Home , , , , , , , � Rahbar: Revolusi Islam Iran, Model Kebangkitan Rakyat Regional , Barat & Zionispun ketakutan dengan bikin Film " Iranium "..kacian...kacian..kaciann..

Rahbar: Revolusi Islam Iran, Model Kebangkitan Rakyat Regional , Barat & Zionispun ketakutan dengan bikin Film " Iranium "..kacian...kacian..kaciann..

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatollah Al-Udzma Sayed Ali Khamenei menyebut kian berkobarnya kebangkitan Islam di negara-negara regional sebagai sebuah peristiwa yang luar biasa besar dan merupakan gerakan yang terinspirasi dari Revolusi Islam Iran.

Rahbar dalam pertemuan dengan para pejabat dan staf kementerian intelijen Republik Islam Iran kemarin (Kamis, 3/3) di Tehran menjelaskan, "Front imperialisme dengan AS sebagai pimpinannya mengerti betul bahwa model pergerakan rakyat ini adalah Revolusi Islam Iran. Karena itu, mereka berusaha keras untuk menampilkan model ini sebagai pengalaman yang gagal. Padahal mereka sendiri masih terperana dengan besarnya jutaan rakyat Iran yang berpartisipasi dalam demo akbar 11 Februari (Peringatan Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran)".

Menyinggung tentang prestasi dan kinerja kementerian intelijen Iran, Rahbar memaparkan keunggulan dan kekhasan lembaga tersebut. Dijelaskannya, "Di antara keunggulan utama kementerian intelijen Republik Islam Iran adalah keberadaannya yang tumbuh dan berkembang secara membumi dan sama sekali tidak mencontoh sistem intelijen asing manapun.(irib/4/3/2011)

AS Peringatkan Pengaruh Iran di Timur Tengah

Seiring perkembangan yang mengguncang kawasan Timur Tengah, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memperingatkan pengaruh regional Iran, yang bisa menciptakan peristiwa baru di kawasan.

"Mereka melakukan segala cara untuk mempengaruhi hasil transformasi di kawasan ini," kata Clinton di hadapan Komite Apropriasi Senat AS pada hari Rabu (2/3). Ia mengklaim bahwa Iran berkomunikasi dengan kelompok-kelompok oposisi di Mesir, Bahrain dan Yaman untuk mencapai tujuan-tujuannya. Demikian dilaporkan Press TV.

"Mereka memanfaatkan Hizbullah Lebanon untuk membangun kontak dengan mitra-mitranya di Palestina (Hamas dan Jihad Islam) yang kemudian pada gilirannya berkomunikasi dengan rekan-rekan di Mesir," jelas Clinton.

"Kebanyakan orang ingin kita terlibat di kawasan, tapi mereka tidak ingin kita memainkan peran utama. Jadi bagaimana kita akan menyampaikan bantuan jika mereka melihat seolah-olah kita sedang mencoba mengambil alih revolusi rakyat. Inilah tantangan kami," paparnya.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara berulang kali memperingatkan intervensi AS di kawasan itu.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mendesak para sarjana dan elit Muslim tidak membiarkan kekuatan arogan membajak gerakan rakyat di negara-negara Islam.

"Petunjuk dan arahan ulama dan cendekiawan diperlukan untuk membantu rakyat negara-negara Muslim guna mencegah pihak arogan membajak dan merampas gerakan mereka. Dalam hal ini masa depan umat Islam dan kawasan akan cerah," ujar Rahbar.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad juga memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap intervensi militer di kawasan tersebut dan mendesak mereka untuk menghentikan aksinya.

"Jika kalian kembali mengobarkan perang di Afrika Utara dan Timur Tengah, negara-negara regional akan bangkit dan menggali kuburan bagi tentara kalian," tegas Ahmadinejad.

Laporan media terbaru menunjukkan bahwa Amerika dan sekutunya mungkin membuka jalan bagi intervensi militer di Libya. (IRIB/RM/3/3/2011)

Ahmadinejad: Dunia Perlu Tatanan Baru

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menekankan, "Persaudaraan dan hubungan dekat di antara bangsa-bangsa pejuang kebebasan memeliki peran mendasar dan konstruktif dalam memperkuat resistensi melawan kekuatan arogan dan mewujudkan tatanan dunia baru". Sebagaimana diberitakan IRNA, Ahamdinejad, Kamis sore (3/3) dalam pertemuannya di Tehran dengan ketua dan anggota parlemen Bolivia menandaskan, "Ketika kekuatan arogan menentang kehormatan, kemerdekaan, dan kemajuan negara-negara lain, maka sikap saling mendukung di antara negara-negara pejuang kebebasan dan kemerdekaan merupakan nikmat dan karunia yang besar".

Ahmadinejad menambahkan, "Saya yakin Iran dan Bolivia serta negara-negara pejuang kebebasan lainnya di dunia berada dalam satu front dan bersaudara. Masa depan adalah milik kita dan bangsa-bangsa pejuang kebebasan".

Presiden Iran itu menegaskan bahwa hubungan persaudaraan merupakan landasan kokoh persahabatan dan kemajuan negara-negara indepeden. Dijelaskannya, "Kini, seluruh dunia sudah tahu bahwa kekuatan arogan tengah menghadapi banyak masalah dan menuju kehancuran. Mereka tak lagi mampu mengatur dunia. Karena itu, dunia memerlukan tatanan baru berdasarkan keadilan dan cinta. Sementara bagi mereka yang memiliki rasa persaudaraan tentu bakal merasa memikul tanggung jawab yang lebih berat untuk mewujudkan tatanan baru tersebut".

Dalam pertemuan itu, Ketua Parlemen Bolivia Hector Arce mengungkapkan kegembiraanya atas kemajuan dan posisi kuat Republik Islam Iran di kawasan dan dunia. Ia bahkan menganggap kemenangan Iran juga merupakan kemenangan bagi negaranya. Hector menegaskan, "Parlemen Bolivia telah berkomitmen untuk mengerahkan seluruh upayanya dalam mempercepat implementasi kesepakatan bilateral kedua negara".(irib/4/3/2011)

Bantai 9 Anak Afghanistan, AS Terpaksa Minta Maaf

Komandan tentara asing pimpinan AS di Afghanistan Jenderal David Petraeus akhirnya meminta maaf secara terbuka setelah serangan udara tentara NATO di Provinsi Kunar menewaskan sembilan anak-anak Afghanistan.

Petraus mengakui bahwa serangan udara NATO itu telah menewaskan sembilan warga sipil dan menyatakan penyesalannya yang mendalam atas terjadinya tragedi tersebut. Ia bahkan memperingatkan tentara yang terlibat dalam insiden tersebut untuk bertanggung jawab atas tindakan indisiplinernya itu.

Statemen penyesalan itu dilontarkan Petraus setelah sebelumnya Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengecam aksi brutal pasukan asing yang disebutnya sebagai pembantaian harian atas warga sipil Afghanistan.

Selama ini NATO selalu menghindar bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan warga sipil Afghanistan dalam setiap serangan udara yang dilakukannya. Mereka selalu mengklaim bahwa target serangan adalah militan Taliban. Namun, Karzai menampik alasan tersebut dan menyatakan bahwa desa-desa di Afghanistan bukan merupakan sarang dan surga bagi para teroris.

Selasa lalu (1/3), sembilan anak berusia antara tujuh hingga sembilan tahun tewas dalam sebuah operasi udara yang dipimpin AS di provinsi Kunar, barat laut Afghanistan. Hingga kini sudah ribuan orang Afghanistan kehilangan nyawanya akibat operasi militer pasukan asing yang telang berlangsung sejak invasi AS tahun 2001.(irib/4/3/2011)

Rakyat Di Mata Presiden Iran

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad seraya menyinggung transformasi di beberapa negara kawasan, mengatakan, gerakan yang terjadi dalam organ sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia merupakan langkah menuju jalan asli Ketuhanan dan kemanusiaan.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Ahmadinejad, Kamis (3/3) dalam rapat dengan para pejabat Provinsi Lorestan, Iran barat, menilai kondisi saat ini dan revolusi di beberapa negara kawasan sebagai mukaddimah bagi peristiwa-peristiwa penting yang merupakan janji para Nabi as.

"Iran berada di tengah bangsa-bangsa terbaik, karena itu kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mengabdi. Kini, musuh-musuh umat manusia mengenalkan sisi materialistiknya kepada dunia dalam bingkai ideologi dan pemikiran-pemikiran mereka," jelas Ahmadinejad.

Ahmadinejad menandaskan, jika Barat menyaksikan sebuah bangsa bergerak di bawah slogan-slogan Ilahi, mereka akan bangkit melawannya. Ditambahkannya, Barat menekan Iran agar tidak menjadi negara nuklir, sebenarnya mereka ingin mencegah manifestasi pemikiran-pemikiran yang mampu menggariskan kesempurnaan umat manusia.

Pada bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad menuturkan, "Pandangan kita terhadap rakyat dan tanggung jawab tidak lain kecuali melakukan pengabdian dan mengatasi masalah-masalah mereka." (IRIB/RM/3/3/2011)

Iran Peringatkan Militerisme Barat

Ketua parlemen Republik Islam Iran Ali Larijani seraya memberi peringatan terhadap terorisme regional dan militerisme Barat, menyatakan bahwa kedua kelompok itu telah menciptakan kekacauan di kawasan.

"Amerika Serikat berupaya memastikan dominasi mereka di kawasan, namun kewaspadaan bangsa-bangsa regional telah menggagalkan rencana mereka," ujar Larijani dalam pertemuan dengan Menteri Kehakiman Belarusia Viktor Golovanov di ibukota Iran, Tehran kemarin (Rabu,2/3).

Pernyataan itu dikeluarkan mereaksi sejumlah laporan media baru-baru ini, yang menyatakan bahwa AS dan sekutunya mungkin akan melakukan intervensi militer ke Libya.

Senat AS dengan suara bulat mensahkan resolusi yang menyerukan zona larangan terbang di atas wilayah udara Libya. Komite Angkatan Bersenjata Senat AS juga menyatakan bahwa semua opsi, termasuk intervensi militer harus dibicarakan.

Larijani mengatakan, kawasan ini telah memasuki fase baru setelah revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Ditambahkannya, demokrasi akan tegak dan menguntungkan negara-negara merdeka di kawasan ini.

Ketua parlemen Iran ini mendesak negara-negara independen untuk membentuk sebuah tatanan baru di kawasan melalui peningkatan kerjasama di antara mereka. Ditegaskannya, terorisme merupakan salah satu kendala utama di kawasan tersebut dan menekankan pentingnya memperkuat hubungan regional dan internasional untuk menghadapi konsekuensi yang merugikan atas fenomena itu.

Seraya menyerukan perluasan hubungan dan penguatan kerjasama antara Iran dan Belarusia, Larijani menuturkan, kekuatan global tidak senang dengan peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang antara kedua negara.

Pada kesempatan itu, Viktor Golovanov juga menyatakan bahwa kebijakan Belarusia didasarkan pada penguatan semua sektor kerjasama dengan Iran. Ditambahkannya, kesepakatan yang ditandatangani antara kedua negara dalam bidang ekstradisi pelaku kriminal dan kerjasama yudikatif akan menjadi langkah besar menuju perluasan hubungan. (IRIB/RM/3/3/2011)

Peringatan Keras Ahmadinejad Kepada Barat

Presiden Ahmadinejad

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara Barat untuk tidak bermain api dalam masalah Libya. Ahmadinejad mengatakan, jika Barat melakukan intervensi militer ke Afrika Utara dan Timur Tengah, maka bangsa-bangsa di kawasan akan bangkit melakukan perlawanan dan kawasan akan menjadi kuburan bagi tentara mereka.

Hal itu ditegaskan Presiden Ahmadinejad Rabu kemarin (2/3) dalam pertemuan akbar dengan warga kota Khorramabad, Iran barat. Presiden mengingatkan kembali agresi militer AS sepuluh tahun lalu ke Afghanistan kemudian Irak dengan alasan perang melawan terorisme, dan kini negara-negara Barat nampak sedang mempersiapkan agresi serupa ke negara-negara kawasan.

Peringatan keras Ahmadinejad ini menunjuk kepada akibat buruk yang mungkin terjadi menyusul kian santernya desas-desus akan rencana serangan militer AS ke Libya. Apalagi, AS secara terbuka mengirimkan dua kapal perangnya ke laut Meditterania. Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Robert Gates mengatakan, AS tidak menafikan alternatif apapun terkait Libya.

Kini setelah berlalu lebih dari sepekan sejak meletusnya bentrokan berdarah di Libya yang telah menelan korban tewas ribuan orang, terlihat tanda-tanda bahwa Barat hendak menyerbu dan menduduki negara kaya minyak ini. Dengan cara itu, Barat berharap bisa mengendalikan masa depan Libya dan mendudukkan boneka-bonekanya di tampuk kekuasaan.

Akan tetapi, imperialisme Barat saat ini sudah tidak lagi bertaring. Sebab, rakyat sudah sadar dan bangkit untuk melawan penindasan. Rakyat di berbagai bangsa ingin melepaskan diri dari belenggu kehinaan yang ditimpakan terhadap mereka selama ini. Meski berat dan harus menanggung derita karenanya, mereka siap berkorban demi kehormatan dan kemuliaan. Rakyat Libya tak sudi menerima kekuasaan AS, sebab di mata mereka, AS-lah biang dari semua derita dan kesulitan yang melilit negeri mereka dan negara-negara lainnya.

Karena itu tak salah jika Presiden Mahmoud Ahmadinejad memperingatkan Barat untuk tidak bermain api. Rakyat di negara-negara Afrika utara dan Timur Tengah bangkit karena kesadaran untuk lepas dari ketertindasan dan kehinaan bukan karena masalah ekonomi dan kemiskinan.

Adalah fakta bahwa Barat tak segan melakukan kejahatan apapun setelah menduduki suatu negara. Semua orang sudah mafhum bahwa klaim Barat memihak kepada rakyat nonsen belaka. Afghanistan dan Irak adalah contoh nyata yang membukukan rapor kelam pasukan pendudukan di kedua negara itu. Itulah sebabnya, Ahmadinejad mengingatkan, menyerang kawasan akan dilawan oleh rakyat di sana. (IRIB/AHF/3/3/2011)

Rahbar dan Revolusi Rakyat

Umat Islam dengan populasi 1,5 miliar jiwa, mendiami titik-titik paling sensitif dan strategis di dunia. Negara-negara Islam menyimpan sumber daya alam yang berlimpah seperti minyak bumi dan gas alam. Oleh karena itu, kekuatan-kekuatan imperialis dan kolonialis senantiasa berhasrat mengeksploitasi negara-negara tersebut. Sistem imperialisme pimpinan Amerika Serikat menerapkan politik pecah-belah untuk menguasai negara-negara Islam dan menjarah kekayaan yang mereka miliki.

AS terang-terangan mengintervensi urusan umat Islam dengan cara memperdaya dan mendukung rezim-rezim diktator pro-Barat. Mereka berupaya memanfaatkan semaksimal mungkin kekayaan negara-negara Islam. Pemaksaan kebijakan ekspansionis dan campur tangan AS di negara-negara Islam, telah membuat bangsa-bangsa Muslim gerah dan kini mereka bangkit melawan pemerintah-pemerintah boneka demi menentukan masa depan negaranya.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada tanggal 21 dan 22 Februari dalam sebuah pidatonya, mengulas tentang gerakan besar bangsa-bangsa Timur Tengah, Teluk Persia dan Afrika Utara terhadap pemerintah boneka dan sistem hegemoni. Rahbar menilai alasan utama gerakan rakyat adalah penghinaan dan pelecehan yang mereka terima selama bertahun-tahun oleh arogansi dunia terutama AS. Dikatakannya, "Apa yang membuat bangsa-bangsa Muslim tidak menjulurkan tali persaudaraan terhadap satu sama lain dan tidak terbentuknya umat Islam dalam arti yang sebenarnya, karena konspirasi dan intervensi arogansi dunia di kawasan ini. Kehadiran kelompok arogan di dunia Islam senantiasa membawa kerusakan dan kerugian terbesar bagi identitas Islam dan kerakyatan bangsa-bangsa. Saat ini, pihak arogan yang sesungguhnya adalah AS. Kini, kehadiran AS lebih buruk dari segala kemunduran dunia Islam."

Sistem hegemoni adalah sebuah karakteristik tidak manusiawi yang dijalankan oleh beberapa negara. Amerika berupaya memperlemah tekad bangsa-bangsa dan memajukan kebijakan-kebijakan interventifnya. Langkah ini membuktikan aroma arogansi khusus yang dimiliki mereka. Kebijakan hegemoni AS di Timur Tengah telah membangkitkan kemarahan bangsa-bangsa di kawasan dan mendorong kebangkitan mereka untuk melawan despotisme lokal dan imperialisme asing. Namun jangan sampai melupakan arogansi rezim Zionis Israel di kawasan.

Seraya menjelaskan peran Israel dan dukungan AS terhadap rezim itu, Rahbar menegaskan, "Kini, rezim Zionis Israel di Timur Tengah ibarat gundukan kanker yang telah mengjangkiti kawasan. Seluruh upaya Amerika adalah melestarikan penyakit tersebut. Keberadaan gundukan kanker itu di kawasan, telah melahirkan perang, perselisihan, keretakan dan kebijakan-kebijakan yang keliru. AS memberi dukungan maksimal kepada Israel demi menjaga posisinya di Timur Tengah."


Pada bagian lain pernyataannya, Rahbar menyinggung semakin melemahnya AS di banding tahun-tahun sebelumnya dan keimanan bangsa revolusioner sebagai simbol kemenangan atas arogansi global. Revolusi rakyat di negara-negara Islam dan tumbangnya pemerintah diktator seperti Zine El Abidine Ben Ali dan Hosni Mubarak merupakan hasil gerakan kesadaran dan kebangkitan revolusi kaum muda serta seluruh lapisan masyarakat Muslim Tunisia dan Mesir. Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa musuh berupaya mengesankan revolusi rakyat di negara tersebut dan di belahan lain dunia Islam sebagai gerakan tidak Islami, padahal gerakan rakyat itu sudah pasti Islami, karena itu harus diperkuat.

Rahbar mendesak para sarjana dan elit Muslim tidak membiarkan kekuatan arogan membajak gerakan rakyat di negara-negara Islam. Ditegaskannya, "Petunjuk dan arahan ulama dan cendekiawan diperlukan untuk membantu rakyat negara-negara Muslim guna mencegah pihak arogan membajak dan merampas gerakan mereka. Dalam hal ini masa depan umat Islam dan kawasan akan cerah." Seraya mengkritik propaganda AS dan upaya mereka untuk membebaskan diri dari perannya dalam mendukung rezim-rezim diktator di kawasan, Rahbar menegaskan, gerakan rakyat akhir-akhir ini ditujukan terhadap dominasi kekuatan asing yang angkuh.

Berbicara tentang perkembangan di Mesir, Rahbar menuturkan, pengalaman Iran merupakan sebuah pengalaman bagi seluruh negara Islam. Kini rakyat Mesir adalah rakyat yang arif dan punya sejarah gemilang keislaman. Mereka kini aktif, tapi perlu berhati-hati agar musuh tidak menyelewengkan gerakan rakyat dan jangan sampai musuh menitipkan antek rezim Firaun. Ditambahkannya, pada tahap pertama, ulama, pemikir, tokoh dan rakyat Mesir berkewajiban untuk mengawal gerakan rakyat, dan selanjutnya menjadi tugas seluruh umat Islam. Rasa tanggung jawab bangsa-bangsa Islam terhadap sesama merupakan dampak paling penting persatuan Islam.

Rahbar menilai kondisi dunia Islam saat ini sebagai sebuah fase bersejarah dan sangat sensitif. Dikatakannya, "Memahami dengan benar fase sensitif tersebut, memperkuat keimanan rakyat, menjaga persatuan, tidak takut terhadap hegemoni Amerika Serikat dan memiliki pandangan positif terhadap janji pertolongan Allah Swt, merupakan syarat keberhasilan dan kemenangan gerakan langka jutaan rakyat di dunia Islam.

Ketika menjelaskan kondisi dunia Islam saat ini, Ayatullah Khamenei menuturkan, alasan pentingnya fase bersejarah saat ini adalah jika dipahami dengan benar dan diluruskan, maka problema-problema dunia Islam akan terselesaikan, namun jika tidak dimengerti dengan benar dan dimanfaatkan dengan tepat, maka akan menjadi pemicu krisis baru di dunia Islam.

Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa para ulama dan tokoh politik memiliki peran mendasar dalam mengarahkan gerakan revolusi rakyat. Seraya menegaskan masalah tersebut, Rahbar menuturkan, tugas para ulama, tokoh politik dan akademisi sangat berat. Kini, rakyat di negara-negara tersebut membutuhkan bimbingan dan pengarahan mereka. Elit masyarakat jangan sampai membiarkan pihak-pihak arogan merampas gerakan besar rakyat. Ulama dan tokoh politik harus mengarahkan rakyat pada tujuan-tujuan luhur yang merupakan cita-cita mereka. Jika seperti itu, maka masa depan kawasan dan umat Islam akan cerah. Menurut Rahbar, bimbingan ulama, tokoh politik dan akademisi akan mengantarkan kesadaran Islam pada akhir yang baik. Ditambahkannya, jika pemerintah telah bersatu dengan rakyat, maka kekuatan asing tidak dapat mengontrol bangsa mereka.

Menyinggung soal Mesir, Ayatullah Khamanei mengatakan Mesir sebagai negeri yang subur dengan gerakan keislaman, resisten menghadapi budaya Barat dan gigih melawan rezim Zionis Israel. Beliau menandaskan, "Meski demikian, selama tiga puluh tahun Hosni Mubarak telah menghinakan bangsa yang besar ini. Sebab dia adalah musuh kebebasan dan rekanan, relasi, serta kepercayaan bahkan pelayan kaum zionis.

Rahbar menambahkan, negeri yang dulu menjadi ilham bagi Dunia Arab untuk melawan Zionisme, selama dipimpin Mubarak berubah menjadi negara yang justru menzalimi rakyat Palestina dan bekerjasama dengan Israel dalam memblokade Gaza. Seraya menegaskan bahwa dalam gerakan kebangkitannya saat ini, rakyat Mesir mengusung slogan-slogan agama dan Islam, Rahbar mengatakan, "Dalam kondisi seperti ini, AS dan Israel kelimpungan. Sebab, kemenangan rakyat Mesir berarti kekandasan besar bagi kebijakan AS di kawasan.

Pada bagian lain pernyataannya, Rahbar menilai isu paling penting dunia Islam adalah menjaga dan memperkuat persatuan umat Islam serta menjauhi agar tidak terjebak dalam konspirasi asing, yang menciptakan perselisihan dan perpecahan. Ditambahkannya, "Jika dunia Islam mengenal kemampuan dan kapasitas besar yang dimilikinya, maka kondisi akan berbeda dan dunia Islam dapat memainkan perannya sebagai sebuah kekuatan berpengaruh dalam transformasi internasional."

Masih menurut Rahbar, pemerintah Inggris sebagai faktor utama terciptanya perselisihan di tengah kaum Muslim. Ditambahkannya, seluruh kebijakan dan keputusan negara-negara Islam harus berorientasi pada persatuan dan meningkatkan kekuatan dunia Islam. Rahbar menegaskan, Barat senantiasa melecehkan dunia Islam. Setiap bangsa yang ingin melawan pelecehan tersebut dan menunjukkan kemampuannya, maka akan dihadapkan pada penentangan dan gangguan dari Barat. (IRIB/RM/NA/26/2/2011)

Film Iranium dan Kebohongan Zionis

Film Iranium dan Kebohongan Zionis

Rezim Zionis Israel tengah menghadapi masa-masa sulit. Di satu sisi, Zionis menyaksikan kebangkitan Muslim kawasan Timur Tengah dan pemberontakan mereka terhadap para penguasa pro-Barat. Dari sisi lain, keberhasilan Republik Islam Iran, khususnya dalam memperoleh energi nuklir damai, telah mendorong kemarahan dan kebencian Israel. Zionisme Global mengerahkan mesin propaganda besar-besaran dalam menghadapi situasi seperti ini. Propaganda busuk media-media yang berafiliasi dengan Zionis terhadap kemajuan dan supremasi Iran, termasuk upaya kelompok-kelompok pro-Zionis dengan tujuan merusak citra negara Islam itu di mata dunia.

Salah satu langkah baru Zionis adalah memproduksi film yang penuh dengan kebohongan dengan judul "Iranium." Film tersebut baru-baru ini diputar di bioskop-bioskop Amerika Serikat dan sebelumnya juga sudah ditayangkan secara khusus di Kanada. Film ini membahas masalah aktivitas nuklir Iran dan instalasi-instalasinya. Isinya sarat dengan klaim-klaim tak berdasar dan kebohongan, yang sama sekali tidak diterima oleh lembaga dunia ataupun hukum internasional.

Clarion Fund, produser film dokumenter "Iranium" dan sutradaranya Raphael Shore, termasuk Rabbi Yahudi yang tinggal di wilayah Palestina pendudukan. Ia adalah mantan presenter dan pembawa acara radio dalam program agama yang ditujukan untuk kelompok Zionis sayap kanan ekstrim di Palestina pendudukan. Film tersebut merupakan presentasi teori politik dan keamanan Pusat Kebijakan Keamanan AS (CSP) dan Lembaga Pertahanan Demokrasi (FDD). Beberapa anggota keamanan kedua lembaga tersebut adalah termasuk di antara responden yang mengeluarkan pernyataan anti-Iran dalam film itu. Dalam wawancara itu, setiap responden juga merekomendasikan serangan atas Iran atau penerapan sanksi yang lebih berat. Dengan penuh kebohongan, mereka menyebut rekomendasi itu sebagai keinginan rakyat Amerika.

Iranium dimulai dengan menampilkan rekaman hari-hari kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Sementara transformasi pasca revolusi, hanya ditampilkan secara singkat dan diselingi sesi wawancara dengan sejumlah orang. Wawancara itu kebanyakan dilakukan dengan para veteran pengobar perang dan politikus usang, yang pernah mengobarkan api peperangan di Irak dan Afghanistan pada era pemerintahan George W. Bush. Kini, mereka kembali menabuh genderang perang baru. Dalam film yang berdurasi satu jam itu, semua orang yang dimintai wawancaranya mengklaim bahwa Iran tengah berupaya memperoleh senjata nuklir.

Pernyataan mantan direktur CIA, mantan pakar hubungan luar negeri Pentagon, mantan penasehat keamanan nasional, mantan perwira angkatan bersenjata Amerika, pakar Timur Tengah di CIA, dan beberapa warga Iran yang berdomisili di Amerika Serikat, adalah referensi sutradara film Iranium untuk memojokkan Iran. Produsen film juga mengklaim bahwa pernyataan orang-orang tersebut karena kekhawatiran mereka atas kemajuan Iran dalam memperoleh senjata nuklir. Namun jika diteliti lebih jauh tentang sepak terjang para penggarap dan pernyataan-pernyataan yang dimuat dalam film itu, maka akan tampak jelas kebohongan nyata dan kesalahan yang disengaja oleh sutradara dan kru-krunya.

Pertama kita akan memulai dari produser film ini. Clarion Fund adalah sebuah lembaga yang berafiliasi dengan partai-partai kanan rezim Zionis dan Amerika. Sebelum ini, mereka juga pernah memproduksi film-film anti Islam dan menayangkannya secara luas. Kelompok ini didirikan pada tahun 2006 dan pernah memproduksi film-film "Obsession: Radical Islam's War Against the West dan The Third Jihad." Dalam film tersebut disodorkan kebohongan terhadap Islam dan Muslim. Rumah produksi dan sutradara film-film itu menyatakan kekhawatian atas pertumbuhan Muslim di Amerika. Sejauh ini, produksi film-film seperti ini penting bagi para eksekutif pemerintah Amerika dan pada tahun 2008, para pemimpin lembaga tersebut dibebaskan dari pajak.

Narator film Iranium, adalah seorang aktor dengan nama Shohreh Aghdashloo dan punya rapor merah dalam aktivitasnya terhadap Republik Islam Iran. Tahun lalu, ia ikut bermain dalam sebuah film anti Iran dan menyimpang dari Islam dengan judul "The Stoning of Soraya M." Ia juga bermain dalam sebuah serial 24 yang disiarkan oleh Fox Broadcasting Television dan menuding orang-orang Iran sebagai teroris. Dalam sejumlah wawancara, Shohreh Aghdashloo menyebut Muslim sebagai orang-orang yang keras dan ekstrim.

Terlepas dari masa lalu para penggarap film Iranium dan permusuhan mereka dengan Iran dan Islam, film itu sendiri membuktikan bahwa mereka bahkan tidak mahir dalam menebarkan kebohongan dan terdapat banyak kesalahan sejarah. Film itu sama sekali tidak menyodorkan dokumen-dokumen otentik sehingga layak disebut film dokumenter. Kronologi cerita yang tidak sesuai fakta sejarah, merupakan salah satu metode sutradara film Iranium. Sebagai contoh, peristiwa pendudukan Kedutaan Besar AS di Iran pada tahun 1979 dan sebelumnya, ditampilkan referendum rakyat Iran dalam memilih undang-undang dasar. Kemudian disimpulkan bahwa dampak undang-ungang dasar itu adalah penyanderaan terhadap pegawai kedutaan AS.

Film Iranium juga memplintir pidato dan pernyataan Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran. Pidato Imam Khomeini ra tentang nilai syahadah dan jihad di jalan Allah Swt serta kewajiban membela negara dirubah menjadi pengobar perang dan pendorong peperangan. Pada bagian lain film Iranium, segelintir orang menuding Iran terlibat dalam serangan 11 September dan peledakan di beberapa negara. Padahal Iran tidak pernah dituduh terlibat dalam peristiwa 11 September dan tudingan kasus-kasus teror lain terhadap Iran juga tidak disertai bukti dan dokumen yang valid.

Ketika menampilkan peristiwa perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam Hussein terhadap Iran dan sikap membela diri rakyat Iran, narator film Iranium menilai sikap membela diri itu tidak sah dan ilegal. Film ini mencela perang dan menilainya tidak baik, namun kebanyakan responden dalam film itu justru mengusulkan perang dan invasi militer atas Iran. Tidak jelas bagaimana para pemirsa film Iranium dapat menerima kontradiksi itu.

Terlepas dari semua polemik tersebut, metode penayangan film Iranium juga sarat tanda tanya. Awalnya, film ini direncanakan diputar pada tanggal 8 Januari 2011 di Perpustakaan Nasional Kanada, namun rencana itu dibatalkan dengan alasan mendapat penentangan dari Iran. Kemudian pada tanggal 6 Februari 2011, film anti Iran itu ditayangkan di ibukota Kanada, Ottawa. Mereaksi penayangan film tersebut, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast menyatakan protes Tehran dan menilai film itu bertujuan memanipulasi opini publik dengan menyodorkan kebohongan. Ia juga menyayangkan kehadiran menteri budaya Kanada dalam pemutaran film tersebut dan menganggap langkah itu sebagai bentuk penyebaran kebencian agama.

Film Iranium digarap dengan tujuan menebarkan kebohongan terhadap Iran dan Islam sehingga membuka peluang kepada Amerika dan Israel untuk menuding Tehran berupaya memperoleh senjata nuklir. Padahal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berdasarkan pengawasan dan inspeksi luas dan rutin, menyimpulkan tidak adanya bukti dan dokumen yang membenarkan klaim Barat. Republik Islam Iran secara praktis telah membuktikan bahwa satu-satunya tujuan negara ini adalah memanfaatkan teknologi nuklir damai, sebagai hak legal dan sah bangsa Iran.(irib/3/3/2011)



0 comments to "Rahbar: Revolusi Islam Iran, Model Kebangkitan Rakyat Regional , Barat & Zionispun ketakutan dengan bikin Film " Iranium "..kacian...kacian..kaciann.."

Leave a comment