah yang mendorong untuk mengoptimalkan kesempatan di masa tua dengan berdzikir dan bertaubat kepada Allah Swt. Hal inilah yang melipatgandakan harapan kalangan manula akan rahmat dan ampunan Allah Swt.

Dengan demikian, shalat dan ibadah merupakan obat penenang yang luar biasa bagi para manula dan orang-orang yang stres. Shalat sangat membantu menjaga stabilitas kejiwaan manusia dalam berbagai kondisi krisis seperti kematian orang-orang yang dicintai dan kegagalan usaha. Karena shalat, manusia akan menemukan ketenteraman sehingga ia tidak akan melakukan hal-hal yang konyol saat ditimpa musibah. Terkait hal ini, Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 45 berfirman, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'."

Pada intinya, dua hal prinsip yang sangat efektif dalam mengatasi berbagai problema adalah sabar dan shalat. Shalat menghantarkan manusia pada kekuatan ilahi yang luar biasa. Dengan ungkapan lain, manusia yang tidak pernah meninggalkan shalat, akan menjadi tangguh dan kokoh dalam menghadapi berbagai kesulitan dan musibah. Insya-Allah, kami digolongkan dari kelompok pendiri shalat yanh sebenarnya. Amin (IRIB/28/12/2010)

Mencari Kestabilan Jiwa Lewat Shalat, Mungkinkah?

Mencari Kestabilan Jiwa Lewat Shalat, Mungkinkah?

Shalat memenuhi kebutuhan permanen manusia untuk mendapatkan ketakwaan dan kebahagiaan sejati. Kandungan zikir shalat mengandung pesan sarat dengan makrifah ketauhidan, Hari Akhir dan berbagai masalah sosial, yang semuanya itu terdapat dalam ajaran Islam. Rasulullah Saw di awal risalah kenabian memulai seruannya dengan mengajak manusia supaya membentuk diri dan memperkokoh pondasi sistem Islam. Selain itu, Rasulullah Saw mendorong masyarakat saat itu menyadari pendidikan dan penghambaan di hadapan Allah Swt.

Pada dasarnya, agenda global Islam yang paling menonjol adalah shalat. Dalam al-Quran, ada sekitar 95 ayat menyebut kata shalat dan turunannya. Tentunya, kata shalat yang seringkali disinggung dalam al-Quran menunjukkan bahwa ibadah ini sangat urgen dan konstruktif bagi manusia.

Kisah Shalat Uwais, Sahabat Imam Ali as

Di pertengahan malam, Uwais setelah bersujud panjang, selalu memandang ke langit dan memperhatikan bintang-bintang di angkasa. Uwais setiap pagi setelah beribadah dan bermunjat kepada Allah Swt, merasa lebih giat dan optimis dalam gerak-geriknya. Saat itu, hampir semua orang mendengar ibadah setiap malam yang dilakukan Uwais. Mereka mengetahui bahwa Uwais setiap malam berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt. Sebagian orang mengatakan, Uwais terkadang melakukan ruku dari malam hingga pagi.

Akan tetapi ada yang menilai hal itu sebagai cerita yang dilebih-lebihkan, sehingga sebagian masyarakat tidak menerimanya. Sebagian orang mengatakan, bagaimana mungkin seseorang dapat melakukan sujud dan ruku selama berjam-jam. Sekuat apapun, tubuh tidak akan bisa melakukan hal itu. Demikian komentar yang berkembang saat itu mengenai apa yang dilakukkan Uwais. Mendengar pembicaraan itu, Uwais hanya menanggapinya dengan senyum.

Uwais adalah seorang sahabat setia Imam Ali as. Meski tidak menyaksikan Nabi Besar Muhammad Saw di masa hidupnya, tapi dia menerima pesan ketauhidan yang disampaikan Rasulullah Saw dan mengimaninya.

Pada suatu hari, Uwais berada sendirian di rumah. Seorang muslim mendatangi rumahnya. Uwais pun menyambutnya dengan hangat dan ramah. Tamu itu bertanya, "Benarkan kamu mengerjakan shalat hingga pagi hari? Jika itu benar, mengapa kamu menyulitkan diri sendiri di saat Allah Swt tidak pernah menyulitkan hamba-hamba-Nya?"

Seperti biasanya, Uwais hanya menanggapinya dengan senyum dan memandang ke langit dengan tenang. Saat melihat tamunya tetap menanti jawabannya, Uwais berkata, "Kondisi ibadah dan shalat adalah waktu rehat dan ketenanganku. Andaikan dari awal penciptaan hingga akhir itu hanya semalam, maka aku akan gunakan malam itu untuk sujud." Mendengar jawaban Uwais, seorang muslim itu menarik nafas lega. Dengan pernyataan Uwais tersebut, seorang muslim menemukan samudera baru. Ia menyadari bahwa bila hati itu tenang, maka tubuh pun akan nyaman. Seorang muslim ketika keluar dari rumah Uwais, mengucapkan ayat yang berartikan, "Hanya dengan mengingat Allah Swt, hati akan merasa tenteram."

Shalat Dapat Menstabilkan Jiwa

Menurut psikolog dan psikiater, kepribadian merupakan sekumpulan karakter, perilaku, pemikiran, perasaan dan gejolak seseorang yang membedakannya dengan individu lainnya. Pengetahuan saat ini membagi faktor-faktor pembentuk pribadi ke dua bagian; internal dan eksternal. Faktor luar dapat ditemukan pada kedua orang tua, keluarga serta nilai-nilai budaya dan sosial. Adapun faktor dalam berasal dari genetika, kondisi fisik dan hormon. Faktor luar mempunyai peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Berbagai riset membuktikan bahwa faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian.

Di antara masalah penting yang dikaji kalangan psikolog adalah stabilitas kepribadian. Kepribadian yang labil merupakan salah satu penyakit yang pengidapnya seringkali mengalami perubahan permanen dalam sikap-sikapnya. Pengidap penyakit seperti ini mempunyai sikap yang berubah-rubah dan tidak memiliki kekuatan mengambil sikap yang tetap. Para pengidap penyakit seperti ini tidak pernah disebut sebagai orang sakit di tengah masyarakat. Akan tetapi banyak orang yang menderita penyakit labil ini. Di antara mereka adalah orang-orang yang selalu mengubah penampilan dan pekerjaan serta mengubah keputusannnya tanpa alasan.

Menurut para psikolog, shalat dapat mengatasi penyakit seperti ini, bahkan dapat dikatakan sebagai obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan para pengidap penyakit labil. Dr Majid Malek Mohammadi mengatakan, "Salah satu karakter menonjol orang yang mengerjakan shalat, adalah patuh akan ajaran agama dan berjalan di garis yang lurus. Dengan mengulangi zikir-zikir dalam shalatnya yang dikerjakan setiap hari, ia mengingat kembali serangkaian keyakinannya. Dengan demikian, ia memiliki pribadi yang stabil dan memilih sebuah jalan tertentu untuk dirinya. Seseorang dengan mengulangi kembali kalimat spritual, akan mengokohkan kepribadiannya yang stabil. Untuk itu, shalat yang dilakukan berulang-ulang dapat mengokohkan kepribadian dan keseimbangan jiwa. Stabilitas dapat dikatakan sebagai sumber kesuksesan seseorang."

Shalat Mengajarkan Bagaimana Bersosial

Dr Malek Mohammadi menilai peran penting shalat dalam membenahi kepribadian seseorang yang menyimpang. Dikatakannya, "Penekanan berulangkali Islam terhadap shalat wajib lima kali untuk dilakukan secara berjamaah dan shalat Jumat untuk dikerjakan secara bersamaan dalam sekup yang lebih luas, mencerminkan simbul sosial Islam. Tak diragukan lagi, Islam mengajak masyarakat supaya mengerjakan shalat secara bersama dan meninggalkan kesendirian untuk bergabung dalam shalat berjamaah.

Jika kita memperhatikan kandungan surat al-Fatehah dalam shalat, surat itu membinasakan dorongan untuk menyendiri dan menjauh dari masyarakat. Dalam surat al-Fatehah ditekankan kata plural (jamak). Kata plural dalam surat al-Fatehah mengandung pesan bahwa Islam mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Dalam surat al-Fatehah disebutkan, hanya kepada-Mu, kami menyembah dan hanya kepada-Mu, kami meminta pertolongan. Pada dasarnya, shalat selain mencegah kepribadian menyendiri dan menjauh dari lingkungan, juga dapat menyembuhkan para pengidap penyakit ini kembali ke lingkungan." (IRIB/AR/SL/30/12/2010)

Hujjatul Islam Qaraati: Shalat, Deposito Hari Kiamat

Ketua urusan pelaksanaan shalat Iran, Hujjatul Islam Mohsen Qaraati menegaskan pentingnya menunaikan shalat. Dikatakannya, shalat dengan memperkuat keimanan akan menyebabkan kesempurnaan manusia.

Hujjatul Islam Qaraati, Ahad malam (28/11) di tengah para mahasiswa dan dosen Universitas Azad Dezful di Provinsi Khuzestan, Iran barat daya, memaparkan rahasia-rahasia shalat. Ditambahkannya, shalat akan mempertebal keimanan seseorang dan deposito untuk hari kiamat.

"Jika iman kita kepada Allah Swt semakin kuat, maka musuh termasuk AS akan semakin tampak kecil di hadapan kita," tegasnya.

Seraya menyinggung keutamaan-keutamaan shalat, Hujjatul Islam Qaraati menuturkan, manusia sebagai rasa terimakasih atas segala kenikmatan yang dianugerahkan Allah Swt kepadanya perlu menunaikan shalat syukur dan Imam Khomeini ra pernah berkata bahwa shalat merupakan tempat menempa manusia.

Pada kesempatan itu, ia menyeru para mahasiswa untuk menimba ilmu pengetahuan dan meminta mereka tidak menekuni dunia pendidikan demi gelar, tapi untuk memperoleh ilmu dan mempertebal keimanan kepada Allah Swt.

"Shalat adalah mengingat Allah Swt dan mengingat Allah Swt akan menentramkan jiwa," tambahnya. Ia juga meminta generasi muda memperdalam pendidikan hukum Islam dan mensucikan hatinya dengan cahaya iman serta memperkuat pilar agama dengan mendirikan shalat.

Pada bagian lain pidatonya, Hujjatul Islam Qaraati menegaskan pentingnya mempermudah urusan pernikahan generasi muda. Ia meminta kaum muda dan keluarga untuk tidak mencari-cari alasan yang mempersulit pernikahan. (IRIB/Irna/RM/29/12/2010)

Khatib Shalat Jum’at Tehran Tekankan Kesamaan Visi Bagi Dunia Islam

Khatib shalat Jum'at Tehran, Ayatullah Mohammad Emami Kashani menekankan urgensitas persatuan dan persamaan visi di dunia Islam.

Seraya mengisyaratkan pesan bersejarah dari peristiwa Ghadir Khum, Ayatullah Emami Kashani menjelaskan, di saat musuh umat Islam gencar memusuhi mereka, maka prioritas utama bagi masyarakat muslim adalah persatuan.

Khatib shalat Jum'at Tehran dengan bersandar pada riwayat yang disepakati umat Syiah dan Sunni terkait Ghadir Khum menambahkan, menurut riwayat ini maka pemerintahan Imam Mahdi as di saat beliau belum muncul harus dikelola oleh ulama yang memenuhi syarat.

Ayatullah Emami Kashani dalam khutbahnya juga mengisyaratkan ancaman dan brutalitas musuh di Irak, Afghanistan, Lebanon dan Palestina. Menurutnya persatuan akan membuat umat Islam terhormat.

Khatib shalat Jum'at Tehran di bagian lain khutbahnya menyebutkan peringatan terbentuknya pasukan relawan (Basiji). Ia memuji pengorbaan Basiji di berbagai bidang. Seraya mengisyaratkan kemampuan angkatan bersenjata Republik Islam Iran, Ayatullah Emami Kashani menyebut tawakkal kepada Allah swt, menjaga keseimbangan dan keadilan serta menjalankan tugas dengan adil dan jujur sebagai faktor keagungan militer Iran. (IRIB/MF/26/12/2010)

0 comments to "Kesamaan Visi Bagi Dunia Islam, Sholat Jum'at solusinya"

Leave a comment