Home , , , , , , , � Hati Umat Islam Tersayat Saksikan Kebiadaban Rezim Al-Khalifa (Pengkafiran Syiah, Fatwa Kuno!!!!!)

Hati Umat Islam Tersayat Saksikan Kebiadaban Rezim Al-Khalifa (Pengkafiran Syiah, Fatwa Kuno!!!!!)

Khatib Jumat Tehran, Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi menyatakan bahwa kebangkitan Islam dan revolusi negara-negara di utara Afrika dan Timur Tengah merupakan kelanjutan dari Revolusi Islam Iran.

Hujjatul Islam Seddiqi mengatakan, "Bangsa-bangsa di kawasan yang sadar telah memutuskan untuk menutupi segala kehinaan yang dipaksakan selama ini kepada mereka."

"Cepat atau lambat bangsa-bangsa Eropa yang telah dihinakan bertahun-tahun oleh kekuatan arogan dunia juga akan sadar dan kebangkitan tuntunan terhadap keadilan akan menyebar di seluruh dunia," tambah Hujjatul Islam Seddiqi.

Khatib Jumat Tehran tidak lupa menyatakan kesedihan yang mendalam atas terbunuhnya rakyat tidak berdosa di Libya dan Yaman serta mengatakan, "Kekuatan-kekuatan arogan dunia yang mengaku pembela demokrasi dan kebebasan tengah berusaha mengambil upeti dari diktator-diktator seperti Muammar Gaddafi dan Ali Abdullah Saleh."

Seraya menyatakan kekhawatirannya atas berlanjutnya pembantaian umat Islam di Bahrain, Kazem Seddiqi menambahkan, "Hati umat Islam tersayat-sayat dan terluka menyaksikan apa yang diperbuat rezim al-Khalifa." (IRIB/SL/NA/6/5/2011)

Warga Qatif Protes, Mengecam Sadisnya Tentara Saudi di Bahrain

Demo di Qatif (arsip)

Ratusan pengunjuk rasa anti-pemerintah Saudi turun ke jalan-jalan di timur kota Qatif, mengutuk aksi sadis dan brutal militer negara ini terhadap para demonstran anti-rezim Bahrain.

Meskipun aparat telah memperketat pengawasan keamanan, namun para pengunjuk rasa Saudi kemarin (Jumat, 6/5) tetap menggelar demonstrasi massif atas seruan kelompok-kelompok pendukung hak asasi manusia.

Tidak jelas apakah aksi protes itu hanya dilakukan oleh warga Qatif yang terisolasi atau seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, diikuti oleh para demonstran anti-pemerintah dari tujuh kota di propinsi timur Arab Saudi.

Para pendemo juga mengecam penahanan sewenang-wenang para demonstran anti-pemerintah.

Pemerintah Arab Saudi telah menghadapi berbagai aksi protes warganya di propinsi timur selama beberapa bulan terakhir. Pihak berwenang hingga kini telah menangkap puluhan orang, termasuk para blogger dan penulis karena berpartisipasi dalam demonstrasi anti-pemerintah.

Para demonstran Saudi menuntut reformasi hak asasi manusia, kebebasan berekspresi serta pembebasan tahanan politik yang sebagiannya ditahan tanpa melalui pengadilan dan telah mendekam di penjara selama lebih dari 16 tahun. Mereka juga mendesak penarikan segera pasukan Saudi dari Bahrain.

Menurut Laporan Human Rights Watch, lebih dari 160 penentang rezim monarki al-Saud telah ditahan sejak Februari lalu sebagai bagian dari aksi represif pemerintah Riyadh guna menghentikan aksi demo.

Kelompok anti-pemerintah Saudi, menyerukan reformasi konstitusional yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, pelaksanaan pemilu legislatif serta pembentukan pemerintahan yang melayani rakyat, dan mengimbau seluruh warga Saudi untuk ikut ambil bagian dalam unjuk rasa anti-rezim al-Saud.
(IRIB/MZ/7/5/2011)

Bantu Saleh, Arab Saudi Kirim Pasukan ke Yaman

Jurubicara Koalisi Pemuda Selatan Yaman mengkonfirmasikan tibanya kendaraan-kendaraan lapis baja rezim Arab Saudi ke Yaman dengan tujuan membantu rezim Ali Abdullah Saleh menumpas demonstrasi rakyat negara ini, seperti yang dilaporkan televisi al-Alam Kamis malam (05/5).

Wajdi al-Shaabi Kamis malam kepada televisi al-Alam mengatakan, "Kendaraan lapis baja dan panser Arab Saudi telah memasuki pelabuhan Aden, selatan Yaman guna memberangus aksi-aksi demo rakyat."

"Distrik al-Mansoura di kota Aden telah menjadi sasaran tembakan dan rumah-rumah warga dilalap api. Ini satu-satunya dukungan yang didapat Yaman dari negara tetangganya," ungkap al-Shaabi.

Al-Shaabi mengingatkan bahwa negara-negara Arab Teluk Persia mendukung penuh rezim Ali Abdullah Saleh dan membantunya atas nama persatuan etnis Arab. Ditegaskannya,

"Bila apa yang diaku oleh negara-negara ini benar adanya, maka sudah seharusnya mereka mendukung juga masalah Palestina dan al-Quds."

Rencana Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) soal kondisi Yaman disebut al-Shaabi sebagai aksi konspirasi dan menilai rencana mereka itu secara sengaja telah menyepelekan rakyat Yaman Selatan.

Di bagian lain dari wawancaranya dengan televisi al-Alam, al-Shaabi mengatakan, "Rezim Ali Abdullah Saleh menciptakan isu Al Qaeda di Yaman dengan tujuan mendapat alasan untuk membantai rakyat Yaman yang tinggal di selatan negara ini." (IRIB/SL/NA/6/5/2011)

Rezim Al-Khalifa Contek Israel Tumpas Demonstran

Kareem al-Mahroos, seorang aktivis dan penulis Bahrain mengatakan bahwa rezim Bahrain mencontek cara yang dipakai oleh rezim Zionis Israel dalam menumpas aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat Bahrain menuntut lengsernya keluarga al-Khalifa.

Al-Mahroos kepada televisi al-Alam Jumat ini (06/5) mengatakan, "Cara menghadapi demonstran yang diterapkan oleh rezim Bahrain dilakukan dengan menggabungkan metode yang dipakai Israel membungkam perjuangan bangsa Palestina."

Menurut al-Mahroos, pasukan keamanan Bahrain dan Arab Saudi tidak akan mampu menerapkan kondisi darurat untuk waktu yang lama. Karena, ujar al-Mahroos, tekanan lembaga-lembaga internasional dari satu sisi dan demonstrasi rakyat di sisi yang lain pada akhirnya bakal meluluskan banyak tuntutan rakyat Bahrain.

Seraya menegaskan sikap rakyat Bahrain yang menuntut lengsernya rezim al-Khalifa, rezim ini juga dinilai sangat terkebelakang dan bergantung pada pihak asing. Rezim ini punya pemikiran yang bersumber dari abad pertengahan dan tidak mampu memahami prinsip aktivitas damai politik.

Penulis Bahrain ini juga menyinggung kekhawatiran rezim Bahrain akan terbongkarnya kejahatan yang dilakukannya terhadap rakyat negara ini dan mengatakan, "Itulah mengapa para pejabat Bahrain menolak masuknya delegasi lembaga HAM Internasional ke Bahrain." (IRIB/SL/NA/6/5/2011)

Lagi, Bahrain Vonis Lima Tahun Penjara

Aktivis HAM
Pengadilan khusus di Bahrain menvonis lima tahun kurungan bagi seorang aktivis HAM dengan dakwaan berusaha membunuh polisi.

Press TV mengutip Associated Press melaporkan, vonis ini dijatuhkan hari Kamis (5/5) kepada Abdul Muhammad Habib, aktivis HAM di Bahrain. Pekan lalu pengadilan militer Bahrain menghukum mati empat penentang pemerintah dengan dakwaan membunuh dua perwira polisi dalam aksi demo rakyat di negara ini.

Rakyat Bahrain sejak pertengahan bulan Februari memulai aksinya menentang kezaliman rezim al-Khalifa. Bersamaan dengan tekanan rakyat untuk menggulingkan kekuasaan rezim al-Khalifa, gelombang pembantaian terhadap para demonstran pun dimulai.

Menurut keterangan aktivis Bahrain, sejak dimulainya kebangkitan rakyat di negara ini hingga kini tercatat puluhan orang tewas dan ratusan lainnya hilang. Sejumlah laporan menyebutkan, Arab Saudi menambah jumlah pasukannya di Bahrain untuk menumpas gerarakan rakyat. (IRIB/Press TV/MF/6/5/2011)

Pengkafiran Syiah, Fatwa Kuno
Ayatullah Makarim Syirazi menegaskan, "Fatwa pengkafiran Syiah adalah fatwa kuno yang telah berulangkali mereka keluarkan, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Sebab semakin hari Syiah semakin bertumbuh dan berkembang."



Pengkafiran Syiah, Fatwa Kuno

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Nashir Makarim Syirazi, dalam pelajaran yang diasuhnya di Masjid A'dhzam Qom Iran, berkata, "Abu Al Aziz Ali As Syaikh, kepala Mufti Hijaz telah mengeluarkan perkataan yang kotor dan penghinaan yang luar biasa terhadap para pengikut Ahlul Bait dengan menyamakan Syiah dengan Majusi."

Ulama marja taklid ini lebih lanjut mengatakan, "Ulama-ulama Wahabi tidak seharusnya lalai terhadap kenyataan ini, bahwa pengkafiran terhadap Syiah adalah sebuah pengkhidmatan besar kepada musuh-musuh Islam khususnya AS dan Israel. Dan hasil dari fatwa pengkafiran tersebut hanya akan semakin memecah belah umat Islam dan hanya pihak-pihak musuh yang akan mengambil keuntungan dari perpecahan umat Islam tersebut."

Beliau menambahkan, "Fatwa pengkafiran Syiah adalah fatwa kuno yang telah berulangkali mereka keluarkan, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Sebab semakin hari Syiah semakin bertumbuh dan berkembang."

"Kita sudah berkali-kali mengajak mereka berdiskusi, untuk turut hadir dalam seminar-seminar yang membicarakan tentang Sunni-Syiah, namun mereka tidak pernah menanggapinya. Syiah yang ekstrim telah ada sejak zaman Imam Baqir as dan dan Imam Shadiq as dan para imam telah memberikan mereka nasehat dan peringatan. Jangan menisbatkan kelakukan mereka yang ekstrim dan berlebih-lebihan terhadap agama untuk kemudian dijadikan dalih kesesatan sebuah mazhab." Tegas beliau.

Lebih lanjut Ayatullah Makarim Syirazi menjelaskan, "Bahkan sampai saat ini, masih saja banyak yang belum paham mengenai ajaran Syiah, hatta/bahkan oleh pengikutnya sendiri. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa maksiat dan dosa-dosa apapun yang mereka lakukan, semuanya akan terhapus hanya dengan ikut dalam majelis-majelis duka pada hari Asyura. Keyakinan ini bukan hanya saja salah, tapi bertentangan dengan semangat Asyura itu sendiri."

Dipenghujung ceramahnya, Ayatullah Makarim Syirazi memesankan, "Ada 3 hal yang mesti dilakukan untuk kemudian disebut seseorang berwilayah secara sempurna.

Ketiga hal tersebut, adalah wara, kemampuan diri mengendalikan amarah, dan berakhlak baik kepada sesama. Dalam sebuah riwayat disebutkan, jika disebuah tempat masih ada yang lebih wara darimu, sesungguhnya kamu belum Syiah."

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=240151

0 comments to "Hati Umat Islam Tersayat Saksikan Kebiadaban Rezim Al-Khalifa (Pengkafiran Syiah, Fatwa Kuno!!!!!)"

Leave a comment