Home � Mengenal Surat Shaad

Mengenal Surat Shaad

Kita mulai mengenali surat Shaad ini dengan menyimak bacaan ayat 65 hingga ayat 69...

Mengenal Surat Shaad

Artinya:
Katakanlah (ya Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.

Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang besar,

Yang kamu berpaling dari padanya."

Awal dan akhir surat Shaad memperingatkan hati orang-orang yang menerima iman dan takwa agar senantiasa berzikir. Surat ini menyerukan manusia akan ketauhidan dengan mulai membahas kesombongan orang-orang kafir yang bangga akan khayalan mereka. Setiap orang yang sombong tidak akan pernah meninggalkan permusuhannya kepada Allah, ia akan berusaha keras mencegah orang lain beriman kepada Allah dan mengolok-olok ucapan Nabi Muhammad Saw.

Mencermati tuduhan yang disampaikan orang-orang kafir kepada Nabi Muhammad Saw, Allah menyebut masih mungkin keimanan memasuki hati setiap manusia yang jiwanya lemah sekalipun. Sebagai contoh, orang-orang kafir mengolok-olok akan hari kebangkitan dan azab Allah yang tidak hanya dikhususkan orang-orang kafir. Sementara orang-orang yang bersikap pragmatis dan pendek cara pandangannya membuat mereka tidak menemukan keimanan. Terlebih lagi kebencian dan kecongkakan kekuatan-kekuatan arogan dan hegemoni berdiri melawan hakikat agama.

Mereka secara transparan mengolok-olok agama yang mampu menyempurnakan manusia. Allah menjelaskan kendala-kendala tauhid dan menyeru manusia untuk kembali pada fitrahnya yang suci. Allah menghendaki hamba-hamba-Nya agar menerima kebenaran dengan hati yang pasrah dan ikhlas. Bila menerima seruan ini, pasti mereka akan mampu menghadapi pelbagai masalah dengan kesabaran.

Al-Quran membeberkan sebagian dari kehidupan para nabi yang menghadapi pelbagai kesulitan dan kekerasan. Mereka diuji oleh Allah dan mencapai derajat yang tinggi akibat kesabaran yang ditunjukkan. Al-Quran berbicara mengenai kisah Nabi Daud as. Cobaan yang menimpa Nabi Daud as diceritakan dengan indah dalam bentuk dua orang yang saling berseteru dan datang kepada beliau.

Seorang dari mereka meminta kepada Nabi Daud as agar menjadi pengadil bagi keduanya. Ia berkata, "Saudara saya memiliki 99 ekor kambing dan saya sendiri hanya punya satu ekor. Saudara saya mengaku ingin memiliki yang seekor ini juga." Nabi Daud as yang mendengar pengaduan ini menyebut kebenaran ada pada saudara yang hanya memiliki seekor kambing dan berkata, "Saudaramu telah berbuat zalim kepadamu. Banyak dari orang yang berkongsi berlaku zalim." Namun setelah Nabi Daud as mengetahui bahwa ini merupakan ujian ilahi dan keputusannya terlalu tergesa-gesa, Nabi Daud as segera meminta maaf kepada Allah. Dengan usahanya mendekatkan diri, akhirnya Allah mengampuninya.

Namun kepada Nabi Dawud as, Allah mengeluarkan hukum dan menjelaskan bahwa penciptaan manusia dan dunia itu punya tujuan. Mari kita simak bersama ayat 25 hingga 27 terkait masalah ini...

Artinya:
Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil danjanganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Allah mengingatkan akan kebaikan dalam kehidupan para nabi as. Kepada Nabi Muhammad Saw, Allah memberikan ketenangan dan kemampuan yang lebih dan berkata agar beliau mengingat akan Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Ismail dan Ayyub as.

Nabi Ayyub as memiliki banyak nikmat dan dikenal sebagai hamba yang senantiasa bersyukur, bahkan setan pun iri melihat ketaatan dan penghambaan Nabi Ayyub as. Setan akhirnya meminta kepada Allah agar mengambil kembali segala nikmat yang telah diberikan kepada Nabi Ayyub as. Ternyata Nabi Ayyub yang mengenal keagungan dan rahmat pencipta-Nya tidak melakukan pengaduan sekecil apapun. Kisah Nabi Ayyub as dan peristiwa bersama isterinya merupakan cerita yang sarat mengandung pelajaran. Terlebih-lebih kepada mereka yang berusaha di jalan Allah dan kelicikan orang-orang kafir membuatnya marah.

Akhir surat Shaad, setelah mengisyaratkan masalah tauhid, berisikan perintah kepada Nabi Muhammad saw agar memberi peringatan kepada rakyat bahwa mereka bakal masuk neraka dan mendapat azab pedih bila menolak kebenaran dan mengikuti setan. Setelah itu surat Shaad menjelaskan penciptaan manusia, sujud para malaikat, cara berpikir Iblis dan terusirnya Iblis dari surga. Poin penting dan paling menarik dari ayat-ayat terakhir surat ini untuk orang-orang mukmin, sumpah setan untuk menyelewengkan manusia. Setelah setan diusir dari surga ia berkata, "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka."

Satu-satunya cara untuk mencegah masuknya setan ke jiwa manusia mukmin dengan menolak mengikuti setan. (IRIB)

Tags:

0 comments to "Mengenal Surat Shaad"

Leave a comment