Banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Media elektronik dan cetak ternyata menambah cepat komunikasi dan informasi disegala bidang pemerintahan, tidak terkecuali di kota tercinta kita Banjarmasin.
Ketika team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com berkunjung ke wilayah jalan Jafri Jam-jam Banjarmasin ada beberapa warga yang mengeluh akan sarana dan fasilitas yang ada disepanjang jalan tersebut, tetapi mereka bukannya curhat ke Media online banjarkuumaibungasnya, tetapi mereka sedang curhat didepan radio yang lagi menyiarkan Acara Bapanderan Bahasa Banjar di channel 97,6 M RRI Pro.1 Banjarmasin, acara yang dipandu ''bubuhan pa acilan'' sedang membahas berbagai layanan publik, baik berupa curhat saja ataupun opini.
Menurut warga yang curhat, beliau ( sebut aja Suanang ) ketika Malam Minggu tadi atau tepatnya tanggal 15 Januari 2011 sekitar jam 1/2 12 malam sedang melintas jalan Jafri jam-jam, setibanya didepan stadion 17 Mei Banjarmasin yang merupakan bekas / Rencana Gedung Rumah Dinas Walikota Banjarmasin, ternyata di lantai 2 telah berkumpul muda-mudi yang tidak jelas aktivitasnya, mungkin ada sekitar 10 sepeda motor yang parkir agak kedalam ke arah bangunan gedung tersebut. Menurut Suanang dikhawatirkan akan terjadi perbuatan asusila, apabila dibiarkan saja tanpa ada dinas terkait yang menertibkannya, bubuhan Satpol PP misalnya ujar Suanang.
Apalagi menurut Suanang, kejadian tersebut bukan hanya Malam Minggu saja, tetapi terjadi hampir setiap malam, belum lagi Siring yang terletak disepanjang jalan Jafri jamjam yang mengarah ke jalan Pasir Mas, malam hari tidak berlampu, sehingga menimbulkan suasana angker, namun bagi bubuhan ABG, di manfaatkan sebagai tempat untuk berduaan, dan inipun hampir terjadi disetiap malam, semoga pihak terkait cepat tanggap, jangan samapi terjadi hal-hal yang tidak di inginkan baru bertindak jar Suanang.
Lain dengan Suanang, ini curhat dari warga dibelakang Stadion 17 Mei Bjm atau tepatnya di seputar gang-gang kecil di dekat Sekolahan yang ada di Mulawarman, sebut aja namanya Sigaluh, menurutnya hampir tiap malam, apalagi malam Jum'at dan malam Minggu diseputar gang-gang kecil tersebut, selalu ada muda-mudi yang berduaan naik sepeda motor sambil bercengkrama layak nya orang yang dimabuk asmara, namun apabila warga atau Sigaluh melintas mereka pura-pura menghidupkan sepeda motor seperti mau berangkat, namun ternyata tidak, karena setelah warga melintas mereka mematikan kembali sepeda motor dan tetap bertahan diseputar tempat tersebut, ini terjadi karena di gang-gang kecil tersebut suasannya remang-remang dan hampir tidak ada lampu yang menerangi, '' Kalau nangkaini tarus jar Sigaluh bisa batianan anak urang " ( Kata Sigaluh, kalau begini terus , bakal hamil anak orang ). Semoga aparat terkait cepat tanggap dan tegas bertindak tanpa embel-embel disogok..semoga.-Banjarkuumaibungasnya.blogspot.com
Banjarmasin – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) kembali mengemukakan wancana pembangunan Jembatan Barito Dua. Jembatan tersebut nantinya akan menghubungkan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala dari kawasan pelabuhan Tri Sakti menuju kawasan industri di Berangas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjarmasin Ir H Nurul Fajar Desira CES kepada wartawan, di Banjarmasin, Rabu (24/3/2010) mengungkapkan jika memang terealisasi Jembatan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai sarana penunjang yang akan mendukung wancana Banjarmasin kota metropolitan.
Masalahnya ketersediaan sarana infrastruktur dari dan ke wilayah tetangga harus terpenuhi dengan salah satu caranya adalah pembangunan Jembatan yang membelah sungai Barito tersebut nantinya.
Khusus mengenai bentuk detail dan rincian biaya pemebangunan Jembatan yang diyakini bakal menandingi megahnya Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala pihaknya belum bisa menjelaskan. Waktu penegerjaannya pun belum pasti namun anggaran yang bakal dihabiskan untuk membangun proyek raksasa tersebut diyakini tak kurang dari Rp 1 Triliun.
“Kita belum bisa jelaskan secara detail yang jelas dananya Rp 1 Triliun untuk membangun Jembatan tersebut,” terang Fajar.
Mengenai kegunaan Jembatan yang diwacanakan tersebut Fajar kembali menerangkan sudah sewajarnya kita mempermudah sarana transportasi yang kini untuk menempuh kawasan tersebut hanya bisa dilakukan menggunakan transportasi penyeberangan Ferri.
Selain itu di tepat di seberang kawasan Pelabuhan Tri Sakti tersebut kini banyak ditemui pabrik dimana ribuan masyarakat setiap harinya dipastikan menyeberangi sungai tersebut untuk bekerja.
“Jika bisa kita permudah, ya kenapa tidak, kan Pemerintah Pusat pasti tidak akan tinggal diam membantu mewujudkan hal itu,” pungkasnya.
Pada jumpa pers yang dipandu Assisten II Drs H Bambang Budianto Msi, Kasubdin Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjarmasin Ir H Gusti Riduan mengatakan pembangunan infrastruktur seperti jalan lingkungan ataupun jalan kota/negara yang telah dibangun ataupun dilakukan perbaikan rupanya masih belum memenuhi standarisasi jalan.
Sebab, jalan tersebut hanya mampu bertaham selama 1 tahun karena perbaikan jalan yang selama ini dilakukan hanya berfungsi untuk menutupi lubang. Hal tersebut diakui oleh Kasubdin Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjarmasin H Gusti Riduan melalu siaran pers bulanan Pemko Banjarmasin, kemarin.
Dikatakannya Riduan, selama 5 tahun terakhir, sekitar 400 ruas jalan yang telah diperbaiki dan dibangun. Namun sayangnya, karena terbatasnya anggaran dan mahalnya biaya pembangunan jalan maka saat ini baru 1 jalan yang memenuhi standart.
Jalan Zafri zam-zam adalah jalan yang baru memenuhi kriteria jalan standar. Selain lebih tebal dibanding jalan lain, jalan Jafri zam-jam juga memiliki drainase, taman dan trotoar untuk pejalan kaki.
Sementara jalan lain, baik itu jalan lingkungan ataupun jalan kota masih dibawah standar. Jalan tersebut tidak memieliki sistem drainase baik sehingga mengakibatkan ketika hujan turun akan terjadi genangan.
Diakui Riduan, memang sejauh ini perbaikan jalan dilakukan hanya untuk mengurangi kerusakan jalan akibat aspal yang mulai bolong atau terkoyak. Perbaikan tersebut harus rutin dilakukan setiap tahun karena ketebalan jalan yang dibuat berada dibawah angka ideal jalan standar.
“Jadi jalan yang kita perbaiki itu memang lebih tipis dari ukuran ideal jalan sehingga jalan tersebut paling lama hanya bisa bertahan satu tahun,”jelas Riduan, melalui siaran pers bulanan pemko Banjarmasin, kemarin.
Seharusnya, papar Riduan lagi, agar jalan bisa bertahan lama, perbaikan atau pembangunan jalan dibuat setebal 10 cm -20 cm lebih. Dengan ketebalan tersebut, jalan akan lebih kuat menampung kapasitas muatan ditambah lagi jangka waktu perbaikan jalan yang bisa bertahan hingga 5 tahun.
Meski hampir semua jalan tidak memenuhi standar, namun PU masih belum yakin apakah nantinya bisa melakukan perbaiakn sesuai standar atau tidak. Sebab sejauh ini pemko Banjarmasin pun memiliki anggaran minim untuk pembangunan infrastruktur.
Sementara itu, selama ini persentase perbaikan jalan lingkungan dan kota telah terlaksana 90 persen. 10 persen jalan akan diselesaikan tahun ini dimana dimasukkan dalam program jaring asmara.(vin/http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=743334&page=5)
0 comments to "'' Kalau nangkaini tarus jar Sigaluh bisa batianan anak urang ""