Home , , � Rahbar: Amerika Serikat menolak eksistensi sistem Islam dalam pemerintahan Iran???!!!???

Rahbar: Amerika Serikat menolak eksistensi sistem Islam dalam pemerintahan Iran???!!!???





















Rahbar: Iran Berhasil Redam Hasutan Musuh

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, bangsa Iran berhasil meredakan hasutan dan provokasi musuh setelah pemilihan presiden, Juni 2009.

Seraya menyebut hasutan tahun lalu itu sebagai tantangan besar, Ayatullah al-Udzma Khamenei menuturkan, bangsa Iran telah menunjukkan keberaniannya dalam perang yang dipaksakan oleh Saddam Husein selama delapan tahun dan juga berhasil meredam provokasi musuh yang melancarkan perang lunak.

Rahbar menyampaikan hal itu dalam sebuah sambutan di tengah ribuan warga Provinsi Gilan, Iran utara pada hari Rabu, (29/12/2010). (IRIB/RM/AHF/29/12/2010)

Sekilas Iran di Tahun 2010

Sekilas Iran di Tahun 2010

Tahun lalu merupakan sejarah penting bagi Iran. Bangsa Iran kembali menunjukkan kepada dunia mampu menghalangi konspirasi Barat, khususnya kerusuhan pada hari Asyura, Muharam tahun lalu. Kegagalan fitnah tahun lalu tidak lepas dari peran besar para pemuda dan kebijakan mereka.

Rahbar dalam sebuah pidatonya menyatakan, "Fitnah tahun lalu adalah fitnah yang besar. Namun, berkat kehadiran para pemuda di tengah medan, konspirasi itu berhasil digagalkan." Rahbar juga mengatakan, "Melalui sebuah agenda yang tersusun rapi, sutradara-sutradara asli dari fitnah tahun lalu menarget pemerintah Islam Iran. Dalam kaitan ini, sebagian besar aktor fitnah secara tak sadar masuk ke dalam permainan ini dan bergerak sejalan dengan skenario mereka."

Rahbar juga melakukan kunjungan bersejarah ke kota suci Qom juga disebut sebagai fenomena penting pada tahun 2010. Dalam kunjungan itu, Rahbar melakukan pertemuan dengan berbagai marji dan ulama di kota suci ini. Rahbar menjelaskan berbagai masalah Iran dengan detail dan lemahnya musuh dalam menghadapi ketegaran bangsa Iran.
Pada tahun 2010, Rahbar juga melakukan pertemuan dengan para pejabat Republik Islam Iran. Kepada mereka, Rahbar menegaskan bahwa bangsa Iran tetap melanjutkan jalan dan harapan Revolusi Islam Iran dan Imam Khomeini ra. Ditegaskannya pula, musuh kian melemah dalam menghadapi bangsa Iran.

Mengenai hubungan antara Iran dan AS, Rahbar menjelaskan kontradiksi nyata antara Tehran dan Washington dalam berbagai perspektif. Dikatakannya, "AS yang selalu menghendaki perubahan atas Iran, menunjukkan bahwa pandangan Washington kepada Tehran adalah menolak eksistensi sistem Islam dalam pemerintahan Iran. Kami menolak tegas arogansi AS."

Di tingkat regional dan internasional, berbagai transformasi penting terjadi di Iran. Presiden Suriah Bashar Assad berkunjung ke Tehran yang bersamaan dengan dimulainya periode kedua kepresidenan Ahmadinejad. Selain itu, Emir Qatar, Raja Oman juga melakukan kunjungan ke Iran. Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, juga berkunjung ke Iran. Itu semua adalah di antara fenomena penting yang terjadi di Iran, yang tentunya berpengaruh pada perkembangan di tingkat regional dan internasional.

Rahbar dalam pertemuannya dengan Saad Hariri menegaskan bahwa Republik Islam Iran mendukung penuh independensi dan persatuan Lebanon. Rahbar juga mengatakan, Lebanon adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai agama dan madzhab. Para pengikut dari berbagai agama dan madzhab selama bertahun-tahun hidup berdampingan dan damai di Lebanon. Akan tetapi sejumlah pihak berupaya menciptakan perselisihan dan konflik di tengah masyarakat Lebanon. Untuk itu, konspirasi semacam ini harus diatasi.

Adapun pertemuan Rahbar dengan Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, menyinggung pentingnya keamanan di kawasan, khususnya di Teluk Persia. Rahbar kepada Emir Qatar mengatakan, keamanan di kawasan tidak dapat dipilah-pilah. Jika kawasan aman, maka seluruh diuntungkan dengan kondisi aman tersebut. Akan tetapi sebaliknya, jika tidak ada keamanan di negara ini, maka seluruh negara di kawasan ini akan dirugikan.

Terkait Lebanon Rahbar kepada Emir Qatar seraya menyinggung pengadilan internasional terkait aksi terror terhadap Mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri, mengatakan pengadilan ini hanya sandiwara dan setiap keputusan yang dirilis tertolak.
Dalam pertemuan itu, Rahbar juga menyebut pentingnya persatuan Syiah dan Sunni di kawasan. Dikatakannya, "Syiah dan Ahlu Sunnah di kawasan selama bertahun-tahun hidup berdampingan dengan aman dan bersahabat, namun sejumlah pihak berusaha merusak iklim bersabahat ini dan sebagian lainnya menjadikan perbedaan keyakinan antara keduanya sebagai isu sosial."

Fenomena penting lainnya yang terjadi di Iran adalah kunjungan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad ke Majelis Umum PBB dan KTT Organisasi Kerjasama Ekonomi (ECO) di penghujung tahun 2010.

Selain itu, Iran beberapa waktu lalu, juga menjadi tuan rumah KTT G-15 di Tehran. Para pemimpin negara dan menteri luar negeri anggota G-15 dari tiga benua dunia, Asia, Afrika dan Amerika melawat Tehran untuk menghadiri konferensi internasional bergengsi ini. KTT itu menekankan perluasan kerjasama antarnegara anggota G-15 dengan mengoptimalkan potensi negara-negara sedang berkembang untuk meningkatkan peran mereka di kancah internasional.

Menurut Rahbar, sistem arogansi dunia telah membentuk hubungan vertikal yang puncaknya adalah kekuatan adidaya. Ini adalah kerangka yang tidak wajar dan tidak adil. Untuk itu, kerangka keliru ini harus diubah. Bagi Rahbar, satu-satunya jalan mengubah sistem ketidakadilan tersebut adalah kerjasama dan perluasan hubungan dengan negara-negara independen. Tak dapat dipungkiri, kerjasama antarnegara independen seperti KTT G-15 di Tehran membuat AS ketakutan.

Pada tahun 2010, Iran juga menjadi tuan rumah Sidang Menteri Luar Negeri D-8 di Tehran. Sidang itu bertujuan mengembangkan kerjasama ekonomi, niaga dan industri bagi delapan negara Islam anggota D-8.

Rahbar saat menerima para peserta Sidang Tingkat Menteri Perindustrian Negara-Negara Anggota D8 menyinggung persamaan budaya dan Islam, posisi strategis geografi di Asia dan Afrika, populasi satu miliar dan sumber-sumber energi negara-negara ini. Dikatakannya, "Kerjasama delapan negara ini mampu menjadi contoh bagi seluruh negara-negara Islam. Keberlanjutan kerjasama di bidang industri pasti punya pengaruh positif terhadap dunia Islam dan kedelapan negara ini."

Rahbar juga mengatakan, "Republik Islam Iran siap mengalihkan keberhasilannya di bidang sains dan industri kepada negara-negara Islam." Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengingatkan bahwa negara-negara hegemoni memanfaatkan ilmu dan industrinya untuk menguasai negara-negara lain. Dikatakannya, "Negara-negara Islam harus memanfaatkan kemampuan sumber daya manusia yang potensial, sumber-sumber alam, potensi dan kerjasama guna meningkatkan dunia Islam ke tingkat yang layak."
Tahun 2010, Iran juga menerima dua presiden dari Amerika Latin, Hugo Chaves dan Evo Morales. Lawatan Presiden Venezuela, Hugo Chaves, ke Tehran dilakukan dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara. Lawatan itu disertai sejumlah menteri di antaranya menteri perminyakan, industri, komunikasi dan perdagangan.

Iran dan Venezuela dalam beberapa dekade terakhir menjalin hubungan erat dan bersahabat berdasarkan sikap politik kolektif di arena dunia. Terkait hal ini, Menteri Pertambangan dan Perindustrian Iran, Ali Akbar Mehrabian menyatakan, volume proyek yang ditandatangani antara Republik Islam Iran dan Venezuela mencapai 3,5 milyar dolar. Kini, Iran menjalankan sekitar 80 proyek konstruksi dan industri di Venezuela yang sebagian telah rampung, sedangkan sisanya masih digarap.

Tidak lama setelah kunjungan Chavez ke Iran, Presiden Bolivia, Evo Morales juga melakukan lawatannya ke Tehran. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dan sejawatnya dari Bolivia Evo Morales setuju bahwa semua negara independen perlu bekerjasama dalam memerangi imperialisme. Mereka bertekad untuk memperkuat barisan dalam memerangi arogansi global.

"Dalam situasi saat ini, imperialisme berada pada titik terlemah dan itu adalah waktu yang tepat untuk memperkuat front negara-negara independen dalam melawan arogansi global," ujar Ahmadinejad.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membangun hubungan dengan sejumlah negara di Amerika Latin termasuk Brazil, Bolivia dan Venezuela, yang tentunya membuat AS geram.

Pada tahun 2010, Iran juga sukses meluncurkan satelit pengangkut yang membawa binatang hidup. Peluncuran itu dilakukan saat Barat mengkhwatirkan pengembangan nuklir sipil dan kemajuan militer di negara ini. Roket Kavoshgar 3 (Explorer) membawa kapsul berisi hewan hidup, menandai percobaan pertama Iran mengirim makhluk hidup ke ruang angkasa.

Terkait sains dan teknologi, ilmu kedokteran Iran juga mencatat kemajuan yang sangat membanggakan sekaligus mencengangkan. Kemajuan Iran yang sangat pesat di bidang nano teknologi, astronomi, dirgantara dan semisalnya diakui oleh dunia. Yang menarik, keberhasilan demi keberhasilan dan prestasi demi prestasi itu didapatkan justeru ketika Iran sedang diboikot. Iran sejak kemenangan revolusi Islam tahun 1979 diboikot oleh negara-negara adidaya khususnya AS. Karena itu tak heran jika majalah Wall Street Journal menyatakan bahwa embargo AS terhadap Iran tidak menghasilkan apapun.

Hasil riset ilmiah menunjukkan bahwa di bidang kedokteran, Iran merebut posisi ke 21 dunia sedangkan terkait farmasi dengan metode nano teknologi Iran menempati posisi teratas di Timur Tengah.

Iran juga mengalami kemajuan di bidang teknologi dan kedirgantaraan serta pertahanan. Kemajuan ini dipamerkan Iran dalam berbagai kesempatan. Pemakaian bahan bakar padat untuk peluncuran rudal, sejumlah proyek penting antariksa seperti satelit Tolou dan Misbah 2 menunjukkan kemajuan Iran di bidang sains dan teknologi.

Dari sisi ekonomi, Iran juga mengalami perkembangan cepat. Iran baru-baru ini menerapkan subsidi terarah yang disebut dengan istilah Reformasi Ekonomi. Iran mengumumkan bahwa konsumsi bensin dalam negeri menurun sebesar 10,6 juta liter hanya satu hari setelah pelaksanaan reformasi ekonomi di negara ini.

Situs Perusahaan Minyak Nasional Iran melaporkan bahwa konsumsi bensin pada hari Sabtu sebesar 63.900.000 liter, dan sehari kemudian turun menjadi 53,3 juta liter. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga mengumumkan rencana reformasi ekonomi yang bertujuan merombak perekonomian Iran dengan mencabut subsidi energi dan makanan secara bertahap. Sebelum pengumuman resmi dari rencana itu, pemerintah memberikan subsidi tunai bagi tiap orang terdaftar sebesar 810.000 rial (USD 80) per dua bulan.
Direktur Perusahaan Gas Nasional Iran Javad Oji memprediksi bahwa konsumsi rumah tangga Iran terhadap gas alam akan menurun sebesar 25 persen menyusul penerapan reformasi ekonomi ini.

Berdasarkan data yang ada, tingkat ekspor Iran dalam enam bulan terakhir meningkat 40 persen menjadi lebih dari 10 milyar dolar AS. Iran juga mandiri di bidang produksi bensin. Disebutkan pula, Iran selama enam bulan terakhir juga mengekspor 32 juta liter bensin ke berbagai negara.

Meski Tehran ditekan sanksi, namun tingkat perdagangan antara Iran dan Uni Eropa malah meningkat. Berdasarkan data, perdagangan Iran dan Uni Eropa pada paroh awal tahun 2010, mencapai 12 milyar Euro. Dengan demikian, tingkat perdagangan kedua pihak meningkat 45 persen dibanding tahun sebelumnya.(irib/29/12/2010)

0 comments to "Rahbar: Amerika Serikat menolak eksistensi sistem Islam dalam pemerintahan Iran???!!!???"

Leave a comment