Koran Inggris, Guardian seraya menyinggung protes massal di Mesir, menulis, "Mesir sebelumnya juga menjadi ajang protes dan demonstrasi, namun kerusuhan baru-baru ini membawa pesan keruntuhan dan pergantian rezim Mubarak."

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Kamis (27/1), Guardian menambahkan, "Mesir bukan seperti Tunisia, tapi lebih besar dari itu. Mesir sebuah negara dengan 80 juta populasi, sementara Tunisia hanya berpenduduk 8 juta jiwa. Dari segi politik, geografi dan letak strategis, Mesir juga berbeda dengan Tunisia."

Mesir secara alamiah merupakan pemimpin dunia Arab, tapi protes jalanan di kedua negara Arab tersebut, punya kesamaan, tulis Guardian. Ditambahkannya, kerusuhan baru-baru ini sangat berbeda dengan protes-protes sebelumnya, mereka tidak lagi menggelar demo dalam jumlah yang kecil dan meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah, namun secara serentak turun ke jalan-jalan dan dalam beberapa tempat, polisi bahkan tidak mampu menghalau para pengunjuk rasa.

Protes luas itu telah merampas ketenangan dari Hosni Mubarak dan para menterinya. Menteri Dalam Negeri Mesir Habib al-Adli mengatakan, protes luas merupakan sesuatu yang di luar kontrol dan sepenuhnya baru serta berbahaya.

Lebih lanjut Guardian menulis, "Mubarak, Arab Saudi menunggu Anda" adalah sebuah slogan yang diteriakkan oleh para demonstran. Slogan ini menyinggung pelarian mantan diktator Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali.

"Hingga kini belum ada revolusi di Mesir, namun jika itu terjadi dan pemerintah Mubarak tumbang, maka pesan revolusi itu tidak akan mampu diperhitungkan oleh rezim Zionis Israel, masa depan proses perdamaian dan pengaruh AS di kawasan Timur Tengah," jelas Guardian. (IRIB/RM/SL/27/1/2011)

Jutaan Warga Mesir Siap Demo “Jumat Kemarahan”

Para aktivis politik Mesir menyebarkan seruan demo di jejaring sosial facebook dan mengajak rakyat Mesir untuk berpartisipasi dalam demo akbar besok, yang diberi nama "Jumat Kemarahan."

Kantor berita Fars mengutip situs al-Wafd melaporkan, para aktivis politik Mesir dalam rilisnya itu, mengajak rakyat Mesir untuk menghadiri protes besar-besaran atas kondisi kehidupan dan "revolusi kemarahan" yang sudah dimulai Selasa lalu. Demo akbar itu akan digelar besok seusai pelaksanaan shalat Jumat.

Dalam statemen itu disebutkan, "Hari Jumat, kami akan menggelar demo dari seluruh masjid dan gereja menuju jalan-jalan utama untuk mewujudkan hak-hak dan tuntutan rakyat. Seluruh Muslim dan Kristen akan berpartisipasi dalam protes ini guna memerangi korupsi, pengangguran, penindasan dan tidak adanya kebebasan."

Menanggapi rilis tersebut, Ikhwanul Muslimin dalam keterangannya juga menyatakan kesiapannya untuk meramaikan protes pada hari Jumat. Anggota senior gerakan ini, Mohammed Mursi mengatakan, "Mengingat komunitas Ikhwanul Muslimin adalah bagian dari rakyat Mesir, karena itu kami akan menghadiri demo "Jumat Kemarahan.""

Sedikitnya dua orang tewas dalam unjuk rasa anti pemerintah di Mesir akibat bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan pada Selasa. Mereka tewas di kota Suez dan sejumlah lainnya juga luka-luka.

Sejumlah kota di Mesir pada Selasa dilanda aksi unjuk rasa yang terinspirasi oleh demonstrasi di Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Zine al-Abidin Ben Ali dua pekan lalu. (IRIB/RM/SL/27/1/2011)