Surat al-Ahzab merupakan satu dari surat-surat al-Quran yang kaya kandungan dan membicarakan pelbagai masalah penting di bidang usul (prinsip) dan furu' (cabang) ajaran-ajaran Islam. Oleh karenanya patut mencermati lebih dalam mengenai isi surat ini. Ayat pertama surat al-Ahzab memerintahkan Rasulullah Saw untuk bertakwa kepada Allah dan melarangnya menaati orang-orang kafir dan munafik. Nabi Muhammad Saw juga diminta untuk bertawakkal kepada Allah dalam segala perbuatannya dan tentu saja perintah ini juga diperuntukkan kepada orang-orang mukmin lainnya.
Kini mari kita simak bersama ayat pertama surat al-Ahzab...
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Setelah ayat pertama ini Allah membatalkan hukum zhihar. Zhihar sejenis perceraian di masa jahiliyah. Dalam perceraian zhihar, seorang suami mengucapkan kalimat yang menyebut isterinya sebagai ibunya. Dengan menyebut kalimat seperti ini dengan sendirinya ia bercerai dengan isterinya. Pada masa itu pula, anak angkat dianggap sebagai anak sendiri dan mendapatkan warisan. Ayat-ayat surat al-Ahzab dengan tegas menjelaskan bahwa anak angkat bukan anak dan menyebutkan sejumlah hukum terkait masalah ini.
Kita simak bersama ayat ke-5 surat al-Ahzab...
Artinya:
Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surat al-ahzab juga menjelaskan mengenai para isteri Rasulullah Saw dan menyebut mereka sebagai ibu umat Islam. Haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengawini mereka. Penjelasan mengenai isteri-isteri nabi dapat dibaca dalam ayat ke-6.
Bagian terpenting dari surat ini menggambarkan perang Ahzab atau Khandaq (parit). Itulah mengapa surat ini disebut dengan nama Ahzab. Perang Ahzab atau Khandaq pada tahun ke-5 Hijriah. Perang ini bermula ketika Quraish mengajak seluruh kabilah Arab yang musyrik dan Yahudi. Karena terdiri dari berbagai kelompok, perang ini disebut Ahzab. Mereka bersatu membentuk pasukan besar menghadapi dan memblokade umat Islam.
Perang Ahzab merupakan ujian luar biasa bagi seluruh umat Islam. Dalam perang ini umat Islam terbagi menjadi tiga kelompok; pertama, orang-orang mukmin sejati yang tidak tergoyahkan sedikitpun imannya. Kedua, umat Islam yang lemah imannya dan ketiga adalah orang-orang munafik. Ketiga kelompok umat Islam ini mendapat ujian berat dalam perang Ahzab dan menunjukkan jati dirinya. Mulai dari ayat ke-9 hingga 27 mengingatkan kepada orang-orang mukmin akan nikmat Allah selama hari-hari perang dan bantuan Allah menghadapi musuh dengan mengirimkan para malaikat agar musuh tidak menang.
Kita simak bersama ayat 25 surat Al-Ahzab...
Artinya:
Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Poin penting dari ayat-ayat ini saat mendeskripsikan orang-orang munafik. Ayat 12 dan 13 menyebutkan, "Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya". Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari."
Mungkin ada yang bertanya, dalam kondisi sulit perang seperti ini apa yang harus dilakukan oleh seseorang? Ayat selanjutnya menjawab pertanyaan ini, sekaligus menjadi contoh bagi setiap muslim di segala kondisi. Kita simak bersama ayat ke-21 surat al-Ahzab...
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Kondisi para isteri Nabi Muhammad Saw dan penjelasan atas posisi mereka merupakan tema-tema yang dibahas dalam surat al-Ahzab ini, khususnya ayat 28 hingga 35, 50 dan 55. Dalam ayat-ayat ini para isteri Nabi dijelaskan memiliki keistimewaan yang berbeda dari wanita biasa. Karena tanggung jawab besar, mereka bebas memilih untuk tetap hidup bersama Nabi atau memilih berpisah. Sekaitan dengan masalah ini surat al-Ahzab mewacanakan masalah hijab bagi isteri, anak perempuan Nabi dan seluruh wanita mukmin.
Allah mengeluarkan perintah menggunakan hijab dengan artian, setiap wanita dalam berinteraksi dengan pria harus mengutup badannya dan tidak menampakkan tubuhnya. Tentunya dalam menjaga batasan hijab, Allah memberikan batasan baik kepada wanita dan pria. Sekaitan dengan kewajiban bersama; perempuan dan pria kembali pada masalah pandangan. Sebagaimana wanita harus menutup dirinya dari pria yang bukan muhrim, pria juga harus menjaga pandangannya dalam berinteraksi dengan wanita. Ia tidak boleh secara bebas memandang. Satu masalah penting dan berpengaruh dalam hubungan sosial.
Hijab punya sejumlah filsafat yang sebagiannya kembali pada masalah kejiwaan dan sebagian lainnya pada keluarga dan sosial. Semuanya bertujuan untuk mencegah ternistanya wanita dan menghormati derajat wanita. Masalah ini membutuhkan pembahasan detil. Ayat-ayat terakhir dari surat al-Ahzab membahas masalah kiamat, sekaligus mengingatkan kembali penyesalan orang-orang kafir di hari kiamat dan Allah menyeru orang-orang mukmin untuk tetap dalam keimanan dan ketakwaan. (IRIB)
0 comments to "Mengenal Surat Al-Ahzab"