REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi), Jalalludin Rakhmat menegaskan bahwa Yayasan Pesantren Islam (YAPI) tidak khusus menampung santri aliran syiah. Menurut Jalal, pesantren ini merupakan tempat bagi santri dari berbagai mazhab di Indonesia. Bahkan, Jalal mengatakan pesantren menjalankan praktik ibadah sesuai dengan islam ahllul sunnah wal jamaah. "Sikap pesantren tidak memihak. Menjadi payung bagi semua mazhab. Dalam praktik sehari-hari mengikuti mazhab sunnah waljamaah," ungkap Jalal saat berbicara dalam diskusi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (17/2).

Jalal menegaskan pesantren yang didirikan oleh Ustad Husein Ali al Habsyi ini bersikap non sekterian dan sangat plural. Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad ini bercerita, bahwa sempat ingin menempatkan anaknya di YAPI. Namun, tuturnya, dikatakan oleh Husein bahwa YAPI bukan syiah sehingga Jalal batal menempatkan puterinya di YAPI.

Meski begitu, Jalal mengaku memang ada pemeluk syiah yang menjadi santri di yayasan tersebut. Untuk itu, ungkapnya, Ijabi akan melindungi mereka secara hukum jika dianiaya karena kesyiahannya. Jalal meminta jangan sampai terjadi konflik berkepanjangan.

Pasalnya, tutur Jalal, terdapat dua setengah juta anggota Ijabi yang ada di seluruh Indonesia. "Jadi mohon maaf kalau mengganggu pengikut ahlul bait. Lebih bagus kita bekerja sama," tegasnya.

Lebih lanjut, Jalal mengaku prihatin karena penyerangan kepada YAPI dipolitisasi menjadi konflik antara sunni melawan syi'ah. Menurutnya, sunni dan syiah di Indonesia tidak pernah berkonflik. Penyerangan di Yapi, tuturnya, karena disusupi kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai misi untuk menimbulkan kekerasan. "Problem-nya ada duri dalam daging. Ada sekelompok orang yang misi agamanya menimbulkan kekerasan," jelasnya.