Home , , , , , , , � Revolusi Islam yang rahmatan lil 'alamin impian ummat seluruh dunia...!!!!!!

Revolusi Islam yang rahmatan lil 'alamin impian ummat seluruh dunia...!!!!!!























Raja Saudi Kirim Pesan Kepada Ahmadinejad

Pemimpin Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdul Aziz mengirimkan pesan ucapan selamat atas ulang tahun ke-32 Revolusi Islam Iran kepada Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan bangsa Iran.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, dalam pesan yang dikirim pada Rabu malam itu, Raja Abdullah bin Abdul Aziz, selain mengucapkan selamat kepada Presiden Ahmadinejad atas ulang tahun Revolusi Islam Iran, juga berharap berlanjutnya kemajuan Iran.

Menurut laporan ini, Putra Mahkota dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pengeran Sultan bin Abdul Aziz juga mengirimkan pesan terpisah kepada Presiden Ahmadinejad dan bangsa Iran terkait ulang tahun Revolusi Islam Iran.

Selasa lalu, beberapa pejabat tinggi Saudi juga menghadiri perayaan ulang tahun Revolusi Islam Iran yang digelar di Riyadh. (IRIB/RM/9/2/2011)

Arab Saudi Khawatir Kehilangan Sekutu Dekatnya di Kawasan

Pengamat Timur Tengah asal Jerman seraya mengisyarkan larinya Diktator Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali ke Arab Saudi menulis, para penguasa Arab Saudi saat ini sangat mengkhawatirkan transformasi di Mesir serta lemahnya pengaruh Riyadh di kawasan.

Menurut laporan koran Jerman, Raja Abdullah, pemimpin Arab Saudi khawatir jika posisinya di kawasan bertambah sulit tanpa adanya Hosni Mubarak. Raja Abdullah adalah pemimpin Arab pertama yang langsung menghubungi Mubarak setelah meletusnya aksi demo warga. Seraya mengkritik Mubarak, Raja Abdullah juga tetap menyatakan dukungannya terhadap pemimpin Mesir ini. Koran ini menulis, Raja Abdullah menilai aksi demo rakyat sebagai pukulan terbesar bagi stabilitas Mesir.

Pengamat Jerman ini menandaskan, Sheikh Abdul Aziz, mufti Arab Saudi malah lebih radikal lagi dari penguasa Riyadh. Ia menyebut kebangkitan rakyat Mesir sebagai pemberontakan dan mengutuk aksi semacam ini. Dikatakannya, yang berada di belakang aksi demo rakyat Mesir adalah musuh Islam dan berusaha menciptakan perpecahan di dunia Islam.

Pernyataan para petinggi Arab Saudi menunjukkan betapa mereka sangat mengkhawatirkan nasib rezim Mubarak karena jika sampai presiden Mesir lengser maka kekosongan kekuatan di kawasan merugikan mereka.

Dalam pandangan Riyadh, presiden Mesir sejalan dengan kebijakan Arab Saudi namun jika Mesir sampai keluar dari fron ini dan bergabung dengan Irak, Suriah dan Lebanon maka posisi Arab Saudi terhadap Iran akan semakin lemah.

Ketakutan lainnya dari lengsernya Mubarak adalah Turki dan Qatar yang menentang kebijakan Arab Saudi terhadap Iran akan semakin kuat. (IRIB/IRNA/MF/9/2/2011)

Ini Dia Skenario Baru Mubarak Hadapi Demonstran

Sejumlah laporan mengatakan ratusan polisi berpakaian preman dan warga pendukung Presiden Hosni Mubarak telah meningkatkan aksi kekerasan terhadap demonstran pro-demokrasi di berbagai wilayah Mesir.

Warga yang setia kepada Mubarak, menargetkan para demonstran pro-demokrasi, khususnya di daerah-daerah terpencil, di mana organisasi hak asasi manusia tidak bekerja. Demikian dilaporkan koresponden Press TV dari Kairo kemarin (Rabu,9/2).

Ratusan orang terbunuh atau terluka di kota Kharga, selatan Mesir selama dua hari bentrokan antara polisi dan demonstran. Sejumlah saksi mata mengatakan ratusan orang terkena peluru tajam setelah pasukan keamanan menembaki para demonstran, yang menuntut lengsernya Mubarak dari tampuk kekuasaan.

Organisasi independen Human Rights Watch sejauh ini menyebutkan korban tewas hampir 300, setelah mengunjungi sembilan rumah sakit di Mesir.

Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman, Ahad lalu mengundang kelompok-kelompok oposisi untuk membahas pembentukan sebuah panel yang akan memandu reformasi demokratis. Namun, demonstran tidak terkesan dengan janji itu dan bersumpah akan melanjutkan aksi mereka yang sudah berlangsung dua pekan di Lapangan Tahrir, Kairo.

Partai-partai oposisi, yang mencakup kelompok kuat Ikhwanul Muslimin, mengulangi tuntutan mereka bagi pengunduran diri Mubarak atau penyerahan kekuasaannya segera kepada Suleiman. (IRIB/RM/10/2/2011)

Ultimatum Ikhwanul Muslimin Bagi Mubarak

Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir hari ini (Rabu 9/2) dalam statemennya menekankan tekadnya untuk tidak berdamai dengan Presiden Hosni Mubarak. Kelompok ini memberikan ultimatum kepada Mubarak selama sepekan untuk mundur.

Seperti dilaporkan Fars News mengutip Koran The Guardian, Ikhwanul Muslimin dalam statemennya menyatakan, Mubarak hanya memiliki waktu sepekan untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya dan tidak ada kata damai dalam hal ini.

Essam al-Arian salah satu petinggi Ikhwanul Muslimin menjelaskan, kami memahami adanya sejumlah kesulitan dalam proses transisi kekuasaan, oleh karena itu kami memberi waktu kepada Mubarak selama sepekan untuk menyelesaikan kesulitan ini.

Ia menambahkan bahwa Ikhwanul Muslimin tidak berniat menguasai pemerintahan dan membentuk pemerintahan tunggal."Ikhwanul Muslimin mengerahkan upayanya untuk membentuk aliansi luas di parlemen" ungkap Essam. (IRIB/Fars/MF/9/2/2011)

Tank Kepung Kairo, Menteri Budaya Mesir Mundur

Berbagai laporan menyebutkan bahwa angkatan bersenjata Mesir telah menempatkan tank dan kendaraan panser dalam jumlah besar di dalam dan sekitar Bundaran Tahrir, Kairo.

Keputusan itu diambil setelah ribuan demonstran berkemah di luar gedung parlemen sebagai bagian dari kampanye mereka untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Partai-partai oposisi merencanakan pawai besar-besaran menuju Istana Kepresidenan Mesir pada hari Jumat. Pemimpin oposisi mengatakan revolusi akan diperluas dan rezim Mubarak harus pergi. Ayman Nour menegaskan bahwa revolusi Mesir akan berlanjut sampai Mubarak dan kroni-kroninya tumbang.

Dilaporkan pula bahwa Menteri Kebudayaan Mesir yang baru diangkat, Gaber Asfour telah mengundurkan diri di tengah meningkatnya protes terhadap rezim Mubarak.

Ia mengundurkan diri pada hari Rabu hanya sembilan hari setelah bergabung dengan kabinet baru. Asfour, yang menggantikan Farouk Hosni setelah dua puluh lima tahun menjabat, mengatakan dia berhenti karena alasan kesehatan. Namun, sejauh ini belum ada pernyataan resmi mengenai pengunduran diri tersebut. (IRIB/RM/10/2/2011)

Meshal: Muqawama Semakin Tangguh

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Khaled Meshal, Rabu malam, mengatakan, gerakan muqawama semakin hari semakin tangguh di kawasan.

Sebagaimana dilansir IRNA, Meshal menuturkan, transformasi besar tengah berlangsung di kawasan dan Insya Allah akan menguntungkan kelompok muqawama.

Pernyataan itu disampaikan Meshal pada upacara peringatan ulang tahun Revolusi Islam Iran ke-32 di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.

Seraya mengucapkan selamat atas kemenangan Revolusi Islam di Iran, Meshal menambahkan, "Kami menjunjung tinggi dukungan penuh Republik Islam Iran terhadap muqawama bangsa Palestina. Kami mengapresiasi sikap-sikap mendasar dan gigih yang diambil Iran."

Sejumlah duta besar, diplomat, dan kepala perwakilan lembaga-lembaga internasional yang bermarkas di Damaskus juga hadir dalam acara tersebut. (IRIB/RM/10/2/2011)

Massa Pendemo Capai Klimaks, Mubarak Tetap pilih Tuli


Ratusan ribu demonstran membanjiri Bundaran Tahrir serta sejumlah kota di seluruh Mesir pada Selasa (Rabu WIB), dalam sebuah peristiwa pembangkangan terbesar terhadap Presiden Hosni Mubarak sejak revolusi dimulai, demikian AFP melaporkan.

Di Kairo, kerumunan besar massa memuji sosok pahlawan kharismatik, aktivis cyber sekaligus pejabat eksekutif Google yang melalui jejaring Facebook memulai gerakan protes pada 25 Januari dan sejak itu ditahan dengan mata tertutup selama 12 hari.

Banyak pemrotes yang membawa simbol jejaring sosial internet Facebook dan Twitter, yang menjadi alat penting dalam mobilisasi pihak oposisi sekaligus wujud terima kasih kepada juru kampanye seperti pejabat eksekutif Google Wael Ghonim.

“Saya ingin menyebutnya sebagai Revolusi Facebook, namun setelah melihat orang yang berkumpul saat ini, maka saya bisa katakan ini adalah Revolusi Rakyat Mesir. Luar biasa!” katanya setelah diarak oleh pendukung yang mengelukan namanya di kerumunan.

“Rakyat Mesir berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hari ini mimpi-mimpi itu menjadi nyata, ketika kita semua berkumpul disini dan mengepalkan tangan dengan satu keyakinan yang sama,” katanya.

Ghonim telah menjadi pahlawan bagi gerakan protes itu, dengan memulai salah satunya di jejaring populer Facebook dan ditahan pemerintah rezim pada 27 Januari.

“Saya bukan pahlawan, kalian semua yang pahlawan, kalian yang bertahan di bundaran ini,” kata Ghonim kepada kerumunan massa yang berkumpul di sekelilingnya, sebagian besar menangis, bertepuk tangan dan berteriak : “Jayalah Mesir, jayalah Mesir!”

Sebelumnya pemerintah rezim telah menerbitkan dekrit pembentukan sebuah komite untuk meninjau perubahan konstitusi menjelang pemilihan umum yang akan digelar tahun ini.

“Presiden menyambut baik musyawarah nasional, seraya membenarkan bahwa kita berada di jalan yang benar untuk keluar dari krisis ini,” kata Wakil Presiden Omar Suleiman, yang diyakini sebagai kekuatan efektif di belakang penguasa.

“Sebuah peta jalan damai yang nyata telah ditetapkan dengan waktu teratur guna merealisasikan sebuah pemindahan kekuasaan yang damai dan terorganisir,” janjinya dalam pernyataan di televisi.

Wakil Presiden itu telah menjumpai beberapa perwakilan dari pihak oposisi — termasuk Persaudaraan Muslim yang kuat, namun tidak satupun dari kelompok pemrotes di jalanan — guna menentukan rencana sebuah transisi yang demokratis.

Mubarak telah berjanji untuk tidak mencalonkan kembali dalam pemilihan umum September, namun pihak oposisi mengatakan segala bentuk pemungutan suara melalui konstitusi Meisr yang sekarang tidak akan berjalan secara jujur.

Ketika sekelompok massa yang lebih besar berkumpul untuk menggelar protes setiap hari, beberapa ribu orang lainnya bertahan di Bundaran Tahrir siang dan malam, tidur dengan berselimutkan plastik ataupun di bawah tank.

“Lagu-lagu patriotik tentang negara biasanya terdengar berlebihan, tapi kini kami memiliki negara ini,” kata seorang dokter berusia 34 tahun Issam Shebana, yang kembali dari Sharjah di Uni Emirat Arab untuk berjaga di klinik sukarela di bundaran itu.

“Kemarin seorang pria pada tahun 60an berkata `Kami pengecut, kami hanya berdiam diri selama bertahun-tahun, namun kau selesai melakukannya, hal itu menginspirasi, itu seperti terlahir kembali,” katanya.

“Saya tidak pernah membayangkan akan bisa tidur di aspal ketika hujan membasahi wajah kami dan merasa senang dengan hal itu,” katanya.

Pada Senin Mubarak mencoba untuk mengulur waktu dengan berjanji akan meningkatkan gaji pegawai negeri sipil sebesar 15 persen dan memerintahkan penyelidikan terhadap kekerasan berdarah yang menewaskan sedikit-dikitnya 300 orang dalam serangkaian aksi protes 15 hari itu.

“Mereka telah mengumumkan kenaikan gaji, tapi mereka mencoba membodohi kami dengan hal itu. Jelas itu merupakan sogokan politik untuk membuat rakyat diam,” kata demonstran Mohammed Nizar (36) yang mengantri dengan sabar untuk bergabung dengan kerumunan di Tahrir.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Mubarak akan bertolak ke Jerman untuk pengobatan, namun Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle mengatakan ia tidak mengetahui tentang permintaan itu sehingga tidak akan berspekulasi tentang masalah itu. (antara)
mainsource:http://www.muhsinlabib.com/uncategorized/massa-pendemo-capai-klimaks-mubarak-tetap-pilih-tuli

Kemajuan Iran Pasca Revolusi Islam

ujicoba rudal

Kemenangan Revolusi Islam tahun 1979 di Iran membawa berkah besar bagi warga negara ini khususnya kalangan muda. Salah satu berkah ini adalah kemajuan sains dan bertambahnya kemampuan serta potensi ilmuwan Iran. Bangsa Iran setelah 32 tahun kemenangan revolusi dan sanksi Barat malah menunjukkan keberhasilan gemilang kepada dunia.

Di antara kemajuan yang diperoleh Iran selama ini adalah proses perbanyak sel induk di bidang medis, kloning, bidang antariksa dan pengiriman satelit ke orbit bumi, produksi obat-obatan untuk mengobati penyakit berat seperti AIDS, program riset di berbagai bidang termasuk genetik khusus untuk pertanian dan pangan.

Kini Iran menempati urutan 16 dunia di bidang ekonomi. Posisi ini diraih Tehran karena kemajuan sains,ekonomi dan industri yang dicapai selama ini. Sementara itu, di tingkat regional Iran menempati urutan pertama mengingat pertumbuhan ekonomi yang terus dicapainya. Kenaikan indek ekonomi Iran melebihi 6,5 persen dalam beberapa tahun terakhir kian menguatkan posisinya di kawasan. Patut dicatat bahwa kenaikan indek ekonomi ini diraih di bidang ekspor dan kemajuan non migas.

Jika dibandingkan produksi ilmu di Iran antara tahun 2010 dan sepuluh tahun lalu, maka kian jelas bahwa Tehran mengalami laju perkembangan pesat di bidang ekonomi, sains dan riset. Di tahun 2010 Iran, berhasil menorehkan rekor produksi ilmu dengan jumlah 18.319 bila dibandingkan dengan tahun 1990 dan 2000. Dua tahun tersebut jumlah makalah ilmiah di Iran tercatat 186 dan 1387 buah. Tingkat produksi ilmu di Iran tahun 2009 menunjukkan di tahun tersebut tercatat 16.978 ijazah berhasil dihimpun oleh Lembaga Sains (ISI). Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun 2010 sekitar 1.341.

Maraknya makalah ilmiah di pusat-pusat riset di banding dengan tahun pertama kemenangan Revolusi Islam menunjukkan pesatnya laju sains di Iran. Di awal revolusi, jumlah makalah ilmiah sekitar 500 buah. Jumlah ini di tahun-tahun terakhir mencapai lebih dari 13 ribu artikel ilmiah. Berdasarkan data statistik resmi, Republik Islam Iran menempati urutan ke 21 dunia di bidang produksi ilmu kedokteran. Di bidang farmasi nanoteknologi, Iran menempati urutan pertama di kawasan.

Kini teknisi dan ilmuwan Iran siap untuk membagi pengalaman mereka di berbagai bidang termasuk industri baja, otomotif, pembuatan kilang minyak dan nanoteknologi di bidang kedokteran kepada negara lain. Iran beberapa tahun terakhir juga berhasil mencapai kemajuan gemilang di bidang antariksa dan pertahanan. Sistem pertahanan menjadi prioritas utama Iran mengingat posisi negara ini dan kondisi yang ada. Iran juga aktif memamerkan kemajuan teknologi pertahanannya di berbagai momen penting.

Business Monitor International di edisi terbarunya memprediksikan bahwa industri farmasi Iran akan terus berkembang melebihi 15 persen setelah tahun 2010. Ekspor obat-obatan Iran ke seluruh dunia juga akan mengalami peningkatan drastis. Tahun lalu, Business Monitor International dalam laporannya juga mengkaji industri baja Iran. Menurut Business Monitor industri besi, baja dan aluminium Iran di tahun 2010 akan mengalami kemajuan berarti. Menurut data yang ada tingkat produksi baja di Iran tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,5 persen dan mencapai lebih dari 11,9 ton. Angka ini melebihi prediksi Business Monitor International.

Jurnal ekonomi Mead dalam laporannya menyebutkan peningkatan proyek ekonomi Iran di tahun 2010 mencapai 315 miliar dolar. Dengan angka ini Iran menempati posisi ke empat di kawasan Teluk Persia. Mead menambahkan tahun lalu nilai proyek pengembangan dan pembangunan di berbagai wilayah Teluk Persia mengalami penurunan, namun di sisi lain proyek ekonomi di kawasan justru mengalami kemajuan. Di Iran sendiri, rancangan kerja dan proyek di Iran dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar dua miliar dolar. Di permulaan tahun lalu, nilai proyek melampaui angka 313 miliar dolar.

Sementara itu, Emirates dengan 804 miliar dolar dalam proyek-proyek yang direncanakan dan dilaksanakan menempati urutan pertama di kawasan dan Arab Saudi menempati peringkat kedua dengan nilai 668 miliar dolar dan Irak dengan 349 miliar dolar menempati peringkat ketiga. Di sisi laju pengembangan proyek selama tahun terakhir, Irak menempati posisi pertama dengan pertumbuhan 74 persen. Posisi kedua ditempati Bahrain dengan laju sebesar 18 persen disusul dengan Arab Saudi sebesar 8 persen. Qatar menempati urutan keempat dengan laju pengembangan proyek sebesar empat persen dan Iran berada diurutan kelima dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,7 persen.

Tak diragukan lagi bahwa kemajuan di berbagai bidang yang dicapai Iran menunjukkan kemampuan besar bangsa ini. Hal ini juga pernah disinggung oleh Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Kemajuan yang dicapai Iran selama tiga dekade terakhir merupakan langkah awal untuk mencapai kemajuan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, secara strategis Iran kini mulai memikirkan kemajuan jangka panjang.

Para pejabat Amerika Serikat (AS) selama 30 tahun terus menerapkan sanksi terhadap Iran dan berusaha mengucilkan negara Islam ini. Di sisi lain, para pengamat politik dan ekonomi AS dan Eropa berpendapat bahwa Iran kini tidak bisa dibandingkan dengan 31 tahun lalu. Saat ini kekuatan ekonomi Iran cukup diperhitungkan. Iran juga mampu menembus pasar regional dan internasional. Dengan demikian kondisi Iran kini mulai membaik.

World Development Report (WDR) mengkaji 15 indek ekonomi negara dunia dan menilai indek ekonomi Iran berada dalam 13 indek positif. Di bidang sains dan teknologi Iran juga mencapai banyak kemajuan. Teknologi nuklir damai, antariksa, produksi sel induk adalah serangkaian kemajuan yang dicapai Iran di bidang teknologi dan sains. Uniknya lagi, kemajuan ini diperoleh Iran di saat dijatuhi sanksi selama tiga dekade oleh Amerika. Para petinggi Gedung Putih rupanya lupa bahwa sanksi selama ini bukannya membuat Iran terpojok dan mandek, malah negara ini berhasil menjadikan sanksi sebagai peluang untuk maju. Contoh nyata adalah keberhasilan Iran saat ini menggapai teknologi nuklir damai.

Majalah Foreign Policy, cetakan Amerika menulis bahwa para pendukung sanksi terhadap Iran juga sangat khawatir atas mandulnya strategi ini. Bangsa Iran rupanya tidak puas dengan kemajuan yang mereka capai selama ini. Bangsa ini tetap bertekad untuk terus maju dengan memanfaatkan sumber daya manusia lokal yang dimilikinya. Hal ini juga pernah disinggung oleh Rahbar dalam berbagai pidatonya.(irib/9/2/2011)

Rahbar

Pekan lalu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam khotbah Jum'at di kota Tehran menyinggung 32 tahun kemenangan revolusi Islam Iran. Rahbar menilai Sepuluh Hari Fajar Kemenangan Revolusi Islam tahun ini sebagai fenomena yang memiliki nilai penting. Karena setelah bertahun-tahun suara perjuangan rakyat Iran melawan kezaliman juga diteriakkan oleh rakyat di kawasan dengan gegap gempita dan penuh kekuatan menghadapi rezim diktator.

Bersamaan dengan peringatan hari kemenangan revolusi Islam Iran, empat satelit nasional, Fajr, Rasad, Amir Kabir 1, Zafar dan Kavoushgar 4 dipamerkan Senin lalu dengan dihadiri Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Ahad lalu juga diresmikan stasion darat dan sistem kontrol jarak jauh satelit yang merupakan 100 persen produk dalam negeri. Selain itu, dimulai peresmian operasi instalasi pendukung saluran gas di Timur Tengah di daerah Saveh, Selatan Tehran.

Menjelang peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran Menteri Perminyakan Iran, Massoud Mirkazemi Jumat lalu menyinggung operasional program minyak dan gas senilai $2 miliar. Mirkazemi mengatakan,"Proyek ini meliputi proyek minyak, gas dan petrokimia di seluruh Iran." Ditegaskannya, Iran tidak hanya berhasil swasembada di sektor produksi bensin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Lebih dari itu, Iran mampu mengimpornya ke luar negeri."

Pekan lalu berlangsung pertemuan kolektif Ekonomi Iran-Turki serta pertemuan antara Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi.

Sebagaimana disinggung sebelumnya, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam khutbah Shalat Jumat Tehran menyebut revolusi sebagai peristiwa besar bagi bangsa Iran yang sarat dengan pelajaran dan ibrah. Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam khotbah Jum'at di kota Tehran menyebut Sepuluh Hari Fajar Kemenangan Revolusi Islam tahun ini sebagai fenomena yang sarat nilai. Beliau juga menyinggung gerakan rakyat Tunisia dan Mesir seraya menegaskan bahwa salah satu faktor terpenting yang melandasi gerakan kebangkitan ini adalah semangat keislaman dan tuntutan kemerdekaan.

Rahbar menjelaskan kondisi saat ini dan membandingkannya dengan kondisi yang dikehendaki kubu arogansi dunia, seraya mengatakan, "Pihak-pihak pemenang Perang Dunia I dan II yang tak lain adalah Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa telah sepakat untuk menjalankan kebijakan tertentu di kawasan strategis Timur Tengah."

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengulas berbagai faktor yang melahirkan gerakan massa di negara-negara kawasan khususnya Tunisia dan Mesir seraya mengatakan, kesulitan ekonomi memang ada tapi faktor utama yang melahirkan kebangkitan rakyat di Tunisia dan Mesir adalah penghinaan yang dirasakan rakyat di negara-negara itu akibat perilaku para pemimpinnya.

Mengenai Tunisia beliau menjelaskan kebergantungan diktator terguling Zine El Abidine Ben Ali kepada Amerika Serikat (AS) dan dinas intelijen CIA. Ben Ali secara terbuka menjalankan kebijakan yang anti Islam. Rahbar mengatakan, suatu bangsa akan merasa kesulitan untuk menerima kepemimpinan seseorang yang menjadi pelayan resmi AS dan selama bertahun-tahun menjalankan kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan rakyat termasuk kebijakannya yang anti agama.
Meski demikian, beliau mengingatkan rakyat Tunisia bahwa apa yang sudah terjadi di negara itu masih berupa perubahan di permukaan. Karena itu rakyat Tunisia harus bersikap cerdas untuk melakukan perubahan yang mendasar.

Menyinggung situasi dan kondisi di Mesir, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Mesir sebagai negeri yang subur dengan gerakan keislaman, resisten menghadapi budaya Barat dan gigih melawan rezim Zionis Israel. Beliau menandaskan, "Meski demikian, selama tiga puluh tahun Hosni Mubarak telah menghinakan bangsa yang besar ini. Sebab dia adalah musuh kebebasan dan rekanan, relasi, serta kepercayaan bahkan pelayan kaum zionis."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, negeri yang dulu menjadi ilham bagi Dunia Arab untuk melawan Zionisme, selama dipimpin Mubarak berubah menjadi negara yang justeru menzalimi rakyat Palestina dan bekerjasama dengan Israel dalam memblokade Gaza.

Seraya menegaskan bahwa dalam gerakan kebangkitannya saat ini rakyat Mesir mengusung slogan-slogan agama dan Islam, Rahbar mengatakan, "Dalam kondisi seperti ini, AS dan Israel kelimpungan. Sebab, kemenangan rakyat Mesir berarti kekandasan besar bagi kebijakan AS di kawasan."

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi dalam pertemuan dengan Cevdet Yilmaz, Menteri Negara Turki dan kepala Komisi Kerjasama Ekonomi Kolektif Iran-Turki mengatakan Tehran menyatakan kesiapannya meningkatkan kerjasama dengan Ankara demi mewujudkan tujuan kolektif kedua negara.

Salehi menegaskan kesiapan Tehran bekerjasama dengan Ankara di sektor investasi, pembangunan kompleks industri, listrik, energi dan bidang ekonomi lainnya demi mewujudkan kepentingan kolektif Iran-Turki.

Dalam pertemuan ini, Yilmaz menyinggung lawatan Presiden Turki, Abdullah Gul pekan depan ke Tehran, seraya mengatakan, "Seiring peningkatan neraca perdagangan kedua negara, investasi pun semakin bertambah." Pertemuan kedua pejabat tinggi ini bersamaan dengan digelarnya pertemuan kolektif Tehran dan Ankara menjelang lawatan Presiden Turki ke Iran.

Presiden Turki Abdullah Gul akan mengunjungi Iran pada tanggal 14 Februari 2011 untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Dilaporkan, kunjungan resmi Gul ke Tehran dilakukan atas undangan resmi Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

Pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan isu nuklir Iran dan sudah diagendakan sebelumnya. Meski demikian, kunjungan ini dinilai penting menyusul perundingan Iran dengan kelompok 5+1 di Istanbul, Turki. Tujuan utama lawatan Presiden Turki ke Iran untuk memperluas hubungan bilateral dan kerjasama di bidang energi. Pejabat tinggi kedua negara juga direncanakan membahas transformasi regional. Selama berada di Iran, Gul akan mengunjungi kota Tabriz dan Isfahan.

Berdasarkan data bea cukai setahun lalu, posisi Turki di antara mitra luar negeri Iran meningkat tajam dari peringkat enam melonjak menempati urutan keempat. Iran dan Turki terus meningkatkan kerjasama bilateral. Neraca perdagangan Iran dan Turki saat ini adalah $10 miliar dan kedua negara akan berusaha sehingga mencapai $30 miliar. (IRIB/PH/MF/9/2/2011)

Dilecehkan, Rakyat Mesir Bangkit

Dilecehkan, Rakyat Mesir Bangkit

Islam adalah agama kehidupan. Namun kehidupan yang dimaksud bukanlah kehidupan yang jauh dari kemuliaan dan kebebasan. Kezaliman dan keterzaliman adalah faktor yang bisa merongrong kebesaran dan wibawa sebuah bangsa atau masyarakat. Karena itu, Islam menyeru semua orang untuk hidup terhormat. Dalam perspektif kenabian, manusia mesti melangkah untuk mendapatkan kemuliaan. Beliau bersabda, "Bukan dari kami orang yang menjerumuskan diri sendiri ke dalam kehinaan."

Masyarakat yang bersandar pada diri sendiri dan menjadikan agama sebagai acuan langkah dan kebijakannya berarti telah membuka jalan baginya untuk berkembang, maju dan hidup secara terhormat. Saat ini sebagian bangsa Muslim bangkit untuk meraih kehormatan dan kemuliaannya. Kebangkitan ini menyentak sekaligus menjadi momok yang menakutkan bagi kaum arogan. Gaung dari gema suara menuntut kehormatan dan keterbebasan dari belenggu penindasan yang muncul dari Tunisia, Mesir, Jordania, Yaman, Aljazair dan beberapa negara Arab dan Timur Tengah lainnya kini terdengar di seantero jagat. Suara pekikan itu telah membuat bulu kuduk para penindas dan kubu arogansi terutama Amerika Serikat (AS) dan Rezim Zionis Israel berdiri. Mereka tak lagi bisa tidur nyenyak menyaksikan gerakan massa di negara-negara itu.

Peristiwa yang terjadi di Mesir dan Tunisia saat ini sangat krusial dan merupakan satu guncangan nyata. Itulah satu kalimat yang dipetik dari khutbah Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pada forum Shalat Jum'at (4/2) di kota Tehran. Dalam khutbah tersebut, beliau mengulas transformasi terkini di kawasan utara Afrika dan menyebutnya sebagai gerakan kebangkitan Islam. Menurut Rahbar, kebangkitan ini adalah salah satu fenomena yang dihasilkan oleh revolusi Islam Iran. Kepada rakyat Iran beliau mengungkapkan, "Hari ini di Mesir suara kalian terdengar lantang. Beberapa hari lalu Jimmy Carter yang menjadi Presiden AS saat kemenangan revolusi Islam di Iran mengatakan bahwa dia mengenal betul suara yang sedang bergema di Mesir hari ini. Suara itu sudah ia dengar di Tehran ketika menjabat sebagai presiden."

Kemenangan revolusi Islam tahun 1979 menimbulkan kesan spiritual yang sangat dalam di tengah bangsa-bangsa dunia. Sekarang, Tunisia dan Mesir bergolak. Rakyat di kedua negara utara Afrika itu bangkit menunjuk kehormatan dan harga diri yang selama ini dilecehkan oleh rezim penguasa. Apalagi rakyat Mesir merasa sebagai bangsa yang punya sejarah gemilang dengan peradaban yang tinggi dan tua.

Semua orang mengenal Mesir dengan peradaban tua yang mengalami masa keemasan lebih dari empat ribu tahun sebelum Masehi. Secara politik dan budaya Mesir juga dipandang sebagai negara penting di Dunia Arab dan Timur Tengah. Mengenai masa lalu Mesir, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Di Dunia Islam, Mesir adalah negara pertama yang mengenal budaya Eropa dan sekaligus negara pertama yang mendeteksi dan lalu melawan bahaya serangan budaya ini."

Beliau menyinggung berbagai gerakan keislaman di Mesir sepanjang sejarah, termasuk gerakan yang dimotori oleh para tokoh seperti Sayyid Jamaluddin dan murid-muridnya. Rahbar mengatakan, "Tokoh besar dan pejuang Islam gagah berani Sayyid Jamaludin memilih Mesir sebagai basis terbaik untuk perjuangannya. Jejaknya diikuti oleh murid-muridnya, Muhammad Abduh dan lain-lain. Inilah latar belakang gerakan Islamisme di Mesir. Rakyat Mesir memiliki tokoh-tokoh besar politik maupun kebudayaan. Mereka semua adalah para penuntut kebebasan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam melanjutkan, "Secara pemikiran dan politik, Mesir adalah pemimpin Dunia Arab dan karena itu Mesir menjadi pusat perhatian negara-negara Arab dari masa ke masa. Gerakan kemerdekaan dan kebebasan bergelora di Mesir. Hanya saja, rakyat tidak banyak menemukan kesempatan yang bagus. Mesir juga merupakan negara pertama atau negara terbesar yang sepakat dengan Suriah untuk terlibat perang demi persoalan Palestina. Sedangkan diantara negara-negara Islam lain tidak ada satupun yang terlibat dalam beberapa peperangan melawan Israel."

Dengan berlalunya zaman, kekuasaan Mesir jatuh ke tangan Hosni Mubarak yang dikenal selalu mengekor dan menjalankan kebijakan AS. Mesirpun berubah dari pelindung Palestina menjadi negara yang bergerak menentang kepentingan Palestina dan Dunia Arab. Rahbar mengatakan, "Negara sehebat ini akhirnya jatuh selama 30 tahun ke tangan orang yang bukannya berorientasikan kebebasan, tapi malah menjadi musuh kebebasan; bukannya anti Zionisme tapi malah berkawan, bekerjasama dan menjadi orang kepercayaan atau bahkan boneka Zionis! Akibatnya, Mesir yang semula menjadi simbol dan pusat inspirasi perjuangan anti Zionis di seantero Dunia Arab akhirnya malah terpuruk sebagai negara dimana Mubarak menjadi batu pijakan semua agenda Israel dan kaum Zionis dalam menumpas orang-orang Palestina."

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan keyakinan bahwa Gaza tak mungkin bisa diblokade jika Israel tidak dibantu oleh rezim Mubarak. Dalam menjelaskan faktor yang memicu gerakan kebangkitan rakyat Mesir, beliau menegaskan, "Inilah kondisi yang mewarnai Mesir dan menjenuhkan rakyatnya. Rakyat Mesir merasa harga dirinya terinjak-injak akibat keberpihakan rezim Mesir kepada Israel dan kepatuhan mutlaknya kepada AS. Inilah yang memicu kebangkitan rakyat Muslim. Gerakan dimulai dari solat Jumat dan mengalir dari masjid-masjid. Mereka meneriakkan kalimat "Allahu Akbar". Mereka menyerukan slogan-slogan agama, dan gerakan ini menjadi gerakan perjuangan yang paling besar di sana. Rakyat ingin mengakhiri keterhinaannya selama ini. Inilah pemicunya, tapi Barat tidak menghendaki faktor itu mengemuka dalam analisis-analisis internasional dan menjadi opini yang popular di dunia."

Beliau menepis pemberitaan media Barat yang mengesankan bahwa kebangkitan rakyat di Mesir dipicu oleh faktor ekonomi semata. Beliau mengatakan, "Semua analisis difokuskan pada faktor ekonomi. Faktor ini sebenarnya memang nyata, tapi harus diingat bahwa inipun juga tak lepas dari kepatuhan orang semisal Hosni Mubarak kepada AS sehingga tidak mampu memberikan langkah maju untuk Mesir. Dari total populasi 70 sekian juta jiwa, 40 persen hidup di bawah garis kemiskinan!"

Gejolak yang sedang terjadi di Mesir mengguncang seluruh kawasan. Namun yang paling mencemaskan nasib rezim Hosni Mubarak adalah Israel. Bagi Rezim Zionis kondisi Mesir sangat mengecewakan dan mengkhawatirkan. Selama 30 tahun, rezim Mubarak menjalankan kebijakan yang memihak kepada persahabatan dengan Israel. Jika rezim ini jatuh, sangat besar kemungkinan Mesir tidak akan lagi bersahabat dengan Israel. Kondisi akan semakin menakutkan bagi Tel Aviv jika kekuasaan jatuh ke tangan kelompok Muslim. Secara strategis, Israel akan semakin dipusingkan dengan adanya ancaman baru setelah Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina.

Rezim Zionis mencemaskan kejadian yang sama akan bermunculan bak mata rantai di negara-negara lain termasuk Jordania. Menyinggung transformasi di utara Afrika, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Dengan pertolongan Allah, jika rakyat Mesir bisa menyukseskan perkembangan ini, maka ini akan menghasilkan kekandasan yang sangat fatal bagi agenda politik AS di kawasan Timur tengah. Sekarang ini Israel bisa jadi lebih panik daripada para pejabat yang sudah kabur dari Tunisia dan Mesir sendiri. Musuh dari pihak Israel dan Zionis adalah pihak yang paling cemas. Mereka menyadari betapa besarnya peristiwa yang akan terjadi di kawasan Timteng jika Mesir sampai keluar dari persekongkolan mereka dan kembali ke posisinya yang sejati. "(irib/9/2/2011)

0 comments to "Revolusi Islam yang rahmatan lil 'alamin impian ummat seluruh dunia...!!!!!!"

Leave a comment