Home , , , , , � Israel Siap Sambut Kedatangan Gaddafi..!!!!!

Israel Siap Sambut Kedatangan Gaddafi..!!!!!

Menyusul terkuaknya kabar bahwa Muammar Gaddafi ternyata seorang keturunan yahudi, media-media rezim zionis Israel pun ramai membahas isu tersebut termasuk kemungkinan Israel bakal memberikan suaka politik terhadap presiden terlama di dunia itu.

Seperti dikutip majalah Israel Today, media-media massa Israel banyak yang menyinggung undang-undang rezim zionis yang memberikan hak bagi setiap keturunan yahudi untuk kembali ke tanah pendudukan sehingga membuka peluang bagi Muammar Gaddafi untuk memperoleh perlindungan politik di Israel lantaran dirinya masih keturunan yahudi.

Baru-baru ini, Kanal Dua Televisi Israel mengungkapkan bahwa sebelum nenek Gaddafi menikah dengan seorang kepala suku Arab, ia sempat menikah dengan seorang lelaki yahudi hingga melahirkan seorang anak perempuan yang tak lain adalah ibu kandung Gaddafi. Dengan demikian menurut hukum Israel, Gaddafi masih berstatus sebagai keturunan yahudi.(irib/26/2/2011)

Rezim Gaddafi Terancam Kena Sanksi UE dan DK PBB

Negara-negara anggota Uni Eropa, kemarin (Jumat, 25/2) sepakat untuk menjatuhkan paket sanksi terhadap rezim diktator Libya Muammar Gaddafi seperti larangan penjualan senjata, pembekuan aset kekayaan Libya, dan larangan perjalanan Gaddafi dan kroni-kroninya ke Uni Eropa.
Namun sebagaimana dilaporkan AFP, hingga kini para pejabat Uni Eropa masih enggan memberikan penjelasan mengenai siapa saja di antara para pejabat tinggi Libya yang terkena sanksi tersebut.

Sebelumnya, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton juga meminta diberlakukannya sanksi terhadap rezim Muammar Gaddafi di Libya guna menghentikan pertumpahan darah dalam aksi protes terhadap pemerintah.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akhirnya menggelar sidang darurat untuk membahas krisis Libya dan mencari cara untuk mencegah terjadinya kekerasan yang lebih luas lagi terhadap rakyat negara itu.

Seperti diberitakan Press TV mengutip laporan Associated Press, 15 negara anggota DK PBB kemarin (Jumat, 25/2) menggelar sidang untuk membicarakan rancangan resolusi usulan Inggris dan Perancis soal penerapan sanksi terhadap rezim diktator Gaddafi. Dalam rancangan resolusi itu termuat usulan untuk membekukan aset dan kekayaan Muammar Gaddafi dan para petinggi Libya yang terlibat dalam aksi kekerasan terhadap para demonstran.(irib/26/2/2011)

Giliran Jaksa Agung Libya Mundur

Jaksa Agung Libya Abdul-Rahman Al-Abbar akhirnya menyatakan mundur dari jabatanya sebagai bentuk protes atas aksi kekerasan berdarah rezim terhadap para pengunjuk rasa anti-Gaddafi dan bergabung dengan barisan para penentang rezim diktator Libya.

Sebagaimana diberitakan IRNA, Al-Abbar dalam keterangannya menyatakan, "Sesuai dengan sumpah yang saya ucapkan saat dilantik memegang jabatan ini, dan komitmen saya untuk senantiasa berpihak kepada kebenaran dan keadilan serta setia kepada rakyat dan tanah air, maka dengan memperhatikan kenyataan yang ada, saya merasa berkewajiban untuk meletakkan jabatan".

Al-Abbar menambahkan, "Pembantaian dan pertumpahan darah yang dialami rakyat Libya saat ini muncul akibat logika kekerasan dan kekuatan. Rangkain peristiwa ini bertentangan nyata dengan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan". Orang nomor satu di kejaksaan agung Libya itu juga menekankan kembali sikapnya untuk bergabung bersama Revolusi 17 Februari para pemuda Libya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Abdul Fatah Younis dan Menteri Kehakiman Mustafa Muhammad Abd-al-Jalil juga mengumumkan pengunduran dirinya. Langkah pengunduran diri itu juga diikuti oleh sejumlah duta besar Libya di luar negeri termasuk wakil Libya di Unesco. (irib/26/2/2011)

Dan Gaddafi Pun Kian Murka

Diktator Libya Muammar Gaddafi secara terbuka memerintahkan para pemuda negaranya untuk memberangus para pengunjuk rasa anti-pemerintah. Menurut laporan televisi Al-Jazeera, Muammar Gaddafi saat berpidato di hadapan ribuan pendukungnya di Green Square, Tripoli menyatakan bahwa dirinya masih berada di Libya.

Dalam pidatonya itu, Gaddafi mengklaim bahwa aksi unjuk rasa massa yang menentang dirinya merupakan hasil provokasi kekuatan asing yang berusaha merusak stabilitas Libya. Namun sebagaimana sebelumnya, ia pun menegaskan ulang bahwa segala bentuk konspirasi asing akan gagal.

Presiden terlama di dunia itu bahkan berkelakar bahwa siapapun yang membenci dirinya niscaya tidak memiliki nyali untuk hidup. Gaddafi menambahkan, "Saya adalah pemimpin revolusioner yang berhasil membuat Italia tunduk dan menjadikan Libya sebagai pemimpin dunia ketiga". (irib/26/2/2011)

Para Pendemo Rayakan Kemenangan di Benghazi

Para pendemo pro-demokrasi merayakan kemenangan di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya setelah berhasil menduduki wilayah ini.

Sekarang para pendemo juga mampu menduduki kota-kota di timur Libya. Sementara di barat negara ini, para pendemo juga berhasil menduduki kota Misrata dan Zuara.

Dilaporkan bahwa rezim Gaddafi menggunakan gas beracun dalam menghadapi para demonstran di Misrata. Laporan lainnya menyebutkan bahwa dikhawatirkan ada sabotase terminal minyak yang berfungsi sebagai pendapatan utama negara ini. Diberitakan, pengunjuk rasa mengambilalih terminal minyak di Ras Lanuf dan Marsa El Brega.

Pasukan keamanan yang masih loyal terhadap Gaddafi juga menyerang rumah sakit yang menampung para pendemo yang cidera. Sikap keras Gaddafi justru membuat aparat militer dan diplomat Libya membangkang.

Dilaporkan, Dubes Libya di Cina dan Yordania dan Utusan Libya di Liga Arab dilaporkan mengundurkan diri sebagai sikap tegas dalam mereaksi kekejaman rezim Gaddafi.

Utusan khusus Gaddafi dan koordinator hubungan Libya-Mesir, Ahmed Gaddaf Al Dam telah mengundurkan diri dan meminta suaka politik ke Mesir. Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Libya Abdel Fatah Yunes dan Menteri Kehakiman Mustafa Abdul Jalil telah meletakkan jabatannya sebagai protes atas brutalitas Gaddafi. Lebih dari itu, Gaddafi juga mendapat kecaman keras dari berbagai pihak dan lembaga-lembaga internasional.

Berdasarkan laporan tersebut, lebih dari seribu warga tewas dan ribuan lainnya terluka dalam aksi unjuk rasa anti-rezim Gaddafi. (IRIB/PressTV/PH/25/2/2011)

Indonesia Evakuasi WNI di Libya

Memburuknya situasi dan kondisi di Libya memicu kekhawatiran berbagai negara atas keselamatan warganya yang bermukim di negara itu.

Sontak negara-negara dunia termasuk Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi warganya di Libya. Bahkan hingga kini sudah ada sejumlah negara yang telah mengavakuasi warganya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Michael Tene mengatakan, gelombang pertama warga negara Indonesia (WNI) yang diungsikan dari Libya akan diberangkatkan pada Jumat (25/2) malam dari Tripoli menuju Tunisia.

"Pemerintah sudah memutuskan untuk mengevakuasi WNI di Libya secepatnya. Untuk tahap pertama, kita akan mengungsikan sekitar 250 - 260 warga negara Indonesia dengan pesawat Tunis Air, yang mendarat di Tripoli sekitar pukul 19.00, untuk kemudian diberangkatkan ke Tunis," katanya dalam jumpa pers rutin Kemlu di Jakarta.

"Jumlah 250- 260 warga tersebut disesuaikan dengan kapasitas pesawat Tunis Air, sejumlah 201 di antaranya merupakan pekerja PT Wika yang beroperasi di Libya, sedangkan sisanya masih dalam proses pendataan," kata Michael.

Menurutnya, sebelumnya Kemlu dan KBRI Tripoli telah menyiapkan berbagai pilihan untuk mengungsikan WNI dari Libya, baik melalui darat, laut, ataupun udara, namun saat ini keputusan untuk mengungsikan WNI ke Tunisia melalui udara merupakan pilihan terbaik. "Menurut informasi yang dikumpulkan oleh tim, pilihan yang terbaik saat ini adalah ke Tunisia, tentunya dengan pertimbangan berbagai aspek seperti keamanan," katanya.

Sebelumnya menurut laporan beberapa media, Yordania akan menjadi tujuan evakuasi WNI dari Libya, namun Kemlu menegaskan bahwa Tunisia merupakan pilihan yang terbaik saat ini. "Opsi yang dipilih adalah yang paling baik, paling aman," kata Michael.

Ketika ditanyai tentang keberadaan WNI yang tidak terdaftar di KBRI, Michael mengatakan bahwa KBRI akan memberikan perlindungan seoptimal mungkin terhadap warga negara Indonesia, baik yang terdaftar maupun ilegal. Mengenai anggapan bahwa respon pemerintah Indonesia yang dinilai lambat, Michael menepis anggapan tersebut karena menurutnya, Kemlu dan KBRI Tripoli telah bekerja sesuai dengan perkembangan situasi di sana.

"Situasi di sana tidak mudah, komunikasi cukup sulit, staf kedutaan jumlahnya terbatas, bergantung pada keberadaan WNI di sana sehingga tidak bisa dipukul rata untuk kemudian dikatakan terlambat," kata Michael.

Gelombang eksodus evakuasi warga asing dari Libya disebabkan oleh gejolak politik yang meminta pengunduran diri pemimpin negara itu, Kolonel Muammar Gaddafi, yang telah berkuasa selama 41 tahun. Aksi protes yang berlangsung selama lebih dari sepekan juga telah merengut lebih dari 1.000 korban jiwa, menurut laporan beberapa media.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Libya, Sanusi, mengatakan warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi ke Tunis, Tunisia, akibat situasi keamanan yang semakin memburuk di negara itu.

"Sebanyak 260 WNI sedang menuju ke Bandar Udara Tripoli untuk kloter pertama ke Tunis dengan penerbangan Tunisia Air dan dari sana akan dibagi-bagi untuk ikut penerbangan komersial ke Jakarta," kata Sanusi yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat.

Kloter pertama diutamakan untuk perempuan, anak-anak dan orang terlantar seperti tenaga kerja wanita (TKW) bermasalah yang ditampung di KBRI, di samping 20 mahasiswa, katanya.

Sanusi mengatakan, seratus mahasiswa RI di Libya yang belum dievakuasi dalam keadaan aman karena mereka tinggal di asrama universitas setempat. KBRI siap setiap waktu untuk mengevakuasi mereka jika keadaan darurat.

Jumlah WNI di Libya tercatat sekitar 850 orang dengan 500 orang diantaranya bekerja di sektor formal yang direkrut perusahaan konstruksi, PT Wijaya Karya untuk pembuatan jalan raya dan jembatan di negara Arab kaya minyak di Afrika Utara itu. Di samping itu terdapat pula sekitar 130 mahasiswa, 50 orang tenaga kerja wanita (WNI) serta staf KBRI dan keluarganya.

Menurut Dubes Sanusi, PT Wijaya Karya akan menyewa sendiri pesawat untuk mengungsikan tenaga kerja asal Indonesia itu ke Jakarta.

Adapun kloter kedua sementara sedang didata dan akan diputuskan untuk evakuasi selanjutnya, kata Sanusi.

Dia mengungkapkan, KBRI Tripoli mendapat perintah evakuasi WNI dari Menlu Marty Natalegawa Kamis kemarin (24/2).(IRIB/Antara/PH/25/2/2011)

Libiya Bergejolak, Qhadafi di Ujung Tanduk
Jatuhnya Televisi dan Radio pemerintah ditangan masyarakat Libiya. Pembubaran beberapa Kedutaan Besar Libiya. Penjahat perang. Antara dialog dan perang. Kekuasaan Qadafi sudah diujung tanduk. Ancaman pada qabilah Libia dan pemutusan minyak. Bergabungnya beberapa kabilah dengan masyarakat Libiya. Jatuhnya Tarablis ketangan masyarakat.


Libiya Bergejolak, Qhadafi di Ujung Tanduk

Menurut Kantor Berita ABN, Revolusi secara menyeluruh rakyat atas diktator yang telah berkuasan selama 42 tahun Muammar Qadhafi sudah memasuki hari ke-7 api revolusi melawan Qhadafi semakin hari semakin menyebar.

Aksi masyarakat yang dimulai dari kawasan timur negara ini dengan sangat cepat telah menyebar keberbagai kawasan lain di Libiya. Segala daya dan upaya telah dilakukan Diktator Qhadafi berikut kekuatan keamananan yang ditugaskan untuk meredam nyala api revolusi dengan melarang aksi demonstrasi di Tripoli Ibu Kota Libiya tapi usaha ini tidak berbuah apa-apa karena api revolusi bukannya padam malah sebaliknyya semakin menyala.

Ratusan orang Syahid dan lainnya mengalami luka-luka

Seperti laporan yang didapat dari Tripoli aksi masyarakat di kota ini yang dimulai sejak hari selasa kini sudah semakin meluas. Aparat kemanan Qadhafi pada pertikaian hari rabu telah melumuri darah ratusan orang di kota Tripoli.

Seperti disebutkan sumber berita pada penyerangan hari ini terdapat seratus orang telah meninggal dan mengalami luka-luka. Pada kesempatan itu salah satu anggota aksi menerangkan bahwa aparat keamanan menghadapi masyarakat dengan mengarahkan senjata api mereka “Ahmad Jibrail” salah satu anggota masyarakat yang melakukan aksi dalam dialog dengan stasiun televisi Al-Jazirah mengumumkan bahwa masyarakat telah turun di Baidha dan berusaha untuk membantu masyarakat lain yang sedang dihujani gas air mata di kota Tripoli. Dia menekankan bahwa dialog dalam bentuk apapun antara masyarakat dengan Qadhafi itu tidak mungkin dilakukan dan berkata,” Qadhafi telah membunuh para pemuda dijalan dengan memanfaatkan kekuatan asing pada anggota tim kesehatan pun menembakkan peluru”.

Jibrail dengan mengisyaratkan bahwa internet diseluruh wilayah negara Libiya sudah diputus dan hubungan melalui telepon juga tidak memungkinkan menjelaskan bahwa orang-orang Qadhafi senantiasa siap dengan granat yang mereka arahkan kemasyarakat. Dia mengisahkan bahwa pada awal pertikaian terdapat 500 orang masyarakat yang turun ke Baidha. Dinas keamanan kota berusaha membantu masyarakat yang sedang berhadapan dengan tentara asing. Ini terjadi dimana kemarin terdapat mobil tanpa plat bergerak diantara kerumunan masyarakat yang melakukan aksi dan kemudian menembakkan gas air mata pada mereka.

Aparat keamanan di kota Misratah telah mundur.

Aparat keamanan Libiya pada saat menekan masyarakat setelah merasa tidak berhasil mereka pun mengundurkan diri dari kota Mashratah.

Penguasaan Radio dan Televisi

Kabar terahir menyebutkan bahwa radio dan televisi kini telah berada ditangan masyarakat. Pusat pemberitaan Al-Ittijah menuliskan bahwa saat itu masyarakat sedang menyiarkan berita melalui radio yang baru dikuasai.

Bergabungnya Kabilah Libiya terbesar dengan masyarakat yang turun aksi.

Dua kabilah Libiya yang memiliki anggota lebih dari 2 juta orang telah bergabung dengan barisan masyarkat yang melakukan aksi.

Seperti dilaporkan media pemberitaan dua kabilah yaitu Rahunah dan Raflah yang memiliki anggota 2 juta orang telah bergabung dengan masyarakat. Abdul Hakim Abu Zawidah Juru bicara kabilah Tarhunah mengumumkan pada Al-Jazirah bahwa pembesar kabilah ini yang merupakan sepertiga jumlah penduduk Tripoli Ibu kota Libiya telah melakukan bara’ah (pemutusan hubungan politik) dengan pemerintahan Qadhafi dan masyarakat pun diajak untuk bergabung dalam barisan revolusi.

Berdasarkan penjelasannya. Anggota kabilah yang kebanyakan bekerja sebagai tentara Libiya diminta untuk ikut bergabung dengan masyarakat yang melakukan aksi bersama.

Ancaman pemutusan pemberian sumber energi Alam.

Salah satu Syaikh qabilah Libiya mengancam jika pembunuhan pada masyarakat tidak dihentikan maka masyarakat akan melarang penjualan minyak kenegara Asing.

Farjullah Zui salah satu pembesar kabilah Zui di utara Libiya memberikan waktu selama 24 jam untuk menghentikan pembunuhan pada masyarakat. Jika hal ini tidak diikuti maka kabilah ini akan menjadi penghalang penjualan minyak ke negara Asing.

Ini terjadi ketika harga minyak sedang melonjak naik akhir-akhir ini.

Qordhawi, masa Qadhafi sudah diujung tanduk.

Pimpian persatuan ulama Qordhawi menjelaskan bahwa masa Muammar Qadhafi sudah habis dan tidak bisa lagi melanjutkan pemerintahannya.

Syaikh Yusuf Qardhawi pada dialog melalui telepon dengan Al-Jazirah berkata Muammar Qadhafi karena telah menumpahkan darah masyarakat tak berdosa di Negara ini dan masyarakat juga sudah tidak menginginkan dia lagi maka thaghut ini tidak bisa lagi berlama-lama lagi di Libiya.

Dia menambahkan,” Apa yang terjadi pada Bin Ali dan Husni Mubarak juga akan berlaku pada Qadhafi. Aku ingin mengatakan padanya “ Seperti Husni Mubarak kamu pergilah dari negaramu, tapi disisi lain dia sekarang ini harus dihukum oleh masyarakat Libiya atas perbuatannya."

Dia meminta pada masyarakat Libiya yang telah bertindak berani seperti Umar Mukhtar juga pada Kabilah-kabilah Libiya serta para pimpinan tentara untuk bergabung pada masyarakat revolusioner Libiya dan untuk mendukung menjadi Negara Libiya Arab Islam.

Dunia juga turut ambil andil untuk kemunduran Qadhafi

Organisasi hak Asasi Manusia dari berbagai ujung dunia secara serempak meminta pemerintahan Libiya untuk menghentikan pembunuhan pada masyarakat yang hingga kini terus meminta agar pemerintahan Qadhafi diruntuhkan.

Organisasi dari Negara-negara Arab, persatuan Afrika, Amerika, Eropa, dan dari berbagai belahan dunia yang lain meminta agar bisa berhubungan dengan Libiya dan menerangkan permintaan mereka agara pemerintah menghentikan tindakan yang menggunakan cara-cara diluar hukum.

Organisasi Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa para aparat dalam pelanggaran besar-besaran ini harus dihukum dengan peraturan yang sudah disepakati secara internasional. Dan kepada mereka harus diterapkan kebijakan khusus. Dalam pemaparan ini mereka juga meminta agar pengiriman perangkat perang ke Libyia ditutup selain itu juga meminta agar jaringan internet di Libia di hidupakn lagi.

Sarah liya Watson pimpinan pelaksana bagian kawasan timur tengah dan juga Afrika selatan Organisasi Hak Asasasi Manusia menjelaskan nilai kemanusiaan sedang gencar di Libiya, masyarakat sedang berhadapan dengan pucuk-pucuk granat pemerintah Libiya, dan untuk ketiga kalinya banyak dari mereka harus berkalang tanah.

Dialog atau Perang

Anak Diktator Libiya kemarin malam menghadapi masyarakat Libiya mengancam masyarakat untuk perang atau berdialog. Saif Islam anak Muammar Qadhafi untuk memunculkan rasa takut ditengah-tengah masyarakat memberikan ancaman bahwa masyarakat harus berdialog dengan pemerintah karena jika ini tidak diterima maka akan berlangsung perang saudara di Libiya.

Dia menambahkan bahwa para pendukung Qadhafi ada di Tripoli dan mereka siap berjuang sampai nafas terakhir dalam membela Qadhafi.

Dia meminta pada warga kota untuk memulai berdialog pada hari senin terkait hukum asasi di Negara Libiya.

Saif Islam menjelaskan ketika Qadhafi diturunkan maka seluruh kekayaan Negara Libiya yang berada di Luar Negeri akan hilang dan Negara Libiya akan diselubungi perang dalam Negeri. Karena tidak ada lagi pilihan lain. Dan jika hal ini yang dipilih maka ribuan orang akan menjadi korban.

Seusai ceramah anak Qadhafi sebagai jawaban atas ancaman yang diberikan warga kota berduyun-duyun turun kejalan melakukan aksi dan meneriakkan yel-yel mengungkapkan penentangan pada apa yang diminta dan dipaksakan anak diktator Qadhafi.

Masyarakat yang melakukan aksi mereka di jalan Umar Mukhtar jalan terbesar di Tripoli meneriakkan yel-yel Libiya bersatu dan Libiya merdeka. Mereka menekankan tidak akan pernah tertipu dengan trik-trik penipuan anaknya Qadhafi.

Rezim Qadhafi adalah penjahat perang

Salah satu organisasi pembelaan Hak Asasi Manusia menilai Qadhafi sebagai seorang penjahat perang atas pembantaian masyarakt Libia di kota Banghazi.

Friends of Internasional Humanity dalam pemaparannya mejelaskan bahwa Rezim Qadhafi sedang melakukan kejahatan perang di Timur Libia.

Organisasi ini selain meminta dihentikannya pembunuhan masyarakat Libiya seperti yang terjadi di kota Banghazi meminta agar Rezim Qadhafi diberikan hukuman setimpal. Organisasi ini dengan mengisyaratkan bahwa Rezim Qadhafi mengumpulkan tentara Asing untuk membungkam masyarakat maka ini adalah salah satu kejahatan perang dan bangsa Libia harus menghentikan langkah Qadhafi ini.

Pengunduran diri anggota perwakilan parlemen Libia dari persatuan Arab

Bersamaan dengan terus berlanjutnya kekejaman rezim Qadhafi di kota Banghazi dan pembunuhan masyarakat tidak berdosa dengan alat persenjataan berat salah satu perwakilan negara Libiya di Persatuan Negara-negara Arab menyatakan pengunduran dirinya.

Abdul Mun’im Huni perwakilan negara Libiya di persatuan Negara-negara Arab sebagai protes atas kekejaman rezim Qadhafi pada masyarakat Banghazi serta kota-kota yang lain menyatakan pengunduran dirinya sebagai perwakilan negara Libiya di Persatuan Negara-negara Arab. Dalam dialognya dengan harian Asyarq Asusath terbitan London dia menyatakan mengundurkan diri dan bergabung dengan masyarakat revolusioner Libiya.

Dia juga menjelaskan tidak bisa diam atas kekejaman yang dilakukan rezim Qadhafi.

Dua Kedutaan Libia di India dan Cina mengundurkan diri.

Sebagai sebuah protes kepada Qadhafi atas ulahnya petinggi Libiya di India dan Cina menyatakan pengunduran dirinya. Mereka juga mengumumkan bergabung dengan masyarakat Libiya menentang Diktator dinegaranya.

Demonstrasi menentang Rezim Libia di London

Hari minggu Ibu kota Inggris menjadi saksi aksi penentangan pada rezim Qadahfi. Menuntut penurunan rezim tersebut.

Kelompok aksi tersebut berkumpul di Kedutaan Besar Libiya dan mengusung Yel-yel menentang Rezim Qadhafi yang telah membunuh secara bengis kurang lebih sampai 200 orang penduduk.

Ini bukanlah aksi pertama kali di London masyarakat yang hadir disitu juga menyatakan bukan sebagai aksi yang terakhir kali.

Dikuasainya Ibu Kota Libia dan beberapa kota yang lain oleh masyarakat.

Kabar terakhir disampaikan bahwa Ibu Kota Libia sudah jatuh ditangan masyarakat. Binqazi dan beberapa kota di Libia sudah berada ditangan masyarakat.

Muhammad Mukhtara berkata,” Malam ini masyarakat dunia akan mendengar berita turunnya Diktator Libiya”.(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=228204

0 comments to "Israel Siap Sambut Kedatangan Gaddafi..!!!!!"

Leave a comment