Home , , , � Belajar Ketertiban dan Ketenangan dari Jepang Dan Terkena Radiasi, Armada Ketujuh Amerika Tinggalkan Jepang ??!!??

Belajar Ketertiban dan Ketenangan dari Jepang Dan Terkena Radiasi, Armada Ketujuh Amerika Tinggalkan Jepang ??!!??

Gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang empat hari lalu (Jumat, 11/3) diperkirakan mengakibatkan sekitar 15.000 orang tewas atau hilang. Ledakan reaktor nuklir Fukushima Daiichi, pencemaran zat radioaktif hingga ke ibukota, pemadaman listrik demi penghematan, dan juga menipisnya persediaan bahan bakar, makanan, dan air minum, kian memperburuk kondisi. Namun meski demikian ketertiban di Jepang tidak keluar dari batas normal.

IRNA melaporkan, baik di jam-jam awal terjadinya bencana gempa maupun saat ini, ketertiban dan ketenangan warga tidak keluar dari batas normal. Rutinitas sehari-hari warga pun tidak berubah. Gempa berkekuatan 9 skala richter dan tsunami yang menyusul berikutnya, telah mengakibatkan 15.000 orang tewas atau hilang dan mencederai 3.000 lainnya.

Gempa bumi itu juga merusak sistem pendingin reaktor nuklir Fukushima dan akibat sejumlah ledakan, wilayah tersebut telah tercemari zat radioaktif. Berdasarkan media massa Jepang, para warga lanjut usia dan anak-anak di Tokyo, secara tertib menuju rumah sakit guna mengantisipasi kemungkinan tercemari radiasi.

Pasca gempa, seluruh jalur kereta api Tokyo dihentikan dan banyak warga yang kebingungan bagaimana mereka dapat kembali pulang. Meski demikian, warga tetap menjaga ketertiban dan ketenangan.

Di sisi lain, jalan-jalan yang setiap harinya macet juga tetap terkontrol dengan gerakan tertib kendaraan dan suara klakson mobil juga di tingkat terendah.

Tidak hanya itu, meski sebagian besar wilayah di utara Jepang telah rata dengan tanah, dan bahkan pencemaran radioaktif telah sampai ke Tokyo, namun pemerintah Jepang tidak mengumumkan hari libur. Yang lebih menarik, meski bahan pangan, air minum, dan bahan bakar menipis di berbagai kawasan, namun seluruh toko dan pom bensin tetap beraktivitas seperti biasa.

Pasca gempa dan penghentian aktivitas sejumlah reaktor pembangkit listrik nuklir, pemerintah Jepang memutuskan untuk dilakukan penghematan listrik dengan memadamkan listrik secara bergiliran di banyak wilayah. Meski lampu-lampu merah dan lampu jalanan di Tokyo dan sejumlah propinsi lainnya juga sering padam, namun hingga kini tidak dilaporkan adanya kecelakaan lalu lintas.

Di wilayah yang terkena gempa, persediaan makanan dan air minum sangat menipis, akan tetapi hal tersebut tidak dijadikan alasan bagi warga untuk saling berebut bantuan makanan. Warga berbaris dengan rapi dan tenang untuk mendapatkan bantuan makanan.

Sedemikian tertib dan normal kondisi di Jepang, jika seorang datang ke negara ini dan tidak mengetahui peristiwa terbaru di Jepang, maka ia tidak akan mengetahui bahwa negara tersebut sedang dilanda bencana dahsyat. (IRIB/MZ/SL/15/3/2011)

Ledakan Baru di Reaktor Nomor 3 Fukushima

Badan Keamanan Nuklir Jepang melaporkan terjadi ledakan hidrogen di reaktor nuklir negara ini dan menyebabkan rusaknya reaktor ketiga di instalasi nuklir Fukushima.

Ledakan hidrogen itu terjadi hari ini (14/3) di reaktor nomor 3 pada pembangkit listrik nomor satu Fukushima. Demikian dilaporkan kantor berita Kyodo.

Ledakan pertama serupa terjadi pada reaktor nomor 1 pada Sabtu (12/3).

Para pejabat Jepang menyuntikkan air laut ke dalam reaktor nuklir Fukushima Ahad (14/3) dalam upaya mendinginkan temperatur reaktor tersebut.

Suhu reaktor tersebut saat ini kemungkintan telah merubah bentuk fisik reaktor tersebut namun tidak ada kebocoran.

Muncul kekhawatiran baru atas terjadinya ledakan hidrogen pada reaktor lain dalam fasilitas tersebut, mirip dengan yang terjadi pada Sabtu.

Area evakuasi mencapai 20 km dari reaktor tersebut telah dilakukan sejak Sabtu setelah diperluas hingga 10 km.

Ledakan yang terjadi pada Sabtu dan hari ini itu merupakan dampak dari gempa berkekuatan 8,9 skala richter yang disusul dengan tsunami.

Lebih dari puluhan orang cedera akibat ledakan tersebut tapi pemerintah Jepang menyatakan bahwa tingkat radiasi di bawah batas legal.

Pemerintah Jepang saat ini tengah berjuang keras mengatasi pasca bencana Jumat yang memporak-porandakan wilayah utara negara itu.

Berdasarkan data terbaru, diperkirakan 10.000 orang teas dan puluhan ribu lainnya hilang akibat tusnami.

Menyusul gempa dan tsunami di Jepang itu, indeks saham di pasar Asia menyusul para investor memprediksikan bahwa jumlah korban dan kerugian akan terus meningkat. (irib/14/3/2011)

Jepang Cabut Kondisi Darurat, Pemerintah Terus Berjuang

Jepang mencabut kondisi darurat yang diumumkan sebelumnya atas peringatan tsunami menyusul gempa berkekuatan 8,9 skala richter.

Para pejabat Jepang mengimbau warga tidak perlu mengkhawatirkan tsunami susulan untuk saat ini, namun mereka tetap diminta waspada dan siaga dalam merespon imbauan dari pemerintah.

Dikhawatirkan jumlah korban pasca bencana gempa itu meningkat hingga 20.000 orang di saat pemerintah tengah berjuang keras mengatasi kerusakan pada reaktor nuklir Fukushima akibat gempa.

Polisi menyebutkan bahwa sekitar 10.000 warga di kota Minami-Sanrikucho dan 10.000 lainnya di Otsuchicho hilang setelah gempa bumi dan tsunami Jumat (11/3).

Kepala polisi Miyagi menyatakan bahwa jumlah kematian di ini saja dipastikan akan mencapai puluhan ribu.

Pemerintah Jepang memperkirakan sebanyak 46.000 bangunan rusak, 5.700 di antaranya hancur total atau hanyut akibat tsunami.

Mereaksi bencana dahsyat itu, Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan mengatakan bahwa ini merupakan krisis dan bencana terbesar bahkan melebihi Perang Dunia II. Kan juga menginstruksikan diambilnya langkah penghematan listrik di seluruh Jepang guna mencegah padamnya listrik secara nasional.

Gempa bumi dan tsunami tersebut telah menimbulkan kerusakan besar bagi perekonomian Jepang dan bahkan sebagian pihak menilai jepang tengah menghadapi ancaman krisis kemanusiaan.

Di lain pihak, tiga perusahaan otomobil raksasa Jepang, Toyota, Nissan dan Honda menghentikan produksi mereka karena kerusakan sistem transportasi.(IRIB/MZ/14/3/2011)


Ledakan di Fukushima Menebar Radiasi ke Udara, Pencemaran Sampai ke Ibukota

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa kebakaran di sebuah kolam penyimpanan bahan bakar reaktor nuklir Jepang telah menyebabkan pencemaran radioaktif ke udara.

IAEA mengutip informasi yang diterima dari pemerintah Jepang seraya menambahkan bahwa pada hari Selasa (14/3) tingkatnya naik hingga 400 millisievert per jam di reaktor nuklir listrik Fukushima. Demikian dilaporkan Reuters.

IAEA menegaskan "Pemerintah Jepang menyatakan ada kemungkinan api itu disebabkan oleh ledakan hidrogen."

IAEA juga mengkonfirmasikan bahwa kolam penyimpanan bahan bakar nuklir bekas di unit nomor 4 reaktor pembangkit listrik nuklir Fukushima Daiichi terbakar dan zat radioaktifnya terlepas ke udara.

Kadar radiasi yang bocor dari reaktor nuklir di timur laut Jepang itu meningkat secara dramatis setelah empat hari pasca gempa bumi yang disusul tsunami.

Saat ini dilaporkan terjadi kenaikan sedikit suhu di dua reaktor lain di komplek nuklir Fukushima di saat para insinyur nuklir tengah berjuang mencegah proses pelelehan.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan sebelumnya bahwa muncul risiko tinggi kebocoran radioaktif yang lebih luas dari raktor nuklir Fukushima Daiichi.

Kan lebih lanjut mengimbau warga di 20 kilometer dari raktor nuklir tersebut untuk tetap tenang dan mengungsi. Sementara hampir 140.000 warga di radius 30 kilometer harus tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari radiasi.

Pemerintah Tokyo membenarkan peningkatan radiasi namun menyatakan bahwa peningkatan itu terlalu kecil untuk mengancam 39 juta orang di dan sekitar ibukota, yang berjarak 270 kilometer dari fukushima.

Para pejabat juga menambahkan tingkat radiasi di Saitama di dekat Tokyo telah meningkat 40 kali lipat lebih tinggi dari tingkat normal.(IRIB/MZ/SL/15/3/2011)

17 Tentaranya Terkena Radiasi, Armada Ketujuh Amerika Tinggalkan Jepang

Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, meninggalkan perairan Jepang setelah 17 tentaranya terkena zat radioaktif dari reaktor nuklir Fukushima Daiichi.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat terpaksa meninggalkan perairan Jepang untuk sementara dan merelokasi pasukannya menyusul pencemaran radiasi dari Fukushima.

17 tentara Amerika Serikat kemarin (14/3) dinyatakan terkena radiasi setelah melintas di atas reaktor nuklir Fukushima Daiichi dengan menggunakan helikopter.

Armada Ketujuh Amerika Serikat itu termasuk USS Chancellorsvill, USS Preble, dan USNS Bridge.

Armada Ketujuh mengangkut sejumlah helikopter yang digunakan untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan warga Jepang. (IRIB/MZ/SL/15/3/2011)

Nasib Ratusan WNI d Jepang Tak Diketahui

Sebanyak 267 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di daerah bencana di Jepang belum diketahui keberadaannya, namun bisa dinyatakan hilang karena sampai saat ini statusnya masih terus dikonfirmasi, kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty Natalegawa.

"Kami masih harus menghimpun informasi dan data mengenai kondisi mereka," ujarnya pada konferensi pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Dari hari ke hari, menurut Marty, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo terus mendapatkan data terbaru mengenai jumlah WNI yang berhasil selamat dari daerah bencana di Jepang.

Terdapat 496 WNI yang tinggal di daerah paling parah terhantam tsunami di Jepang, yaitu 274 orang di Miyagi, 120 di Iwate, dan 82 orang di Fukushima yang terancam radiasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

KBRI Tokyo pertama kali mendapatkan konfirmasi sebanyak 193 WNI selamat, kemudian 20 WNI selamat, dan secara berangsur diketahui 19 orang selamat.

Oleh karena itu, Marty mengatakan, 267 WNI yang belum bisa dikonfirmasi statusnya itu belum bisa dinyatakan hilang. (IRIB/Antara/AHF/15/3/2011)

Instalasi Nuklir Terancam, Jepang Distibusikan Obat Anti Radioaktif

Menyusul terjadinya ledakan di dekat reaktor nomor satu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima, pemerintah Jepang memberitahukan kejadian ini kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan segera mendistribusikan obat anti-radioaktif kepada masyarakat di sekitar instalasi nuklir tersebut.

Perusahaan pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang, Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) mengatakan pada Sabtu bahwa sebuah ledakan terdengar di dekat satu reaktor nuklir yang rusak di Prefektur Fukushima sebagai tanda bahwa kehancuran sedang terjadi.

Juru bicara Badan Keamanan Perindustrian dan Nuklir dalam jumpa pers mengonfirmasi bahwa ledakan terdengar di dekat reaktor nomor satu di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Nomor satu, Fukushima.

Sejumlah saksi mata melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan besar dan melihat asap membumbung dari bangunan yang melindungi reaktor.

Pada waktu terpisah, lembaga siaran umum, NHK melaporkan bahwa atap bangunan runtuh dan empat orang terluka dalam kecelakaan tersebut.

Menurut laporan NHK insiden itu terjadi pada sekitar pukul 15.36 sehari setelah gempa bumi sebesar 8,8 skala Richter melanda Jepang timurlaut yang mengakibatkan tsunami besar di perairan Pasifik.

Zat radio aktif telah terdeteksi dan pemerintah setempat menyarankan penduduk untuk menjaga jarak pada radius sejauh sepuluh kilometer dari pembangkit tenaga nuklir.

"Pemerintah [Jepang] juga mengatakan mereka membuat persiapan untuk mendistribusikan yodium kepada penduduk di sekitar lokasi," kata IAEA dalam sebuah pernyataan.

Yodium bisa digunakan untuk membantu melindungi tubuh dari serangan radioaktif.

Orang yang tinggal dalam radius 20 kilometer dari lokasi sudah dievakuasi dan pemerintah telah menyatakan keadaan darurat nuklir untuk lima reaktor.

"IAEA telah menegaskan kembali tawarannya memberikan bantuan teknis untuk Jepang," tambah pernyataan itu.

Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano mengatakan pada konferensi pers bahwa operator fasilitas nuklir, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) telah mengkonfirmasi bahwa wadah reaktor dalam kondisi utuh.

"Kami telah memastikan bahwa dinding bangunanlah yang meledak, bukan wadah reaktor," tutur Edano, sebagaiman dikutip Xinhua.

Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, 703 orang dinyatakan tewas dan 784 hilang, sedang 1.128 terluka. Pihak berwenang memperkirakan korban tewas mencapai 1.300.

NHK melaporkan sebanyak 10.000 penduduk perfektur Miyagi, Jepang dinyatakan belum ditemukan. Kini Pemerintah Jepang terus melakukan pencarian separuh penduduk kota yang terkena dampak cukup parah setelah gempa dan tsunami yang melanda Jepang tersebut.

Gempa di Jepang terjadi pukul 12.46 WIB, Jumat (11/3), berpusat di 373 km timur laut Tokyo. Beberapa saat kemudian terjadi tsunami dengan ketinggian 4 meter hingga 10 meter.(IRIB/PressTV/Xinhua/detik/PH/13/3/2011)

Iran Prihatin Atas Terjadinya Gempa dan Tsunami di Jepang

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi menyatakan prihatin atas terjadinya gempa bumi dan tsunami di Jepang. Dalam pesannya kepada Menlu Jepang Matsumoto, Salehi menyatakan prihatin atas terjadinya gempa bumi dahsyat dan tsunami di Jepang yang telah menghancurkan kawasan timur laut itu serta menjatuhkan korban dan menimbulkan kerugian yang besar.

Seraya menyinggung keuletan dan kerja keras rakyat Jepang Salehi berharap rakyat Jepang akan mampu mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh bencana alam ini.

Menlu juga menyampaikan belasungkawa rakyat dan pemerintah Iran kepada keluarga para korban bencana ini. Tak lupa Salehi menyatakan kesiapan Republik Islam Iran untuk mengulurkan bantuan dan pertolongan kepada para korban.

Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter hari Jumat (11/3) mengguncang pesisir timur laut Jepang. Sedikitnya 1000 orang tewas dan ribuan lainnya cedera. Pemerintah setempat menyatakan bahwa sampai saat nasib ratusan orang masih belum diketahui. (IRIB/AHF/12/3/2011)

Bulan Sabit Merah Iran Siap Kirim Bantuan ke Jepang

Kepala Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran Abolhassan Faqih menyatakan kesiapan Tehran mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jepang yang dilanda bencana alam.

" Rakyat dan pemerintah Iran siap mengirimkan berbagai bantuan yang diperlukan dari makanan hingga obat-obatan," kata Faqih dalam pertemuan dengan Duta Besar Jepang untuk Iran Kinichi Kumano pada hari Minggu (13/3).

Dia menambahkan bahwa Iran sesegera mungkin akan mengirim tim survei berjumlah lima orang anggota ke Jepang.

Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, 703 orang dinyatakan tewas dan 784 hilang, sedang 1.128 terluka. Pihak berwenang memperkirakan korban tewas mencapai 1.300.

NHK melaporkan sebanyak 10.000 penduduk perfektur Miyagi, Jepang dinyatakan belum ditemukan. Kini Pemerintah Jepang terus melakukan pencarian separuh penduduk kota yang terkena dampak cukup parah setelah gempa dan tsunami yang melanda Jepang tersebut.

Gempa di Jepang terjadi pukul 12.46 WIB, Jumat (11/3), berpusat di 373 km timur laut Tokyo. Beberapa saat kemudian terjadi tsunami dengan ketinggian 4 meter hingga 10 meter.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan menggambarkan efek destruktif gempa dan tsunami sebagai krisis terburuk bagi Jepang sejak Perang Dunia II.

"Ini adalah krisis yang paling sulit di Jepang dalam sejarah 65 tahun pasca perang dunia II, tapi saya yakin kita dapat mengatasi krisis," kata Kan sebelumnya pada hari Minggu.(IRIB/PH/14/3/2011)

Iran Siap Mengirim Bantuan ke Jepang

Ungkapan belasungkawa pemerintah Iran tas tragedi yang melanda Jepang disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi kepada Menteri Luar Negeri Jepang, Takeaki Matsumoto.


Iran Siap  Mengirim Bantuan ke Jepang

Menurut Kantor Berita ABNA, dengan terjadinya peristiwa bencana tsunami dan gempa bumi dahsyat yang melumpuhkan kawasan pesisir Jepang, Pemerintah Iran menyampaikan belasungkawa atas tragedi tersebut. Ungkapan belasungkawa disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi kepada Menteri Luar Negeri Jepang, Takeaki Matsumoto. Tidak sekedar ucapan belasungkawa, Iran pun telah menyiapkan tim bantuan, yang siap berangkat ke Jepang untuk membawa pasokan darurat logistik dan obat-obatan.

Ali Akbar Salehi mewakili pemerintah dan rakyat Iran turut memberikan rasa optimis kepada warga Jepang yang dilanda bencana. Menurutnya ketelatenan dan mentalitas yang kuat dari bangsa Jepang akan mampu memulihkan situasi atas wilayah-wilayah yang diguncang gempa berkekuatan 8,9 pada Skala Richter, yang diikuti oleh serangan tsunami dengan ketinggian 4-10 meter.

Iran, menurut Salehi, siap mengulurkan bantuan apapun kepada Jepang. Sementara itu, ketua Komunitas Bulan Sabit Merah Iran, Abolhassan Faqih, menyatakan kesiapan untuk mengirim pasokan bantuan berupa obat, perlengkapan sanitasi, dan bahan makanan.

Menurut pihak berwenang Jepang, jumlah korban tewas maupun hilang dalam 24 jam terakhir akibat gempa dan tsunami mencapai sekitar 1.200 jiwa, dan disebutkan gempa tersebut adalah gempa terdahsyat dalam 100 tahun terakhir.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=231278




Foto Satelit Google Ungkap Dahsyatnya Tsunami Jepang




Foto satelit Google (Ist.)

Jakarta - Raksasa internet Google dan lembaga antariksa NASA merilis gambar satelit yang memperlihatkan dampak bencana dahsyat di Jepang. Publik pun bisa menyaksikan keadaan wilayah sebelum dan sesudah terkena terjangan tsunami.

Google bekerjasama dengan perusahaan citra satelit GeoEye, meluncurkan gambar semacam itu dan bisa disaksikan via Google Earth ataupun Picassa Web. Terlihat misalnya sebuah daerah tepi laut sebelum terkena tsunami tampak teratur dan kehijauan, porak poranda setelah gelombang air laut menghajarnya.

Ryan Falor, anggota Google Crisis Response Team, menyatakan bahwa tujuan publikasi gambar tersebut adalah untuk membantu para organisasi yang sedang terjun melancarkan aksi kemanusiaan di Negeri Sakura itu.

"Kami berharap update baru citra satelit ini bermanfaat bagi mereka dan orang lain yang mengikuti peristiwa ini, untuk membantu mengilustrasikan luasnya kerusakan," ucap dia, dilansir ComputerWorld dan dikutip detikINET, Rabu (16/3/2011).

"Anda juga bisa mengikuti @earthoutreach di Twitter untuk tetap update dengan upaya mapping ini," imbuh dia. Akun di Twitter ini berisikan info tentang update gambar satelit apa saja yang sudah ditambahkan Google.

Sedangkan NASA memakai instrumen bernama Multi-angle Imaging SpectroRadiometer di pesawat Terra untuk menunjukkan kekacauan yang ditimbulkan oleh tsunami di Jepang. Sejauh ini, sudah ribuan korban jiwa jatuh karenanya dan diprediksi terus bertambah.
( fyk / ash /Rabu, 16/03/2011 08:17 WIB/Fino Yurio Kristo - detikinet )


Tsunami Jepang Bisa Dorong Permintaan Baja Dunia




Ilustrasi (dok)

Jakarta - Porak porandanya infrastruktur dan industri di Jepang akibat gempa dan tsunami akan berdampak pada proses pemulihan atau recovery di kawasan pesisir timur Jepang. Kebutuhan baja Jepang diperkirakan akan meningkat khususnya selama periode pemulihan mendatang.

Hal ini disampaikan Direktur Industri Material Dasar Logam Kementerian Perindustrian I G Putu Suryawirawan kepada detikFinance, Selasa malam (15/3/2011).

"Peluang itu pasti ada karena akan ada lonjakan demand baja di Jepang sehingga industri-industri baja mereka akan sibuk memenuhi permintaan dalam negeri yang mungkin harus dibantu impor," katanya.

Untuk kondisi industri baja Jepang, Putu meyakini tak terpengaruh bencana yang melanda Jepang pekan lalu. Ini mengingat, pusat-pusat industri baja Jepang relatif bebas dari terjangan tsunami atau kerusakan karena gempa.

"Sepengetahuan saya, industri-industri baja Jepang lebih banyak di sekitar Tokyo dan Osaka yang tidak terpengaruh oleh bencana tersebut," katanya.

Mengenai harga baja pasca peristiwa gempa dan tsunami Jepang, Putu menegaskan selama ini harga baja dunia lebih banyak terpengaruh dari supply dan demand China. Hal ini terkait langsung kebijakan ekspor atau impor baja China dan harga bijih besi dunia.

"Kami berharap bencana alam di Jepang jangan sampai mengganggu keseimbangan supply-demand baja khususnya di kawasan Asia," katanya.


(hen/qom/Rabu, 16/03/2011 08:15 WIB/Suhendra - detikFinance )

0 comments to "Belajar Ketertiban dan Ketenangan dari Jepang Dan Terkena Radiasi, Armada Ketujuh Amerika Tinggalkan Jepang ??!!??"

Leave a comment