Home , , , � Hadirilah Haul Akbar Imam Husain as dan Bubur Asyuro di Banjarmasin

Hadirilah Haul Akbar Imam Husain as dan Bubur Asyuro di Banjarmasin


Yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin, bekerjasama dengan beberapa yayasan/lembaga ahlulbait Kalimantan Selatan akan mengadakan Peringatan Haul Imam Husain as dan pembagian Bubur Asyuro.
RENCANA KEGIATAN
TANGGAL : KAMIS, 16 DESEMBER 2010 ATAU 10 MUHARRAM 1432 H
TEMPAT : GEDUNG TNI ANGKATAN LAUT BANJARMASIN
Jl. A.Yani Km.3,7 Banjarmasin, samping POLTABES BANJARMASIN
WAKTU : ON TIME Dimulai Pukul 09.30 pagi wita hingga selesai
PENCERAMAH : Al-Mukarrom al Habib Toha al Musawwa dari Pekalongan Jawa Tengah

sumber: yayasan amanah syahadah banjarmasin / habib sulaiman al idrus

Ustadz Thoha al-Musawa

Mendengar namanya, benak kita langsung tergiring kepada subuah tahun baru dalam kalender Islam. Banyak peristiwa yang terjadi di dalamnya, tetapi ada sebuah peristiwa tragis yang mesti kita hayati pula. Yakni, terbantainya cucu Nabi saw (al-Husain) beserta keluarga dan sahabatnya di Padang Karbala pada tanggal 10 Muharam di tahun ke 61 H (yang kemudian terkenal dengan sebutan asyura). Sekelompok orang, dalam jumlah ribuan, mengepung mereka yang hanya berjumlah puluhan itu, yang diiringi kaum perempuan dan anak-anak mereka, selama sepuluh hari di tengah guru, tanpa persediaan air.

Inilah tragedi paling tragis yang pernah terjadi di muka bumi. Sebuah tragedy yang sering disejajarkan dengan tragedi kemanusiaan. Namun, benarkah ia hanyalah tragedi kemanusiaan?. Asyura dengan segala yang ada di dalamnya bukanlah sekedar tragedi kemanusiaan. Ini tak akan pernah bisa dihayati hakikatnya kecuali dengan mengurainya.

Benar, banyak sekali tragedi kemanusiaan yang menyita perhatian setiap insan yang bernurani, tetapi ia begitu cepat berlalu dari ingatan. Sebenarnya asyura berharap kepada kita dengan harapan yang lebih bermakna dan tepat sasaran. Ia ingin masing-masing kita ambil bagian pada setiap waktu yang pernah dilaluinya.

Asyura bukanlah sejarah bisu. Ia selalu berkata, “Disini ada al-Husain dan ada pula pezalim!” di sini ada cinta dan ada pula benci. Ada pengorbanan para laskar Ilahi dan ada pula serigala-serigala berwujud manusia yang siap merobek pakaian iman, dengan taring kekufuran dan kemunafikan. Silakan tentukan pilihan Anda! Ambil posisi dalam dua pilihan yang tak menyisakan pilihan ketiga ini.

Asyura tak ingin kita menjadi penonton yang terkesan sok pandai dalam menilai para pelakunya. Ia meminta kita menggunakan dua perangkat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, cinta dan benci, sebagaimana mestinya. Apabila al-Husain dan misi agung yang diembannya adalah pilihan kita. Sebab, cinta dan benci tak akan pernah mengarah pada satu objek.

Asyura mengajak kita untuk menjadi al-Husain dan Sayyidah Zainab (sang adik), serta menerapkan apa yang mereka perjuangkan di masa-masa sulit. Asyura mengajari kita untuk selalu sadar bahwa kita adalah makhluk yang harus selalu bergantung kepada sang Khaliq dalam segala situasi dan kondisi.Serta menyadari bahwa semua keputusan Allah itu indah dan hanya ma ra-aitu illa jamila (tiada yang kulihat kecuali kebaikan/keindahan) menjadi motto hidup kita.

Asyura berkata kepada kita, “lawanlah kezaliman! Persiapkan dirimu sebagai pejuang Islam yang menghapus ego pribadi menjadi ego universal!”

Asyura berkata kepada kita, “jangan hanya berslogan dan bermanis bibir saja. Jadikan itu ungkapan jujur yang ingin kalian wujudkan dalam dunia nyata!”

Asyura berkata kepada kita, jangan menjadi lemah dan jadilah para pahlawan!”

Asyura berkata kepada kita, “Raihlah kekhusukan beribadah kepada-Nya dan bersimpuhlah di hadapan-Nya!”

Asyura berkata kepada kita, jadilah seperti keluarga Sang Rahmatan lil Alamin, yang berkorban untuk orang lain dan umat manusia!”

Asyura berkata kepada kita, “Persembahkan segala yang terbaik si jalan Allah dan tiada impian yang hendak kita gapai kecuali ridhwanullah (kerelaan Allah)!”

Ya, kita tak akan pernah tahu makna kalimat-kalimat di atas tanpa menjadi bagian dari mereka. Merasakan apa yang mereka rasakan. Mungkin inilah salah satu maksud sabda Rasulullah saw, “orang mukmin adalah saudara bagi orang mukmin lain. Jika salah satu anggota tubuhnya merasa saklit, maka anggota tubuh yang lain turut merasakan hal yang sama!” Jadi, kita tak dapat merasakan seperti saudara mukmin kita.

Berkenalanlah dengan asyura. Akrablah dengan al-Husain. Kenalilah sejarah para pembantainya. Renungkan faktor-faktornya. Dan yang terakhir jangan takut mencontohnya!

Biarkan mata kita mengucurkan bulir-bulir cinta untuk al-Husain. Biarkan nalar kita merenungi alasan mencinta dan menolak. Biarkan hati menjawab, mengapa kita mesti mencinta dan membenci!.

Ya Allah! Jadikan kami pecinta Rasul saw dan para pahlawan, serta menjadi penerus misi mereka… Selamat merenungi!

sumber:http://alqoimkaltim.com/in/section-blog/27-asyura.html/Sabtu, 06 Februari 2010 04:37

Kemeriahan Tabot Sambut Hari Asyura


Peringatan Hari Asyura di Bengkulu.

Liputan6.com, Bengkulu: Tanggal 10 Muharam menjadi hari yang istimewa bagi warga Bengkulu. Hari itu adalah puncak perayaan tradisi tabot. Sebuah tradisi untuk mengenang gugurnya Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur di Padang Karbala, Irak, 14 abad lampau.

Tabot menggambarkan keranda tempat jenazah Hussein bin Ali disemayamkan. Agar menarik, setiap tabot dihias dengan indah dan unik. Prosesi arak-arakan tabot dimulai dari Lapangan Tugu hingga ke makam Syekh Baharudin. Tak mengherankan, bila arak-arakan tabot menjadi tradisi yang ditunggu warga Bengkulu. Bahkan, kini arak-arakan tabot telah menjadi agenda tetap wisata Bengkulu.

Prosesi arak-arakan tabot diakhiri dengan pembuangan tabot di sebuah tempat yang disebut "Karbala". Seperti tradisi Asyura di tempat lain, pada akhir prosesi, hiasan yang ada diperebutkan warga. Perebutan ini menjadi simbol dari usaha manusia memperebutkan rezeki dari Sang khalik.

(ANS/Rishnaldi dan Herry Supandi/08/01/2009 18:16)

Bagikan Bubur Asyura, Mengenang Wafatnya Imam Hussein


Perayaan Hari Asyura dengan membuat bubur.


Liputan6.com, Banjarmasin: Hari Raya Asyura atau hari ke-10 dalam bulan Muharam oleh kelompok Syiah diperingati bukan dengan sukacita, melainkan penuh duka. Mereka mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein Ibnu Ali. Diperkirakan ada sekitar 130 juta sampai 190 juta muslim Syiah di dunia yang sebagian besar di Timur Tengah, merayakan Hari Asyura.

Di Indonesia, sekalipun mayoritas umat Islam mengikuti aliran Sunni, ada juga yang merayakan dengan sejumlah cara. Di antaranya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Uniknya, melengkapi hari besar ini, umat dan organisasi masyarakat di Banjarmasin juga mengadakan acara masak dan membagikan bubur. Mereka memberi nama bubur asyura. Sajian ini dinikmati setidaknya oleh 300 muslim dan warga sekitar.

Cara mereka mungkin berbeda. Di Karbala, Irak, penganut islam aliran Syiah bersimbah darah. Pun demikian di Islamabad, Pakistan, pengikut Syiah menyiksa diri. Sementara di Istanbul, Turki, umat Syiah menyumbangkan darah. Namun Otoritas Ulama Syi'ah sekarang melarang perbuatan menyakiti diri tersebut. Kaum muslim memang percaya, Asyura memiliki makna penting. Mereka mengenang wafatnya Imam Hussein Ibnu Ali di Padang Karbala, pada tahun 680. Saat ini, peristiwa gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW itu bisa pula melambangkan perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesewenang-wenangan di dunia.

(ANS/Emir Faisal dan Soeb/20/01/2008 18:17)

Pembuatan Bubur Asyura Masih Mentrandisi di Banjar

Banjarmasin, KP – Pembuatan bubur asyura masih menjadi tradisi sebagian kaum Muslim di Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) setiap tanggal 10 Muharram atau bulan Syura.
Pembuatan bubur asyura itu umumnya dilakukan kaum ibu dengan bergotong royong dan untuk penyediaan bahan bakunya juga dengan cara bersama-sama seperti di Komplek Mahligai, Kelurahan Sungai Jingah Banjarmasin, Minggu (27/12/2009) sejak pagi sampai siang hari.
Peringatan Hari Asyura atau 10 Muharram 1431 Hijriah yang bertepatan dengan 27 Desember 2009, kembali membuat kesibukan sebagian kaum ibu kalangan Muslim, untuk membuat bubur asyura.
Bahan baku utama bubur asyura tersebut, berupa beras, yang kemudian dalam memasaknya dicampur dengan berbagai bahan makanan lain, seperti kacang-kacangan dan sayuran, sehingga bagaikan Bubur Manado.
Bubur asyura itu sesudah masak, warga dalam kelompok masyarakat tersebut memakannya secara bersama-sama pula, dengan memanggil kaum laki-laki, sekaligus membaca doa, memohon keselamatan dari Allah SWT.
Pembuatan bubur asyura, untuk mengenang dan sekaligus mengambil hikmah dari berbagai peristiwa bersejarah bagi kaum Muslim di dunia sejak Nabi Adam alaihi salam (AS), manusia pertama yang diciptakan Allah SWT hingga kenabian Muhammad SAW, rasul terakhir sampai akhir zaman.
Dalam sejarah besar bagi umat Islam yang berkaitan 10 Muharram tersebut, antara lain, pengampunan Allah SWTt terhadap Nabi Adam AS yang melanggar larangan makan buah khuldi, pada hari asyura.
Begitu pula diselamatkannya Nabi Ibrahim AS dari pembakaran Raja Nambrut serta Nabi Musa AS dari kejakaran tentara Fir’aun, seorang raja yang zalim lagi lalim itu, pada hari asyura. Selain itu, diselamatkannya ka’bah dari serangan tentara bergajah yang ingin menghancurkan “baitullah” (Rumah Allah), juga pada hari asyura.
Sementara itu, sejumlah ulama atau pemuka agama Islam, mengingatkan, pembuatan bubur asyura bukan perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, tapi hanya sebuah tradisi.
Oleh karena itu, ujar Guru Agama Fatul yang tinggal di Kompel Mahligai Banjarmasin, mengingatkan, kaum Muslim berhati-hati menyikapi hari asyura ataupun niat dalam pembuatan bubur asyura agar jangan sampai menimbulkan kesyirikan atau kemusyrikan.

Namun perlu di ingat hari itu 10 Muharram adalah hari terbantainya cucu Rasulullah di padang Karbala, dimana musuhnya masih mengaku beragama Islam. Kepala beliau dipenggal, tubuh beliau dimutilasi bersama pengikut dan keluarga Rasulullah yang setia, dan anak kecil serta perempuan keluarga Rasulullah diarak sebagai tawanan perang.Apakah mereka masih merasa orang yang beragama Islam??????

Dimana Pasukan Yazid anak Muawiyah anak Abu Sufyan musuh Nabi Muhammad SAW yang berjumlah 30ribu berhadapan dengan rombongan keluarga Rasulullah yang hanya berjumlah 72 orang dipimpin cucunda Nabi Muhammad, al Imam Husain anak 'Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Azzahra binti Muhammadd rasulullah.

Pembantaian atau Pertempuran??????!!!!!

Sunni dan Syi'ah bersatu untuk cucunda Nabi tersebut, marilah kita meng haul beliau..Penghulu Pemuda Surga...