Home , , , , , , , , � Helikopter Tempur Bahrain Siap Bantai Rakyat Bahrain....Arab Saudi ikut membantu???!!!..Maroko pun kena imbasnya....!!!

Helikopter Tempur Bahrain Siap Bantai Rakyat Bahrain....Arab Saudi ikut membantu???!!!..Maroko pun kena imbasnya....!!!


Demo Bahrain Sampai ke Pintu Istana

Para pengunjuk rasa Bahrain berkonsentrasi di luar istana (6/3), meneriakkan slogan "Turun, turun al-Khalifa" dan "Tidak ada dialog dengan para pembunuh,"

Sebagaimana dilaporkan Middle East Online, para pengunjuk rasa anti-pemerintah juga tetap melanjutkan protes mereka di Bundaran Mutiara yang telah berlangsung selama tiga pekan berturut-turut. Mereka menyatakan tidak akan meninggalkan bundaran itu sebelum tuntutan mereka terpenuhi.

Para demonstran menuntut reformasi konstitusional dan mengakhiri monarki. Mereka juga menyerukan pemilu yang bebas dan adil serta pembebasan semua tahanan politik.

Para demonstran merencanakan berkonsentrasi di luar gedung Kedubes AS di Manama dalam rangka memprotes campur tangan Washington dalam urusan internal Bahrain.

Mereka juga menyerukan demonstrasi di luar kantor perwakilan PBB, menuntut badan internasional itu agar mendesak Raja Hamad bin Isa Al Khalifa segera menyingkir.

Para panitia demonstrasi telah merencanakan demo akbar di Manama Jumat depan.

Pekan lalu, dalam upaya untuk meredam demonstrasi, Raja Khalifa membebaskan 23 tahanan politik dan melakukan perombakan kecil dalam kabinetnya. Namun, langkah itu dinilai rakyat belum cukup mengingat ratusan aktivis politik masih mendekam di penjara-penjara Bahrain.(irib/7/3/2011)

Helikopter Tempur Bahrain Siap Bantai Rakyat di Manama

Militer Bahrain menambah jumlah helikopter tempurnya yang terbang di atas zona udara Manama mengusul meningkatnya aksi protes warga di depan gedung Perdana Menteri.

Para demonstran Bahrain sejak pagi hari ini (Ahad 6/3) menggelar pawai menuju gedung Perdana Menteri menuntut pembubaran pemerintah. Sementara itu, demonstran mensyaratkan pembubaran kabinet, pembebasan tahanan politk dan proses pengadilan bagi pelaku pembantaian rakyat untuk berunding dengan pihak kerajaan.

Dalam aksi demo rakyat Bahrain pekan ini sedikitnya tujuh orang tewas di tangan militer serta pasukan keamanan pemerintah. Rakyat Bahrain yang berjumlah ribuan orang dari berbagai kalangan hingga saat ini masih berkumpul di depan gedung Perdana Menteri sambil meneriakkan yel-yel anti pemerintah.

Militer Bahrain saat ini dalam kondisi siaga penuh dan ditempatkan di sekitar gedung Perdana Menteri. Para pengamat menilai aksi demo hari ini terhitung aksi terbesar rakyat Bahrain yang diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Aksi demo hari ini dimotori oleh sejumlah kelompok Bahrain.

Di sisi lain, helikopter tempur militer Bahrain terus ditambah dan terus terbang di atas udara Manama memantau perkembangan yang ada. Disebutkan pula bahwa helikopter tersebut siap untuk menyerang para demosntran dan tinggal menunggu instruksi dari petinggi negara ini.

Pasukan keamanan negara ini dengan dilengkapi kendaraan lapis baja ditempatkan di sekitar gedung Perdana Menteri dan dalam kondisi siaga penuh. Demonstran Bahrain hari ini menggelar aksi demo damai dan hanya meneriakkan slogal anti pemerintah. (IRIB/IRNA/MF/6/3/2011)

Berita Detik demi Detik Revolusi Bahrain

Masyarakat masih terus bertahan di Bundaran lu’luah. Yel-yel masyarakat semakin pedas. Para pemodal asing melarikan diri dari Bahrain. Usaha pemerintah untuk mewujudkan perpecahan antar madzhab. Kondisi ekonomi dan pendidikan yang semakin merosot. Permintaan bantuan pada Arab Saudi.
Berita ini terus berkembang hari demi hari.


Berita Detik demi Detik Revolusi Bahrain

Menurut Kantor Berita ABNA. Berikut ini adalah berita detik-demi detik Masyarakat Bahrain pada hari kamis pada hari ke-18 revolusi mereka melawan rezim Hakim. Pergerakan revolusi masyaralat Bahrain semakin lama semakin cepat.

Jam 00.05 waktu Teheran. Masyarakat terus bertahan di Bundaran Lu’lu’ah.

Masyarakat Bahrain sampai sekarang masih bertahan di Bundaran Lu’lu’ah dengan aksi damai yang mereka gelar.

Bundaran ini juga menjadi saksi berbagai program politik dan budaya yang digelar masyarakat. Beberapa program setelah shalat Maghrib dan Isya sampai pertengahan malam adalah sebagai berikut.

Ceramah dari Abdul Wahab Husaini, salah satu wakil parlemen, Syaikh Said Nuri, dan Ibu Jalilah Alawi.

Pentas seni berupa Nasyid dan juga acara dibawah panduan Yusuf Rabi dan Doktor Hasan Ali.

Jam 00.40 waktu Teheran. Yel-yel yang dilontarkan masyarakat semakin pedas dan panas.

Pada awalnya aksi masyarakat menggunakan kata-kata yang berisi tuntutan perbaikan pada pemerintahan bukan untuk menurunkan pemerintah yang ada namun kekejaman pemerintah telah merubah semua itu. Yel-yel mereka pun berubah warna menjadi lebih pedas dan keras.

Wartawan perancis diantara banjir masyarakat bahrain yang meluap didepan gedung pemerintahan Bahrain melaporkan bahwa mereka meneriakkan” Mati untuk Ali Khalifah”, “dengan pembunuh kami tidak mau berdialog” pada hari kamisnya masyarakat mengusung yel-yel “ Para pemuda menginginkan turunnya pemerintah”, “Turunlah Hamid” dll mereka ingin mengakhiri masa kekuasaan keluarga Ali Khalifah atas negara Bahrain. Mereka juga menyatakan akan terus bertahan di Lu’lu’ah hingga pemerintah diturunkan.

Jam 01.00 waktu Teheran. Para penanam modal asing melarikan diri dari Negara Bahrain.

Karena aksi massa masyarakat Bahrain semakin lama semakin menjadi bank-bank dan pemodal Asing sudah menghentikan operasi dan bersiap-siap meninggalkan Bahrain. Jumlah mereka tidak sedikit yaitu lebih dari 2000 usaha permodalan dan pebankkan.

Jam 01.30 Usaha Pemerintah untuk memunculkan perpecahan antara Madzhab di Bahrain.

Walaupun baik kelompok Syiah dan Suni Bahrain sudah bersatu bersama dalam kelompok aksi-aksi yang diadakan tapi pemerintah Bahrain terus getol untuk membuat jurang pemisah antar mereka.

01.45 waktu Teheran. Pemerintah Bahrain tidak akan bertahan lama.

Ali Aswad salah satu mantan perwakilan Al-Wifak di Majlis Permusyawaratan Bahrain menyinggung aksi masyarakat Bahrain yang dilakukan menyeluruh di Bahrain menjelaskan,” Pemerintahan Bahrain tidak akan bisa terus diam atas tuntutan masyarakat dan selain itu mereka juga tidak akan pernah mau untuk diajak berdialog”. Masyarakat tidak akan memperhatikan pemerintah yang selama 40 tahun telah mengabaikan pendapat mereka. Sekarang mereka sudah tidak menginginkan lagi bentuk pemerintahan seperti itu”.

Kami hingga saat itu terus berusaha mengumpulkan berbagai aspirasi masyarakat dan sesama aktifis politik saling bertemu dan melakukan perbincangan. Masyarakat yang melakukan aksi juga mengutarakan harapan-harapan mereka pada perwakilan tersebut.

Jam 02.00 waktu Teheran. Kondisi Negara Bahrain dari segi ekonomi pendidikan semakin memprihatinkan.

Kondisi Negara Bahrain akibat tuntutan yang tidak kunjung dikabulkan semakin hari semakin parah. Roda ekonomi, bisnis, pendidikan dan lain lain banyak yang macet. Semua pihak berharap untuk secepatnya bisa keluar dari keadaan ini.

Jam 02.45 waktu Teheran. Keluhan pada Arab Saudi.

Abdul Rauf Syaib melawat ke Arab Saudi guna membicarakan pengiriman tentara bantuan untuk menghentiakn aksi demonstrasi masyarakat Bahrain. Dengan ini maka masyarakat revolusioner pun akan berhadapan dengan tentara keamanan Arab Saudi” Dia setelah mengisyaratkan bahwa kebanyakan masyakat ikut serta dalam aksi itu menekankan,” Apa yang mereka harapkan adalah untuk menurunkan Rezim Hakim, mereka tidak menerima bentuk pemerintahan bersyarat dan mereka hanya menginginkan agar pemerintah mengundurkan diri”

Pemerintahan yang diharapkan masyarakat adalah pemerintahan yang didasarkan dari perolehan pemilihan umum melalui perwakilan majelis.(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229762

Fatwa Pengharaman Demonstrasi Ulama Mesir dan Saudi Harus Segera di Cabut

Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, "Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama."


Fatwa Pengharaman Demonstrasi Ulama Mesir  dan Saudi Harus Segera di Cabut

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam pernyataannya yang ditujukan kepada ulama-ulama mufti Arab Saudi dan Mesir mengatakan, "Kebangkitan Negara-negara Islam dalam menghadapi kezaliman dan kelakuan orang-orang yang kerjanya hanya melakukan kerusakan di muka bumi, tidak boleh dicegah dengan dalih agama."

"Ulama-ulama Mesir maupun Arab Saudi yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman kebangkitan umat Islam di Mesir dan beberapa Negara Islam harus segera mencabut fatwanya. Fatwa mereka justru memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam dan menghentikan kebangkitan umat Islam untuk menggulingkan penguasa-penguasa yang tiran dan zalim." Tegasnya.

Berikut petikan teks pernyataan Ayatullah Makarim Syirasi:

Bismillahirrahmani rahim

Salah satu permasalahan penting yang dihadapi kaum muslimin yang sedang melakukan gerakan perlawanan atas kezaliman di Negara-negara mereka justru berasal dari ulama-ulama besar mereka sendiri. Menurut kabar, sebagian dari ulama Mesir dan Arab Saudi mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan rakyat tersebut dan menyebut para aktivis demonstran sebagai pelaku kerusakan di muka bumi yang justru kebangkitan adalah untuk melakukan perlawanan terhadap pelaku kerusakan di muka bumi.

Penyebab keluarnya fatwa tersebut karena jauhnya para ulama tersebut terhadap umatnya. Mereka sama sekali tidak mengenal umatnya dengan baik, termasuk penderitaan yang mereka alami di bawah pimpinan penguasa yang zalim. Fatwa sesat mereka ini lahir dari pemahaman mereka yang sesat tentang ulil amri. Bagi mereka siapapun bisa menjadi ulil amri, tidak peduli zalim atau tidak. Bayangkan, bagi mereka, Yazid maupun Jengis Khan Mongolia adalah juga Ulil Amri yang wajib ditaati.

Sebagai ulama panutan mereka semestinya mendukung tuntutan umatnya. Fatwa sesat mereka harus dicabut segera dan mereka harus berani menyatakan orang-orang yang mempimpin secara zalim dan tidak becus tidak patut untuk ditaati dan kebangkitan untuk melawan dan menggulingkan penguasa-penguasa yang zalim adalah kewajiban bagi umat Islam. Justru penguasa-penguasa zalim tersebut yang gemar melakukan kerusakan di muka bumi.

Bukankah Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur'an bahwa jika diantara dua kelompok kaum muslimin saling berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika tidak bisa ditempuh jalan damai, maka bantulah mereka yang dizalimi, perangilang mereka yang berbuat zalim?. Apakah penguasa Libiya, Mesir dan Bahrain tidak sedang menzalimi rakyatnya?

Dalam kitab Tarikh Tabari, salah satu kitab sejarah yang masyhur di kalangan Ahlus Sunnah, disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad saww bersabda, "Barang siapa yang melihat penguasa yang menghalalkan yang telah diharamkan oleh Allah, menginjak-injak aturan-aturan Allah, menyelewengkan sunnah Rasulullah, dan berbuat zalim kepada hamba-hamba Allah namun tidak mengingkarinya baik secara lisan maupun perbuatan, hari kiamat nanti ia akan dibangkitkan bersama penguasa-penguasa zalim tersebut." (Tarikh Tabari, Jilid 4, hal. 304).

Karenanya, saya meminta kepada ulama-ulama yang telah mengeluarkan fatwa pengharaman atas kebangkitan umat Islam atas perlawanannya terhadap penguasa-penguasa yang zalim untuk segera mencabutnya. Tidak seharusnya ulama menghentikan atau menghalang-halangi kebangkitan umat Islam ini yang pada hakekatnya hanya memberi keuntungan kepada musuh-musuh Islam. Ulama harus bersatu padu dengan umatnya sehingga musuh-musuh Islam tidak dapat mengambil manfaat apapun dari kebangkitan umat ini.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229724

Demonstrasi Bersama Sunni-Syiah Bahrain, Menuntut Khalifah yang Faqih

Berikut gambar-gambar suasana demonstrasi rakyat Bahrain yang menuntut perubahan di negeri mereka. Umat Syiah dan Sunni Bahrain secara bersama-sama menuntut khalifah yang faqih (paham ilmu agama) yang memimpin negara mereka.























Aksi Dukungan Umat Syiah Australia Terhadap Revolusi Bahrain


































mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229767

"Jika Militer Saudi Memasuki Bahrain, Kami Akan Minta Bantuan Iran"
Para demonstran Bahrain terkait berita yang tersebar akan datangnya tentara Arab Saudi di bumi Bahrain untuk membendung demonstrasi masyarakat Bahrain menyampaikan bahwa jikahal itu yang terjadi maka mereka akan meminta bantuan dari Negara Republik Islam Iran.


"Jika Militer Saudi Memasuki  Bahrain, Kami Akan Minta Bantuan Iran"

Menurut Kantor Berita ABNA, Hasan Musyama pimpinan organisasi pembela hak asasi manusia Bahrain sebuah organisasi yang dikenal sebagai satu-satunya organisasi yang dikenal memiliki persilangan pandangan paling besar dengan pemerintah Bahrain. Setelah beberapa tahun diasingkan beberapa hari yang lalu telah kembali ke Manamah dan menyampaikan,” Jika tentara negara lain turut campur dalam urusan dalam Negeri Bahrain maka tentara Iran juga memiliki hak yang sama untuk melakukan hal ini demi melindungi masyarakat yang memperjuangkan kemerdekaan."

Dia dalam dialog dengan harian Al-Akhbar terbitan London berkata,”Jika pemerintah Bahrain meminta bantuan pada Arab Saudi pada kondisi ini maka para demonstran juga memiliki hak yang sama untuk meminta bantuan pada Iran sebagai perlindungan untuk mereka”.

Turut campur secara maknawi pun tetap dihitung sebagai turut campur dalam urusan suatu negara apalagi ketika sampai turut campur dalam urusan pertahanan dimana untuk hal itu sudah ada tempatnya sendiri. Dia menambahkan biasanya bentuk turut campur itu dalam bentuk musyawarah kerjasama Teluk Persia.

Al-Akhbar menanyakan pada Musyayamah menurut anda terkait turut campurnya Arab Saudi dalam urusan Negara Bahrain itu bagaimana? Apakah Arab Saudi memang benar-benar ikut campur?

Dalam menjawab pertanyaan ini dia menjelaskan,” Saya sendiri tidak bisa menjadikan dalil atas isu bahwa Arab Saudi akan membantu pemerintahan Bahrain atau sebaliknya yaitu mendustakannya. Tapi segala kebijaksanaan Arab Saudi terkait Negara Bahrain baik pengiriman tentara dan pemberian ikhitar tentara itu pada Hakim dari pihak Arab Saudi maka hal itu terhitung sebagai bentuk penyelundupan secara terang-terangan dan bertentangan dengan hukum internasional."

"Terkait pembentukan kelompok baru dengan nama Mausum sebagai kelompok suni yang dikepalai Abdul Lathif Mahmud yang juga meminta bergabung dalam dialog dengan pemerintah dalam hal ini saya tidak ingin memberikan tanggapan positif.

"Tapi hal ini merupakan salah satu bagian dari tips negara Bahrain yang menginginkan gerakan rakyat menjadi pudar dan kenyataannya pemerintahan Bahrain sudah berulang kali melakukan hal ini. Saya berharap saudara dari Ahlu sunah memiliki harapan yang lebih dari ini, visi mereka seharusnya untuk dunia bukan hanya untuk melindungi satu keluarga semata."

Al-Akhbar juga menanyakan apakah keinginan anda yang sebenarnya adalah untuk melengserkan pemerintahan? Atau bentuk kerajaan bersyarat? Dalam menjawab pertanyaan tersebut dia berkata “Setelah melakukan kebangkitan dan juga dilakukan upaya dari segi hukum kami menginginkan perbaikan dan pembentukan kerajaan bersarat tapi setelah banyak korban berjatuhan maka tidak mungkin kami menuntut kecuali perombakan pemerintahan yang ada. Kami sudah tidak bisa mempercayai keluarga kerajaan Ali Khalifah”.

Pemerintah kerajaan Bahrain dengan pembunuhan yang mereka lakukan pada masyarakat telah melakukan kesalahan besar. Bentuk pemerintahan kerajaan seperti kerajaan Inggris dimana keluarga kerajaan hanya untuk penghormatan dan masyarakat tidak memiliki ikhtiar sama sekali dan anggota mereka tidak ada kemungkinan untuk menjadi perdana mentri bentuk semacam ini juga tergantung pada persetujuan rakyat.

Al-Akhbar juga menanyakan padanya terkait peranan organisasi hak-hak asasi kemanusiaan dalam menarik para pemuda revolusioner pada 14 Februari dimana dalam hal ini dia menjelaskan,” Saya tidak ingin membesar-besarkan peranan kami dibanding dengan pihak yang lain tapi sebenarnya para pemuda itu mengambil pelajaran dari pergerakan yang terjadi di kawasan timur tengah baru-baru ini. Pada sisi lain masyarakat Bahrain telah melakukan aksi pergerakan sebelum-sebelumnya tapi pada waktu itu pihak pemerintah memiliki juru runding yang sangat kuat sehingga kami pada waktu itu tidak berhasil."(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229731

Gates Tiba di Kabul

Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Senin (7/3) tiba di Kabul, Afghanistan untuk ke-13 kalinya, guna membahas dan mengevaluasi aktivitas tempur pasukan di bawah komando Amerika.

Sebagaimana dilansir AFP dari Kabul, Humas Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), Geoff Morrell, yang menyertai kunjungan Gates, mengatakan, "Menteri pertahanan akan bertemu dengan pasukan Amerika di timur dan selatan Afghanistan. Ia juga akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai dan Panglima pasukan koalisi di negara itu, Jenderal David Petraeus."

Menurut laporan ini, kunjungan Gates kemungkinan akan diwarnai kemarahan rakyat Afghanistan atas pembantaian anak-anak dalam serangan pasukan NATO. Mereka tewas dalam serangan helikopter NATO hari Selasa ketika sedang mengumpulkan kayu bakar di Provinsi Kunar.

Presiden Karzai menyerukan kepada pasukan pimpinan Amerika untuk segera mengakhiri pembunuhan anak-anak yang tidak berdosa. Ia membuat pernyataan itu pada rapat kabinet yang dihadiri oleh David Petraeus.

"Atas nama rakyat Afghanistan, saya ingin Anda menghentikan pembunuhan warga sipil," tegasnya pada hari Ahad.

Karzai mengutuk pembunuhan tersebut dan Presiden Barack Obama hanya meminta maaf atas insiden itu. Karzai mengatakan permintaan maaf atas kematian anak-anak masih belum cukup.

Ratusan warga Afghanistan turun ke jalan-jalan di Kabul untuk memprotes brutalitas AS dan NATO. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti Amerika. (IRIB/RM/PH/7/3/2011)

Beratnya Misi Utusan Baru AS di Afghanistan dan Pakistan

Marc Grossman, Utusan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan menyatakan tekadnya untuk menyelesaikan krisis di kawasan dengan lebih terfokus pada pendekatan politik. Hal itu disampaikan Grossman dalam keterangan persnya sebelum bertolak menuju Islamabad dan Kabul. Mantan dubes AS di Kairo itu merupakan pengganti Richard Holbrooke yang meninggal dunia Desember lalu akibat serangan jantung. Grossman menilai, penyelesaian krisis regional memerlukan solusi politik. Ia juga menekankan perlunya dukungan negara-negara kawasan terutama Pakistan.

Banyak pakar politik menilai, tantangan dan persoalan yang dihadapi utusan baru Presiden Obama di Afghanistan dan Pakistan itu tidaklah gampang apalagi krisis yang ada bisa dibilang sudah multidimensi dan berlapis-lapis. Satu sisi dia dituntut untuk menyukseskan kebijakan AS di Afghanistan, namun di sisi lain dia juga harus bisa menjaring kerjasama yang baik dengan Pakistan.

Selama 9 tahun berperang di Afghanistan, AS dan sekutu-sekutu Eropanya bukan hanya gagal dalam menumpas gerakan Taleban, tapi justru telah memperlebar skala krisis hingga ke Pakistan. AS dan sekutu Baratnya yang tergabung dalam NATO kerap menuding Islamabad berkomplotan dengan gerilyawan Taleban dan memberi mereka perlindungan di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan. Tentu saja, Pakistan menolak mentah-mentah tudingan tersebut bahkan berkilah bahwa pihaknya kini juga tengah berjuang menghadapi infiltrasi Taleban di negaranya.

AS yang sudah hampir satu dekade gagal memberangus Taleban di Afghanistan, belakangan ini kian gencar menebar serangan udara lewat pesawat-pesawat tanpa awaknya ke sejumlah wilayah Pakistan yang diklaim sebagai tempat persembunyian Taleban. Tragisnya, serangan tersebut justru lebih sering menarget warga sipil. Tak ayal serangan sadis semacam itu semakin meningkatkan sentimen anti-AS di Pakistan dan Afghanistan.

Selama ini AS selalu berdalih menerapkan beragam opsi untuk menyelesaikan krisis di kawasan. Namun banyak pihak yang beranggapan bahwa pendekatan politik sekaligus militeristik yang dilancarkan Washington belakangan ini, hanyalah kedok untuk menutupi kegagalan misi militernya di Afghanistan. Sudah 9 tahun AS dan sekutunya mempromosikan invasi militernya di Afghanistan sebagai perang anti-terorisme. Namun nyatanya, kondisi tak juga semakin aman bahkan fenomena terorisme kini makin menyebar luas. Kegagalan itu, akhirnya memaksa AS dan NATO dalam pertemuan akhirnya di Lisabon memutuskan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan hingga tahun 2014.

Tidak hanya itu saja, kondisi yang dihadapi AS dan sekutunya juga sangat dilematis. Satu sisi, misi militer mereka gagal. Namun di sisi lain mereka juga mesti merangkul Pakistan untuk berdialog dengan Taleban. Tentu saja bukan perkara mudah membujuk Islamabad untuk membantu Washinton menyelesaikan kemelutnya dengan Taleban. Karena itu banyak pihak pesimis Grossman bisa menyelesaikan agenda politik Gedung Putih di kawasan. (IRIB/LV/NA/6/3/2011)

Puluhan Demonstran Perempuan Saudi Digebuki Aparat dan Ditahan

(arsip foto)

Pasukan keamanan Saudi telah menangkap puluhan demonstran perempuan yang berunjuk rasa menuntut pemerintah segera membebaskan para tahanan politik.

Kantor berita DPA kemarin (6/3) melaporkan, para demonstran perempuan yang jumlahnya mencapai 40 orang itu dipukuli terlebih dahulu oleh aparat sebelum direlokasi menuju sel penjara.

Puluhan perempuan itu berdemo di sebuah instansi pemerintah di kota Dammam menuntut pemerintah membebaskan para suami mereka yang telah ditahan secara tidak adil. Sebagian dari mereka telah mendekam di penjara selama lebih dari 16 tahun.

Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi sebelumnya telah mengeluarkan surat larangan segala bentuk demonstrasi dan konsentrasi. Larangan itu dikeluarkan di saat gelombang protes pro-demokrasi di negara ini semakin meningkat.

Warga Syiah Saudi yang merupakan 15 persen dari total populasi negara ini, telah menggelar protes dalam skala kecil dalam dua pekan terakhir. Mereka memprotes kebijakan diskriminatif pemerintah terhadap warga Syiah.(irib/7/3/2011)

Dalam Menghadapi Fitnah, Berlindunglah kepada Al-Qur'an
Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam penyelenggaraan seminar internasional yang dihadiri oleh para penerjemah Al-Qur'an, menyampaikan pesannya bahwa penerjemahan Al-Qur'an bukanlah pekerjaan mudah dan sebisa mungkin harus dihindari kesalahan penerjemahan sekecil apapun.



Dalam Menghadapi Fitnah, Berlindunglah kepada Al-Qur

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Makarim Syirasi dalam penyelenggaraan seminar internasional yang dihadiri oleh para penerjemah Al-Qur'an, dengan menukil dari salah satu hadits Nabi Muhammad saww menyatakan, "Jika kalian menghadapi berbagai macam fitnah, maka berlindunglah kepada Al-Qur'an, sebab Allah SWT menurunkan Al-Qur'an untuk mengatasi berbagai fitnah dan memberi jawaban atas semua tudingan-tudingan negatif yang tidak berdasar. Al-Qur'an adalah obat dan penawar."

Beliau kemudian melanjutkan dengan menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kitab hidayah dan petunjuk menuju surga, dan jika Al-Qur'an disepelekan maka ancamannya adalah api neraka yang berkobar-kobar. "Al-Qur'an memberi petunjuk kepada jalan yang terbaik. Apa yang tersampaikan dalam ayat-ayatnya memisahkan antara yang hak dan batil. Tidak ada tutur dan penyampaian yang sia-sia, semuanya memiliki makna, baik zahir maupun batin." Ucapnya.

Ayatullah Uzhma yang juga ulama marja taklid ini selanjutnya menyinggung mengenai kefasihan ayat-ayat Al-Qur'an. Beliau berkata, "Barang siapa yang mengakui kefasihan bahasa Al-Qur'an namun tidak memperhatikan sabda Nabi Muhammad saww yang menyatakan, setiap ayat Al-Qur'an memiliki makna tertentu, dan setiap makna tersebut memiliki makna tertentu lainnya maka ia hanya bisa sekedar kagum saja, tanpa mengambil manfaat yang lebih."

Ayatullah Makarim Syirasi selanjutnya memperkenalkan Al-Qur'an sebagai kitab yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Namun beliau kemudian menyayangkan tersebarnya terjemahan Al-Qur'an yang tidak memiliki kelayakan, "Komisi yang telah dibentuk yang terdiri dari orang-orang ahli bahasa harus bekerja lebih keras lagi memeriksa setiap terjemahan Al-Qur'an yang beredar, agar tidak menimbulkan kerancuan dan keresahan di masyarakat."

"Penerjemahan Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang mudah, dengan cukup bermodalkan kemampuan bahasa. Namun juga, seorang penerjemah seyogyanya menguasai dengan baik minimal satu kitab tafsir. Penerjemah juga mestinya seseorang yang bertakwa sehingga hasil terjemahannya pun memberi keberkahan." Lanjut beliau.

Di akhir pesannya, Ayatullah Makarim Syirasi sangat mendukung penyelenggaraan seminar internasional yang membahas mengenai penerjemahan Al-Qur'an yang pertama kali di adakan ini yang mempertemukan para penerjemah dari berbagai Negara. Beliaupun berharap agar pertemuan-pertemuan semacamnya bisa terus terselenggara untuk meneliti dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang bisa saja terjadi dalam penerjemahan, agar maksud asli yang hendak tersampaikan oleh ayat-ayat Al-Qur'an tidak terselewengkan oleh kesalahan penerjemahan.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229887

Mereka yang Menginjak-injak Syariat Islam, Tidak Layak Jadi Pemimpin
Kembali Syaikh Yusuf Qhardawi menyatakan penolakannya atas fatwa pengharaman demonstrasi dan kebangkitan rakyat oleh ulama-ulama Arab Saudi.


Mereka yang Menginjak-injak Syariat Islam,  Tidak Layak Jadi Pemimpin

Menurut Kantor Berita ABNA, Syaikh Yusuf Qhardawi, ketua persatuan ulama Islam se dunia dalam sebuah konferensi Islam di Doha Qatar terkait dengan kebangkitan umat Islam di beberapa Negara Arab menyatakan, "Kebangkitan pemuda-pemuda Arab adalah sesuatu yang sudah semestinya, dan tidak dalil apapun yang bisa mengkategorikan kebangkitan mereka sebagai fitnah bagi umat Islam. Karena Islam adalah ajaran yang paling menentang pemerintahan yang zalim."

Beliau mengenai beberapa fatwa ulama Arab Saudi yang mengkategorikan haram kebangkitan rakyat tersebut, menegaskan, "Ulama-ulama Salafi lewat fatwa-fatwa mereka berusaha memadamkan kebangkitan rakyat dan api revolusi yang sedang menjalar dimana-mana. Mereka menyebut kebangkitan tersebut adalah fitnah, padahal yang melatar belakangi munculnya kebangkitan tersebut adalah penguasa yang zalim. Tidaklah layak orang-orang yang justru menginjak-injak syariat Islam yang menjadi pemimpin bagi umat Islam."

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=229885


0 comments to "Helikopter Tempur Bahrain Siap Bantai Rakyat Bahrain....Arab Saudi ikut membantu???!!!..Maroko pun kena imbasnya....!!!"

Leave a comment