Home , , , , � Husni Mubarak...riwayatmu kini !!!!!!!!!

Husni Mubarak...riwayatmu kini !!!!!!!!!


Mesir Ribut, Masyarakat Arab Lelah Atas Rezim Diktator


Polisi Mesir menyerang ribuan pengunjuk rasa di Kairo yang menuntut reformasi politik dan ekonomi. Sejumlah demonstran dan beberapa wartawan ditahan aparat. Berbagai laporan menyebutkan bahwa aparat mulai menembakkan peluru untuk membubarkan massa.

Dua demonstran tewas dalam bentrokan sengit dengan aparat keamanan di kota Suez kemarin (25/1) dan seorang polisi juga tewas dalam aksi unjuk rasa di Kairo pada hari yang sama. Para demonstran terus melanjutkan aksi mereka hingga petang hari di Bundaran Tahrir dan bahkan bertekad untuk melanjutkannya hingga fajar.

Situs Ikhwanul Muslimin Ikhanweb.com menyatakan bahwa terjadi bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di Bundaran Tahrir. Beberapa kendaraan dibakar.

Para demonstran menyatakan bahwa kini adalah hari pemberontakan melawan penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran. Banyak orang berkumpul di luar gedung Mahkamah Agung dan parlemen negara ini menyerukan diakhirinya kekuasaan tiga dekade Presiden Hosni Mubarak.

Dalam selebaran yang dibagi-bagikan kepada para peserta demo, dicantumkan empat tuntutan yaitu: (1) pengunduran diri Mubarak, (2) pengunduran diri kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef; (3) pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu; (4) dan pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.

Polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air untuk membubarkan massa. Aksi tersebut mencederai beberapa orang. Lebih dari 30.000 personil polisi dikerahkan untuk mencegah para demonstran.

Demonstrasi massif serupa juga digelar di Iskandariyah dan kota-kota besar lainnya.

Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada Press TV bahwa demonstrasi kemarin (Selasa, 25/1) merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.

Mantan duta besar Liga Arab untuk PBB, Clovis Maksoud menyatakan bahwa revolusi yang di Tunisia telah menginspirasi masyarakat di negara-negara Arab yang lelah atas rezim diktator.

Mesir memiliki banyak masalah sosial dan politik yang sama seperti Tunisia, termasuk di antaranya harga pangan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan korupsi. (IRIB/MZ/SL/26/1/2011)

Keluarga Mubarak Lari ke Inggris

Hosni Mubarak bersama istrinya

Menyusul aksi protes dan kegeraman masyarakat yang semakin meluas terhadap pemerintahan Presiden Mesir Hosni Mubarak, berbagai laporan menyebutkan bahwa para anggota keluarga Mubarak memutuskan untuk segera melarikan diri.

INN mengutip keterangan International Bussiness Times (26/1) melaporkan, sejumlah laporan menyebutkan bahwa Susan Mubarak, istri Presiden Mesir, telah meninggalkan negaranya menuju London.

Berdasarkan laporan tersebut, para pegawai bandara internasional Heathrow , London, asal Mesir, langsung mengenali istri Mubarak. Pada saat yang sama, koran Times terbitan New Delhi dalam edisi terbarunya (26/1), juga menurunkan laporan bahwa Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, yang menurut rencana akan menggantikan jabatan ayahnya itu, telah meninggalkan Kairo menuju London.

Dalam beberapa bulan terakhir, warga Mesir menggelar aksi protes terhadap rezim Mubarak.

Pekan lalu, seorang warga Mesir nekat membakar dirinya di depan gedung parlemen negara ini dalam rangka memprotes kondisi saat ini. Aksi bakar diri itu terinspirasi dari aksi serupa di Tunisia yang akhirnya mampu menyulut revolusi yang berhasil menumbangkan rezim berkuasa di negeri itu. (IRIB/MZ/SL/26/1/2011)

Amuk Massa di Mesir Berlanjut

Aksi unjuk rasa di Mesir terus berlanjut meski pemerintah berkuasa melarang keras digelarnya berbagai bentuk protes dan konsentrasi massa di negara ini.

Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan kemarin (Rabu, 26/1) mengatakan,"Tindakan hukum akan diambil terhadap siapa pun yang melanggar, dan mereka akan diseret ke pengadilan".

Pengunjuk rasa kemarin membakar gedung pemerintah di kota pelabuhan Suez. Saksi mata mengatakan, aksi protes terus berlanjut menentang pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Demikian dilaporkan Press TV Rabu malam.

Menyusul meningkatnya aksi protes rakyat terhadap pemerintah, putra Presiden Mesir, Gamal Mubarak melarikan diri ke Inggris .

Gamal Mubarak, yang diproyeksikan menjadi pengganti Hosni Mubarak, meninggalkan Mesir bersama dengan keluarganya di tengah eskalasi protes anti-pemerintah di Mesir yang merupakan terbesar sejak Mubarak mengambilalih kekuasaan selama tiga dekade lalu.

Koran Akhbar al-Arab kemarin (Rabu,26/1) melaporkan Gamal Mubarak, istri dan putrinya bertolak menuju London pada hari Selasa dari bandara Kairo barat.

Keberangkatan Gamal menyusul meningkatnya ketegangan dalam negeri Mesir. Polisi anti huru hara bersenjata berat telah dikerahkan di kota-kota besar untuk mengamankan situasi, melarang demonstrasi, dan membubarkan konsentrasi massa.

Kelompok-kelompok oposisi menyerukan kepada masyarakat untuk turun ke jalan melanjutkan aksi protes anti-pemerintah.

Ribuan warga Mesir Selasa (25/1) menggelar demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan kota Kairo menuntut reformasi politik dan ekonomi. Mereka juga mendesak turunnya Presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan. Selain Kairo, kota-kota lainnya seperti Mansoura, Tanta, Aswan, Asyut juga menjadi ajang konsentrasi massa.
Setidaknya empat orang, termasuk seorang polisi tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah di seluruh negeri Prramida itu.(IRIB/PH/27/1/2011).

Akankah Nasib Hosni Mubarak Tamat?

Ribuan warga Mesir Selasa 25 Januari menggelar demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan kota Kairo menuntut reformasi politik dan ekonomi. Mereka juga mendesak turunnya Presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan. Selain Kairo, kota-kota lainnya seperti Mansoura, Tanta, Aswan, Asyut juga menjadi ajang demonstrasi massa. Dilaporkan bahwa sejumlah demonstran dan beberapa wartawan ditahan aparat. Polisi dan aparat keamanan juga mulai menembakkan peluru untuk membubarkan massa. Dua demonstran dikabarkan tewas dalam bentrokan sengit dengan aparat keamanan di kota Suez Selasa (25/1) dan seorang polisi juga tewas dalam aksi unjuk rasa di Kairo pada hari yang sama.

Situs Ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa terjadi bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di Bundaran Tahrir. Beberapa kendaraan dibakar. Para demonstran menyatakan bahwa kini adalah hari pemberontakan melawan penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran. Banyak orang berkumpul di luar gedung Mahkamah Agung dan parlemen negara ini menyerukan diakhirinya kekuasaan tiga dekade Presiden Hosni Mubarak.

Aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan dan polisi Mesir direaksi keras oleh kubu oposisi. Mohammad ElBaredei, salah seorang tokoh oposisi yang paling menonjol mengecam keras penumpasan para demonstran oleh aparat keamanan Mesir. ElBaredei menyatakan dukungannya kepada gerakan massa dan mengatakan, "Jika sebelum ini kelompok yang menentang kekuasaan Hosni Mubarak hanya kalangan cendekiawan dan terpelajar, kini para pemuda juga turun ke jalan-jalan dan berunjuk rasa menuntut hak menentukan masa depan negara."

Menurut mantan Dirjen IAEA itu, Mubarak bertindak layaknya raja di negara ini. Presiden yang sudah berkuasa sepanjang tiga dekade ini memberikan hak yang sangat luas kepada dirinya. Diapun memangkas wewenang parlemen. Lembaga peradilan juga tidak diberi kebebasan dalam bertindak. Menurut ElBaradei, tanpa reformasi dan demokrasi yang benar, kondisi Mesir tidak akan membaik. Dia juga memuji gerakan rakyat Mesir yang mencontoh rakyat Tunisia dalam revolusi yang menumbangkan kekuasaan Zine el Abidine Ben Ali.

Kesulitan ekonomi, kemiskinan yang merata dan angka pengangguran yang tinggi adalah masalah yang diderita oleh rakyat di banyak negara Arab. Hal itulah yang memicu rakyat Tunisia menggelar aksi demo yang berujung revolusi. Kini hal yang sama dilakukan oleh rakyat di sejumalh negara Arab. Aljazair, Yaman dan sekarang Mesir bergolak. Di Mesir, demonstrasi sudah langsung menohok Hosni Mubarak dan kekuasaannya yang sudah berusia 30 tahun lewat slogan yang diusung para pengunjuk rasa. Hari Selasa, para demonstran bahkan menamakan hari itu sebagai hari kemarahan. Mungkinkah Mubarak akan bernasib seperti Ben Ali? (IRIB/AHF/NA/26/1/2011)

Hitungan Mundur Bagi Pemerintah Mubarak

Sedikitnya dua orang tewas dalam unjuk rasa anti pemerintah di Mesir akibat bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan pada hari Selasa (25/1). Protes ini semakin mendekatkan nasib pemerintah Hosni Mubarak dengan penguasa Tunisia yang kabur dari negaranya.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Rabu (26/1), dua pengunjuk rasa tewas di kota Suez dan beberapa orang lagi luka-luka akitab bentrokan dengan apara keamanan kemarin. Sejumlah kota di Mesir pada Selasa dilanda aksi unjuk rasa yang terinspirasi oleh demonstrasi di Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Zine al Abidin Ben Ali dua pekan lalu.

Demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan Kairo dan beberapa kota lainnya di Mesir, langsung menjadi berita utama media-media dunia. Kebanyakan jaringan televisi dunia meliput kekerasan dan serangan polisi terhadap para demonstran.

Sejumlah berita menyebutkan bahwa pemerintah Mesir telah menempatkan 30 ribu lebih personil polisi di Kairo untuk menghalangi aksi unjuk rasa warga. Namun langkah ini tampaknya tidak berhasil dan warga tetap melanjutkan aksi protesnya sambil meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah Mubarak.

Berita lainnya menyebutkan, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan ribuan demonstran di Kairo pada Rabu pagi, menyusul demonstrasi seharian yang tak pernah terjadi sebelumnya. Mereka menuntut Presiden Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang sudah berumur 30 tahun. (IRIB/RM/26/1/2011)

0 comments to "Husni Mubarak...riwayatmu kini !!!!!!!!!"

Leave a comment