Home , , , � Pemuda dalam pandangan Rahabar (serial )

Pemuda dalam pandangan Rahabar (serial )


Rahbar


Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (1)



Keagungan Nilai Kepemudaan

Pentingnya Masa Muda

Masa muda adalah masa yang sangat berkilau dan merupakan periode yang tak tergantikan dengan yang lain dalam kehidupan setiap manusia. Negara manapun akan mudah meraih prestasi-prestasi besar dalam menggalang kemajuan jika persoalan para pemuda diperhatikan secara proporsional. Masa muda yang begitu berkilau adalah masa yang meskipun tidak berlangsung lama tapi pengaruhnya sangat fenomenal di semua lini kehidupan manusia.

Kaum muda bukan hanya energik dari segi fisiknya tapi juga dari segi mentalnya. Wujud pemuda dengan segala kekuatan daya nalar, kecerdasan, jasmani, emosional dan berbagai energi lainnya yang belum dikenal adalah satu kreasi Ilahi supaya di dunia materi yang melelapkan ini dapat dimanfaatkan sebagai perantara untuk menggapai kedekatan dengan Allah Swt.

Kepemudaan Dalam Islam

Rasulullah Saw telah berpesan kepada umatnya supaya akrab dengan kawula muda dan memanfaatkan keberadaan mereka demi menyukseskan misi-misi besar. Pemuda Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib (as) di Mekkah adalah sosok ksatria yang cerdas, gigih, progresif dan terdepan. Dialah orang yang gigih menyingkirkan segala rintangan yang menghalangi langkah Rasul Saw. Dialah yang menjadi perisai Nabi di semua gelanggang. Kepahlawanannya pulalah yang memungkinkan proses hijrah Nabi Saw ke Madinah.

Di Madinahpun, dia pula yang tampil sebagai komandan yang gigih, pintar, cerdas serta jantan sekaligus murah hati. Di medan laga, dia adalah prajurit dan komandan yang berada di posisi terdepan. Di kancah pemerintahan dia adalah sosok yang brilian. Di bidang sosial dia juga merupakan pemuda progresif dalam arti yang sesungguhnya. Namun demikian, Rasulullah Saw bukan hanya memanfaatkan kepemudaan sosok Ali (as), melainkan juga memanfaatkan efektifitas semua unsur pemuda selama 10 tahun sekian bulan mengendalikan pemerintahan.

Modal Kemajuan Bangsa

Besarnya populasi pemuda di Iran sangat memukau. Lebih dari separuh penduduk Iran sekarang terdiri atas warga berusia di bawah 30 tahun. Yang lebih menakjubkan lagi, Iran adalah salah satu negara termuda serta mengalami salah satu revolusi terbesar dan terbaru dalam sejarah dunia dan merupakan negara yang memiliki sistem politik paling independen di dunia. Ini merupakan satu kebetulan yang sangat memukau dan nyaris tidak ada taranya. Masyarakat muda ini hidup bukan di negara yang sistem politiknya mengekor kepada Amerika Serikat (AS), pusat-pusat keuangan raksasa dunia dan perusahaan-perusahaan multinasional yang berporos pada suatu negara tertentu, melainkan hidup di negara yang sistem politiknya sangat terbuka terhadap kawula muda yang notabene elemen yang paling mendambakan kemerdekaan. Kawula muda adalah manusia yang membawa naluri untuk menjunjung harga diri dan pantang dibelenggu. Sistem politik Iran sekarang adalah sistem yang gigih menjaga martabat sehingga pantang merunduk kepada titah AS.

Selama beberapa dekade ini Iran tidak sekalipun tersentuh oleh rasa gentar menghadapi badai ancaman dari AS. Iran adalah negara revolusi yang baru dan bugar. Karena itu negara ini harus bergerak tangkas dan termenej rapi dalam menggalang pembangunan dan kemajuan supaya musuh tidak lagi besar mulut dan gemar memaksakan hegemoninya pada semua orang, termasuk dari aspek sains maupun aspek operasional. Dengan penduduk yang separuhnya adalah elemen pemuda, Iran mampu memenuhi keharusan ini dengan prospek dan masa depan yang sepenuhnya cerah.

Keistimewaan Karakter Pemuda

Pemuda mudah sekali menerima kebenaran. Ini penting sekali. Pemuda juga mudah melontarkan kritikan tulus serta bertindak tanpa ada beban mental. Tiga karakter ini jika dipadukan satu sama lain akan menjadi satu bingkai realitas yang indah dan menjadi kunci penyelesaian bagi banyak persoalan. Pemuda secara alamiah menuntut perbaikan, keadilan, kebebasan dan terwujudnya cita-cita Islami. Ajaran dan cita-cita Islam membangkitkan gairah dan menumbuhkan daya tarik dalam diri mereka. Citra Amirul Mukminin AS yang terfigura dalam pikiran mereka membangkitkan antusias mereka, menjadi barometer bagi mereka dalam menuntut perbaikan.

Energitas, kapabilitas, kreativitas dan antusias juga merupakan bagian dari karakter mengagumkan yang ada dalam diri pemuda. Apakah semua keistimewaan yang ada dalam diri mereka ini adalah berkat adanya upaya tertentu dari mereka? Tidak. Semua ini bukanlah hasil dari jerih payah mereka, melainkan karakter alami dari sebuah tahap usia kehidupan manusia. Dengan kata lain, semua ini adalah satu anugerah Ilahi sebagai bekal untuk merespon suatu kewajiban (taklif).

Para Pemuda dan Tanggungjawab Para Pemangku Jabatan

Kawula muda bukan hanya milik kedua orang tua mereka, melainkan juga milik para pemangku jabatan politik, pendidikan, dan ekonomi negara. Para pemuda juga merupakan anak-anak dari para pejabat negara. Karena itu, banyak persoalan pemuda yang akan dapat dipecahkan apabila jiwa para pejabat terwarnai oleh rasa kebapakan dan jiwa pemuda terwarnai oleh rasa keputraan. Sebagian persoalan tertentu mungkin tidak dapat terpecahkan dalam jangka pendek. Namun, kekurangan bisa ditebus dengan kegigihan untuk selalu menyalurkan informasi kepada para pemuda serta meminta bantuan kepada mereka. Masyarakat pemuda di negeri ini ibarat sungai yang selalu mengalir deras penuh gelora. Terhadap sungai ini ada dua bentuk sikap sebagai berikut;

Pertama, para pejabat menyikapi secara rasional, cerdas dan ilmiah melalui tahap pertama; menyadari pentingnya sungai ini, kedua; mengidentifikasi lahan-lahan yang memerlukan aliran sungai ini, ketiga; membangun sistem irigasi yang menyalurkan air sungai ke lahan-lahan tersebut. Dengan begitu, ribuan hektar sawah, kebun atau lahan-lahan yang semula tak terurus akan berubah subur dan makmur berkat anugerah Ilahi berupa sungai deras tersebut. Aliran sungai bisa diakumulasi menjadi sebuah waduk pembangkit energi yang menghidupkan dan mengaktifkan seluruh organ negara. Jika entitas pemuda benar-benar diperlakukan demikian, maka akan terjadi sebuah fenomena besar, dahsyat dan istimewa. Berkahnya bahkan tidak akan bisa disyukuri sepenuhnya, seandainyapun setiap orang dapat mengucapkan kata syukurnya kepada Ilahi setiap hari seratus kali.

Kedua, membiarkan sungai itu mengalir begitu saja tanpa perencanaan dan apresiasi terhadapnya. Akibatnya, lahan akan gersang dan mati sedangkan air yang mengalir deras ke muara akan terbuang sia-sia. Yang lebih celaka lagi, air bisa meluap dan menimbulkan berbagai macam petaka yang menghancurkan semua prestasi yang sudah diraih oleh anak bangsa. (IRIB/Khamenei/23/12/2010)

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (2)

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (2)

Pembangunan Diri Secara Multidimensional

Pembangunan diri dalam berbagai dimensi intelektualitas, moral dan jasmani adalah kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemuda. Pemuda harus menabur benih yang dimilikinya di lahan yang tersedia baginya. Pemuda harus memanfaatkan kekayaan yang tersimpan dalam diri dan habitat budayanya sendiri, mengerahkan kehendaknya, menghargai jatidiri dan kemerdekaannya dan tidak meniru model-model yang didesain oleh budaya asing. Tanpa harus meniru model-model demikian, pemuda sebaiknya berkonsentrasi pada pada nilai-nilai yang dapat menjernihkan dan menyucikan idealisme, kehendak, keyakinan dan akhlaknya. Dengan begitu, elemen pemuda akan menjadi pilar dan atap peradaban sejati bangsa.

Rasa Kebertanggungjawaban

Satu hal penting bagi pemuda ialah kesadaran akan tanggung jawabnya, sebab pemuda lebih bertenaga sekaligus lebih peka. Kesadaran akan tanggung jawab artinya ialah bahwa sebagaimana manusia memikirkan urusan hidupnya sendiri seperti pekerjaan, mata pencaharian, pernikahan dan lain sebagainya dia juga harus memikirkan tujuan dan misi yang lebih luas dari sekedar urusan pribadinya, yaitu urusan kolektif bangsa, sejarah dan umat manusia secara umum. Setiap manusia harus menyadari tugas, kewajiban dan tanggung jawab ini. Manusia dan masyarakat manapun tidak akan bisa mendaki puncak kebahagiaan tanpa ada kesadaran akan tanggung jawab ini. Manusia harus mengejar cita-cita besar dan berusaha menyingkirkan kendala yang menghalangi. inilah yang dimaksud dengan kesadaran tersebut.

Kepekaan Terhadap Urusan Masyarakat

Pemuda harus peka terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemuda harus merasa terusik jika di tengah masyarakat atau lingkungannya terjadi diskriminasi dan lain sebagainya. Sebagian orang tidak demikian. Mereka kehilangan kepekaannya di depan problematika sosial akibat kehidupan individualistiknya atau karena sudah sangat terbiasa dengan semua persoalan itu sehingga mereka bersikap apatis. Tapi pemuda tidak demikian. Pemuda adalah lapisan yang aspiratif. Pemuda yang mengharapkan kehormatan bagi negaranya pasti akan terusik jika di tengah masyarakat berlaku ketidakadilan dan korupsi. Pemuda pasti peka terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan nasionalisme bangsanya.

Dalam perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, hanya dengan sekali seruan dari Imam Khomeini (ra) para pemuda sudah berbondong-bondeng pergi ke medan laga, padahal mereka pasti tahu adanya bahaya di sana. Di masyarakat manapun pemuda pasti demikian, hanya saja kesadaran seperti ini lebih besar jika masyarakat itu beriman dan menganut norma-norma spiritual. Di setiap masyarakat, pemuda pasti tergerak secara suka rela jika keamanan tanah air, kemerdekaan negara dan kehormatan bangsanya membutuhkan pertahanan. Demi ini, pemuda pasti siap menyongsong resiko apapun tanpa harus memikirkan bagaimana kesejahteraan hidupnya.

Upaya Intelektual

Salah satu perjuangan yang mesti dilakukan oleh para pemuda ialah ketekunan dalam belajar, kegigihan memerangi kemalasan, apatisme, stagnasi dan kevakuman dari pendidikan. Pemuda harus terbiasa dengan mengasah otak dalam berbagai persoalan. Ini merupakan satu perjuangan tersendiri. Salah satu bahaya besar bagi setiap manusia, khususnya generasi muda, ialah kevakuman dari pemikiran dalam menghadapi berbagai peristiwa dan fenomena sosial.

Tugas pengarahan pemikiran para pemuda adalah tugas besar dan tentu ada orang-orang yang bertanggung jawab di bidang ini. Hanya saja, pihak pemudapun juga wajib berpikir dan bergerak berdasarkan pemikiran. Dalam segala peristiwa, besar ataupun kecil, pemuda juga harus terbiasa dengan berpikir, menelaah dan melakukan pertimbangan. Orang yang terbiasa berpikir praktis juga akan terbiasa bermusyawarah dengan orang lain. Salah satu faktor yang membuat orang susah berpikir ialah ketenggalaman dalam fasad dan keputusasaan. Karena itu, memerangi keputusasaan dan memberantas faktor-faktor yang menumbulkan fasad adalah bagian dari perjuangan yang harus dilakukan oleh kaum muda. (IRIB/Khamenei/30/12/2010)

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (3)

Pemuda Dalam Perspektif Rahbar (3)

Kendala dan Tantangan Generasi Muda

Individualisme

Jiwa pemuda selalu lebih memikirkan urusan pendidikan, pekerjaan dan masa depan pribadinya. Mereka mementingkan cara-cara untuk menunjang dan mencerahkan masa depannya, membina rumah tangga, melanjutkan pendidikan dan memenuhi antusiasme dan euforianya. Segala hal yang berkaitan dengan keinginan untuk mendapat keindahan hidup dan afeksi insani sangatlah kuat dalam diri pemuda. Semua ini adalah persoalan-persoalan pribadi pemuda. Hanya saja, tantangan yang harus dipedulikan oleh para pemuda tidak sesempit itu.

Problema Spiritual

Problema spiritual adalah salah satu tantangan para pemuda dan juga harus mendapat perhatian ekstra dari para penyusun program kepemudaan. Suasana spiritual-religius secara umum ada pada masa muda. Saat itu sudah ada kecenderungan hati nurani untuk dekat dengan Allah, dengan poros spiritualitas dan hakikat. Karena itu, majelis-majelis keagamaan yang bernas sering dihadiri oleh kalangan pemuda. Mereka berminat pada agama dan event-event keagamaan yang dapat membangkitkan religiusitas mereka. Sayangnya, kebanyakan agama di berbagai negara dunia justru kering dari religiusitas, spiritualitas dan hakikat sehingga tidak diminati oleh pemuda. Ibadah adalah proses penyucian batin dan jiwa manusia.

Ibadah adalah permata yang amat berharga bagi manusia. Orang yang enggan mendaratkan dahinya di pesujudan di depan Al-Haq tidak akan dapat merasakan kenikmatan spiritualitas. Ketentraman seseorang di depan Allah, rapatan dan munajatnya kepada Zat Yang Maha Kaya, permohonan pertolongannya kepada Allah supaya dapat menggapai apa yang dicita-citakannya, semua ini bisa dihasilkan dalam ibadah. Dan sebaik-baik ibadah adalah ibadah bersama dengan anak-anak muda. Ibadah pemuda lebih antusias, lebih bermakna, lebih memiliki spirit dan doanyapun lebih mustajab.

Kebutuhan Kepada Aktualisasi Jatidiri dan Potensi

Setiap orang di masa muda, terutama pada tahap awalnya, selalu memiliki kecenderungan dan keinginan yang khas karena beberapa faktor.

Pertama, saat itu remaja sedang mengalami masa transisi jatidiri dimana ia berharap jatidiri barunya akan mendapat pengakuan. Sayangnya, pengakuan ini sering tidak didapat dan orang tua seolah enggan mengakui identitas baru itu.

Kedua, remaja mengalami pertumbuhan fisik dan mental serta perpindahan ke suatu alam baru yang sering tidak terpantau atau sengaja tidak dihiraukan oleh orang tua dan masyarakat yang ada di sekitarnya sehingga pemuda merasa sendirian dan terasing.

Ketiga, para orang tua hendaknya mengingat masa muda mereka- di masa pubertas, baik pada tahap awal maupun sesudahnya, remaja banyak menghadapi persoalan-persoalan baru yang membutuhkan jawaban. Dalam pikirannya banyak terlintas pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan penjelasan. Sayangnya, dalam banyak hal remaja tidak menemukan penjelasan yang tepat waktu dan memuaskan sehingga terjebak pada lingkaran kosong dan ketidakpastian.


Keempat, remaja merasakan adanya akumulasi energi dalam dirinya. Ia mendeteksi adanya kemampuan fisik maupun mental yang besar dalam dirinya. Pada kenyataannya memang demikian dan ini dapat mencetak keajaiban. Naifnya, remaja sering merasakan akumulasi energi ini tidak tersalurkan dan termanfaatkan. Akibatnya, lagi-lagi mereka terlantarkan dan kesia-siaan.

Kelima, di masa pubertas, untuk pertama kalinya remaja berhadapan dengan dunia orang-orang dewasa yang tidak pernah ia alami sebelumnya, atau tidak tahu banyak tentang dunia ini sebelumnya. Banyak persoalan hidup yang dialaminya tanpa ia mengetahui apa yang harus ia lakukan, sehingga ia merasa memerlukan petunjuk dan bantuan pemikiran. Para orang tua yang umumnya sibuk pada pekerjaan sehari-harinya tidak dapat menjangkau hal ini. Mereka tidak dapat memberikan bantuan pemikiran. Parahnya, lembaga-lembaga yang membidangi hal inipun sering absen justru ketika keberadaannya sangat dibutuhkan. Akibatnya, remaja kembali merasa terlantar.

Pendekatan Argumentatif Bagi Pemuda

Tak sedikit pemuda yang tertarik untuk mendapat penjelasan-penjelasan keagamaan. Mereka berminat pada pencerahaan-pencerahan yang bersifat argumentatif. Mereka menuntut demikian dan ini sangat wajar. Agama bahkan juga mengajarkan demikian kepada umatnya. AlQuran mengajarkan kepada kita supaya paham-paham keagamaan dikedepankan dengan penalaran, pendalaman, pemikiran dan pencerahan. Jika ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab di bidang ini maka mereka akan melihat betapa para pemuda akan menjadi sangat akrab dan terbiasa dengan kepatuhan kepada agamanya.

Dorongan Seksual

Dorongan seksual pada kalangan pemuda adalah satu problema tersendiri yang sebenarnya bisa dipecahkan dengan pernikahan secepatnya. Menyangkut pernikahan, jika masyarakat dapat menyudahi kebiasaan naifnya yang berlebihan dalam penyelenggaraan resepsi dan formalitas pesta pernikahan, niscaya para kawula muda bisa mengakhiri masa lajangnya jika ini memang mereka butuhkan. Masa muda justru merupakan saat yang tepat untuk membina rumah tangga. Sayangnya, sekarang yang ditiru malah budaya Barat yang membawa doktrin bahwa pernikahan harus ditunda. Islam tidak mengajarkan demikian. Islam justru mengajarkan bahwa semakin dekat masa pernikahan dengan masa awal pubertas remaja akan semakin baik.

Invasi Budaya

Invasi budaya asing melalui berbagai sarana dan teknologi sekarang sangat intensif dan serius. Terdapat ratusan media dan kanal informasi telah dibidikkan ke arah pikiran para pemuda dan remaja. Televisi, radio, komputer dan lain sebagainya menjadi senjata andalan untuk invasi ini. Paham-paham yang menggoda dan meragukan ditebar secara intensif. Ini mengingatkan orang kepada proses ketika orang-orang Eropa hendak merebut kembali kawasan Andalusia (Spanyol) dari tangan umat Islam. Mereka melakukannya dengan strategi jangka panjang. Saat itu kaum Zionis belum ada, tetapi sentra-sentra politik anti Islam sudah menjamur dan bergerak aktif. Mereka menerapkan strategi pencemaran mental para pemuda, dan dalam hal ini mereka memelihara misi keagamaan Nasrani sekaligus ambisi politik. Modus operasi mereka antara lain dengan menggratiskan minuman-minuman yang tersedia untuk para pemuda di kedai-kedai arak. Mereka juga diarahkan kepada pergaulan bebas muda mudi supaya terjebak dalam kubangan syahwat. Modus demikian untuk merusak suatu kaum ini ternyata tak lekang ditelan zaman. Modus ini masih berlangsung sampai sekarang.

Kemalasan

Salah satu musuh terburuk manusia yang ada dalam dirinya sendiri ialah kemalasan dan keengganan untuk berusaha keras. Musuh ini harus diperangi. Jika musuh dari dalam ini bisa diatasi maka musuh dari luar yang menyerang negara dan berniat merampas harta benda dan menghancurkan eksistensi bangsapun akan bisa atasi. Sebaliknya, orang yang sudah dikuasai oleh kemalasan diseru bagaimanapun dan di bidang apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya tetap tidak akan bersedia turun tangan. Dengan demikian, musuh pertama yang harus diperangi ialah kemalasan dan watak mencari kenyamanan. Orang yang menyerah kepada rasa malas dan enggan belajar, bekerja, beribadah dan menunaikan tanggung jawab dalam kehidupan rumah tangga dan masyarakatnya tidak bisa mengaku siap melawan dan mengatasi musuh dari luar yang mengancam dirinya.

Kecil Hati

Iran adalah negara yang berhasil meraih prestasi besar di berbagai bidang penting. Semua ini terjadi berkat gerakan dan spirit revolusi Islam. Revolusi Islam telah memberikan rasa percaya diri. Revolusi Islam telah menyuguhkan kelapangan dan optimisme bagi bangsa Iran untuk mengaktivasikan potensi dan kemampuannya. Berpikir negatif dengan mengatakan "ini mustahil, percuma dan sia-sia" adalah racun pembunuh. Racun ini dulu pernah ditebar pada habitat budaya bangsa Iran. Ada orang-orang yang secara blak-blakan mengatakan, "Kita tidak mungkin bisa."

Di masa muda kami dulu pernah popular pernyataan bahwa orang Iran bahkan tidak akan bisa meski hanya sekedar membuat kendil. Anggapan seperti ini diyakini bahkan oleh elit politik dan pengelola universitas kita. Banyak elit politik kita saat itu berlatar belakang akademik. Nama-nama mereka juga jelas. Tapi mereka mengatakan bangsa Iran tidak bisa berbuat apa-apa! Padahal sama sekali tidak demikian. Bangsa Iran mampu. Bangsa ini bahkan memiliki kemampuan untuk mendobrak tapal batas ilmu pengetahuan yang ada sekarang -betapapun sudah sangat maju- dan membuat tapal batas baru.

Petaka Kaum Muda Muslim

Kaum arogan dunia tidak menerima keberadaan generasi muda Dunia Islam yang memelihara ketakwaan, niat yang suci sekaligus tekad dan etos kerja yang tinggi. Para penguasa dunia hanya menghendaki generasi Muslim yang rusak moral. Namun demikian, pemuda dan pemudi Muslim harus melawan kehendak musuh. Mental para pemimpin negara-negara Muslim harus kuat, mengandalkan generasi muda dan menggandeng bangsanya. Mereka tidak boleh gentar kepada siapapun dan jangan pernah takut kepada gertakan musuh. Mereka punya benteng raksasa ini yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, harus menyadari kehebatannya dan terus membangun diri sendiri.

Perlawanan Terhadap Dosa

Kejernihan dan kesucian fitrah adalah satu anugerah besar dari Allah Swt. Para pemuda harus menggunakan fitrahnya dan berkata ‘tidak' kepada dosa. Sebagian orang beranggapan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan untuk melawan dosa. Sama sekali tidak demikian. Dosa bisa dilawan tapi perlawanan memerlukan latihan yang memadai. Para pemuda yang bertekad untuk memantapkan kehendak harus melawan dorongan hawa nafsunya. Dalam Islam, puasa yang ditetapkan sebagai satu kewajiban tentu merupakan satu latihan yang diharuskan bagi semua orang.

Manusia memang mudah terseret ke lembah dosa. Tapi apakah manusia tidak memiliki ikhtiar untuk melawan arus dan godaan ini? Apakah tidak ada cara apapun untuk lolos dari jurang dosa?

Dalam banyak kasus manusia mampu membulatkan kehendak dan mengambil keputusan. Tapi syahwat dan godaan hawa nafsunya memang selalu berusaha menghalanginya. Bahkan ada manusia yang seumur hidupnya terkurung oleh kondisi pasrah di depan godaan hawa nafsu sehingga di masa tua ia kehilangan kemampuan untuk mengasah nyali. Tapi pemuda tidak demikian. Pemuda masih mampu mengasah nyali.

Sebagian orang beranggapan bahwa menghindari dosa adalah tugas orang-orang yang sudah lanjut usia (lansia). Padahal, sebagaimana secara fisik mereka sudah lemah, secara mentalpun lansia juga sudah sangat lemah. Pemudalah yang justru jauh lebih berkemampuan untuk melakukan perlawanan. (IRIB/Khamenei/8/1/2011)

Tags: , , ,

0 comments to "Pemuda dalam pandangan Rahabar (serial )"

Leave a comment