Home , , , , , , � Siapapun Melawan Revolusi Islam akan Tumbang

Siapapun Melawan Revolusi Islam akan Tumbang
















Khatib Jumat Tehran: Siapapun Melawan Revolusi Islam akan Tumbang

Khatib Shalat Jumat Tehran, Ayatullah Mohammad Emami Kashani, hari ini (Jumat, 25/2) mengatakan, "Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra, menyatakan bahwa siapapun di antara kita melawan Revolusi Islam akan musnah."

Dikatakannya, "Pasca kejadian fitnah tahun lalu dan fitnah tanggal 25 Bahman (14 Februari) lalu, kami baru memahami makna "kita" yang disampaikan oleh Imam Khomeini ra."

Ayatullah Kashani juga menekankan pentingnya mengenal bendera kebenaran. Dikatakannya, "Shahid Rajai pernah menuturkan kepada saya bahwa Saddam Husein membentuk delegasi-delegasi dan mengutus mereka ke pelbagai negara untuk menjustifikasi agresi Irak terhadap Iran. Untuk itu, bentuklah delegasi-delegasi untuk menangkis langkah-langkah anti-Revolusi"

"Kami berkunjung ke India dan bertemu dengan Menlu India saat itu. Akan tetapi dia malah mengatakan bahwa Bani Sadr yang saat itu menjadi Presidan Iran berbicara hal yang lain bahkan ia bersikap anti-Revolusi, " lanjut Ayatullah Kashani dalam pidatonya.

Ayatullah Kashani menambahkan, "Sepulang dari India, saya menemui Imam Khomeini dan menceritakan apa yang terjadi. Kepada Imam, saya mengatakan sangat malu atas pernyataan Bani Sadr."

Imam Khomeini ketika mendengar keluhan dan kesedihan yang saya rasakan, mengatakan, "Jangan khawatir! Revolusi akan terus melaju ke depan. Siapapun dari kita melawan Revolusi, akan tumbang."

Dalam pidatonya, Ayatullah Kashani melanjutkan, "Sejumlah pihak menyerukan masyarakat untuk turun ke jalan pada tanggal 25 Bahman. Padahal bangsa Iran melakukan aksi demo dan turun jalan dalam skala luas pada tanggal 22 Bahman untuk memperingati Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran dan solidaritas atas Revolusi Rakyat di Mesir."

Ayatullah Kashani juga meminta para pemuda supaya berada di bawah bimbingan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Al-Udzma Ali Khamenei untuk menjaga Revolusi Islam Iran yang dulu dikendalikan oleh Imam Khomeini.(IRIB/AR/PH/25/2/2011)

Mau Kabur ke Luar Negeri, Dalang Kerusuhan Tehran Tertangkap
Menteri Intelijen Republik Islam Iran, Heydar Moslehi menyatakan, agen Badan Intelijen AS (CIA) dan anggota kelompok teroris Mujahidin Khalq Organization (MKO) telah ditangkap.

Agen CIA yang ditangkap itu bertugas mengumpulkan data dan mengkoordinasi kerusuhan di Tehran, yang bekerjasama dengan kelompok munafikin.

Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi, hari Kamis (24/2) menyatakan bahwa anggota MKO yang juga dikenal dengan istilah kelompok munafikin, bertanggung jawab atas penembakan kerusuhan pada jam sibuk yang terjadi pada tanggal 14 Februari lalu. Akibat kerusuhan itu, dua warga dan beberapa orang lainnya cidera.

" Dua dalang kerusuhan itu mencoba melarikan diri dari Iran, tapi kemudian dia ditangkap pasukan dinas Intelijen," kata menteri Intelejen Iran seperti dikutip Kantor Berita IRNA.

"Sejauh interogasi, pasukan keamanan berhasil mengorek banyak informasi dari dua dalang kerusuhan ini," tambah Moslehi.

Kelompok munafikin yang berkedok di balik Gerakan Hijau, gagal menggelar aksi unjuk rasa pada tangal 14 Februari. Gerakan itu hanya berjumlah segelintir orang, bahkan disebutkan sekitar sepuluh orang. Ini semua membuktikan bahwa provokasi kelompok ini tidak didengar oleh rakyat.

Pada tanggal 20 Februari, kelompok munafikin kembali berupaya mengkoordinasi aksi unjuk rasa baru. Namun pada hari itu tidak terdengar adanya aksi unjuk rasa. Padahal pada hari itu telah tersebar pesan pendek atau SMS yang mendorong masyarakat supaya melakukan aksi unjuk rasa.

Menurut rencana sebelumnya, kelompok munafikin akan membentuk kelompok kecil dengan tingkat kekerasan yang tinggi, dan kemudian akan berujung pada korban tewas yang lebih banyak. Konspirasi ini diharapkan akan memprovokasi amarah masyarakat. Akan tetapi pada faktanya, tidak ada aksi dan kondisi negara ini normal-normal saja seperti yang disinggung Menteri Intelijen Iran, Moslehi. (IRIB/PressTV/AR/PH/25/2/2011)


Iran Kritik Ketidakpatuhan Negara Besar Soal Senjata Kimia

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi mengkritik ketidakpatuhan beberapa negara besar terhadap pelaksanaan komitmennya dalam menghancurkan senjata kimia secara penuh. Ia menegaskan perlunya memusnahkan seluruh senjata kimia dan perlucutan penuh senjata pembunuh massal.

Salehi membuat pernyataan itu dalam pertemuannya dengan Direktur Jenderal Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), Ahmet Uzumucu di Tehran pada hari Kamis (24/2).

Pada kesempatan itu, Salehi menekankan pentingnya konvensi larangan senjata kimia dan peran penting OPCW dalam memajukan tujuan-tujuan organisasi ini guna melucuti dan memusnahkan senjata kimia. Menurutnya, menjauhi sikap diskriminasi dan kebijakan standar ganda sebagai faktor penting bagi keberhasilan lembaga tersebut.

"OPCW perlu mengambil sikap tegas dan menghindari segala bentuk diskriminasi dan dualisme demi menemukan posisi penting dan sensitifnya," tegas Salehi.

Seraya menyebut Iran sebagai anggota yang komitmen terhadap berbagai konvensi internasional, Salehi menandaskan, sepak terjang dan kinerja masa lalu Iran telah membuktikan masalah ini dengan baik. Ditambahkannya, salah satu contohnya adalah sikap Iran yang menolak menggunakan senjata terlarang dalam menghadapi serangan senjata kimia dari rezim Saddam Hussein.

Dalam pertemuan itu, Uzumucu mengatakan bahwa Republik Islam Iran telah memberikan kontribusi berharga bagi keberhasilan OPCW dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Mengacu pada fakta bahwa Iran sendiri adalah korban senjata kimia selama perang yang dipaksakan Saddam atas negara ini, Uzumucu meminta Tehran untuk mengadakan kursus pelatihan baru terkait pengobatan pasien yang terkena senjata kimia.

"Iran termasuk salah satu anggota OPCW yang patuh. Kami puas dengan inspeksi rutin terhadap industri kimia Iran, yang menunjukkan sama sekali tidak adanya ambiguitas," tambahnya. (IRIB/RM/25/2/2011)

Kapal Perang Iran Bersandar di Pelabuhan Suriah

Dua kapal perang Angkatan Laut Republik Islam Iran, Kamis sore (24/2) bersandar di pelabuhan Latakia, Suriah. Inilah kapal perang Iran pertama yang melalui Terusan Suez sejak Revolusi Islam pada 1979.

Keputusan Mesir membolehkan dua kapal itu melewati terusannya terjadi di bawah pemerintah transisi setelah jatuhnya Presiden Hosni Mubarak.

Sebagaimana dilaporkan IRNA dari Damaskus, upacara penyambutan resmi atas armada tersebut digelar dengan dihadiri oleh sejumlah panglima Angkatan Laut Iran dan Suriah.

Dua kapal perang Iran yang dinamakan Alvand dan Khark tiba di Suriah kemarin setelah melintasi Terusan Suez dan berlayar di Laut Mediterania.

Sebelumnya, Wakil Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Gholam-Reza Khadem Bigham menginformasikan bahwa Angkatan Laut Iran sebagai kekuatan strategis harus senantiasa hadir di kawasan dan perairan internasional. Ditambahkannya, unit permukaan dan bawah permukaan Angkatan Laut Iran akan dikirim ke Laut Merah dan Mediterania.

Menurutnya, misi kapal-kapal tersebut selain memberikan pendidikan praktis kepada mahasiswa akademi angkatan laut, juga mengidentifikasi kondisi di kawasan.

Alvand dan Khark, adalah kapal perang dan pendukung operasi dengan bobot masing-masing 1.500 ton dan 33.000 ribu ton. Kapal perang Khark mengangkut 250 pelaut dan dapat membawa tiga unit helikopter serta dilengkapi dengan torpedo dan rudal anti-kapal. (IRIB/RM/24/2/2011)

Iran Rayakan Tumbangnya Mubarak di Terusan Suez

Surat kabar Israel Haaretz menyinggung dua kapal perang Republik Islam Iran yang melewati terusan Suez sekaligus menjelaskan bahwa Iran merayakan tumbangnya diktator Mesir dengan dua kapal perangnya yang melewati terusan Suez.

Amos Harel, penulis kolom di harian Israel Haaretz kemarin (Rabu, 23/2) menyebutkan Israel dan Iran di hari Selasa masih saling menukarkan sinyal di sela-sela perkembangan terbaru Libya, sementara di Amerika, pengujian gabungan Israel-AS atas sistem rudal Arrow 2 dilaporkan berhasil.

Sementara pada saat yang sama dua kapal Iran tengah berlayar melalui terusan Suez ke laut Mediterania lewat pelabuhan Latakia guna melakukan latihan militer bersama dengan Angkatan Laut Suriah.

Harel dalam tulisannya menekankan bahwa dua peristiwa tersebut terjadi secara kebetulan. Karena pengujian sistem rudal Arrow 2 tidak ada hubungannya dengan gejolak baru-baru ini di Timur Tengah dan telah dijadwalkan jauh sebelum kejatuhan rezim Tunisia dan Mesir.

Namun saat menyoroti Iran, penulis kolom Haaretz ini mengatakan bahwa kasus Iran berbeda. Karena rezim Hosni Mubarak sudah bertahun-tahun mencegah kapal perang Iran melewati terusan Suez. Bahkan selama dua tahun terakhir Mesir membolehkan kapal tempur dan selam Israel untuk melewati ke arah yang berlawanan demi menghalangi Iran. Sementara dua kapal perang Iran yang melewati terusan Suez saat ini punya pesan tersendiri dan itu adalah perayaan Iran atas tumbangnya rezim Mubarak. Iran juga menggarisbawahi langkah yang dilakukannya untuk memperbaiki hubungannya dengan Mesir.

Pada saat yang sama, Iran juga secara tidak langsung mengancam Israel, sekalipun disebutkannya bahwa tidak ada bahaya sebenarnya dari langkah ini. Tidak ada yang mengharapkan dua kapal perang ini mendekati Israel. Karena bila hal ini dilakukan, Angkatan Laut Israel akan memutuskan yang sebaliknya.

Jauh di California, sistem rudal Arrow 2 sukses mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari sebuah kapal laut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji perbaikan sistem dan kemampuannya untuk mengatasi apa yang didefinisikan sebagai "ancaman di masa depan". Dengan kata lain, rudal Shahab Iran dapat diasumsikan sebagai ancaman masa depan itu.

Sebenarnya telah dilakuan percobaan serupa enam bulan lalu, tapi tidak berhasil. Percobaan sistem rudal Arrow 2 akhirnya dibatalkan karena ada masalah. Tapi kali ini peluncuran dilakukan tanpa cela. Pekan lalu Iron Dome, sistem rudal terhadap roket jarak pendek juga diberitakan telah berhasil diuji di Negeb, Israel.

Laporan terakhir menunjukkan bahwa Israel berhenti memesan rudal Arrow setelah kuota produksi yang direncanakan telah selesai. Sebuah proposal dari perusahaan Boeing untuk memproduksi lebih rudal ini sebagai bagian dari bantuan Amerika kepada Israel tapi ditoleh Departemen Pertahanan Israel. Mereka tampaknya lebih memilih untuk menyalurkan dana untuk tujuan ofensif, seperti pembelian senjata F-35, sekalipun rudal cadangan rudal-rudal balistik Iran semakin bertambah.

Tampaknya proyek Iron Dome juga berada dalam kondisi yang sama. Karena sejauh ini hanya dua baterai peluncur yang telah diproduksi. Padahal tim urusan Luar Negeri dan Pertahanan telah mengumumkan membutuhkan 13 baterai peluncur untuk melindungi Israel. Janji pemerintahan Obama dari hibah 205 juta dolar untuk proyek Iron Dome akhirnya belum terealisasikan akibat aturan yang ada. (IRIB/SL/24/2/2011)

Catatan Menarik dalam Pertemuan Rahbar dengan Gaddafi

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, atau Rahbar, ketika menjabat sebagai presiden, pernah berkunjung ke Libya. Ayatullah Khazali mencatat kunjungan Rahbar ke Libya itu dan pertemuan beliau dengan Presiden Libya, Muammar Gaddafi. Dalam pertemuan itu, Rahbar berlaku cerdik dalam menjaga kehormatan nama bangsa Iran.

"Di Libya dibangun sebuah tenda besar (tempat pertemuan Gaddafi dengan tamunya) yang pintu masuknya sangat rendah, dan setiap orang yang ingin memasukinya terpaksa harus menunduk dan membungkuk. Di sisi lain, di dalam tenda itu, tepatnya di depan pintu masuk, dipasang foto besar Gaddafi. Yakni setiap orang yang memasuki tenda itu secara tidak sadar seolah sedang menghormati Gaddafi dengan membungkukkan badan. Namun Rahbar ketika hendak memasuki tenda itu, beliau masuk dengan badan membelakangi foto Gaddafi." (IRIB/MZ/SL/24/2/2011)

Israel Gerah Kapal Fregat Iran Masuki Terusan Suez Menuju Perairan Palestina!

Kapal Fregat Angkatan Laut Iran Melintas Terusan Suez Menuju Batas Perairan Palestina

Kapal Fregat Angkatan Laut Iran Melintas Terusan Suez Menuju Batas Perairan Palestina

“Seandainya iman sudah terbang ke bintang Tsurayya, iman itu akan diambilnya kembali oleh beberapa laki-laki atau seorang laki-laki dari mereka (keturunan Farsi)” [Shahih Bukhari, jilid 3, halaman 63, bab Tafsir SÅ«ratil Jumu'ah]

Setelah berhari-hari tertunda, dua kapal angkatan laut Iran akhirnya telah melintas Terusan Suez, Mesir. Aksi itu mengundang reaksi Israel, yang menyebut manuver militer Iran sebagai provokasi.

Menurut harian The Guardian, kapal perang tipe fregat dan kapal logistik Iran memasuki Suez pada Selasa dini hari pukul 5.45 waktu setempat, atau sehari lebih cepat dari yang diumumkan sebelumnya.

Mereka dalam perjalanan menuju pelabuhan di Suriah dalam rangka latihan maritim. Ini merupakan kali pertama kapal militer Iran melintasi Terusan Suez dalam kurun lebih dari 30 tahun terakhir.

“Dunia harus tahu bahwa kehadiran kapal perang Iran di Kanal Suez telah berlangsung sesuai arahan Pemimpin Agung [Ayatullah Ali Khamenei],” demikian pejabat militer Abdolrahim Mousavi, yang dikutip kantor berita pemerintah Iran, Irna.

Melintasnya dua kapal Iran ini mengundang kecaman dari pejabat Israel. Sebagai musuh Iran, Israel risau dengan situasi itu mengingat Terusan Suez dekat dengan wilayah mereka.

“Ini merupakan provokasi Iran. Bila kita melihat Timur Tengah, dimanapun ada Iran, situasinya pasti tidak baik,” kata Deputi Perdana Menteri Israel, Moshe Yaalon, kepada stasiun televisi Channel 2, yang dikutip Yedioth Aharonot. Seruan serupa juga telah dilontarkan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman pekan lalu.

Sementara itu, media Israel mengutip keterangan pejabat Angkatan Laut Israel bahwa mereka terus memantau pergerakan kapal Iran. Namun, diupayakan tidak akan ada konfrontasi antara kapal Iran dengan militer Israel. (Sumber)

mainsource:Posted on by Musadiq Marhaban

Pertemuan Rahbar dengan Ulama-ulama se Dunia
Peserta Konferensi Persatuan Umat Islam ke 24 yang diadakan di Teheran yang terdiri dari ulama-ulama dan cendekiawan Islam dari berbagai Negara menyempatkan diri mengadakan pertemuan dengan Ayatullah Ali Khamanei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.


Pertemuan Rahbar dengan Ulama-ulama se Dunia

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Ali Khamanei, Pemimpin Besar Republik Islam Iran atau Rahbar dalam pertemuannya dengan ulama-ulama dan cendekiawan muslim dari beberapa Negara yang hadir dalam konferensi persatuan umat Islam ke 24 mengenai perubahan besar yang terjadi di beberapa Negara Islam menyatakan, "Kejadian besar di beberapa Negara berpenduduk mayoritas muslim belakangan ini menunjukkan, kekuatan iman agama masyarakat muslim mengalami peningkatan, keinginan untuk mewujudkan persatuan umat Islam dan kesadaran umat Islam untuk tidak tunduk dibawah keinginan Amerika Serikat, semua ini adalah modal dasar untuk kebangkitan di dunia Islam."

Beliau melanjutkan, "Umat Islam harus menyikapi dengan benar perubahan-perubahan besar yang terjadi saat ini. Jika kita mengenal dan menyikapi dengan baik dan benar, maka persoalan-persoalan dalam tubuh umat Islam insya Allah bisa terselesaikan, namun jika gegabah menindaklanjutinya, persoalan baru yang bisa saja lebih rumit akan menimpa umat Islam."

Ayatullah Ali Khamanei selanjutnya mengenai jutaan orang yang turun ke jalan menuntut perubahan mengatakan, "Kemenangan revolusi Islam Iran juga ditentukan dengan turunnya jutaan rakyat Iran ke jalan. Keberanian mereka menunjukkan kekuatan iman agama."

Beliau menyatakan yang lebih penting dari kebangkitan rakyat, bukanlah kemenangan revolusi melainkan bagaimana menjaga dan mempertahankannya. "Keinginan terbesar pihak musuh bukan mencegah meletusnya revolusi melainkan bagaimana revolusi-revolusi yang telah terjadi di Tunisia, Mesir dan Negara-negara lainnya mereka belokkan arahnya, untuk tetap melayani kepentingan mereka. Karenanya, umat Islam harus tetap waspada. Jangan cepat berpuas diri dengan kemenangan revolusi yang telah diraih ini."

Rahbar selanjutnya menyebut biang keladi dari semua kerusakan di dunia saat ini adalah Amerika Serikat. "Umat Islam harus segera menyelesaikan segala persoalan dunia saat ini dengan tetap melakukan perlawanan terhadap dalang dari semua kerusakan ini. Kita harus tetap berprasangka baik terhadap janji Allah, bahwa kemenangan pada akhirnya akan diraih oleh umat Islam." Tegas beliau.

Beliaupun selanjutnya menyatakan, kebangkitan umat Islam di beberapa Negara mayoritas muslim saat ini tentu merupakan pukulan telak bagi Amerika Serikat, dan beberapa tahun kedepan akan memberi hasil dengan semakin lemahnya kekuatan Amerika di dunia internasional. Rahbar berkata, "Hasil dari berprasangka baik terhadap janji Allah adalah ketegaran dan kemajuan, yang pada akhirnya membuat pihak musuh menyerah dan mengaku kalah."

Pemimpin Besar Republik Islam Iran ini menyebut pula bahwa kemenangan revolusi Islam Iran dan kemampuan untuk tetap menjaga dan mempertahankannya selama 33 tahun adalah hasil dari berprasangka baik kepada janji Allah, bahwa janji Allah pasti akan terbukti. "Kemenangan rakyat Iran menumbangkan rezim Pahlevi dan kemampuan bertahan dalam perang 8 tahun menghadapi Irak serta kemajuan yang dialami bangsa Iran saat ini dalam berbagai bidang adalah bukti nyata dari kebenaran janji Allah." Ungkap beliau.

Hadhrat Ayatullah Ali Khamanei menyebut kemajuan ilmu dan tekhnologi Iran khususnya dalam bidang tekhnologi nuklir adalah berkat kesungguhan dan kerja keras para ilmuan muda, yang tidak hanya cerdas namun juga beriman dan ikhlas dalam kerja-kerjanya. "Republik Islam Iran dengan kehadiran ilmuan-ilmuannya yang memiliki kekuatan iman, ditengah-tengah tekanan musuh tetap mampu menunjukkan prestasi khususnya dalam tekhnologi nuklir dam beberapa kemajuan lainnya."

Beliaupun kemudian menyebutkan keberhasilan yang telah dicapai rakyat Iran bisa menjadi contoh bagi Negara-negara muslim lainnya. "Apa yang kita lihat di Mesir saat ini adalah hasil dari perjuangan rakyat yang memancarkan cahaya Islam. Pasca kemenangan, rakyat Mesir harus tetap waspada terhadap konspirasi musuh, dan tetap menjaga agar jalannya revolusi tetap dalam jalur Islam. Agar tidak ada lagi orang yang berjiwa Fir'aun yang menjadi pemimpin bagi rakyat Mesir."

"Perjalanan Mesir selanjutnya berada ditangan ulama, cendekiawan, tokoh-tokoh Mesir dan setelah itu umat Islam secara keseluruhan. Kewajiban umat Islam adalah saling menolong satu sama lain, inilah hasil yang paling nyata dari terwujudnya persatuan umat Islam." Lanjut beliau lagi,

Selanjutnya mengenai perselisihan dan perbedaan antar mazhab khususnya Sunni dan Syiah, Rahbar menegaskan, "Perbedaan yang terjadi harus dijadikan kekuatan, bukan mencari kelemahan satu sama lain. Saya yakin pergerakan umat Islam kedepan akan mencapai titik kemenangan dan kemajuannya, dan kita yakin janji Allah untuk membantu kaum mukminin pasti akan terjadi."

Pada pembukaan konferensi pertemuan antar ulama ini, Syaikh Ahmad Al Khaili, mufti Oman, Munir Syafiq menteri Kebudataan Yordania, Kamal Halbawi utusan dari Mesir, Nubail Sulaiman dari Suria dan beberapa tokoh utusan berbagai Negara menyampaikan pidato mereka mengenai isu-isu yang sedang berkembang saat ini di dunia Islam. Mereka melihat, perubahan besar yang terjadi di beberapa Negara muslim adalah momen yang tepat untuk semakin giat mengkampanyekan persatuan umat Islam. Merekapun menyebut kebangkitan umat Islam di Mesir dan beberapa Negara muslim lainnya terinspirasi dari kemenangan revolusi Islam Iran yang dimotori oleh Imam Khomeini. Menurut mereka meskipun telah meninggal dunia hampir 30 tahun lalu, Imam Khomeini tetap bisa menjadi inspirasi dan spirit perjuangannya melawan kezaliman penguasa tidak pernah padam.

Ayatullah Taskhiri, ketua Organisasi Pendekatan antar Mazhab-mazhab Islam dalam pidatonya pada konferensi umat Islam yang ke 24 yang diadakan di Teheran ini mengatakan, "Hal yang terpenting yang dibahas dalam konferensi ini adalah mengenai persatuan umat Islam dan isu-isu yang saat ini sedang berkembang di dunia Islam."

Selanjutnya beliau menyampaikan, kurang lebih 400 orang ulama dan cendekiawan Islam baik dari dalam negeri maupun luar negeri Iran yang turut hadir dan berperan serta dalam konferensi tersebut.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=228201

0 comments to "Siapapun Melawan Revolusi Islam akan Tumbang"

Leave a comment